Perubahan Penggunaan Lahan Dan Arahan Pengendaliannya Di Kabupaten Bogor Dan Cianjur

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN ARAHAN
PENGENDALIANNYA DI KABUPATEN BOGOR DAN
CIANJUR

RANI YUDARWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Perubahan
Penggunaan Lahan dan Arahan Pengendaliannya di Kabupaten Bogor dan Cianjur
adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2016
Rani Yudarwati
NRP. A156110051

RINGKASAN
RANI YUDARWATI. Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan
Pengendaliannya di Kabupaten Bogor dan Cianjur. Dibawah bimbingan
SANTUN R.P. SITORUS dan KHURSATUL MUNIBAH.
Kabupaten Bogor dan Cianjur telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Nasional (KSN) yang berperan untuk mewujudkan daya dukung lingkungan yang
berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan dan menjamin tetap berlangsungnya
konservasi tanah dan air serta menanggulangi banjir untuk wilayah sekitarnya.
Oleh karena itu, pembangunan yang terjadi di kawasan ini harus dapat menjamin
daya dukung lahan yang berkelanjutan. Namun, fakta yang terjadi adalah hutan,
yang memiliki peran utama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, semakin
menurun luasannya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi perubahan
penggunaan lahan dengan pendekatan model spasial dinamik. Tujuan penelitian
ini adalah (1) mengetahui dan membandingkan perubahan penggunaan lahan di
Kabupaten Bogor dan Cianjur, (2) mengetahui tren perubahan penggunaan lahan
yang terjadi di kedua kabupaten, (3) mengetahui faktor yang mempengaruhi

keberadaan penggunaan lahan, (4) mengevaluasi penggunaan lahan terhadap
RTRW serta (5) menyusun arahan pengendalian perubahan penggunaan lahan.
Metode yang digunakan untuk memprediksi perubahan penggunaan lahan
adalah dengan pemodelan Markov – Cellular Automata, selain itu, untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan penggunaan lahan digunakan
analisis regresi logistik biner dan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan terhadap
RTRW didapatkan dari hasil analisis tumpang tindih (overlay). Parameter yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain lereng, elevasi, curah hujan, jarak dari
jalan, jarak dari sungai, jarak dari ibukota kecamatan, jarak dari pusat kegiatan
ekonomi dan kepadatan penduduk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di Kabupaten Bogor
dan Cianjur didominasi oleh hutan, lahan kering dan sawah. Kedua kabupaten
mengalami penurunan luasan hutan yang cukup drastis yaitu sebesar -12,14% di
Kabupaten Bogor dan sebesar -10,31% di Kabupaten Cianjur. Faktor pendorong
yang memiliki korelasi positif terhadap keberadaan hutan dan lahan pertanian di
kedua kabupaten adalah kemiringan lereng, elevasi, curah hujan dan jarak dari
sungai, sedangkan aksesibilitas, kepadatan penduduk dan pusat kegiatan ekonomi
memiliki korelasi negatif. Keberadaan kawasan terbangun justru sangat
dipengaruhi oleh faktor sosial yang diuji, yaitu jarak dari ibukota kecamatan, jarak
dari pusat kegiatan ekonomi dan kepadatan penduduk. Variabel yang menghambat

terbentuknya kawasan terbangun adalah kemiringan lereng dan elevasi.
Hasil prediksi penggunaan lahan tahun 2025 kembali menunjukkan
penurunan luasan hutan. Kabupaten Bogor mengalami penurunan hingga -6,46%
dan Kabupaten Cianjur sebesar -6,35% dari luasan tahun 2014. Kawasan
terbangun meningkat sebesar 8,87% di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur
sebesar 6,30%. Persentase ketidaksesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap
RTRW di Kabupaten Bogor adalah sebesar 5,49% dan Kabupaten Cianjur sebesar
10,38%. Berdasarkan hasil prediksi persentase ketidaksesuaian penggunaan lahan
terhadap RTRW meningkat tajam di kedua kabupaten yaitu sebesar 11,32% di
Kabupaten Bogor dan 20,52% di Kabupaten Cianjur. Penggunaan lahan prediksi

yang sesuai dengan RTRW adalah sebesar 43,64% di Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Cianjur sebesar 38,04%.
Arahan pengendalian penggunaan lahan skenario kedua, dimana hutan yang
berada di kawasan lindung dan sawah yang berada di kawasan pertanian lahan
basah dipertahankan keberadaannya serta semak belukar yang berada di kawasan
lindung dikembalikan fungsinya menjadi hutan merupakan skenario yang paling
efektif karena dapat meningkatkan kesesuaian penggunaan lahan terhadap RTRW
sebesar 46,95% di Kabupaten Bogor dan 42,26% di Kabupaten Cianjur serta
menurunkan nilai ketidaksesuaian yang terjadi di Kabupaten Bogor menjadi

8,06% dan Kabupaten Cianjur menjadi 17,05%.
Kata kunci: ketidaksesuaian, pengendalian, penggunaan lahan, RTRW

