Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan Dan Perencanaan Tata Ruang Di Kabupaten Bogor

DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN
PERENCANAAN TATA RUANG
DI KABUPATEN BOGOR

RAHMI FAJARINI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

i

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Dinamika Perubahan
Penggunaan Lahan dan Perencanaan Tata Ruang di Kabupaten Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Rahmi Fajarini
A156100111

ii

iii

RINGKASAN
RAHMI FAJARINI. Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan dan Perencanaan
Tata Ruang di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh BABA BARUS dan DYAH
RETNO PANUJU.
Kebutuhan akan lahan meningkat dari waktu ke waktu dipicu oleh
pertumbuhan penduduk, perkembangan struktur masyarakat dan perekonomian.
Peningkatan kebutuhan akan lahan tersebut merupakan kondisi lazim sebagai
konsekuensi logis dari pembangunan. Di sisi lain, penawaran terhadap lahan tidak
pernah bertambah, sehingga cepat atau lambat kondisi tersebut akan menimbulkan

alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan akan menjadi masalah apabila lahan yang
dirubah penggunaannya merupakan lahan dengan fungsi lindung maupun lahan
pertanian produktif karena akan menyebabkan penurunan produksi pangan dan
kerugian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan
dan pola penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 1989-2013, menentukan
faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor,
memprediksi penggunaan lahan tahun 2025 dan menguji akurasinya, serta
mengevaluasi keselarasan prediksi penggunaan lahan tahun 2025 dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005-2025.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan penggunaan lahan di
Kabupaten Bogor dari tahun 1989 hingga 2013 mengalami dinamika yang cukup
tinggi. Lahan yang paling banyak berubah adalah lahan pertanian baik lahan
pertanian basah (sawah) maupun lahan pertanian kering (kebun dan tegalan).
Total areal pertanian yang berubah menjadi lahan terbangun sebesar 47,953 ha
atau 16.04% dari luas Kabupaten Bogor. Pola perubahan yang signifikan terjadi
pada rentang tahun 1995-2001. Faktor-faktor yang meningkatkan perubahan
penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian adalah izin lokasi tahun 2005,
penetapan kawasan industri dalam kebijakan tata ruang, semakin dekat jarak
ke/dari jalan kolektor, dan semakin dekat jarak ke/dari pusat aktivias ekonomi.
Faktor-faktor menurunkan perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non

pertanian adalah adalah kelas lereng (16 – 25%), jenis tanah podsolik, dan
semakin dekat jarak ke/dari pusat pemerintahan kabupaten
Prediksi penggunaan lahan tahun 2013 memiliki nilai ketepatan 80.49%
sehingga model digunakan dalam prediksi penggunaan lahan tahun 2025. Hasil
analisis keselarasan RTRW 2005-2025 dengan penggunaan lahan aktual 2013
menunjukkan adanya ketidakselarasan yang dapat menjadi masalah tata ruang di
Kabupaten Bogor sebesar 63,822 ha atau 21.36%, dimana kawasan hutan hilang
sebesar 64.90%, kawasan pertanian lahan basah hilang sebesar 20.68% serta
tubuh air hilang sebesar 6.49%. Hasil analisis keselarasan RTRW 2005-2025
dengan penggunaan lahan hasil prediksi tahun 2025 menunjukkan adanya
ketidakselarasan dengan alokasi ruang yang berpotensi menjadi permasalahan tata
ruang sebesar 75,577 ha atau 25.29%, dimana terdapat potensi berkurangnya
fungsi hutan, fungsi pertanian lahan basah dan fungsi tubuh air masing-masing
sebesar 72.41%, 33,62%, 24.64%. Nilai tersebut menunjukkan adanya kenaikan
ketidakselarasan dari tahun 2013 sebesar 11,856 ha atau 3.96%, yang
mengindikasikan adanya kecenderungan potensi masalah tata ruang pada tahuntahun mendatang.
Kata kunci: Markov chain, perubahan penggunaan lahan, pemodelan penggunaan
lahan, regresi logistik biner

iv


SUMMARY
RAHMI FAJARINI. The Dinamics of Landuse Change and Spatial Planning in
Bogor Regency. Supervised by BABA BARUS and DYAH RETNO PANUJU.
The demand for land increases triggered by population growth, development
of community structures and economy. Increasing The demand of land is a logical
consequence of the development. On the other hand, the supply of land is
somewhat constant, thus it will lead to land conversion. Conversion of land would
be problematic if it occurs in productive agricultural land, since it will decrease
food production and rise environmental issues. This study aims to identify
changes and land use patterns in Bogor Regency in 1989-2013 to determine factor
affecting land use change in Bogor Regency to predict land use in 2025 and to
assess its accuracy, and to evaluate the conformity of predicted land use with the
Spatial Plan of Bogor Regency 2005-2025.
The analysis showed that the change of land use in the Bogor District from
1989 to 2013 were highly dynamics. The highest rate of change was in cropland
including wet agricultural land (paddy fields) and dry agricultural land (garden
and upland). The total change of agricultural uses into the built-up area was
47,953 ha or 16.04%. The significant changes occurred in 1995-2001. Factors
increasing the change of agricultural land into non-agricultural uses are location

permits in 2005, areal allocated for industrial area, and the distance of land to
road. Factors decreasing the change is slope (16 – 25%), type of soil particularly
Podzolik, and the distance of land to the center of government.
Markov analysis generated prediction of land use in 2013 with an accuracy
at 80.49%. The result of conformity analysis between actual landuse in 2013 and
Spatial Plan Bogor Regency 2005-2025 indicates a problem in an area as much as
63,822 ha (21.36%), where the forest area reduced by 64.90% and paddy field
lowered by 20.68% and also waterbody declined by 6.49%.
The result of conformity analysis between predicted landuse in 2025 and
Spatial Plan Bogor Regency 2005-2025 indicates potential problem related to
spatial planning in Bogor Regency as much as 75,577 ha (25.29%), where the
forest area potentially reduced by 72.41%, paddy field potentially lowered by
33,62%, and waterbody potentially declined by 24.64%. The result indicates an
increase of unconformity from 2013 amounted to 11.856 ha (3.96%). It explains
that unless a measure is the dynamics of land conversion in Bogor Regency would
likely taken to be a potential problem of spatial planning in the coming years.
Therefore, governments are expected to change spatial policy, both in the
planning, utilization and control so that the actual land use can be aligned with the
spatial planning.
Keywords: Markov Chain, landuse change, landuse modelling, binary logistic

regression

v

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

vi

vii

DINAMIKA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN
PERENCANAAN TATA RUANG

