Pengembangan Sistem Informasi Produksi Perikanan Tangkap dan Kondisi Perairan

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI

PERIKANAN TANGKAP DAN KONDISI PERAIRAN

PRIAGUNG WICAKSONO

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI

PERIKANAN TANGKAP DAN KONDISI PERAIRAN

Adalah benar merupakan hasil karya saya dengan arahan dari Dr. Ir. Jonson L.Gaol, M.Si selaku dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, Maret 2013 PRIAGUNG WICAKSONO C54080006


(3)

RINGKASAN

PRIAGUNG WICAKSONO. Pengembangan Sistem Informasi Produksi Perikanan Tangkap dan Kondisi Perairan. Dibimbing oleh JONSON L. GAOL.

Informasi tentang produksi perikanan tangkap dan kondisi perairan di Indonesia saat ini masih sulit diperoleh. Untuk pengelolaan sumberdaya perikanan secara lanjut dan lestari dibutuhkan data perikanan dan kondisi perairannya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi produksi sumberdaya perikanan tangkap dan kondisi perairan.

Pengembangan sistem informasi dilakukan pada bulan April 2012 sampai Desember 2012. Data produksi perikanan tangkap diperoleh dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Data kondisi perairan seperti suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil diperoleh dari situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Data yang digunakan yaitu data produksi perikanan dan jumlah kapal bongkar ikan bulanan yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam

Zachman Jakarta, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan Cirebon dan PPN Pekalongan pada tahun 2011. Data kondisi perairan seperti konsentrasi klorofil dan suhu permukaan Laut Jawa merupakan data rata-rata bulanan pada tahun 2011.Pengembangan sistem informasi dilakukan beberapa tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, rancang bangun sistem, verifikasi sistem serta implementasi sistem di internet.

Sistem informasi produksi perikanan tangkap telah berhasil dikembangkan dalam bentuk web yang dapat diakses pada situs http://www.pp-pupj.com.

Informasi yang bisa diakses dari sistem ini, yaitu produksi perikanan, jumlah kapal bongkar ikan, konsentrasi klorofil serta suhu permukaan laut (SPL) di Laut Jawa yang time series.

Produksi perikanan bulanan di PPS Nizam Zachman Jakarta dan PPN Pekalongan memiliki pola yang mirip dimana puncak produksi tertinggi terjadi pada bulan November namun berbeda dengan pola produksi di PPN Kejawanan Cirebon dengan puncak produksi pada bulan Mei. Terlihat peningkatan

konsentrasi klorofil diikuti oleh peningkatan produksi perikanan khususnya di PPN Pekalongan hingga empat bulan berikutnya.


(4)

© Hak Cipta milik Priagung Wicaksono, tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya

2. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah

3. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin dari Institut Pertanian

Bogor


(5)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI

PERIKANAN TANGKAP DAN KONDISI PERAIRAN

PRIAGUNG WICAKSONO

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013


(6)

SKRIPSI

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DAN KONDISI PERAIRAN Nama Mahasiswa : Priagung Wicaksono

Nomor Pokok : C54080006

Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Menyetujui, Pembimbing Utama

Dr. Ir. Jonson L. Gaol, M.Si NIP. 19660712 199103 2 003

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc NIP. 19640801 198903 1 001


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian yang dituangkan dalam skripsi berjudul “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DAN KONDISI PERAIRAN”. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan yaitu Sarjana Ilmu Kelautan.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih dengan tulus dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Jonson L. Gaol, M.Si selaku pembimbing I atas bimbingan, pengetahuan, dan nasehat yang telah diberikan.

2. Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc selaku dosen penguji dan Dr. Henry M. Manik, S.Pi, M.T selaku komisi pendidikan atas bimbingan, pengetahuan, dan nasehat yang telah diberikan.

3. Orang tua saya Sumpeno, Alm. Ani Atmaraningsih dan Yayuk Sri Rahayu atas kasih sayang, bimbingan, pengorbanan, dan doa restu yang diberikan serta keluarga besar Kismo Sugiyanto dan Winarso atas motivasi dan semangatnya.

4. Risti E. Arhatin, M.Si selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan arahan yang diberikan di bidang akademik.

5. Tonny Ari Wibowo, S.IK atas bantuannya mengajarkan tentang website. 6. Kementrian Kelautan dan Perikanan atas data produksi perikanan tangkap dan

kapal bongkar ikannya.