SUMMARY
RANI YUDARWATI. Land Use Change and Its Controlling Direction in Bogor
and Cianjur Regencies. Under direction of SANTUN R.P. SITORUS and
KHURSATUL MUNIBAH.
Bogor and Cianjur regencies was designated as National Strategic Areas
(KSN) which contribute to realizing sustainable environmental capacity.
Therefore, the development that occurs in this regencies should be able to ensure
the sustainable carrying capacity. However, the fact is forest area, which has
important role for sustainable environment, tend to decline through years. The
research aimed: (1) to compare changes in land use that occurred in the two
regencies, (2) to determine land use changes that occur in both regencies,(3) to
determine driving factors of land use existence (4) to evaluate the existing land
use and the prediction of the RTRW and (5) to conduct controlling scenarios of
land use changes.
Markov – Cellular Automata was used to determine land use changes that
occur in both regencies. Besides, binary logistic regression was used to determine
driving factors of land use existence and land use evaluation with RTRW was

resulted from overlay analysis. Slope, elevation, rainfall, distance from road,
distance from river, distance from capital sub-district, distance from the center of
economic activity and population density were driving factors that used in this
research.
The result showed that Bogor and Cianjur regencies are dominated by forest,
dryland, and wetland farming land use. Both regencies experience drastic
decrease in forest land use, up to 12.14% in Bogor regency and 10.31% in
Cianjur regency. The driving factors that has a positive correlation to the
presence of forest and agricultural land in the two districts are slope, elevation,
rainfall and distance from the river, while the accessibility, population density
and the center of economic activity has a negative correlation. Built-up area very
much influenced by social factors, such as the distance from the capital district,
distance from the center of economic activity and population density. While the
variables that hamper built-up area are slope and elevation.
Land use predictive result in 2025 also shows decrease of forest acreage.
Bogor regency shows decrease up to -6,46%, and Cianjur regency -6,35%
compared to 2014. Developed area increased up to 8,87% in Bogor regency and
6,30% in Cianjur regency. Existing land use unconformity percentage to RTRW in
Bogor regency is 5,42% and 10,38% in Cianjur regency. Based on the predictive
result, land use unconformity percentage to RTRW shows sharp increase in both

regencies, in Bogor 11,32% and Cianjur 20.52%.
Directive of scenario 2, where forest in protected areas and paddy fields in
wetland areas are maintained while shrubbery within the protected areas are
returned to its former land use, shows increase the land use conformity amounted
to 46,95% in Bogor and 42,26% in Cianjur and reduce unconformity that occur in
Bogor to 8,06% and 17,05% of Cianjur Regency.

Keywords : controlling direction, inconsistency, land use, RTRW

© Hak cipta IPB, tahun 2016
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
dan menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya karya
tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN ARAHAN

PENGENDALIANNYA DI KABUPATEN BOGOR DAN
CIANJUR

RANI YUDARWATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji luar komisi pada ujian tesis: Dr. Widiatmaka, DAA

Judul Tesis
Nama

NRP

: Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan Pengendaliannya di
Kabupaten Bogor dan Cianjur
: Rani Yudarwati
: A156110051

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Santun R.P. Sitorus
Ketua

Dr. Khursatul Munibah, M.Sc
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Wilayah


Prof. Dr. Ir. Santun R.P. Sitorus

Tanggal Ujian: 25 Januari 2016

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.ScAgr

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas segala Ridho-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Penelitian yang berjudul “Perubahan Penggunaan Lahan dan Arahan
Pengendaliannya di Kabupaten Bogor dan Cianjur” ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada program studi Ilmu Perencanaan
Wilayah, Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan November
tahun 2015 di Kabupaten Bogor dan Cianjur. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui dan membandingkan perubahan penggunaan lahan di Kabupaten
Bogor dan Cianjur, mengetahui tren perubahan penggunaan lahan yang terjadi di
kedua kabupaten, mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan penggunaan
lahan, mengevaluasi penggunaan lahan terhadap RTRW serta menyusun arahan
pengendalian perubahan penggunaan lahan. Banyak pihak yang telah
berkontribusi dan/atau membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan yang mendalam dan ucapan
terima kasih kepada para pihak tersebut, yang sebagian dapat kami sebutkan,
yaitu:
1. Prof. Dr. Santun R.P Sitorus dan Dr. Khursatul Munibah, M.Sc selaku
ketua dan anggota komisi pembimbing atas segala motivasi, arahan, dan
bimbingan yang diberikan hingga tesis ini dapat diselesaikan.
2. Dr. Widiatmaka, DAA selaku penguji luar komisi yang telah memberikan
perbaikan dan masukan bagi penyempurnaan tesis ini.
3. (Alm.) Dr. Komarsa Gandasasmita, M.Sc atas arahan yang pernah beliau
ajarkan kepada penulis.
4. Seluruh staf akademik dan administrasi PS PWL yang telah banyak
membantu dalam kelancaran pelaksanaan studi dan penyelesaian tesis.
5. Suami dan anak saya, Irsyad Abdul Hakim dan Ammar Salim Hakim yang
telah memberikan pengalaman hidup yang sangat berharga.