DI KABUPATEN BOGOR

RAHMI FAJARINI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

viii

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Ernan Rustiadi, MAgr

ix


Judul Tesis : Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan dan Perencanaan Tata
Ruang di Kabupaten Bogor
Nama
: Rahmi Fajarini
NIM
: A156100111

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Baba Barus, MSc
Ketua

Dyah Retno Panuju, SP, MSi
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Ilmu Perencanaan Wilayah

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Santun R.P. Sitorus

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:
12 September 2014

Tanggal Lulus:

x

xi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustust 2010 ini ialah
perubahan penggunaan lahan, dengan judul Dinamika Perubahan Penggunaan
Lahan dan Perencanaan Tata Ruang di Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Baba Barus, MSc dan Ibu
Ir Dyah Retno Panuju, MSi selaku pembimbing dan Bapak Dr Ir Ernan Rustiadi,
MAgr selaku penguji luar komisi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah (alm), ibu, suami, anak serta seluruh keluarga, atas segala bantuan,
doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Rahmi Fajarini

xii

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
1 PENDAHULUAN................................................................................................ 1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
Perumusan Masalah............................................................................................ 2
Tujuan Penelitian................................................................................................ 2
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2
2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan .......................................................... 3
Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan ...................................................... 3
Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-Faktor Penyebab terjadinya
Perubahan ........................................................................................................... 4
Regresi Logistik untuk Analisis Perubahan Penggunaan Lahan ........................ 5
Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan menggunakan Markov Chain ......... 6
Pengaruh Perencanaan Penataan Ruang Wilayah terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan ............................................................................................. 7
3 METODE ............................................................................................................. 8
Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 8
Jenis Data dan Sumber Data ............................................................................... 8
Prosedur Analisis Data ....................................................................................... 9
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan ........................................................... 10
Analisis Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan ..................... 12
Prediksi Penggunaan Lahan tahun 2025 serta Evaluasi Keselarasannya
dengan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005- 2025 ...................................... 14
4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 17
Interpretasi Penggunaan Lahan dari Citra Landsat .......................................... 17
Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor ....................... 19
Sekuen Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan ............................................ 22
Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor tahun 1989-2013
terkait Aksesibilitas, Kemiringan Lereng, Jenis Tanah dan Kebijakan
Alokasi Ruang .................................................................................................. 27
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan di
Kabupaten Bogor Tahun 1989-2013 ................................................................ 31
Pemodelan dan Prediksi Penggunaan Lahan tahun 2013 dan tahun 2025 ....... 33
Keselarasan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 20052025 dengan Penggunaan Lahan Aktual 2013 dan Prediksi 2025 ................... 36
5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 42
Simpulan........................................................................................................... 42
Saran ................................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 46
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 49

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data, Sumber Data, Serta Teknik Analisis Berdasarkan Tujuan
Penelitian................................................................................................. 9
Tabel 2. Variabel dalam pendugaan penentu perubahan penggunaan lahan ...... 13
Tabel 3. Matriks Transisi Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 1989-2013 ..... 22
Tabel 4. Matriks Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor tahun 19892006 ....................................................................................................... 23
Tabel 5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor berdasarkan
Kelas Lereng ......................................................................................... 28
Tabel 6. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor berdasarkan
Jenis Tanah............................................................................................ 29
Tabel 7. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor berdasarkan
Kelas Pola Ruang .................................................................................. 30
Tabel 8. Ringkasan koefisien hasil analisis regresi logistik biner penentu
perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian tahun
1989-2013 ............................................................................................. 32
Tabel 9. Nilai Ketepatan Prediksi penggunaan lahan tahun 2013 ...................... 33
Tabel 10. Matriks Keselarasan Prediksi Penggunaan Lahan 2013 dan
Penggunaan Lahan Aktual 2013 .......................................................... 35
Tabel 11. Luas Prediksi Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor tahun 2025 ......... 36
Tabel 12. Luas masing-masing kawasan dalam RTRW Kabupaten Bogor 20052025 ....................................................................................................... 37
Tabel 13. Matriks keselarasan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025
dengan prediksi penggunaan lahan 2013 .............................................. 38
Tabel 14. Masalah Penataan Ruang di Kabupaten Bogor tahun 2013 .................. 38
Tabel 15. Matriks Keselarasan Prediksi Penggunaan Lahan 2025 dengan
RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025 ................................................... 39
Tabel 16. Potensi Masalah Penataan Ruang di Kabupaten Bogor tahun 2025 ..... 39

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.

Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.

Lokasi Penelitian Kabupaten Bogor ................................................... 8
Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................ 10
Diagram Alir Analisis Perubahan Penggunaan Lahan ..................... 11
Diagram Alir Analisis Faktor Perubahan Penggunaan Lahan.......... 13
Diagram alir Pengujian Prediksi Markov 2013 dan 2025 serta
keselarasan Prediksi Penggunaan Lahan 2013 dan 2025 dengan
RTRW 2005-2025 ............................................................................ 16
Kenampakan Penggunaan Lahan pada Citra Landsat 2013 ............. 18
Kenampakan Penggunaan Lahan di lapang tahun 2014 ................... 18
Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor
Tahun 1989-2013 ............................................................................. 19
Hasil Interpretasi Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor Tahun
1989-2013 ........................................................................................ 20