7. NASA atas data suhu dan konsentrasi klorofilnya.

8. Seluruh warga ITK, khususnya ITK 45 atas dukungan, kerjasama dan perjuangannya.

9. Ikatan Alumni SMAN 47 (ILUNI 47) dan Jakarta Community (Jco) atas kebersamaan dan dukungannya.

10. Anak-anak DR D15, Warkopers ITK 45, Fachri, dan Abul atas kebersamaan dan dukungannya.


(8)

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam memberikan sumbangan saran, bimbingan dalam penelitian, pengolahan data, dan penyusunan skripsi secara sukarela.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis sendiri sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, Maret 2013


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan ... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1.Sistem Informasi ... 3

2.2.Sistem Manajemen Basis Data ... 4

2.3.Web Page Maker ... 6

2.3.1. Fitur-Fitur pada Web Page Maker ... 6

2.3.2. Operasi Dasar pada Web Page Maker ... 7

2.4.Hyper Text Markup Language (HTML) ... 9

2.5.Data Perikanan Tangkap ... 9

2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ... 10

2.5.1.1. Angin Musim ... 10

2.5.1.2. Suhu dan Salinitas ... 11

3. BAHAN DAN METODE ... 13

3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 13

3.2.Alat dan Bahan Penelitian ... 13

3.3.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 14

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1.Website ... 16

4.2.Produksi Perikanan Tangkap... 22

4.2.1. Produksi Perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta ... 22

4.2.2. Produksi Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon ... 27


(10)

x

4.2.3. Produksi Perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nusantara

Pekalongan ... 30

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

5.1. Kesimpulan ... 34

5.2. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

LAMPIRAN ... 37


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Data produksi perikanan di PPN Kejawanan, Cirebon pada Juni 2011 ... 10


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Diagram alir rancang bangun sistem informasi ... 14

2. Diagram alir tahapan prosedur penelitian ... 15

3. Tampilan depan website atau menu home ... 17

4. Tampilan halaman informasi pelabuhan perikanan ... 17

5. Tampilan halaman produksi perikanan bulanan ... 18

6. Tampilan halaman produksi perikanan tiap spesies ... 19

7. Tampilan halaman menu informasi ... 20

8. Tampilan halaman menu downloads dengan jenis data per bulan ... 21

9. Tampilan halaman menu downloads dengan jenis data per spesies ... 21

10. Grafik produksi total PPS Nizam Zachman Jakarta, PPN Pekalongan dan PPN Kejawanan Cirebon ... 23

11. Grafik produksi bawal hitam, cumi-cumi, kwee, manyung, dan tembang di PPS Nizam Zachman pada tahun 2011 ... 25

12. Grafik klorofil dan suhu permukaan laut di sekitar PPS Nizam Zachman pada tahun 2011 ... 26

13. Grafik jumlah kapal bongkar ikan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2011 ... 26

14. Grafik produksi belanak, cumi-cumi, lisong, manyung, dan pari burung di PPN Kejawanan pada tahun 2011 ... 28

15. Grafik klorofil dan suhu permukaan laut di sekitar PPN Kejawanan pada tahun 2011 ... 29

16. Grafik jumlah kapal bongkar ikan di PPN Kejawanan pada tahun 2011 ... 29

17. Grafik produksi bawal hitam, layang, manyung, remang, dan tembang di PPN Pekalongan pada tahun 2011 ... 32

18. Grafik klorofil dan suhu permukaan laut di sekitar PPN Pekalongan pada tahun 2011 ... 33


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Produksi perikanan dalam kg di PPS Nizam Zachman pada

tahun 2011 ... 37 2. Produksi perikanan dalam kg di PPN Kejawanan pada

tahun 2011 ... 40 3. Produksi perikanan dalam kg di PPN Pekalongan pada

tahun 2011 ... 42 4. Gambar-gambar contoh hasil tangkapan ... 44


(14)

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Potensi sumberdaya perikanan Indonesia cukup besar salah satunya produksi perikanan tangkap. Produksi perikanan tangkap Indonesia tahun 2011 mencapai 5409100 ton (Kementrian Kelautan dan Perikanan 2011). Keadaan tersebut seharusnya meletakan sektor perikanan menjadi salah satu sektor riil yang potensial di Indonesia. Akhir-akhir ini pemerintah berencana mengimpor ikan untuk menyuplai kebutuhan konsumsi ikan bagi masyarakat (Kompas 2011). Ironisnya, nelayan di beberapa daerah di Indonesia membuang ikan-ikan yang telah busuk karena berlebihnya hasil tangkapan dan itu merugikan bagi para nelayan karena hasil lautnya tidak dapat didistribusikan (Kompas 2011).

Informasi tentang produksi perikanan tangkap dan lingkungannya saat ini masih sulit diperoleh, padahal informasi produksi perikanan tangkap sangat dibutuhkan untuk tujuan pengelolaan secara lestari.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Sutabri 2004). Menurut O‟Brien (1991), pada prinsipnya sistem informasi mempunyai tiga peran utama, yaitu menunjang kegiatan

operasional, menunjang manajemen dalam mengambil keputusan serta menyediakan informasi sebagai output. Sistem informasi menerima dan


(15)

Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu sistem informasi agar informasi produksi perikanan tangkap mudah diperoleh bagi yang membutuhkan.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini berupa suatu sistem informasi produksi perikanan yang ditampilkan dalam web, sehingga masyarakat umum dan pemerintah memperoleh dengan mudah informasi produksi perikanan tangkap tanpa harus langsung ke lokasi untuk mengetahui informasi produksi perikanan tangkap. Sistem informasi ini untuk awal mengambil contoh 3 pelabuhan yang terdapat di pantai utara Jawa yaitu, Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi produksi sumberdaya perikanan tangkap dan kondisi perairan.