6. Orang tua saya, Azwarman AW, Yuzeiti Yunis, Agus Achmad Sutisna,
dan Eet Septiningrum yang selalu memberikan doa dan arahan kepada
penulis.
7. Tante Ani, Tante Ami, Om Andi, Melda dan Nisa yang selalu membantu
penulis selama penulis menyelesaikan tesis ini
8. Saudara-saudara saya, Ni Riri, Ami dan Nurul yang selalu menyemangati
penulis.
9. Semua teman-teman Divisi Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial,
Mba Reni, Mba Nina, Nurul, Miranti, Geges, Alwan, dan Diah yang sudah
membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam penulisan
tesis ini sampai selesai.
Semoga karya ilmiah ini menjadi sumbangsih penulis terhadap ilmu
pengetahuan dan berguna bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Bogor, Februari 2016

Rani Yudarwati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
1 PENDAHULUAN .............................................................................................1
Latar Belakang .......................................................................................................1
Perumusan Masalah ...............................................................................................2
Tujuan Penelitian ...................................................................................................3
Manfaat Penelitian .................................................................................................4
Kerangka Pemikiran ..............................................................................................4
2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................5
Penggunaan Lahan .................................................................................................5
Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhi Perubahan .........6
Sistem Informasi Geografis ...................................................................................7
Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan ............................................................8
Pemodelan dengan Pendekatan Cellular Automata (CA) – Markov .....................8
Model Markov Chain..........................................................................................8
Cellular Automata ...............................................................................................8
3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................12
Waktu dan Lokasi Penelitian ...............................................................................12
Bahan dan Alat.....................................................................................................12
Metode Pengumpulan Data ..................................................................................12
Jenis dan Sumber Data .........................................................................................14
Rancangan Penelitian ...........................................................................................14
Teknik Analisi Data .............................................................................................15
Analisis Penggunaan Lahan ..............................................................................15
Analisis Faktor Pendorong yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan
Lahan ................................................................................................................16
Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan .................................................................18
Markov Chain ...................................................................................................18
Cellular Automata – Markov ............................................................................19
Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah ................................................................................................................20
Arahan Pengendalian Perubahan Penggunaan Lahan ..........................................21
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................23
Wilayah Administrasi ..........................................................................................23
Karakteristik Wilayah ..........................................................................................24
Topografi ............................................................................................................24
Curah Hujan ........................................................................................................25

Aksesibilitas ........................................................................................................25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ..............................................................26
5 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................28
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan ...............................................................28
Pola Perubahan Penggunaan Lahan .....................................................................31
Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Tahun 2014 Terhadap RTRW ...............35
Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan ..............................36
Tren Perubahan Penggunaan Lahan ....................................................................37
Konversi Vektor Ke Raster ..................................................................................37
Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan ....................................................................37
Validasi Model .....................................................................................................41
Matriks Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan Tahun 2025 .............................41
Prediksi Penggunaan Lahan Tahun 2025 .............................................................43
Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Tahun 2025 Terhadap RTRW .................46
Arahan Pengendalian Perubahan Penggunaan Lahan ..........................................47
Skenario 1 ............................................................................................................47
Skenario 2 ............................................................................................................51
Skenario 3 ............................................................................................................54
Arahan Penggunaan Lahan ..................................................................................58
6 SIMPULAN .....................................................................................................59
Simpulan ..............................................................................................................59
Saran ....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................60
LAMPIRAN .......................................................................................................63
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................81

DAFTAR TABEL
1. Sebaran Kondisi Tutupan Lahan di Beberapa Kabupaten di Jawa Barat .........1
2. Rangkuman Penelitian Mengenai Perubahan Penggunaan Lahan
Menggunakan Cellular Automata .................................................................11
3. Sumber Data Penelitian ..................................................................................14
4. Matriks Metodologi Peneltian ........................................................................15
5. Variabel Bebas yang Digunakan dalam Penelitian .........................................17
6. Ilustrasi Matriks Transisi Probabilitas/area ...................................................19
7. Penyesuaian Nomenklatur RTRW dengan Penggunaan Lahan .....................20
8. Kesesuaian Penggunaan Lahan dengan RTRW .............................................21
9. Kemiringan Lereng di Wilayah Penelitian ....................................................24
10. Tingkat Elevasi di Wilayah Penelitian...........................................................24
11. Jumlah Curah Hujan Rata Rata di Wilayah Penelitian ..................................25
12. Sebaran Arahan Pola Ruang Kabupaten Bogor dan Cianjur .........................26
13. Perbandingan Luas Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor
Tahun 2000, 2007 dan 2014 ..........................................................................30
14. Perbandingan Luas Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur
Tahun 2000, 2007 dan 2014 ..........................................................................30
15. Pola Dominan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor dan
Cianjur ...........................................................................................................31
16. Evaluasi Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2014 dengan
RTRW ............................................................................................................35
17. Evaluasi Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur Tahun 2014 dengan
RTRW ............................................................................................................36
18. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten
Bogor .............................................................................................................36
20. Matriks Probabilitas Prediksi Tahun 2025 di Kabupaten Bogor ...................42
21. Matriks Transisi Area Tahun 2025 di Kabupaten Bogor ...............................42
22. Matriks Probabilitas Prediksi Tahun 2025 di Kabupaten Cianjur .................43
23. Matriks Transisi Area Tahun 2025 di Kabupaten Cianjur .............................43
24. Perbandingan Luas Penggunaaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Hasil Prediksi di Kabupaten Bogor ...............................................................44
25. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Hasil Prediksi di Kabupaten Cianjur .............................................................44
26. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Bogor dengan RTRW ......46
27. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Cianjur dengan RTRW ....46
28. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 1 di Kabupaten Bogor .....................................................................48
29. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 1 di Kabupaten Cianjur ...................................................................48
30. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Bogor Skenario 1
dengan RTRW ...............................................................................................49
31. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Cianjur Skenario
dengan RTRW ...............................................................................................49
32. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 2 di Kabupaten Bogor .....................................................................51

33. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 2 di Kabupaten Cianjur ...................................................................51
34. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Bogor Skenario 2
dengan RTRW ..............................................................................................52
35. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Cianjur Skenario 2
dengan RTRW ...............................................................................................52
36. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 2 di Kabupaten Bogor .....................................................................54
37. Perbandingan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2014 dengan Tahun 2025
Skenario 3 di Kabpupaten Cianjur ................................................................55
38. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Bogor Skenario 3
dengan RTRW ...............................................................................................55
39. Evaluasi Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Cianjur Skenario 3
dengan RTRW ...............................................................................................56
40. Perbandingan Kesesuaian Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Bogor
dengan RTRW ...............................................................................................58
41. Perbandingan Kesesuaian Penggunaan Lahan Prediksi Kabupaten Cianjur
dengan RTRW ...............................................................................................58

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................4
2. Ukuran Filter Ketetanggan menurut Von Neumann dan Moore .....................9
3. Tetangga terdekat dari sel (i,j) dan 8 sel tetangganya ....................................10
4. Lokasi Penelitian............................................................................................13
5. Input dan Output dalam Analisis Markov Chain ...........................................18
6. Filter Matriks Ukuran 5 x 5 (Eastman, 2003) ................................................19
7. Diagram Alir Penelitian .................................................................................22
8. Peta Administrasi Wilayah Penelitian ...........................................................23
9. Sebaran Arahan Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW .............................27
10. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor ..............................28
11. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur ............................28
12. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur
Tahun 2000 ....................................................................................................32
13. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur
Tahun 2007 ....................................................................................................33
14. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur
Tahun 2014 ....................................................................................................34
15. Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor ................................39
16. Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan Kabaupaten Cianjur .............................40
17. Peta Penggunaan Lahan Aktual Tahun 2014 .................................................41
18. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2025 .............................................................45
19. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2025 Skenario 1...........................................50
20. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2025 Skenario 2...........................................53
21. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2025 Skenario 3...........................................57

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Citra Landsat Kabupaten Bogor dan Cianjur Tahun 2000.............................64
Citra Landsat Kabupaten Bogor dan Cianjur Tahun 2007............................. 65
Citra Landsat Kabupaten Bogor dan Cianjur Tahun 2010.............................66
Titik Akurasi Hasil Interpretasi .....................................................................67
Matriks Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2000,
2007, dan 2014 ...............................................................................................71
6. Matriks Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur Tahun 2000,
2007, dan 2014 ...............................................................................................72
7. Peta Kemiringan Lereng ................................................................................ 73
8. Peta Elevasi ....................................................................................................74
9. Peta Curah Hujan ........................................................................................... 75
10. Peta Jarak dari Jalan Utama ...........................................................................76
11. Jarak dari Sungai ............................................................................................77
12. Peta Jarak dari Ibukota Kecamatan ..............................................................78
13. Peta Jarak dari Pusat Kegiatan Ekonomi .......................................................79
14. Peta Jarak Kepadatan Penduduk ....................................................................80

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 menyebutkan bahwa kawasan
Puncak yang terletak diantara Kabupaten Bogor dan Cianjur ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Nasional (KSN) bersama dengan wilayah lain yaitu Jakarta,
Depok, Tangerang, dan Bekasi atau yang disingkat menjadi Jabodetabekpunjur.
Wilayah KSN ini memiliki peran sebagai wilayah perkotaan pendukung Ibukota.
Kawasan ini juga berperan untuk mewujudkan daya dukung lingkungan yang
berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan untuk menjamin tetap berlangsungnya
konservasi tanah dan air serta menanggulangi banjir untuk wilayah yang berada di
sekitarnya. Oleh karena itu, pembangunan yang terjadi di kawasan ini harus dapat
menjamin daya dukung lahan yang berkelanjutan.
Keberlanjutan yang diharapkan tidak dapat dipisahkan dengan ada atau
tidaknya daerah berhutan dalam suatu wilayah. Tabel 1 menjelaskan bahwa
berdasarkan penelitian Forest Watch Indonesia (2011) mengenai sebaran kondisi
tutupan hutan di beberapa kabupaten di Jawa Barat, Kabupaten Bogor dan Cianjur
mengalami kehilangan hutan selama rentang tahun 2000 – 2009 terbesar yaitu
sebesar 24,6% dan 17,9% .
Tabel 1 Sebaran Kondisi Tutupan Lahan di Beberapa Kabupaten di Jawa Barat
Kabupaten/Kota

Kehilangan
Hutan

Kota Depok
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Bekasi
Bogor
Cianjur
Karawang
Purwakarta
Sukabumi
Sumber : FWI (2011)

1
90
73.591
64.112
18.066
40.069
56.007

Tetap
Bukan
Hutan
19.789
11.249
4.869
131.513
184.578
250.500
169.079
44.340
325.725

Tetap
Hutan

Luas
Wilayah

40.991
44.387
4.262
7.553
34.087

19.789
11.249
4.869
131.603
299.160
358.999
191.407
91.962
415.819

%
Tutupan
Hutan
13,7
12,4
2,2
8,2
8,2

%
Kehilangan
Hutan
0,1
24,6
17,9
9,4
43,6
13,5

Kehilangan ini disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan akibat dari
aktivitas manusia yang membutuhkan ruang atau lahan, namun ketersediaan lahan
terbatas. Perubahan penggunaan lahan akan menjadi masalah apabila terjadi di
wilayah yang memiliki fungsi konservasi atau merupakan wilayah pertanian yang
produktif karena dapat menyebabkan penurunan produksi pangan serta kerugian
lingkungan (Pribadi et al., 2006). Menurut Sitorus (2015), permasalahan lahan
yang berpangkal dari aspek fisik timbul karena penggunaan lahan kurang
memperhatikan aspek kesesuaian lahan, sehingga banyak lahan yang tidak sesuai,
tetapi digunakan untuk penggunaan lahan tertentu yang mengakibatkan gangguan
lingkungan seperti erosi, longsor dan sedimentasi.
Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan
Ibukota Jakarta mengalami perubahan penggunaan lahan yang sangat dinamis.