xv

Gambar 10. Pola Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di
Kabupaten Bogor ............................................................................. 21
Gambar 11. Sebaran Spasial Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten
Bogor tahun 1989-2013 ................................................................... 23
Gambar 12. Sekuen Pola Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor ....... 26
Gambar 13. Perubahan penggunaan lahan hutan dan pertanian menjadi
lahan terbangun ................................................................................ 27
Gambar 14. Keterkaitan Akses Jalan terhadap Perubahan Penggunaan Lahan
tahun 1989-2013 .............................................................................. 28
Gambar 15. Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan tahun 1989-2013 Terkait
Kemiringan Lereng .......................................................................... 29
Gambar 16. Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan tahun 1989-2013 Terkait
Jenis Tanah ...................................................................................... 30
Gambar 17. Sebaran Perubahan Penggunaan Lahan tahun 1989-2013 Terkait
Kebijakan Alokasi Ruang ................................................................ 31
Gambar 18. Peta Prediksi Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor tahun 2013 ..... 34
Gambar 19. Grafik perbandingan penggunaan lahan tahun 2013 hasil prediksi
dengan penggunaan lahan aktual tahun 2013 .................................. 35
Gambar 20. Peta prediksi penggunaan lahan Kabupaten Bogor tahun 2025....... 36
Gambar 21. Sebaran kawasan RTRW Kabupaten Bogor tahun 2005-2025 ........ 37
Gambar 22. Sebaran Potensi Masalah Penataan Ruang di Kabupaten Bogor
tahun 2025........................................................................................ 41

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Luas dan Persentase Perubahan Penggunaan Lahan tahun
1989-2013 ........................................................................................ 46
Lampiran 2. Perubahan Penggunaan Lahan 1989-1995 ....................................... 46
Lampiran 3. Perubahan Penggunaan Lahan 1995-2001 ....................................... 46
Lampiran 4. Perubahan Penggunaan Lahan 2001-2006 ....................................... 46
Lampiran 5. Perubahan Penggunaan Lahan 2006-2009 ....................................... 47
Lampiran 6. Perubahan Penggunaan Lahan 2009-2013 ....................................... 47
Lampiran 7. Keterkaitan Aksesibilitas terhadap Perubahan Penggunaan Lahan .. 47

xvi

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan lahan meningkat dari waktu ke waktu dipicu oleh pertumbuhan
penduduk, perkembangan struktur masyarakat dan perekonomian. Peningkatan
kebutuhan tersebut merupakan kondisi lazim sebagai konsekuensi logis dari
pembangunan. Di sisi lain, lahan tersedia relatif tidak bertambah, sehingga kondisi
tersebut berakibat pada alih fungsi lahan. Alih fungsi atau konversi lahan akan
menjadi masalah apabila terjadi di lahan pertanian produktif. Konversi lahan
pertanian akan menyebabkan penurunan produksi pangan dan kerugian
lingkungan seperti berkurangnya ruang-ruang dengan fungsi konservasi (Pribadi
et al., 2006).
Sebagai salah satu wilayah yang dengan Jakarta, Kabupaten Bogor
mengalami perubahan yang sangat dinamis, baik dalam pemanfaatan ruang
maupun sosial ekonomi dan kelembagaannya. Hal tersebut sejalan dengan hasil
penelitian Trisasongko et al. (2009) yang menyatakan bahwa konversi lahan
pertanian di wilayah Jabodetabek terjadi akibat adanya introduksi pembangunan
jalan tol, sehingga memudahkan akses masyarakat dari Jakarta menuju wilayah
sekeliling Jakarta. Mudahnya akses menuju Jakarta memunculkan fenomena
komutasi yaitu bekerja di Jakarta namun tinggal di wilayah sekitarnya seperti
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Berdasarkan fakta tersebut, Kabupaten
Bogor sangat berpotensi mengalami perubahan penggunaan lahan, khususnya
perubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun.
Dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor
seharusnya sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Bogor, karena RTRW merupakan panduan alokasi ruang agar pembangunan suatu
wilayah tidak melampaui daya dukungnya (Rustiadi, Panuju dan Trisasongko,
2008). Apabila pembangunan wilayah dilakukan dengan melampaui daya dukung
wilayah tersebut akan mengalami kerusakan secara ekologis sehingga prinsip
pembangunan berkelanjutan tidak akan terwujud (Dewan dan Yamaguchi, 2009).
Oleh karena itu dalam penelitian ini juga dilakukan analisis kesesuaian
penggunaan lahan saat ini dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
dimana Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah resapan air terbesar
untuk wilayah-wilayah yang berada di bawahnya seperti Kota Bogor, Depok dan
Jakarta. Diharapkan dengan analisis kesesuaian ini, pengendalian alokasi ruang
dapat dilakukan lebih baik agar senantiasa mengikuti rencana tata ruang yang
telah ditetapkan.
Dalam penelitian Hadi (2012), perubahan penggunaan lahan di Kabupaten
Bogor dilihat dalam tiga titik tahun pengamatan yakni 1989, 2000 dan 2010 dan
menggunakan model prediksi Clue-S, sementara dalam penelitian ini pengamatan
dilakukan dalam enam titik tahun yakni 1989, 1995, 2001, 2006, 2009 dan 2013
dengan menggunakan model prediksi Markov sehingga diharapkan pola dinamika
perubahan penggunaan lahannya terlihat lebih detil.