(16)

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

Sistem merupakan kesatuan elemen yang memiliki keterkaitan. Beberapa elemen tersebut dapat digabung menjadi suatu unit, kelompok atau komponen sistem dengan fungsi tertentu (Rochim 2002). Informasi merupakan data yang sudah mengalami proses tertentu, tetapi informasi tertentu dapat menjadi data untuk proses lain yang kemudian akan menghasilkan informasi lagi (Nabil 1998). Oleh karena itu, sistem informasi dapat diartikan sebagai kesatuan elemen

informasi, termasuk cara merancang, mengaktifkan, menangani, memelihara, dan memanfaatkan informasi (Rochim 2002).

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah alat untuk mengumpulkan, menyimpan, menayangkan kembali data spasial dari dunia nyata untuk kepentingan-kepentingan tertentu (Prahasta 2001). SIG adalah sekumpulan perangkat komputer, perangkat lunak dan data geografis untuk menangkap, mengelola, menganalisa, dan menayangkan seluruh bentuk informasi geografis bereferensi (ESRI 2002).

Dua jenis data yang digunakan dalam SIG, yaitu data spasial dan data non-spasial. Data spasial merupakan data yang mengacu pada ruangan suatu wilayah geografis tertentu. Informasi spasial ini dapat diartikan juga sebagai geoinformasi yang bentuk penyajiannya berupa peta. Data spasial ini dapat dibagi menjadi dua yaitu data raster dan data vektor. Data non-spasial atau lebih dikenal dengan data atribut merupakan data yang melengkapi keterangan dari data


(17)

dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif (nama, jenis, tipe) dan data kuantitatif (angka, besar jumlah, tingkatan, kelas interval) yang mempunyai hubungan satu-satu dengan data spasialnya (Prahasta 2001).

2.2. Sistem Manajemen Basis Data

Data adalah fakta yang diperoleh dari pengamatan, baik pengamatan dengan panca indera maupun dengan alat (Nabil 1998). Sistem manajemen basis data atau Data Base Management System (DBMS) adalah sistem yang berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. DBMS terdiri dari satu set basis data dan set program pengelola untuk menambah, menghapus, mengambil, dan membaca data (Kristanto 1994). Beberapa kelebihan digunakannya sistem manajemen basis data, yaitu:

a. Padat yaitu tidak perlu lagi membuat arsip kertas dalam ukuran besar. b. Mengurangi pekerjaan yang membosankan.

c. Kecepatan yaitu mesin dapat memperoleh kembali dan mengubah data jauh lebih cepat daripada manusia yang dapat lakukan.

d. Aktual yaitu informasi terbaru dan akurat selalu tersedia di setiap waktu ketika dibutuhkan.

Menurut Kristanto (2002), ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk merancang basis data, yaitu:

a. Redudansi dan Inkonsistensi Data

Redudansi adalah data yang sama di beberapa tempat. Hal ini


(18)

5

diubah maka harus mengubah satu per satu. Selain itu juga menyebabkan pemborosan ruang dan biaya.

b. Kesulitan Akses Data

Data yang kita punya mesti mudah diakses dengan program yang familiar dan DBMS sudah dapat memenuhi syarat tersebut. c. Isolasi Data Untuk Standarisasi

Jika data yang kita punya merupakan beberapa file, meka haruslah dalam format yang sama sehingga tidak menyulitkan saat pengaksesan data.

d. Multiple User

Salah satu alasan basis data dibuat karena nantinya basis data

digunakan oleh banyak orang dan waktu yang tidak terbatas, sehingga basis data yang baik harus tidak bergantung dan menyatu dengan programnya.

e. Masalah Keamanan

Sistem basis data haruslah mempunyai program yang dapat mengatur akses dari user.

f. Masalah Integritas

Jika terdapat dua file yang saling berkaitan, maka haruslah ada field

rinci yang mengaitkan keduanya. g. Masalah Kebebasan Data

Sistem basis data yang baik harus menjamin bahwa suatu saat struktur data dapat mengubah, maka program tidak perlu diubah dan tetap dapat mengakses data.


(19)

2.3. Web Page maker

Web Page maker adalah software yang mudah digunakan untuk membantu membuat halaman web sendiri tanpa perlu pengalaman atau pengetahuan

mendalam tentang HTML. Hanya drag dan drop gambar, teks, musik dan video. menjadi sebuah layout. Selama proses edit, dapat dengan mudah memindahkan objek dengan mouse ke mana saja di halaman. Pembuat halaman web dilengkapi dengan beberapa template berkualitas tinggi yang dapat membantu untuk

memulai. Fitur lain termasuk thumbnail, mouse-over effects, ready-to-use Java Script effects, text link style sheet, tables, forms, iframes dan lain-lain. Program ini juga mencakup built-in (File Transfer Protocol) FTP untuk memudahkan

meng-upload situs yang yang telah dibuat ke Internet dengan menekan sebuah tombol

publish (http://www.webpage-maker.com). 2.3.1. Fitur-Fitur pada Web Page maker

Web Page maker mempunyai fitur utama sebagai berikut (http://www.webpage-maker.com):

a. Tidak dibutuhkan coding html dan pengalaman mendalam tentang

web.

b. Drag dan drop objek.

c. Layout dan desain WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang benar.

d. Dapat membuat website dengan beberapa halaman dan sekaligus dengan mudah mengelolanya.

e. Membuat halaman website dengan jumlah yang tak terbatas. f. Terdapat template pra-desain website.