2

Kepadatan penduduk di kota Jakarta yang sangat tinggi, membuat sebagian besar
penduduk tidak mampu memiliki tempat tinggal di Jakarta sehingga mencari
tempat tinggal di wilayah penyangganya seperti Kabupaten Bogor. Hal ini
menyebabkan fenomena suburbanisasi terjadi dengan sangat cepat, karena terlihat
dari laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor dalam kurun waktu 10 tahun
dari tahun 2000 hingga 2010 sebesar 3,15% per tahun dan menempati peringkat
tertinggi di Provinsi Jawa Barat (BPS Provinsi Jawa Barat, 2014).
Berbeda dengan Bogor, pembangunan Kabupaten Cianjur fokus di bidang
pertanian karena merupakan salah satu lumbung beras nasional. Penggunaan lahan
Kabupaten Cianjur bagian utara didominasi oleh pertanian lahan basah yang
sangat produktif dalam menghasilkan padi. Sekarang ini, terdapat tren dimana
sawah tidak hanya diperuntukkan di bidang pertanian, tetapi juga dikembangan
sebagai potensi pariwisata sehingga pembangunan kawasan-kawasan wisata di
sekitar hamparan sawah gencar dilakukan. Keadaan ini mengancam keberadaan
lahan pertanian karena membuat lahan pertanian terfragmentasi dan dengan
mudah berubah fungsi menjadi lahan terbangun.
Pola perubahan penggunaan lahan cenderung dinamis dan memiliki
kecepatan perubahan yang berbeda di setiap wilayah. Hal ini dikarenakan
perubahan yang terjadi sangat tergantung pada faktor pendorongnya. Faktor
tersebut dominan terbagi dalam dua kategori, yaitu kondisi bio-fisik dan kondisi
sosial-ekonomi. Faktor bio-fisik melibatkan karakteristik dan proses ekologi
alamiah seperti iklim, topografi, jenis tanah, proses geomorfik dan ketersediaan
sumberdaya alam. Faktor sosial-ekonomi mencakup demografi, sosial, ekonomi,
politik dan kelembagaan, serta proses-proses yang terjadi didalamnya seperti
perubahan penduduk, perubahan struktur industri, teknologi, kebijakan, dan
sebagainya. Faktor bio-fisik tidak mempengaruhi secara langsung, kebanyakan
hanya menyebabkan terjadinya perubahan pada tutupan lahan atau mempengaruhi
keputusan pengelolaan terhadap lahan tersebut yang merupakan aktivitas manusia
(Mas, 2004).
Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas manusia di berbagai
sektor terutama sektor ekonomi, maka kebutuhan/permintaan akan sumberdaya
lahan juga akan meningkat. Ketersediaan lahan yang relatif tetap akan
menyebabkan tingginya kompetisi penggunaan lahan, namun pada akhirnya
prioritas perubahan penggunaan lahan akan dimenangkan oleh desakan kebutuhan
ekonomi dan sosial. Akibat dari desakan ekonomi dan sosial yang sangat kuat,
diperlukan pengendalian laju perubahan penggunaan lahan agar keberlanjutan
dapat tetap terjaga.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan memprediksi perubahan
penggunaan lahan yang mungkin terjadi di masa mendatang. Prediksi ini dapat
dilihat dengan membuat suatu model penggunaan lahan dengan pendekatan sistem
informasi geografis (SIG) dan bersifat dinamik, seperti contohnya pemodelan
dengan menggunakan Cellular Automata (CA).
Perumusan Masalah
Sebagai daerah peralihan, Kabupaten Bogor berada dalam tekanan
kegiatan perkotaan yang sangat tinggi sehingga berdampak pada perubahan fisik
seperti perubahan tata guna lahan. Desakan dalam bidang ekonomi dan sosial