2

Perumusan Masalah
Sebagai salah satu wilayah penyangga DKI Jakarta, Kabupaten Bogor
mengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat selama kurang lebih 20 tahun
terakhir. Data BPS menyebutkan bahwa sejak tahun 1978 sampai dengan tahun
1998 terjadi pengurangan lahan sawah di Kabupaten Bogor sebesar 35.738 ha
(Irawan et al., 2002). Pengurangan lahan sawah tersebut apabila terjadi terus
menerus dapat mengakibatkan penurunan produksi pangan untuk wilayah
Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Selain itu, perubahan fungsi hutan menjadi non
hutan yang banyak terjadi pada hulu Daerah Aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane
berpotensi menyebabkan banjir, longsor dan erosi di wilayah-wilayah di bawah
Kabupaten Bogor seperti Kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Jakarta.
Oleh karena itu, dalam penanganannya memerlukan arahan dan perencaaan tata
ruang yang diawali dengan penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pola perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Bogor dari
tahun 1989 hingga 2013?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan
di Kabupaten Bogor?
3. Berdasarkan pola perubahan penggunaan lahan yang telah lampau,
bagaimana prediksi penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 2025?
4. RTRW merupakan pedoman pokok bagi penataan ruang suatu daerah.
Berdasarkan hasil prediksi yang dilakukan dalam penelitian ini dan telah
diuji akurasinya, bagaimana keselarasan RTRW dengan penggunaan lahan
aktual tahun 2013 dan keselarasan RTRW dengan penggunaan lahan hasil
prediksi tahun? Apa potensi masalah tata rauang dari ketidakselarasan
RTRW dan penggunaan lahan tersebut?
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan melihat pola dinamika penggunaan
lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor dalam rentang tahun 1989 sampai tahun
2013, sehingga kita dapat memprediksi penggunaan lahan yang akan datang
dengan harapan dapat dijadikan acuan dalam kebijakan penataan ruang. Secara
spesifik tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi perubahan dan pola penggunaan lahan di Kabupaten
Bogor tahun 1989-2013.
2. Menentukan faktor-faktor penentu perubahan penggunaan lahan di
Kabupaten Bogor.
3. Memprediksi penggunaan lahan tahun 2025
4. Mengevaluasi keselarasan penggunaan lahan tahun 2013 dan 2025 dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2005-2025 serta melihat
potensi masalahnya.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui pola dinamika
perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada rentang tahun
1989-2013. Pola tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan
pemanfaatan lahan untuk masa yang akan datang berupa Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).

3

2 TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan Lahan dan Penutupan Lahan
Landuse (penggunaan lahan) dan landcover (penutupan lahan) sering
digunakan secara bersama-sama, namun kedua terminologi tersebut
berbeda. Menurut Lillesand dan Kiefer (1979), penutupan lahan berkaitan dengan
jesis kenampakan yang ada di permukaan bumi, sedangkan penggunaan lahan
berkaitan dengan kegiatan manusia pada obyek tersebut. Townshend dan Justice
(1981) juga berpendapat bahwa penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik
(visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di
permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek
tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis (1982), mengatakan bahwa permukaan
bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti
vegetasi, salju, dan lain sebagainya, serta sebagian lagi berupa kenampakan hasil
aktivitas manusia (penggunaan lahan).
Dari beberapa tinjauan pustaka tersebut di atas tersirat bahwa penggunaan
lahan adalah klasifikasi lahan berdasarkan aktifitas manusia, sedangkan penutupan
lahan adalah karakteristik alamiah dari lahan tersebut. Penutupan lahan bisa
dianggap sebagai kondisi saat ini, sedangkan penggunaan lahan berkaitan dengan
status lahan. Penekanan di sini adalah bahwa analisis lahan seperti hidrologi,
lanskap, dll harus menggunakan penutupan lahan. Namun, penutupan lahan itu
sendiri akan dipengaruhi oleh status penggunaan. Contohnya, suatu lahan
berhutan jika berada dalam penggunaan lahan pertambangan akan tidak tepat
dianalisis menggunakan penutupan lahan jika rentang studi cukup lebar karena
aktifitas pertambangan akan mengubah penutupan lahan berhutan tersebut dalam
kisaran waktu analisis.
Penginderaan Jauh dalam Penutupan Lahan
Menurut Trisasongko (2009), perubahan penggunaan lahan dapat ditelaah
dari data penginderaan jauh melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama
merupakan pendekatan yang umum digunakan yaitu pembandingan peta tematik.
Berbagai teknik klasifikasi dapat dimanfaatkan dalam pendekatan ini, seperti telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Langkah selanjutnya adalah membandingkan
dua atau lebih data tematik dalam suatu proses analisis, umumnya dikenal dengan
analisis Land Use/Cover Change (LUCC). Pendekatan kedua tidak melibatkan
prosedur klasifikasi, sehingga tidak ada data tematik yang dihasilkan sebagai data
intermedier. Pendekatan kedua ini umumnya dikenal dengan deteksi perubahan
(Change Detection). Berbagai prosedur statistika dapat digunakan pada
pendekatan ini, diantaranya adalah Multivariate Alteration Detection (MAD) yang
diperkenalkan oleh Nielsen et al. (1998). Secara umum, penelitian ini
menggunakan pendekatan pertama mengingat tujuan utama dari kegiatan ini
adalah mengkaji dan memodelkan perubahan penggunaan lahan (Land Use
Modeling).

4

Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-Faktor Penyebab terjadinya
Perubahan
Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan
dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya diikuti dengan berkurangnya
penggunaan lahan yang lain pada kurun waktu yang berbeda (Wahyunto et al.,
2001). Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat
dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan
kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih
baik.
Munibah et al., (2010) melakukan penelitian di DAS Cidanau Banten
tentang erosi yang diakibatkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan sekitar
wilayah DAS. Perubahan penggunaan lahan yang diprediksi menggunakan
Celluler Automata (CA) dapat menunjukkan erosi yang terjadi di masa datang.
Munibah et al., (2010) menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian adalah bentuk lahan, kemiringan
lereng, jenis tanah, curah hujan, jarak dari jalan raya, dan mata pencaharian
masyarakat. Perubahan penggunaan lahan yang tidak terkendali juga dapat
menjadi penyebab bahaya kerusakan lingkungan seperti banjir, longsor, erosi.
Banjir dapat disebabkan oleh luapan air sungai atau danau. Luapan air permukaan
ini dapat diminimalisir dengan adanya perencanaan penggunaan lahan (Tang et
al., 2005).
Faktor-faktor yang secara nyata menentukan perubahan penggunaan lahan
menurut Saefulhakim et al., (1999) dengan menggunakan alat analisis
multinomial logit model adalah tipe penggunaan lahan pada masa sebelumnya,
status kawasan dalam kebijakan tata ruang, hak penguasaan dan kepemilikan
lahan, karakteristik fisik lahan, karakteristik sosial ekonomi wilayah, dan
karakteristik interaksi spasial antara aktivitas sosial ekonomi internal dan
eksternal suatu wilayah.
Dinamika alih fungsi lahan dapat terjadi pada segala bentuk pemanfaatan
lahan, baik pada wilayah perkotaan maupun daerah perdesaan. Pada wilayah
perkotaan, perubahan penggunaan lahan dapat dipicu oleh proses urbanisasi yang
cepat, umumnya dalam upaya penyediaan sarana perumahan dan industri (Deng et
al, 2009). Di Bangladesh, proses urbanisasi menjadi penyebab berkurangnya
luasan badan air, tumbuh-tumbuhan, lahan pertanian dan lahan kering/lahan basah
(Dewan dan Yamaguchi, 2009). Di Indonesia, proses urbanisasi juga ditengarai
menyebabkan perubahan penggunaan lahan. Studi yang dilakukan Rustiadi dan
Panuju (2002) menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara proses urbanisasi
dengan perkembangan wilayah urban yang tidak teratur. Selanjutnya, menurut
Rustiadi (2008) dinamika perubahan penggunaan lahan di Jakarta mempengaruhi
berbagai aspek lingkungan, dan dampak terbesar dari perkembangan ini banyak
dijumpai di kawasan lahan pertanian yang banyak terdapat di wilayah sekitar
Jakarta.
Pada umumnya, studi dinamika perubahan penggunaan lahan tidak terlepas
dari pemanfaatan data spasial. Data tersebut dapat diturunkan dari data peta atau
dari data penginderaan jauh secara langsung. Batisani dan Yarnal (2009)
menunjukkan kelayakan citra optik Landsat dalam mendeteksi perubahan tutupan
lahan. Dalam konteks teknologi geospasial, telaah literatur menunjukkan bahwa