(20)

7

g. File audio dan video dapat dimasukkan secara langsung pada halaman yang dibuat.

h. Dapat menggunakan (Cascading Style Sheets) CSS style sheet untuk mengontrol teks yang muncul pada halaman yang dibuat.

i. Ratusan fungsi: thumbnail, mouse-over effects, ready-to-use Java Script effects, text link style sheet, tables, forms, dan masih banyak lagi.

j. Semua halaman yang dibuat dapat dipublikasikan pada satu waktu dengan fungsi built-in publish.

k. Website yang dibuat akan kompatibel dengan semua browser, termasuk Netscape, Mozilla serta Opera, bukan hanya Internet Explorer.

2.3.2. Operasi Dasar pada Web Page maker

Web Page maker mempunyai operasi dasar sebagai berikut (http://www.webpage-maker.com):

a. Memposisikan unsur-unsur pada halaman web.

Web Page maker memungkinkan untuk memindahkan unsur-unsur pada halaman yang dibuat sesuai keinginan. Setelah unsur-unsur ditambahkan ke halaman, cukup geser ke posisi yang diinginkan dan taruh di sana. Dapat juga menggunakan tombol arah pada keyboard untuk memindahkan unsur-unsur ke posisi yang tepat.

b. Mengelola unsur-unsur pada halaman web.

Mencari tahu cara memilih, menghapus, atau menyalin salah satu elemen yang akan dimasukkan dalam sebuah halaman web. c. Memasukkan unsur-unsur ke halaman web.


(21)

Elemen umum seperti logo, tombol navigasi, informasi hak cipta dapat ditempatkan pada setiap halaman situs. Dengan pilihan “include” pada Web Page maker, unsur-unsur dapat dibagikan atau digunakan

bersama oleh lebih dari satu halaman. Ketika informasi perubahan, dapat secara otomatis diperbarui pada semua halaman dalam situs. d. Mengubah ukuran unsur-unsur pada halaman web.

Web Page maker memudahkan untuk mengubah ukuran unsur-unsur pada halaman web. Cukup pilih, kemudian seret ke ukuran baru menggunakan pengubah.

e. Menyelaraskan unsur-unsur pada halaman web.

Setelah dua atau lebih unsur-unsur pada halaman web ditempatkan, dapat digunakan perintah “align” untuk menyelaraskan atau meratakan

secara otomatis unsur-unsur pada halaman web yang ingin diselaraskan atau diratakan.

f. Layering unsur-unsur pada halaman web.

WebPage maker memungkinkan untuk tumpang tindih gambar dan teks agar menghasilkan desain halaman web yang lebih menarik. g. Mengunci unsur-unsur pada halaman web.

Setelah unsur-unsur (seperti kotak teks, gambar, bentuk dan sebagainya) diposisikan pada posisi yang tepat, dapat digunakan pengunci untuk mencegah dipindahkan secara tidak sengaja.


(22)

9

2.4. Hyper Text Markup Language (HTML)

File HTML atau file template ini berisikan teks yang menyusun konfigurasi tampilan (layout) secara keseluruhan dalam sebuah halaman web. Penyusunan konfigurasi halaman web tersebut menggunakan bahasa

pemrograman HTML. File HTML dapat disisipi bahasa pemrograman seperti JavaScript atau PHP. Sebuah dokumen HTML merupakan satu halaman web

(Cahyono dan Priyatmono 2006).

2.5. Data Perikanan Tangkap

Data perikanan tangkap biasanya disajikan dalam bentuk tabel. Contoh bentuk data produksi perikanan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data produksi perikanan di PPN Kejawanan, Cirebon pada Juni 2011.

No Jenis Ikan

Produksi Ikan berdasarkan Jenis Kapal (Kg) Jumlah Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor

1 Belanak 0 0 115 115

2 Cucut botol 0 0 11 11

3 Cumi-cumi 0 0 4.653 4.653

4 Ikan lidah 0 5.733 0 5.733

5 Kakap putih 0 0 11 11

6 Kembung Perempuan

0 18.670 0 18.670

7 Kwee 0 0 244 244

8 Kwee 0 0 131 131

9 Layur 0 0 23 23

10 Lisong 0 0 14.537 14.537

11 Manyung 0 0 1.239 1.239

12 Pari kelelawar 0 0 91 91

13 Tenggiri 0 0 2.001 2.001

14 Terubuk (dewasa), Pias (yuwana)

0 0 28 28

15 Tongkol abu-abu 0 0 53 53


(23)

2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi 2.5.1.1. Angin Musim

Sistem angin musim sangat mempengaruhi kondisi musim di perairan Indonesia termasuk pergerakan arus terutama arus permukaan (Nontji 1987). Sistem angin musim terbagi menjadi 4, yaitu Musim Barat (Desember, Januari, Februari), Musim Peralihan I (Maret, April, Mei), Musim Timur (Juni, Juli, Agustus) dan Musim Peralihan II (September, Oktober, November) (Wyrtki 1961).