3

yang begitu besar akan menyebabkan terjadinya pengembangan yang sangat
pesat, baik dilihat dari sisi sosial ekonomi, maupun biogeofisik wilayah. Selain
faktor pendorong sosial-ekonomi, faktor karakteristik fisik wilayah serta
kebijakan yang diambil pihak yang berwenang juga mempengaruhi penggunaan
lahan yang ada.
Hal yang sama terhadap Kabupaten Cianjur, meskipun merupakan
kabupaten yang fokus utama pengembangannya di bidang pertanian, tetapi
kabupaten ini memiliki potensi konversi yang tinggi, tidak hanya dilihat dari sisi
ekonomi, tetapi juga sosial. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung juga
menyangga kota Jakarta di bidang pariwisata. Hal tersebut dapat dilihat dari
begitu pesatnya pembangunan ruang terbangun di wilayah Utara Kabupaten
Cianjur.
Oleh karena itu, perlu diketahui seberapa besar dan kompleks aktivitas
yang terjadi di kedua kabupaten akan menggunakan ruang sangatlah terbatas, serta
seberapa besar pula ruang yang harus dipertahankan untuk menunjang
keberlanjutan wilayah tersebut dilihat dari sisi lingkungannya sesuai dengan
arahan tata ruang yang telah ditetapkan. Seiring dengan semakin berkembangnya
aktivitas manusia maka perubahan penggunaan lahan diduga akan terus
berlangsung pada tahun-tahun selanjutnya.
Selain itu, bagaimana komparasi bentuk perubahan yang akan terjadi di
dua kabupaten dengan tingginya tingkat urbanisasi, diperlukan analisis untuk
mengetahui proyeksi perubahan penggunaan lahannya serta bentuk yang mungkin
terjadi, sehingga dapat dilakukan pengendalian agar perkembangan perubahan
penggunaan lahan dapat sesuai dengan arahan rencana tata ruang. Berdasarkan
pada latar belakang dan perumusan masalah, maka disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan lahan di kedua kabupaten?
2. Bagaimana prediksi penggunaan lahan di masa yang akan datang?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan
penggunaan lahan?
4. Bagaimana kesesuaian penggunaan lahan eksisting dan prediksi
terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah di kedua kabupaten?
5. Bagaimana arahan pengendalian penggunaan lahan di masa yang akan
datang untuk memperkecil inkonsistensi penggunaan lahan hasil
prediksi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah di kedua kabupaten?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama memprediksi perubahan
penggunaan lahan dan menyusun arahan pengendalian perubahan penggunaan
lahan. Keseluruhan tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui dan membandingkan penggunaan lahan di kedua
kabupaten.
2. Mengetahui perubahan penggunaan lahan di kedua kabupaten.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberadaan penggunaan lahan.
4. Mengevaluasi kesesuaian pengunaan lahan eksisting dan hasil prediksi
terhadap pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah.
5. Menyusun arahan pengendalian penggunaan lahan.

4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan
bagi para peneliti dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam perencanaan penggunaan lahan yang optimal sesuai dengan ketersediaan
lahan dan keberlanjutan.
Kerangka Pemikiran
Meskipun perkembangan dan aktivitas di suatu wilayah begitu besar dan
pesat, namun pasti akan memiliki keterbatasan yaitu ketersediaan lahan.
Perkembangan aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor pendorong antara
lain faktor sosial, ekonomi, biogeofisik wilayah, dan kebijakan yang berlaku. Oleh
sebab itu, diperlukan penataan ruang yang optimal. Tata ruang dapat digambarkan
dari perubahan penggunaan lahan ada. Penggunaan lahan aktual merupakan
informasi utama dalam pemodelan perubahan penggunaan lahan yang dapat
dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Namun, hanya dengan
informasi ini saja tentu tidak dapat memprediksi dimana dan bagaimana serta
seberapa besar perubahan penggunaan lahan yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Pemodelan spasial dinamik merupakan penggabungan dari analisis SIG
dengan analisis sistem dinamis sehingga dapat dilakukan analisis pemodelan
perubahan penggunaan lahan. Pada pemodelan ini, data-data lain yang dapat
menunjang analisis seperti data sosial-ekonomi serta data biofisik yang bersifat
kualitatif dapat disederhanakan tanpa kehilangan unsur utama yang menjadi
obyek analisis (Gambar 1).
Peningkatan
Kebutuhan Lahan

Sosial Ekonomi
Fisik Wilayah

Prediksi
Penggunaan Lahan

Perubahan
Penggunaan Lahan

Kebijakan (Policy)

Model Perubahan
Penggunaan Lahan

Skenario
Pengendalian

Analisis Perubahan
Penggunaan Lahan

Rencana Tata
Ruang Wilayah

Arahan Pengendalian
Perubahan Penggunaan
Lahan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