5

terdapat dua pendekatan dalam mempelajari dinamika perubahan tersebut.
Pendekatan pertama adalah deteksi perubahan (change detection). Pendekatan ini
tidak menggunakan data tematik sebagai masukan data, tetapi memanfaatkan data
penginderaan jauh asli dalam mendeteksi perubahan. Nielsen et al (1998)
mengusulkan teknik Multivariate Alteration Detection (MAD) dalam mendeteksi
perubahan tutupan lahan menggunakan data multispektral dan bitemporal.
Alternatif lain dalam studi dinamika perubahan adalah dengan pemanfaatan data
tematik yang dapat diturunkan dari data penginderaan jauh ataupun menggunakan
peta sebagai data masukannya.
Regresi Logistik untuk Analisis Perubahan Penggunaan Lahan
Metode Regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang
mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau
lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategori atau interval.
Peubah kategorik yaitu peubah yang berupa data nominal dan ordinal (Hosmer
dan Lemeshow, 1989). Pendekatan model persamaan logistik digunakan karena
dapat menjelaskan hubungan antara X dan π (x) yang bersifat tidak linear,
ketidaknormalan sebaran dari Y, keragaman respon yang tidak konstan dan tidak
dapat dijelaskan oleh model regresi linear biasa (Agresti, 1990).
Peubah kategorik yaitu peubah yang berupa data nominal dan ordinal. Jika
data hasil pengamatan p peubah bebas yaitu x1, x2, ..., xp dengan peubah respon Y,
dengan Y mempunyai dua kemungkinan nilai 0 dan 1, Y=1 menyatakan bahwa
respon memiliki kriteria yang ditentukan dan sebaliknya Y = 0 tidak memiliki
kriteria, maka peubah respon Y mengikuti sebaran Bernoulli dengan parameter π
(xi) sehingga fungsi sebaran peluang:

Model umum regresi logistik dengan p peubah jenis adalah:

Dimana
= Peluang terjadinya perubahan penggunaan lahan jika
terjadi perubahan jika
= Peubah tak bebas
= Peubah tak bebas
= Peubah bebas

, dan tidak

Dengan melakukan transformasi logit diperoleh:

Sehingga diperoleh:

Konstanta
setara dengan peubah respons ketika peubah penduga bernilai
0 (nol) atau parameter intersep,
, ... dan
adalah parameter-parameter

6

koefisien regresi untuk peubah
, ... , dan adalah error atau sering disebut
residual (Hosmer dan Lemeshow, 1998). G
merupakan fungsi transformasi
atau penduga logit s, karena fungsi penghubung yang digunakan adalah fungsi
penghubung logit maka sebaran peluang yang digunakan disebut sebaran logistik.
Ada beberapa metode pendugaan parameter dalam regresi, salah satunya yaitu
metode maximum likelihood. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa metode
ini berusaha mencari nilai koefisien yang memaksimumkan fungsi likelihood.
Analisis regresi juga bisa digunakan untuk melihat hubungan perubahan
penggunaan lahan dengan pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan (Lopez et
al., 2001). Sementara Tarnama dan Sarasanti (2009) memanfaatkan model logit
untuk menduga peluang terjadinya hujandi Banjarbaru.
Kombinasi metode regresi logistik dan SCS guna mengestimasi limpasan
permukaan untuk beberapa tahun ke depan telah dilakukan oleh Apria (2005).
Lokasi kajian adalah DAS Ciliwung Hulu dan variabel bebas (prediktor) yang
digunakan adalah jarak ke jalan (X1), jarak ke sungai (X2), jarak ke permukiman
(X3), jarak suatu penggunaan lahan terhadap penggunaan lahan yang lain (X4),
kepadatan penduduk (X5) dan pendapatan penduduk (X6). Alasan dipilihnya 6
prediktor tersebut terkait dengan peluang berubahnya suatu penggunaan lahan.
Misalnya, kepadatan penduduk yang tinggi diperkirakan sebagai salah-satu
pendorong adanya perubahan penggunaan lahan tertentu jadi penggunaan lahan
lain. Prediktor lain yang juga mendorong hal tersebut adalah jarak ke jalan raya
atau sungai besar, maksudnya semakin dekat dengan jalan raya dan sungai besar
maka peluang perubahan penggunaan lahan juga semakin besar. Penelitian lain
dilakukan oleh Putra (2003) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
perubahan lahan di Kota Mataram adalah fasilitas umum, fasilitas ekonomi, usaha
produktif di luar sektor pertanian, dan faktor kekuatan/kemampuan pelaku
ekonomi. Kemampuan pelaku ekonomi dalam hal ini diwakili oleh jumlah
penduduk, pendapatan per kapita, tingkat pendidikan masyarakat dan pendapatan
asli daerah.
Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan menggunakan Markov Chain
Metode Markov Chain merupakan salah satu model yang paling tua dan
telah diaplikasikan dalam berbagai penelitian khususnya di bidang pertanian tidak
hanya untuk menduga perubahan penggunaan lahan. Vandeveer dan Drummond
(1976) menggunakannya untuk mengkaji dampak konstruksi sebuah reservoir.
Lalu Judge dan Swanson (1981) juga menggunakan teknik ini untuk memprediksi
besarnya produksi babi di negara bagian Illinois, USA.
Teknik prediksi Markov tersebut juga menjadi teknik yang banyak
digunakan dalam menduga perubahan penggunaan lahan. Teknik Markov
digunakan dalam penelitian Lopez et al. (2001) untuk memprediksi tutupan lahan
dan perubahan penggunaan lahan di pinggiran perkotaan Morelia, Meksiko. Selain
itu Weng (2001) juga menggunakan teknik yang sama dalam menganalisis
perubahan penggunaan lahan di Delta Zhujiang.
Menurut Trisasongko et al. (2009), persamaan Markov Chain dibangun
menggunakan distribusi penggunaan lahan pada awal dan akhir masa pengamatan
yang terepresentasikan dalam suatu vektor (matriks satu kolom), serta sebuah
matriks transisi (transition matrix). Hubungan ketiga matriks tersebut adalah
sebagai berikut:

7

Keterangan:
Ut
LCua
MLC
Mt
Mt+1

= Peluang setiap titik terklasifikasi sebagai kelas U pada waktu t
= Peluang suatu kelas u menjadi kelas lainnya pada rentang waktu tertentu
= Peluang
= Peluang tahun ke t
= Peluang tahun t+1

Dari hasil penelitian Trisasongko et al. (2009) mengenai dampak
pembangunan jalan tol Cikampek terhadap perubahan penggunaan lahan di
sekitarnya menunjukkan bahwa estimasi Markov Chain dapat dimanfaatkan lebih
lanjut untuk kegiatan forecasting, karena penelitian ini memperoleh nilai Kappa
sekitar 0,9355, dimana tingkat akurasi yang ditetapkan paling rendah yaitu akurasi
sebesar 85%. Sementara pada penelitian Suryani (2012), tingkat ketepatan
prediksi metode Markov untuk menduga luas penggunaan lahan tahun 2011 di
Kabupaten Bungo adalah sebesar 98,5%.
Pengaruh Perencanaan Penataan Ruang Wilayah terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan
Menurut Rustiadi et al. (2009), perencanaan tata ruang merupakan suatu visi
bentuk konfigurasi ruang masa depan yang menggambarkan wujud sistematis dari
aspek fisik, sosial, dan ekonomi untuk mendukung dan mengarahkan ruang untuk
meningkatkan produktivitas agar dapat memenuhi kebutuhan manusia secara
berkelanjutan. Namun seringkali penataan ruang yang terjadi di lapangan
menyimpang atau bahkan jauh dari koridor perencanaan tata ruang yang telah
dibuat.
Penyimpangan struktur dan pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) umumnya terjadi karena tekanan tingginya pertumbuhan
penduduk, terutama akibat arus urbanisasi (Dardak, 2006). Perkembangan spasial
yang tidak terkendali tersebut bukan berarti suatu wilayah tidak mempunyai
konsep/perencanaan tata ruang/tata spasialnya. Formulasi tata spasial dan
aplikasinya kalah cepat berpacu dengan proses perubahan spasial yang ada di
lapangan, karena permasalahan yang berkaitan dengan aplikasi peraturan tidak
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen (Yunus, 2005). Dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang/lahan belum seluruhnya mengacu pada RTRW karena
beberapa kendala, salah satunya pelaksanaan atau pengarahan kesesuaian lahan
hanya terbatas pada perorangan atau badan hukum yang mengajukan izin lokasi
atau hak atas tanah, sementara sebagian besar masyarakat lainnya belum banyak
berpartisipasi bahkan banyak yang tidak mengetahui keberadaan dan fungsi
RTRW (Junaedi, 2008).

8

3 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Bogor Jawa Barat yang secara geografis
terletak pada 6º18′ 6º47’10 LS dan 106º23’45- 107º 13’30 BT. Lokasi ini dipilih
karena Kabupaten Bogor merupakan wilayah penyangga DKI Jakarta dan
sekitarnya, sehingga diperkirakan akan mengalami perubahan penggunaan lahan
yang nyata. Batas administrasi Kabupaten Bogor meliputi:
Utara : Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi, Kota Depok
Timur : Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang
Selatan : Kabupaten Sukabumi dan Cianjur
Barat : Kabupaten Lebak (Provinsi Banten)
Tengah : Kota Bogor
Wilayah administrasi Kabupaten Bogor terbagi dalam 40 kecamatan dan
430 desa dengan luas wilayah 298.797 ha. Lokasi Kabupaten Bogor dapat dilihat
pada Gambar 1. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2010 hingga Juli 2014.

Gambar 1. Lokasi Penelitian Kabupaten Bogor
Jenis Data dan Sumber Data
Data utama dalam penelitian ini adalah citra Landsat Kabupaten Bogor
tahun 1989, 1995, 2001, 2006, 2009 dan 2013. Sementara data pendukung untuk
mengkaji faktor penentu perubahan penggunaan lahan terdiri dari data Potensi

9

Desa, Kabupaten Bogor Dalam Angka, Peta Tanah, Peta Lereng, Peta Pola Ruang
dan Peta Hak Ijin Usaha. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor,
Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan wilayah (P4W), Lab
Pengembangan Wilayah ITSL dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Jenis data, sumber data, teknik analisis data dan output yang diharapkan
berdasarkan tujuan penelitian secara lengkap disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data, Sumber Data, Serta Teknik Analisis Berdasarkan Tujuan Penelitian
No
1

