Kerapatan KR Daya Serap Air Water AbsorptionWA Kuat Rekat Internal Internal Bond IB

Ruang dengung mini mini transmission suite di Laboratorium Fisika Bangunan dan Akustik – Teknik Fisika ITB memiliki volume ruang penerima sebesar 19 m 3 serta luas sampel bahan partisi sebesar 0,69 × 0,69 m 2 . Nilai TL dari setiap bahan merupakan fungsi frekuensi di mana nilai TL pada umumnya akan bertambah besar seiring dengan meningkatnya massa jenis bahan setiap jenis bahan mempunyai karakteristik absorpsi yang unik terhadap frekuensi.

3. 4. 2 Pengujian Sifat Fisis a. Kadar Air KA

Contoh uji papan wol berukuran 10 × 10 cm ditimbang berat awalnya BB menggunakan neraca digital, selanjutnya dioven selama 24 jam pada suhu 103±2 ºC. Setelah pengovenan contoh uji diletakkan dalam desikator selama 20 menit selanjutnya timbang berat kering tanur BKT nya. Sampel kembali dioven selama tiga jam dengan perlakuan yang sama sampai didapatkan berat yang konstan. Nilai kadar air KA didapatkan melalui perhitungan : KA Keterangan: BB = Berat awal gram BKO = Berat kering oven gram KA = Kadar air

b. Kerapatan KR

Penentuan kerapatan papan wol menggunakan contoh uji dengan ukuran 10 cm × 10 cm. Contoh uji tersebut ditimbang berat kering udara BKUnya serta dimensi panjang, lebar dan tebalnya. Nilai kerapatan dihitung berdasakan rumus : t l p BKU     Keterangan : BKU = Berat kering udara gram p = Dimensi panjang cm l = Dimensi lebar cm t = Dimensi tebal cm ρ = Kerapatan gramcm³

c. Daya Serap Air Water AbsorptionWA

Daya serap air papan wol dihitung berdasarkan berat sebelum dan sesudah perendaman dalam air selama 2 dan 24 jam. Nilai daya serap air dihitung menggunakan rumus: Keterangan : B1 = Berat sebelum perendaman gram B0 = Berat setelah perendaman

d. Pengembangan Tebal Thickness SwellingTS

Pengembangan tebal didasarkan atas tebal sebelum dan sesudah perendaman dalam air selama 2 dan 24 jam. Nilai pengembangan tebal dihitung menggunakan rumus: Keterangan : D1 = Dimensi sebelum perendaman cm D0 = Dimensi sesudah perendaman cm

3. 4. 3 Pengujian Sifat Mekanis a. Modulus Lentur Lentur

Modulus of Elasticity dan Keteguhan Patah Modulus of Rupture Pengujian MOE dan MOR ini menggunakan contoh uji berukuran 5 cm x 20 cm. Kedua ujung contoh uji diletakkan pada bentang penyangga dan beban diletakkan di tengah bentang. Laju pembebanan tidak melebihi 20 kgcm² permenit, pengujian menggunakan UTM merk Instron. BEBAN Gambar 10 Pengujian MOE dan MOR. Nilai keteguhan lentur statis berupa modulus elastis MOE dan modulus patah MOR dihitung menggunakan rumus : 3 3 4 ybh PL MOE    2 2 3 bh PL MOR  Keterangan : MOE = Modulus of Elasticity kgfcm 2 MOR = Modulus of Rupture kgfcm 2 ∆P = selisih beban kgf L = jarak sangga cm P = berat maksimum kgf ∆y = perubahan defleksi setiap perubahan beban cm b = Lebar contoh uji cm h = Tebal contoh uji cm