Suhu maksimum di perairan Indonesia terjadi pada Musim Peralihan I (April – Mei) dan Musim Peralihan II (sekitar November). Pada saat tersebut angin relatif lemah sehingga proses pemanasan di permukaan terjadi lebih kuat. Tingginya intensitas penyinaran dan dengan kondisi permukaan laut lebih tenang menyebabkan penyerapan panas ke dalam air laut lebih tinggi sehinga suhu air menjadi maksimum. Sebaliknya pada musim barat (Desember – Pebruari) suhu mencapai minimum. Hal ini disebabkan karena pada musim tersebut kecepatan angin sangat kuat dan curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan yang berarti intensitas penyinaran relatif rendah dan permukaan laut yang lebih bergelombang mengurangi penetrasi panas ke dalam air laut, hal inilah yang mengakibatkan suhu permukaan mencapai minimum (Rasyid 2010). Kondisi alam seperti gelombang dan angin yang tinggi pada Musim Barat, merupakan salah satu kendala saat operasi penangkapan yang menentukan hasil tangkapan (Priatna dan Natsir 2007).

Perairan Laut Jawa terbagi menjadi inshore Laut Jawa dan offshore Laut Jawa. Perairan inshore Laut Jawa dibagi lagi menjadi perairan inshore Utara Jawa, Timur Lampung/Sumatera Selatan dan Selatan Kalimantan. Saat musim


(24)

11

Timur, angin Tenggara berhembus kencang sehingga menyebabkan timbulnya kawasan-kawasan perairan yang „teduh‟ (lee area) di perairan inshore Laut Jawa. Oleh karena itu, kegiatan penangkapan pada musim Timur di perairan tersebut menghasilkan laju tangkap yang tinggi (Badrudin et al.2010)

2.5.1.2. Suhu dan Salinitas

Suhu adalah indikasi jumlah energi (panas) yang terdapat dalam suatu sistem atau massa sebagai ukuran energi gerakan molekul (Nybakken 1992). Rata-rata suhu permukaan laut di Laut Jawa berkisar antara 27.25 – 28.25˚C dengan suhu permukaan laut lebih tinggi pada bagian barat (Gaol dan Sadhotomo 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gaol dan Sadhotomo (2007) dengan menggunakan data insitu, SPL di bagian timur lebih rendah dari pada di bagian tengah maupun barat pada saat musim barat. Sebaliknya, SPL di bagian barat lebih rendah dari pada di bagian tengah maupun timur pada saat musim timur. Itu disebabkan saat musim timur, angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari timur ke barat dengan membawa massa air yang relatif lebih dingin dan begitu juga sebaliknya saat musim barat.

Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut dan biasanya disebut bagian perseribu (Hutabarat dan Evans 2008).

Salinitas merupakan faktor abiotik selain suhu yang sangat menentukan sebaran biota laut termasuk ikan (Aziz 1994). Menurut Gaol dan Sadhatomo (2007), pergerakan angin musim juga sangat mempengaruhi pola distribusi salinitas di Laut Jawa. Selama musim timur, angin dan arus datang dari timur dan pada waktu yang sama, air oseanik masuk ke Laut Jawa dan secara berangsur mendorong air bersalinitas rendah ke bagian barat dan sebaliknya terjadi pada periode musim


(25)

barat. Selama periode musim timur Laut Jawa dominan diisi massa air dengan salintas antara 32.5-34.2 psu sedangkan, selama periode musim barat kisaran nilai salintasnya antara 30-32 psu.

Perbedaan sebaran suhu dan salinitas yang nyata antara periode musim timur dan musim barat berpengaruh terhadap sebaran sumberdaya ikan di Laut Jawa. Masuknya massa air dengan salinitas tinggi ke Laut Jawa pada saat musim timur diikuti oleh masuknya ikan-ikan oseanik ke Laut Jawa seperti jenis ikan layang, sebaliknya terjadi pada musim barat (Gaol dan Sadhotomo 2007).


(26)

3.

BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Desember 2012. Data produksi perikanan tangkap diperoleh dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Data kondisi perairan seperti suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil diperoleh dari situs http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Data diolah di Laboraturium Komputer, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan yaitu perangkat keras (hardware) seperti notebook

dengan sistem operasi Windows 7 dan modem serta perangkat lunak (software) seperti ArcGIS 10, Web Page Maker, Mozilla Firefox, Notepad, dan Microsoft Excel. ArcGIS 10 digunakan untuk membuat peta lokasi. Web Page Maker untuk mendesain halaman web. Mozilla Firefox untuk menguji tampilan web. Notepad

untuk mengedit bahasa Hyper Text Markup Language (HTML). Microsoft Excel untuk mengolah data perikanan.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa data grafis berupa peta spasial pulau Jawa dan data atribut berupa data produksi perikanan tangkap dan data kapal bongkar ikan yang berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Cirebon dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan tahun 2011. Selain itu, juga


(27)

Selesai Mulai

Desain Sistem Informasi

Masukkan Data

Memuaskan Memuaskan

ya

ya

tidak tidak

3.3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan beberapa tahap agar lebih terarah dan efektif. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:

a. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan adalah data posisi pelabuhan, produksi perikanan, jumlah kapal bongkar ikan, konsentrasi klorofil dan suhu permukaan laut. b. Pengolahan data

Pengolahan data menghasilkan peta informasi lokasi pelabuhan perikanan, produksi perikanan tiap bulan dan produksi perikanan tiap spesies.

c. Rancang bangun sistem

Perancangan bangun sistem dilakukan dua tahap, yaitu mendesain sistem informasi dan memasukan data ke dalam sistem (Gambar 1).


(28)

15

d. Verifikasi sistem

Verifikasi sistem merupakan uji coba sistem yang telah dibuat. Ini dilakukan untuk mencari kelemahan dan kekurangan dalam program. Kekurangan program yaitu kesalahan dalam pemrograman atau lebih dikenal dengan istilah debugging.

e. Implementasi sistem di internet

Sistem yang telah dibuat dipublikasikan di internet.

Tahapan prosedur penelitian tersebut digambarkan pada diagram alir yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram alir tahapan prosedur penelitian.

Data koordinat pelabuhan

Peta dasar pulau Jawa

Peta informasi lokasi pelabuhan perikanan di

pantai utara Jawa

Data atribut berupa data produksi perikanan pantai

utara Jawa

Rancang bangun sistem

Verifikasi Sistem

Tidak

Ya Implementasi sistem


(29)

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem informasi produksi perikanan tangkap dikembangkan menjadi sebuah website yang dapat diakses pada situs http://www.pp-pupj.com.

4.1. Website

Desain website terdiri dari header dan footer yang selalu sama pada setiap halaman, banner hanya pada menu home serta isi website sesuai menu utama.

Header merupakan bagian atas halaman website yang diisi dengan judul website.

Footer merupakan bagian bawah halaman website yang diisi dengan tahun, nama organisasi atau institusi dan perancang website. Menu website dirancang menjadi 3 (tiga) menu utama, yaitu: home, informasi dan download. Menu home

merupakan tampilan depan website. Menu home memiliki isi berupa peta pulau Jawa beserta titik (point) lokasi pelabuhan perikanan seperti PPS Nizam Zachman Jakarta, PPN Kejawanan Cirebon dan PPN Pekalongan serta dilengkapi juga dengan banner yang langsung terkoneksi ke website setiap banner tersebut dan alamat emailadministrator. Tampilan depan website disajikan pada Gambar 3.

Titik lokasi pelabuhan perikanan menghubungkan ke halaman yang berisi informasi tentang pelabuhan perikanan tersebut, seperti nama pelabuhan

perikanan, alamat, nomor telepon, nomor fax, alamat email, nama kepala pelabuhan, dan tahun dibangunnya. Selain itu, di bawah informasi tersebut terdapat pilihan menu informasi produksi perikanan pada pelabuhan perikanan tersebut. Salah satu tampilan halaman informasi pelabuhan perikanan disajikan pada Gambar 4.


(30)

17

Gambar 3. Tampilan depan website atau menu home.

Gambar 4. Tampilan halaman informasi pelabuhan perikanan. Pilihan menu produksi perikanan menghubungkan ke halaman produksi perikanan bulanan maupun produksi perikanan tiap spesies tergantung menu yang

PPS Jakarta

PPN PPN


(31)

dipilih. Halaman produksi perikanan bulanan berisi jenis-jenis produksi perikanan di pelabuhan perikanan yang dipilih beserta jumlahnya perbulan pada bulan dan tahun tertentu berdasarkan tahun dan bulan yang dipilih pada menu tahun dan bulan yang terdapat di sebelah kiri. Salah satu tampilan halaman produksi perikanan bulanan disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Tampilan halaman produksi perikanan bulanan. Halaman produksi perikanan tiap spesies berisi data jumlah produksi perikanan tiap spesies perbulan dalam satu tahun di pelabuhan perikanan yang dipilih beserta grafik sebaran jumlah produksi spesies tersebut berdasarkan bulan pada tahun tertentu berdasarkan tahun dan spesies dapat dipilih pada menu tahun dan spesies yang terdapat di sebelah kiri. Salah satu tampilan halaman produksi perikanan tiap spesies disajikan pada Gambar 6. Gambar-gambar ikan yang diambil sebagai contoh di penelitian ini disajikan pada Lampiran 4.


(32)

(33)

Menu informasi memiliki isi berupa penjelasan tentang produksi dan data perikanan laut yang berasal dari berbagai sumber. Sehingga, user mengetahui tujuan dari pengembangan sistem informasi spasial produksi perikanan pantai utara pulau Jawa ini. Tampilan halaman menu informasi disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Tampilan halaman menu informasi.