Tujuan Penelitian
Mengidentifikasi
perubahan dan pola
penggunaan lahan di
Kabupaten Bogor
tahun 1989-2013

Jenis Data
Peta RBI 1989, Citra
Landsat 1995, 2001,
2006, 2009, Landsat 8
2013, Peta
Administrasi
Kabupaten Bogor, Peta
Dasar (jalan dan
sungai)

2

Menentukan faktorfaktor penentu
perubahan
penggunaan lahan di
Kabupaten Bogor

3

Memprediksi
penggunaan lahan
tahun 2025 dan
menguji akurasinya
dengan hasil
prediksi tahun 2013
Mengevaluasi
kesesuaian Rencana
Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bogor
2005-2025 dengan
penggunaan lahan
tahun 2025

Hasil Analisis Tujuan
1, Peta RTRW 20052025, Peta Tanah, Peta
Lereng, Peta Hak Ijin
Usaha 2005 dan 2011,
Peta Jalan, Laju
pertumbuhan
penduduk, Laju
Pertumbuhan Fasilitas
Hasil Analisis tujuan 1

4

Hasil Analisis tujuan 3,
Peta RTRW 20052015

Teknik Analisis
Koreksi
geometri,
klasifikasi
visual
penggunaan
lahan, serta
validasi dengan
citra resolusi
tinggi dan cek
lapang
Calculate center
of mass,
Distance matrix,
Regresi logistik
biner

Output yang diharapkan
Perubahan Penggunaan
Lahan tahun 1989,
1995, 2001, 2006,
2009, 20113

Markov Chain

Prediksi penggunaan
lahan tahun 2025
berdasarkan prediksi
tahun 2013 yang telah
diuji akurasinya

Combine,
Matriks Transisi

Proporsi kesesuaian
RTRW 2005-2025
dengan Estimasi
Penggunaan Lahan
2025

Jarak terhadap jalan
terdekat, jarak ke pusat
kabupaten dan kota,
faktor penyebab
perubahan penggunaan
lahan

Prosedur Analisis Data
Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar
dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Analisis perubahan penggunaan lahan, 2) Analisis
regresi logistic biner, 3) Analisis Prediksi Penggunaan Lahan Markov Chain,
4) Evaluasi keselarasan prediksi penggunaan lahan 2025 dengan RTRW
Kabupaten Bogor 2005-2025. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada
Gambar 2.

10

Citra Landsat Kab
Bogor tahun 1989-2013

Interpretasi &
Digitasi

Peta Landuse
1989-2013

Data Sosek,
Fisik, Ijin
Lokasi, RTRW

Analisis
Regresi
Logistic Biner

Analisis Perubahan
Penggunaan Lahan

Analisis
Prediksi
Markov Chain

2

1

3

Faktor-Faktor
Penentu Perubahan

Dinamika & Pola
Perubahan
Penggunaan Lahan

Prediksi
Landuse 2025

Evaluasi Keselarasan
Landuse 2025 dengan
RTRW 2005-2025

RTRW 20052025

4
Rekomendasi Arahan
Pemanfaatan Ruang

Potensi
Masalah
2025

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan
Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika perubahan dan pola
penggunaan lahan di Kabupaten Bogor tahun 1989, 1995, 2001, 2006, 2009 dan
2013. Adapun tahap yang dilakukan meliputi aktivitas pengunduhan citra landsat,
penggabungan kanal citra (layer stack), pemotongan citra, koreksi geometri,
klasifikasi visual dan pengecekan lapang:
1. Pengunduhan citra Landsat
Citra Landsat tahun 1995, 2001, 2006, 2009 dan 2013 diunduh dari
http://glovis.usgs.gov/. Citra yang diunduh adalah citra Landsat yang berada
pada path/row 122/64 dan 122/65 dengan liputan awan yang minimum pada
tahun yang bersesuaian. Jumlah citra yang diunduh adalah 10 scene.
Penggunaan lahan tahun 1989 diambil dari Peta Rupa Bumi Indonesia yang
diperoleh dari Bakosurtanal.
2. Penggabungan kanal citra (Layer Stack)
Pada tahap ini dilakukan penggabungan seluruh band kanal tampak dan infra
merah pada setiap scene agar mempermudah pembuatan citra komposit warna
alami (natural color) sesuai dengan kenampakan yang diharapkan.
3. Pemotongan Citra sesuai lokasi penelitian
Pemotongan citra dilakukan sesuai dengan batas luar Peta Administrasi
Kabupaten Bogor. hal ini bertujuan untuk memfokuskan pada lokasi penelitian
dan agar output peta penggunaan lahan memiliki luas yang konsisten
4. Koreksi Geometri
Tahap ini bertujuan agar citra Landsat yang akan digunakan memiliki
spesifikasi koordinat yang sama dengan koordinat yang digunakan pada peta

11

dasar dan GPS (Global Positioning System). Koreksi geometri dilakukan
dengan menggunakan acuan dari peta dasar (sungai dan jalan)yang juga
dikenali pada citra Landsat. Berdasarkan 4 acuan titik kontrol GCP (Ground
Control Point) tersebut, rektifikasi citra dilakukan dengan sistem proyeksi
WGS 1984.
5. Klasifikasi Visual
Kegiatan klasifikasi ini dimulai dengan mengkompositkan citra Landsat
dengan spesifikasi RGB 5-4-3 agar mempermudah proses interpretasi
penggunaan lahan. Pada tahap selanjutnya, dilakukan interpretasi citra visual
dengan memperhatikan unsur-unsur interpretasi seperti: ukuran, pola, rona,
tekstur dan warna. Hasil dari interpretasi ini adalah peta penggunaan lahan
Kabupaten Bogor tahun 1995, 2001, 2006, 2009 dan 2013. Jenis penggunaan
lahan yang diamati adalah hutan, kebun, lahan terbangun, sawah, tegalan,
tubuh air dan lain-lain. Untuk membantu proses interpretasi visual, penelitian
ini juga memanfaatkan citra resolusi tinggi Quickbird tahun 2013 sebagai
sumber data sekunder. Hasil dari analisis ini selanjutnya dibuat matriks transisi
untuk mengetahui pola perubahan penggunaan lahan di wilayah kajian. Matriks
transisi dibuat setiap periode pengamatan, yaitu tahun 1989-1995, 1995-2001,
2001-2006, 2006-2009 dan 2009-2013.
6. Pengecekan Lapang
Survei lapang dilakukan untuk mengklarifikasi penggunaan lahan tahun akhir
(2013) hasil interpretasi citra yang tidak clear (meragukan). Klarifikasi
dilakukan dalam dua cara: pertama melakukan cek pada citra dengan resolusi
tinggi (Quickbird), kedua dengan cek kondisi lapangan secara langsung.
Kerangka analisis perubahan penggunaan lahan disajikan pada Gambar 3.
Pengunduhan Citra
Landsat