5

2 TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan Lahan
Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (landscape) yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi termasuk
vegetasi alami yang semuanya secara potensi akan berpengaruh terhadap
penggunaan lahan. Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007) mendefinisikan lahan
sebagai suatu wilayah dipermukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer
yang dapat bersifat siklik yang berbeda diatas dan dibawah wilayah tersebut
termasuk atmosfir serta segala akibat yang ditimbulkan oleh manusia di masa lalu
dan sekarang yang semuanya berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh
manusia pada saat sekarang dan di masa yang akan datang. Manusia
membutuhkan bahan pangan, air, energi, dan minyak serta infrastruktur
perumahan dan fasilitas publik. Kegiatan pemenuhan kebutuhan tersebut
menuntut tersedianya lahan. Namun karena ketersediaan lahan relatif tetap,
kelangkaan lahan akan terjadi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan
tingkat konsumsinya, sehingga perubahan tidak bisa dihindari.
Pengertian lain dikemukakan Lilesand dan Kiefer (1993) yaitu
penggunaan lahan berhubungan dengan kegiatan manusia pada suatu bidang
lahan, sedangkan penutupan lahan lebih merupakan perwujudan fisik objek-objek
yang menutupi lahan tanpa mempersoalkan kegiatan manusia terhadap objekobjek tersebut. Sebagai contoh pada penggunaan lahan untuk pemukiman yang
terdiri dari atap, permukaan, rerumputan, dan pepohonan. Sementara Rustiadi et
al (2006) meyatakan bahwa penutupan lahan dan penggunaan lahan dapat
memiliki pengertian yang sama untuk hal-hal tertentu, tetapi sebenarnya
mengandung pengertian yang berbeda. Penggunaan lahan menyangkut aspek
aktivitas pemanfaatan lahan oleh manusia sedangkan penutupan lahan lebih
bernuansa fisik. Rustiadi (1996) mendefinisikan penggunaan lahan sebagai bentuk
campur tangan manusia terhadap sumberdaya lahan baik yang bersifat permanen
atau cyclic dalam rangka memenuhi kepuasan dan kebutuhan hidupnya baik
material maupun spiritual.
Sistem penggunaan lahan dikelompokkan kedalam dua golongan besar,
yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non-pertanian.
Penggunaan lahan pertanian dibedakan menjadi penggunaan lahan berdasarkan
penyediaan air dan penggunaan lahan yang diusahakan, dimanfaatkan atau yang
terdapat di atas lahan tersebut, seperti sawah, tegalan, kebun, kebun campuran,
ladang, perkebunan, dan hutan. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat
dibedakan ke dalam penggunaan kota atau desa, industri, rekreasi, dan
sebagainya. Sebagai wujud dari kegiatan manusia, maka di lapangan sering
dijumpai penggunaan lahan baik bersifat tunggal (satu penggunaan) maupun
kombinasi dari dua atau lebih penggunaan. Dengan demikian sebagai keputusan
manusia untuk memperlakukan lahan ke suatu penggunaan tertentu selain
disebabkan oleh faktor permintaan dan ketersediaan lahan demi meningkatkan
kebutuhan dan kepuasan hidup, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
karakteristik fisik lahan, perilaku manusia, teknologi maupun modal, faktor
ekonomi yang dipengaruhi oleh lokasi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, faktor
budaya masyarakat dan faktor kebijakan pemerintah. (Arsyad, 2010).

6

Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Perubahan penggunaan lahan adalah sebuah mekanisme yang
mempertemukan permintaan dan penawaran terhadap lahan dan menghasilkan
kelembagaan lahan baru dengan karakteristik sistem produksi yang berbeda.
Fenomena alih fungsi lahan adalah bagian dari transformasi struktur ekonomi
nasional. Pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang memusat di wilayah
perkotaan menuntut ruang lebih luas ke arah luar kota untuk berbagai aktivitas
ekonomi dan pemukiman. Sebagai akibatnya wilayah hinterland yang sebagian
besar berupa lahan pertanian sawah, beralih fungsi menjadi lahan non-pertanian
dengan tingkat peralihan yang beragam antar periode dan wilayah (Nugroho dan
Dahuri, 2012).
Dinamika alih fungsi lahan dapat terjadi pada segala bentuk pemanfaatan
lahan, baik pada wilayah perkotaan maupun daerah perdesaan. Pada wilayah
perkotaan, perubahan penggunaan lahan dapat dipicu oleh proses urbanisasi yang
cepat, umumnya dalam upaya penyediaan sarana perumahan dan industri (Deng
et al, 2009). Penggunaan lahan akan menjadi suatu permasalahan apabila
berhubungan dengan perubahan penduduk terutama laju pertambahan penduduk
dan penyebarannya yang tidak merata. Peningkatan jumlah dan perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain menyebabkan peningkatan jumlah
penduduk yang sangat besar di suatu wilayah. Hal ini berdampak pada
meningkatnya permasalahan dalam penyediaan lahan untuk permukiman,
kemacetan lalu lintas, dan kehilangan lahan pertanian sebagai akibat
pengalihfungsian lahan pertanian ke penggunaan lahan non-pertanian, sehingga
banyak tenaga kerja (penduduk berpindah dari pedesaan ke kota untuk mencari
lapangan pekerjaan baru. Keseluruhan hal ini dan perubahan dalam penyebaran
penduduk telah menghasilkan perubahan dalam penggunaan lahan (Sitorus, 2015).
Terdapat tiga kerangka (framework) yang mempengaruhi penggunaan
lahan menurut Barlowe (1986):
1. Faktor fisik dan biologi: kondisi fisik dan biologi serta lingkungan alami
merupakan faktor utama untuk kegiatan produksi dan pemanfaatannya
dalam jangka panjang. Faktor ini mempunyai pengaruh penting dalam
penyediaan sumberdaya lahan dan kebutuhan manusia terhadapnya
2. Pertimbangan teknologi dan ekonomi: perlu ada uji penting mengenai
kelayakan secara ekonomi. Hal ini dikarenakan banyak kegiatan yang
seara teknis memungkinkan tetapi secara ekonomi tidak layak karena
teknologi yang dibutuhkan belum memadai. Pengembangan teknologi baru
juga mempunyai dampak utama terhadap kelayakan.
3. Pengaturan kelembagaan: faktor kelembagaan memegang peranan penting
agar perencanaan dapat dilaksanakan di lapangan. Terdapat 4 hal yang
harus dipenuhi antara lain legal secara hukum, secara politik dapat
diterima, tidak bertentangan dengan sikap kebiasaan, dan tradisi
masyarakat, dan secara administratif dapat dikerjakan.
Munibah et al., (2010) melakukan penelitian di DAS Cidanau Banten
tentang erosi yang diakibatkan oleh adanya perubahan penggunaan lahan sekitar
wilayah DAS. Perubahan penggunaan lahan yang diprediksi bertujuan untuk
menunjukkan erosi yang akan terjadi di masa datang. Munibah et al., (2010)
menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan lahan hutan