Menu downloads memiliki isi berupa daftar file produksi perikanan per spesies maupun per bulan tergantung jenis data yang dipilih pada menu jenis data pada bagian kiri. Menu pelabuhan bertujuan untuk memilih pelabuhan mana yang ingin kita peroleh data produksi perikanannya. Dengan memilih kombinasi jenis data dan lokasi yang diinginkan akan muncul daftar file yang dapat diunduh sesuai dengan jenis data dan lokasi yang diinginkan. Tampilan halaman menu

dowload dengan jenis data per bulan pada salah satu lokasi disajikan pada Gambar 8. Tampilan halaman menu dowload dengan jenis data per spesies pada salah satu


(34)

21

Gambar 8. Tampilan halaman menu dowload dengan jenis data per bulan.


(35)

4.2. Produksi Perikanan Tangkap

PPS Nizam Zachman Jakarta, PPN Kejawanan Cirebon dan PPN Pekalongan memiliki produksi perikanan yang berbeda keragaman jenis hasil tangkapan maupun jumlahnya. Produksi perikanan bulanan di PPS Nizam Zachman Jakarta dan PPN Pekalongan memiliki pola yang mirip dimana puncak produksi tertinggi terjadi pada bulan November namun berbeda dengan pola produksi di PPN Kejawanan Cirebon dengan puncak produksi pada bulan Mei seperti grafik yang disajikan pada Gambar 10. Selain itu, juga terdapat perbedaan keragaman jenis hasil tangkapan dan jumlahnya tiap bulan pada tahun 2011 pada tiap pelabuhan (Lampiran 1 – 3). Gambar-gambar contoh hasil tangkapan

disajikan pada Lampiran 4.

4.2.1. Produksi Perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta

PPS Nizam Zachman Jakarta mendaratkan 70 spesies atau jenis hasil tangkapan pada tahun 2011 dengan sebaran jumlah produksi yang berbeda-beda setiap bulannya. Lima dari 70 jenis hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman, yaitu bawal hitam (Stromateus niger), cumi-cumi (Loligo sp.), kwee (Caranx

sexfasciatus), manyung (Arius thalassinus), dan tembang (Sardinella fimbriata). Jumlah produksi kelima jenis hasil tangkapan tersebut berbeda-beda setiap bulannya (Gambar 11).

Berdasarkan grafik sebran produksi dari kelima jenis hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman jumlah hasil produksi paling banyak yaitu pada musim peralihan II (September atau November). Jumlah produksi paling sedikit yaitu pada musim barat (Februari atau Desember) atau awal musim peralihan I (Maret). Kondisi lingkungan perairan seperti konsentrasi klorofil dan suhu permukaan laut


(36)

23

di sekitar PPS Nizam Zachman (Gambar 12) tidak berpengaruh langsung terhadap produksinya. Namun ketersediaan kelimpahan fitoplankton yang terlihat dari kosentrasi klorofil rata-rata 1 mg/m3 cukup untuk menjamin kelangsungan hidup ikan di laut.

(a)

(b)

(c)

Gambar 10. Grafik produksi total PPS Nizam Zachman Jakarta (a), PPN

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Ju m lah (eko r) Bulan 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000

Jan Feb Ma

r Ap r Me i Ju n Ju l Agu Se p Ok t N o v De s Ju m lah (eko r) Bulan 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Ju m lah (eko r) Bulan


(37)

Sebagian besar kapal yang melakukan bongkar ikan di PPS Nizam Zachman berukuran besar (Gambar 13). Kapal-kapal berukuran besar tersebut menangkap ikan hingga ke luar Laut Jawa. Jumlah kapal yang melakukan aktivitas bongkar ikan dipengaruhi oleh angin musim. Jumlah kapal yang melakukan aktivitas bongkar ikan di PPS Nizam Zachman paling sedikit pada bulan Maret yaitu 171 kapal yang terdiri dari 1 kapal berukuran 5-10 GT, 44 kapal berukuran 20-30 GT, 11 kapal berukuran 30-50 GT, 48 kapal berukuran 50-100 GT, 64 kapal berukuran 100-200 GT, dan 3 kapal berukuran lebih dari 200 GT.

Itu disebabkan berkurangnya jumlah kapal melaut karena faktor cuaca saat musim barat (Desember-Februari). Aktivitas bongkar ikan paling banyak saat bulan Oktober yaitu 318 kapal yang terdiri dari 1 kapal motor tempel, 1 kapal berukuran 5-10 GT, 3 kapal berukuran 10-20 GT, 102 kapal berukuran 20-30 GT, 28 kapal berukuran 30-50 GT, 83 kapal berukuran 50-100 GT, 94 kapal berukuran 100-200 GT, dan 6 kapal berukuran lebih dari 200 GT. Walaupun jumlah kapal yang bongkar ikan pada bulan September atau November bukan merupakan jumlah yang paling banyak dibandingkan saat bulan Oktober. Akan tetapi, jumlah kapal yang berukuran 50-100 GT dan 100-200 GT yang melakukan bongkar ikan saat bulan November lebih banyak dari pada saat bulan Oktober.