RBI 1989

Landsat
1995

Landsat
2006

Landsat
2001

Landsat
2009

Landsat
2013

Agregasi Band, Pemotongan
Citra sesuai Administrasi Kab
Bogor, Koreksi Geometrik

Reklasifikasi

Digitasi &
Klasifikasi

Landuse
1989

Landuse
1995

Landuse
2001

Landuse
2006

Overlay

Quickbird
2013
Landuse
2009

Landuse
2013

Landuse
2013
terkonfirmasi

Dinamika Perubahan
Penggunaan Lahan

Gambar 3. Diagram Alir Analisis Perubahan Penggunaan
Lahan

Cek
Lapang

12

Analisis Faktor-Faktor Penentu Perubahan Penggunaan Lahan
Berdasarkan beberapa literatur, faktor-faktor yang secara nyata menentukan
perubahan penggunaan lahan adalah tipe penggunaan lahan pada masa
sebelumnya, status kawasan dalam kebijakan tata ruang, hak penguasaan dan
kepemilikan lahan, karakteristik fisik lahan, karakteristik sosial ekonomi wilayah,
dan karakteristik interaksi spasial antara aktivitas sosial ekonomi internal dan
eksternal suatu wilayah (Saefulhakim et al., 1999). Selain itu menurut Munibah et
al., (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah
bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, jarak dari jalan raya
dan mata pencaharian masyarakat.
Dalam penelitian ini, juga akan diuji variabel-variabel terkait karakteristik
fisik lahan berupa peta jenis tanah dan peta kemiringan lereng. Karakteristik sosial
ekonomi berupa kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan fasilitas. Hak
penguasaan dan kepemilikan lahan berupa peta hak ijin usaha. Status kawasan
dalam kebijakan tata ruang berpa peta RTRW kabupaten bogor 2005-2025, serta
jarak ke lokasi-lokasi strategis meliputi jarak ke jalan tol, jarak ke pusat aktifitas
ekonomi, dan jarak ke pusat pemerintahan kota dan kabupaten. Ke 12 variabelvariabel terkait tersebut disajikan pada Tabel 2.
Perubahan penggunaan lahan yang dianalisis yaitu perubahan penggunaan
lahan pertanian menjadi lahan non pertanian pada periode 1989 sampai 2013.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik biner
menggunakan perangkat lunak SPSS yang dapat menganalisis nilai kategori dan
non kategori. Persamaan regresi logistik yang digunakan adalah:

dimana
= Nilai peluang untuk peubah tetap ke 1

n

= Konstanta
= Nilai koefisien untuk peubah bebas ke 1 sampai n
= Peubah bebas ke 1 sampai n, pada peubah tetap ke 1
= Jumlah variebel
= Faktor yang diduga mempengaruhi proses perubahan penggunaan
lahan pertanian menjadi lahan non pertanian (Tabel 2)

Metode regresi logistik dilakukan dengan metode forward stepwise, yang
berarti melakukan pemodelan regresi secara berulang dan memasukkan peubah
bebas satu persatu kemudian mempertahankannya dalam model apabila peubah
bebas tersebut signifikan. Peubah bebas yang tidak signifikan akan dikeluarkan
dari model, sehingga peubah yang terdapat dalam model semuanya signifikan
terhadap penggunaan lahan. Hal ini juga diharapkan dapat menghilangkan
multikolinearitas yang mungkin ada diantara peubah. Secara sistematis proses
kerja dalam mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan
lahan yang dihubungkan dengan teknik spasial disajikan pada Gambar 4.

13

Tabel 2. Variabel dalam pendugaan penentu perubahan penggunaan lahan
Peubah Respon (Y)

Peubah Penjelas (X)

Y = Perubahan Lahan Pertanian
menjadi Lahan Non-pertanian

X1: Kepadatan Penduduk (jumlah orang/km2)
X2: Laju Pertumbuhan Fasilitas (Jumlah dan
Jenis Fasilitas ekonomi)
X3: Ijin Tahun 2005
X4: Ijin Tahun 2011
X5: Kelas Lereng (1=(0 - 8)%, 2=(9- 15)%,
3=(16- 25)% ), 4=(> 40)%
X6: Kelas Pola Ruang (1=Kawasan Lindung,
2=Kawasan Perkebunan, 3=Kawasan
Pertanian, 4=Kawasan Industri, 5=Kawasan
Permukiman)
X7: Kelas Tanah (1= Aluvial & Latosol; 2=
Andosol; 3= Grumusoli; 4= Podsolik; 5=
Regosol)
X8: Jarak ke Jalan Kolektor
X9: Jarak ke Jalan Tol
X10: Jarak ke Pusat Aktivitas Ekonomi
X11: Jarak ke Pusat Pemerintahan Kabupaten
X12: Jarak ke Pusat Pemerintahan Kota

RTRW
Kab Bogor
2005-2025

Peta Izin Usaha
2005, 2011

Landuse 1989,1995,
2001, 2006, 2009,
2013

Peta Jenis
Tanah

Peta Kemringan
Lereng

1.Overlay

Jarak ke
Jalan tol

Jarak ke
Pst Aktiv. Eko&
Pemerintahan

Keluaran 1

Kepadatan
Penduduk
2006,2011

Keragaman
Fasilitas
2006,2011

2. Join

Keluaran 2

Analisis Regresi
Logistik Biner

Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Perubahan
Penggunaan Lahan