BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar Menurut   pengertian   secara   psikologis,   belajar   merupakan   suatu
proses   perubahan   perubahan   yaitu   perubahan   di   dalam   tingkah   laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek   tingkah   laku.   Pengertian   belajar   dapat   didefinisikan   sebagai
berikut : “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai   hasil   pengalaman   individu   itu   sendiri   dalam   interkasi   dengan lingkungannya”.
1
Skinner,   seperti   yang   dikutip   Barlow   1985   dalam   bukunya Educational   Psychology:   The   Teaching-Leaching   Process,  berpendapat
bahwa   belajar   suatu   proses   adaptasi   penyesuaian   tingkah   laku   yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan
ringkasnya bahwa belajar adalah: ...a process of progressivw behavior adaption”.  Berdasarkan   eksperimennya,   B.F.   Skinner   percaya   bahwa
proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi   penguat   reinforcer   Syah,   2010.   Skinner   dalam   Dimyati   dan
1 Ahmadi dan Supriyono, Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 128
Mudjiono 2006 juga berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada   saat   orang   belajar,   maka   responya   akan   menjadi   lebih   baik.
Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
2
Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan
respon yang dimaksud harus harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati observabel dan dapat diukur.
3
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup sehingga mengalami perubahan tingkah laku   secara   keseluruhan   dari   pengalamannya   sendiri   dalam   interaksi
dengan lingkungannya. 2. Proses Belajar Mengajar
Rusyan 1989, berpendapat bahwa belajar mengajar adalah segala yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar-mengajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
4
2
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 9
3 Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, hlm. 9 4 Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remadja
Rosdakarya, 1989, hlm. 16
Sedangkan   Suryosubroto   1997   menyatakan   bahwa   proses   belajar- mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pelaksanaan   kegiatan   sampai   evaluasi,   dan   program   tindak   lanjut   yang berlangsung   dalam   situasi   edukatif   untuk   mencapai   pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat  tersebut, dapat dikatakan  bahwa proses belajar-mengajar   adalah   suatu   kegiatan   yang   saling   berinteraksi   antara
guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5
Mengajar   adalah   penciptaan   sistem   lingkungan   yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen   yang   saling   mempengaruhi,   yakni   tujuan intruksional  yang  ingin  dicapai,  materi  yang  diajarkan,  guru  dan siswa
yang harus memainkan peran serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilaksanakan serta sarana dan prasarana belajar mengajar
yang   tersedia.   Guru   dalam   mengajarkan   suatu   materi   perlu   memiliki strategi pembelajaran dan metode yang tepat.
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan siswa di   dalam   perwujudan   kegiatan   pembelajaran.   Strategi   dalam   hal   ini
menunjukkan kepada karakteristik abstrak dari rentetan perubahan guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Metode mengajar adalah alat yang
merupakan bagian dari perangkat, alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi pembelajaran, karena strategi pembelajaran merupakan sarana dan
5
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, hlm. 27
alat untuk mencapai tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar.
6
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan   itu   bertahap   dan   berjenjang   mulai   dari   yang   operasional   dan
konkret, yakni tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum, tujuan   kurikuler,   tujuan   nasional,   sampai   kepada   tujuan   yang   bersifat
universal. Persepsi guru atau anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-
antara  serta  sasaran  kegiatan.  Sasaran  itu  harus diterjemahkan  kedalam ciri-ciri   perilaku   kepribadian   yang   diidamkan   pada   sasaran   atau   tujuan
universal,   manusia   yang   diidamkan   tersebut   harus   memiliki   kualifikasi yaitu   pengembangan   bakat   secara   optimal,   hubungan   antar   manusia,
efisien ekonomi, dan tanggung jawab selaku warga negara. Oleh sebab itu diperlukan   suatu   strategi   belajar   mengajar   dalam   kegiatan   belajar
mengajar. Menurut   Djamarah   dan   Zaim,
7
Secara   umum   strategi mempunyai   pengertian   suatu   garis-garis   besar   haluan   untuk   bertindak
dalam   mencapai   sasaran   yang   telah   ditentukan.   Dihubungkan   dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
6 Muedjiono dan Hasibun, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdukarya, 2006, hlm. 14
7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswa Zaim, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 75
a. Mengidentifikasi   serta   menetapkan   spesifikasi   dan   kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagai mana yang
diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat. c. Memilih   dan   menetapkan   prosedur,   metode,   dan   teknik   belajar
mengajar   yang   dianggap   paling   tepat   dan   efektif   sehingga   dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam kegiatan mengajar.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam   melakukan   evaluasi   hasil   kegiatan   belajar   mengajar   yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. 3. Hasil Belajar
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam pembelajaran dapat
diketahui dari hasil belajar. Untuk mengetahui hasil belajar tersebut dapat dilakukan   evaluasi   dengan   tujuan   untuk   melihat   sejauh   mana   taraf
keberhasilan mengajar guru dan kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah dijelaskan oleh guru. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar yang dimaksud
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut   Mulyasa   2006   hasil   belajar   pada   hakekatnya merupakan kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang terjadi. Pada
umumnya   hasil   belajar   akan   memberikan   pengaruh   dalam   dua   bentuk yaitu:   peserta   akan   mempunyai   perspektif   terhadap   kekuatan   dan
kelemahannya   atas   perilaku   yang   diinginkan   dan   mereka   mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap maupun
dua   tahap   sehingga   akan   timbul   lagi   kesenjangan   antara   penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkat yang diinginkan.