7

menjadi lahan pertanian adalah bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah,
curah hujan, jarak dari jalan raya, dan mata pencaharian masyarakat. Perubahan
penggunaan lahan yang tidak terkendali juga dapat menjadi penyebab bahaya
kerusakan lingkungan seperti banjir, longsor, erosi. Banjir dapat disebabkan oleh
luapan air sungai atau danau. Luapan air permukaan ini dapat diminimalisir
dengan adanya perencanaan penggunaan lahan (Tang et al., 2005).
Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis didefinisikan sebagai suatu sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi. Dengan kata lain sistem informasi geografis adalah suatu
sistem basis dengan kemampuan khusus untuk data yang bereferensi spasial
bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Star dan Ester dalam Barus dan
Wiradisastra, 2000).
Burrough dan McDonnel (1986) memberikan definisi Sistem Informasi
Geografi (SIG) dalam konteks alat (toolbox based), sebagai seperangkat alat yang
digunakan untuk mengoreksi, menyimpan, memanggil kembali, mentransformasi
dan menyajikan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan tertentu. Dalam konteks
basis data (database based), Aronoff (1989) menyatakan bahwa Sistem Informasi
Geografi (SIG) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mempunyai
kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi, yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan
analisis serta keluaran (keluaran), sedangkan dalam konteks organisasi
(organization based), Sistem Informasi Geografi (SIG) didefinisikan sebagai
seperangkat fungsi-fungsi otomatis yang professional dengan kemampuan lebih
baik dalam hal penyimpanan, pemanggilan kembali, manipulasi, dan tampilan
lokasi data secara geografis.
Struktur data spasial dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur data vektor dan raster. Struktur data
vektor kenampakan keruangan akan dihasilkan dalam bentuk titik dan garis yang
membentuk kenampakan tertentu, sedangkan struktur data raster kenampakan
keruangan akan disajikan dalam bentuk konfigurasi sel-sel yang membentuk
Gambar (Prahasta 2001).
Salah satu metode dalam SIG adalah teknik tumpang tindih (overlay). Jika
pengolahan data dilakukan secara manual, pengguna harus bekerja dengan
beberapa peta monolog dan beberapa informasi atribut yang diperlukan.
Selanjutnya pengguna dapat menganalisis kedua data (peta dan atribut) untuk
kemudian memplotkan hasil akhirnya kedalam peta. Beberapa kelemahan dari
proses tersebut adalah selain membutuhkan waktu yang lebih lama, tingkat
ketelitian dan akurasinya sangat bergantung pada kemampuan dan ketelitian
penggunanya dalam mengolah data tersebut. Dengan teknologi SIG, pengguna
memerlukan data spasial dan atrbut dalam bentuk digital, sehingga prosesnya
dapat dilakukan dengan cepat dengan tingkat ketelitian cukup baik dan proses
dapat diulang kapan saja, oleh siapa saja, dan hasilnya dapat disajikan dalam
berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan pengguna.

8

Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan penggunaan lahan merupakan obyek kajian yang dinilai penting
untuk diteliti karena berkaitan dengan isu global seperti pemanasan global,
penurunan bio-diversitas ataupun isu lokal seperti dampak negatif terhadap
kehidupan manusia didalamnya (Susilo, 2008).
Terdapat banyak metode yang mampu mendeteksi perubahan penggunaan
lahan seperti contohnya Markov Change, Land Change Modeller, Composite
Analysis, Image Differencing, Image Rationing, dan masih banyak lagi (Rismara,
2014). Pemodelan ini telah banyak dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk
mengetahui peramalan pengembangan kedepan, mengevaluasi rencana masa
depan dan mengidentifikasi wilayah konservasi yang terancam keberadaannya
(Nong, 2011).
Pemodelan dengan Pendekatan Cellular Automata (CA) – Markov
Model Markov Chain
Teknik pemodelan Markov Chain telah diaplikasikan dalam berbagai
penelitian termasuk perubahan penggunaan lahan. Model ini adalah metode yang
memproses perubahan penggunaan lahan dalam beberapa titik waktu yang
menghasilkan matriks transition probability (Eastman, 2003). Model ini tidak
merepresentasikan hasil prediksi dengan aspek spasial. Trisasongko et al. (2009)
menyatakan bahwa persamaan Markov Chain dibangun menggunakan distribusi
penggunaan lahan pada awal dan akhir masa pengamatan yang terepresentasikan
dalam suatu vektor (matriks satu kolom), serta sebuah matriks transisi (transition
matrix). Selain itu, model ini tidak dapat menjelaskan kenapa perubahan dapat
terjadi. Lambin (1997) mengatakan model ini hanya dapat mejelaskan kapan dan
tipe penggunaan lahan yang mana yang akan berubah.
Cellular Automata
Konsep Cellular Automata (CA) pada mulanya diperkenalkan oleh Ulam
dan Neumann sekitar tahun 1940-an untuk menyediakan kerangka untuk
menginvestigasi perilaku sistem yang kompleks (Huan et al, 2010). Metode ini
merupakan sistem dinamis yang beroperasi dengan ruang dalam data raster
dimana nilai data raster tersebut dapat di definisikan kedalam data binari atau
diskrit dan perilakunya dipengaruhi oleh ketetanggaan (Toffoli dan Margolis 1987
dalam We