D. PENYIARAN BERITA
Penyiar di studio akan menyampaikan informasi kepada pendengar, sebagai penyiar harus mengupayakan agar program informasi yang dituturkan
dapat dimengerti oleh pendengar. Caranya adalah mencurahkan semua keterampilan untuk memahami naskah. Kemudian, tuturkan dengan suara
sendiri. Penuturan yang baik, harus memperhatikan faktor-faktor berikut :
1. Tempo Memposisikan diri sebagai pendengar adalah cara terbaik ketika
menyiarkan berita radio. 2. Produksi Suara
Reporter atau penyiar harus menghasilkan bunyi siaran yang memiliki otoritas dan meyakinkan. Suara penyiar harus membuat informasi
dapat dipercaya. Suara melalui mulut ini jangan sampai terasa dingin, tetapi harus hangat, akrab, ramah, dan sopan. Suara yang bernada
tinggi, yang terdengar tidak jelas, atau yang penyampaianya ragu-ragu atau terpatah-patah tidak dapat meyakinkan pendengar.
3. Pelafalan Penyiar akan kehilangan otoritas apabila pelafalan tidak tepat.
Pelafalan yang tidak tepat ini akan mengganggu pendengar dalam mengambil makna secara keseluruhan. Selalu temukan pelafalan yang
tepat.
11
Seorang pembaca berita di studio atau announcer tidak sama dengan reporter ketika bertugas melaporkan hasil liputan di lapangan, meskipun tidak
menutup kemungkinan announcer merangkap menjadi reporter atau sebaliknya. Reporter harus bersuara lantang, sedangkan pembaca berita di
studio sebaiknya lebih menurunkan nada suaranya. Berdasarkan pernyataan di atas, seorang penyiar adalah komunikator.
Dan sebagai komunikator, ia dituntut untuk dapat berbicara dengan suara jelas, materi jelas, dan cara penyampaian yang mudah ditangkap maksudnya. Selain
itu, penyiar juga harus dapat berbicara dengan baik, benar dan menarik.
11
Onong Uchajana Effendi 1991, Radio Siaran-Teori praktik, Bandng, Mandar Maju, hal 81
Seorang penyiar merupakan ujung tombak siaran suatu stasiun radio. Penyiar harus dapat mencerminkan suatu stasiun radio dengan positioning dan
format siaran tertentu.
15
BAB III DISKRIPSI LOKASI