8
Nana   Sudjana   2002
9
menyatakan   hasil   belajar   adalah kemampuan   yang   dimiliki   siswa   setelah   ia   menerima   pengalaman
belajarnya. Nana Sudjana mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu:
a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah   afektif,   berkenaan   sikap   yang   terdiri   dari   lima   aspek   yakni
penerimaan,   jawaban   atau   reaksi,   penilaian,   mengorganisasikan, internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan   bertindak.   Ada   enam   aspek   ranah   psikomotorik,   yakni
gerakan   refleks,   keterampilan   gerakan   dasar,   kemampuan   perseptual, keharmonisan,   gerakan   keterampilan   kompleks   dan  gerakan   akspresif
dan interpresif.
8 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 33
9 Nana Sudjana, Penilaian dan Hasil Proses Belajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 28
Ketiga ranah diatas merupakan hasil belajar yang terjadi pada diri seseorang   dan   tiga   ranah   tersebut   tidak   dapat   untuk   dipisahkan   karena
memiliki   hubungan   timbal   balik   maka   ketiga   ranah   diatas   perlu diperhatikan   oleh   seorang   pendidik   dalam   rangka   mengarahkan   para
peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
10
Tujuan   pembelajaran   yang   berisi   rumusan   kemampuan   dan tingkah   laku   yang   diharapkan   pada   diri   siswa   menjadi   unsur   penting
sebagai dasar penilaian. Hasil belajar merupakan berbagai kapasitas yang diperoleh   siswa   sehubungan   dengan   keikutsertaannya   dalam   proses
pembelajaran.   Hasil   belajar   merupakan   pencapaian   tujuan   pengajaran, disisi lain hasil belajar merupakan penggal dan puncak belajar siswa.
11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Dalyono 2009,
12
berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu
sebagai berikut : a. Faktor internal, yaitu faktor yang datang dari diri siswa sendiri.
Yang termasuk faktor intenal adalah seperti kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa. Yang termasuk   faktor   eksternal   adalah   seperti   keluarga,   sekolah,
masyarakat dan lingkungan sekitar.
10 Ibid, hlm. 28 11 Ibid, hlm. 29
12 Dalyono, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, hlm. 47
Sudjana   2002
13
menyatakan   hasil   belajar   siswa   banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya :
a. Faktor Internal Faktor   yang   datang   dari   diri   siswa   terutama   kemampuan   yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar. Clark dalam Sudjana 2002 menyatakan
bahwa   hasil   belajar   siswa   di   sekolah   70     dipengaruhi   oleh kemampuan siswa dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Selain faktor
kemampuan  siswa, faktor-faktor yang berasal dari  dalam diri siswa adalah   motivasi   belajar,   minat   dan   perhatian,   sikap   dan   kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial  ekonomi, faktor fisik dan psikis. b. Faktor Eksternal
Faktor yang datang dari luar diri siswa, yaitu lingkungan sekitarnya atau salah satu lingkungan belajar di sekolah yaitu kualitas pengajaran,
yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pengajaran.
B. Konsep