b. Kuat Rekat Internal Internal Bond IB

Kuat rekat dihitung dengan menggunakan mesin UTM Instron, sama seperti pada pengujian keteguhan lentur dan keteguhan patah. Nilai kuat rekat internal dapat dihitung dengan menggunakan rumus : A P IB  Keterangan : P = Beban maksimum kgf A = Luas permukaan contoh uji cm2 Gambar 11 Pengujian Internal Bond. c. Kuat Pegang Sekrup Screw WithdrawalSW Contoh uji berukuran 5 x 10 cm berdasarkan standar JIS A 5908 2003. Sekrup yang digunakan berdiameter 0,27 cm, panjang 1,6 cm dimasukkan hingga mencapai kedalaman 0,8 cm. Nilai kuat pegang sekrup dinyatakan oleh besarnya beban maksimum yang dicapai dalam kilogram. 3. 5 Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menganalisis sifat fisis, sifat mekanis dan akustik panel. 1. Sifat Fisis dan Mekanis Analisis data yang dilakukan adalah Rancangan percobaan faktorial dalam perlakuan acak lengkap. Model yang digunakan tersusun atas 2 faktor perlakuan, yaitu faktor 2 kerapatan dan faktor 2 jenis perekat dengan skema rancangan percobaan seperti pada tabel sebagai berikut: Tabel 2 Skema Rancangan Percobaan Jenis Perekat Ulangan Kerapatan Papan

0,5 0,8

MDI 1 ... ... 2 ... ... 3 ... ... Semen 1 ... ... 2 ... ... 3 ... ... Blok kayu Blok kayu Contoh uji Model umum rancangan percobaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + A i + B j + AB ij +  ijk Keterangan : Yijk = nilai respon pada taraf ke-i faktor kerapatan dan taraf ke-j faktor jenis perekat. µ = nilai rata-rata pengamatan Ai = pengaruh sebenarnya faktor kerapatan pada taraf ke-i Bj = pengaruh sebenarnya faktor jenis perekat pada taraf ke-j i = kerapatan yaitu kerapatan 0,5 dan kerapatan 0,8 j = jenis perekat yaitu perekat Isocyanate dan semen k = ulangan ke-1, 2 dan 3 ABij = pengaruh interaksi faktor kerapatan pada taraf ke-i dan faktor jenis perekat pada taraf ke-j εijk = nilai kesalahan galat dari percobaan pada faktor kerapatan taraf ke- i dan faktor jenis perekat pada taraf ke-j. Untuk melihat adanya pengaruh perlakuan terhadap respon maka dilakukan analisis keragaman dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 nyata. Perlakuan yang dinyatakan berpengaruh terhadap respon dalam analisis sidik ragam, kemudian diuji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test DMRT. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SAS 9.1. Untuk kriteria ujinya yang digunakan adalah jika F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel maka perlakuan tidak berpengaruh nyata pada suatu tingkat kepercayaan tertentu dan jika F hitung lebih besar dari F tabel maka perlakuan berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan tertentu. Uji secara terpisah terhadap masing-masing parameter yaitu target kerapatan dan jenis perekat dilakukan sebagai pendorong dan pelengkap penjelasan dari rancangan RAL faktorial. 2. Sifat Akustik Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan data koefisien absorbsi α dan sound transmission loss STL serta sound transmission class STC pada sebaran frekuensi pengujian 100 - 4000 Hz.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian-pengujian panel akustik komposit papan wol isocyanate dan papan wol semen ini meliputi pengujian suhu hidrasi khusus untuk keperluan papan semen, pengujian sifat fisis, pengujian sifat mekanis dan pengujian sifat akustik. Sifat fisis papan wol isocyanate dan papan wol semen yang diuji meliputi kerapatan, kadar air, pengembangan tebal dan daya serap air. Sifat mekanis yang diuji meliputi Modulus of Repture MOR, Modulus of Elasticity MOE, Internal Bond IB dan Screw Withdrawal SW. Sedangkan sifat akustik yang diuji meliputi Koefisien Absorbsi, Sound Transmission Loss STL dan Sound Transmission Class STC.

4. 1 Suhu Hidrasi

Suhu hidrasi dilakukan pada papan wol semen untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi akibat reaksi eksotermik antara semen dan air. Suhu hidrasi campuran semen dan kayu merupakan indikator kesesuaian kayu sebagai bahan baku papan wol semen. Semakin tinggi suhu hidrasi dan semakin cepat waktu pencapaian maksimum, maka jenis kayu tersebut semakin cocok digunakan sebagai bahan baku papan wol semen. Hubungan antara suhu hidrasi dengan waktu pengukuran dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan data hasil pengukurannya dapat dilihat pada Lampiran 2. Gambar 12 Kurva suhu hidrasi.