Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat kadar air, abu, dan serat kasar
1. Penentuan Kadar Air AOAC, 1970
Pinggan porselin kosong dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105
o
C selama 1 jam, kemudian pinggan didinginkan dalam eksikator. Setelah itu, pinggan ditimbang. Sebanyak ± 2 gram sampel
dimasukkan ke dalam pinggan porselin, lalu dimasukkan ke dalam oven selama 3 jam pada suhu 105
o
C. setelah selesai pinggan didinginkan di dalam eksikator, setelah dingin pinggan beserta sampel ditimbang. Perlakuan dilakukan sampai bobot pinggan yang berisi sampel konstan pada saat
penimbangan.
Keterangan: a = bobot sampel sebelum pengeringan
b = bobot sampel setelah pengeringan
2. Penentuan Kadar Abu AOAC 1984
Kadar abu diukur dengan metode tanur. Sebanyak 2 sampai 3 gram sampel dipanaskan di cawan porselen yang sudah diketahui bobotnya sampai sampel tidak berasap. Kemudian cawan
dipindahkan ke dalam tanur dan dipanaskan pada suhu 550
o
C sampai semua karbon berwarna keabuan, kemudian didinginkan dan ditimbang.
Kadar abu dihitung dengan menggunakan persamaan :
3. Penentuan Kadar Serat Kasar AOAC 1970
Sebanyak 1 gram sampel yang telah dihilangkan lemaknya, dimasukkan ke dalam labu berdasar bulat, kemudian ditambah 50ml NaOH dan selanjutnya dipanaskan selama 30 menit. Setelah
selesai labu didinginkan, kemudian di saring dan dicuci berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml asam sulfat 0.3 N, 50 ml air panas dan 25 ml aseton. Kertas saring dan residu dimasukkan ke dalam
cawan porselen, lalu dikeringkan dalam oven 105˚C, didinginkan dalam eksikator, kemudian ditimbang
Lampiran 2. Prosedur analisis proksimat pati, protein, lemak, minyak atsiri.
1. Penentuan Kadar Pati AOAC, 1970
Sampel sebanyak 1 g ditimbang dalam gelas piala 250 ml, lalu ditambahkan 50 ml akuades dan diaduk selama 1 jam, kemudian suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan akuades
sampai volume filtrat 250 ml. Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer dengan pencucian oleh 200 ml akuades dan ditambahkan 20 ml HCl 25 lalu didestruksi
pada suhu 121
o
C selama 15 menit. Setelah dingin, larutan dinetralkan dengan NaOH 45 dan diencerkan sampai volume 250 ml, kemudian disaring.
Sebanyak 25 ml larutan yang telah disaring dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu ditambahkan 25 ml larutan Luff-Schoorl. Dibuat juga percobaan untuk blanko yaitu 25 ml larutan
Luff-Schoorl ditambahkan 25 ml akuades, kemudian direfulks selama 10 menit, didinginkan, dan dinetralkan dengan H
2
SO
4
, stelah itu ditambahkan 2 g KI. Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-Tiosulfat 0.1 N memakai indikator amilum sebanyak 2-3 ml. Untuk memperjelas
perubahan warna pada akhir titrasi sebaiknya indikator pati ditambahkan pada saat titrasi hampir mendekati titik akhir.
2. Penentuan Kadar Lemak AOAC, 1984