Selain itu, saat bulan September memang merupakan produksi paling banyak untuk beberapa spesies akan tetapi apabila dilihat produksi total di pelabuhan tersebut yang disajikan saat bulan September bukan merupakan produksi terbanyak. Akan tetapi, produksi terbanyak di pelabuhan tersebut terdapat saat bulan November (Lampiran 2).


(38)

25

Gambar 11. Grafik produksi bawal hitam (a), cumi-cumi (b), kwee (c), manyung (d), dan tembang (e) di PPS Nizam Zachman tahun 2011.


(39)

Gambar 12. Grafik klorofil (atas) dan suhu permukaan laut (b) di sekitar PPS Nizam Zachman tahun 2011.

Gambar 13. Grafik jumlah kapal bongkar ikan di PPS Nizam Zachman pada tahun 2011. 3.508 2.092 1.071 1.123 0.988 1.032 1.0750.808 0.717 0.683 0.747 0.799 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

K lo ro fi l ( m g /m 3) Bulan 27.803 29.49329.691 30.12630.411 30.009 29.224 28.967 29.388 29.924 30.427 30.488 26 26.5 27 27.5 28 28.5 29 29.5 30 30.5 31

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Su hu ˚C Bulan 0 50 100 150 200 250 300 350

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Ju m lah Bulan Perahu tanpa motor Motor Tempel <5 GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT 50-100 GT 100-200 GT >200 GT


(40)

27

4.2.2. Produksi Perikanan di PPN Kejawanan Cirebon

PPN Kejawanan Cirebon mendaratkan 31 spesies atau jenis hasil

tangkapan pada tahun 2011 dengan sebaran jumlah produksi yang berbeda-beda setiap bulannya. Lima dari 31 jenis hasil tangkapan di PPN Kejawanan, yaitu belanak (Valamugil seheli), cumi-cumi (Loligo sp.), lisong (Scomber

australasicus), manyung (Arius thalassinus), dan pari burung (Rhinoptera javanica). Jumlah produksi kelima jenis hasil tangkapan tersebut berbeda-beda setiap bulannya (Gambar 14).

Berdasarkan grafik sebaran produksi dari kelima jenis hasil tangkapan di PPN Kejawanan jumlah hasil produksi paling banyak yaitu pada musim Timur (Juli atau Agustus) atau musim peralihan II (Oktober). Jumlah hasil produksi paling sedikit pada umumnya terjadi pada musim Barat atau awal musim peralihan I (Maret).

Kondisi lingkungan perairan seperti klorofil dan suhu permukaan laut (Gambar 15) di sekitar PPN Kejawanan menunjukkan peningkatnya kandungan klorofil mengindikasikan peningkatan kelimpahan fitoplankton saat bulan Juni diikuti dengan meningkatnya produksi ikan bulan berikutnya.

Produksi hasil tangkapan juga dipengaruhi oleh aktivitas bongkar ikan. Jenis hasil tangkapan saat bulan Maret sedikit disebabkan oleh sedikitnya kapal yang berlayar saat masuk musim barat terutama bulan Desember dan Januari. Itu karena pada umumnya kapal yang terdapat di PPN Kejawanan berlayar selama satu sampai tiga bulan, sehingga kapal besar yang bongkar ikan saat musim barat maupun setelah musim barat sedikit (Gambar16).


(41)

Gambar 14. Grafik produksi belanak (a), cumi-cumi (b), lisong (c), manyung (d), dan pari burung (e) di PPN Kejawanan tahun 2011.


(42)

29

Gambar 15. Grafik klorofil (atas) dan suhu permukaan laut (b) di sekitar PPN Kejawanan tahun 2011.

Gambar 16. Grafik jumlah kapal bongkar ikan di PPN Kejawanan pada tahun

0.52 0.49 0.386 0.475 0.401 0.66 0.626 0.582 0.474 0.406 0.389 0.708 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

K lo ro fi l ( m g /m 3) Bulan 28.022 29.285 29.637 30.105 30.154 29.663 28.887 28.54 28.86 29.335 30.283 30.041 26.5 27 27.5 28 28.5 29 29.5 30 30.5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Su hu ˚C Bulan 0 20 40 60 80 100 120 140

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Ju m lah Bulan Perahu tanpa motor Motor Tempel <5 GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT 50-100 GT 100-200 GT >200 GT


(43)

Berdasarkan grafik tersebut pada bulan Maret memang bukan yang paling sedikit jumlah kapal yang melakukan aktifitas bongkar ikan tetapi bulan Agustus yang merupakan jumlah terendah kapal yang melakukan aktifitas bongkar ikan yaitu 2 kapal. Akan tetapi kapal yang bongkar ikan pada bulan Agustus berukuran ukuran 30-50 GT sedangkan, kapal yang bongkar ikan pada bulan Maret

berukuran 20-30 GT dengan jumlah 3 kapal. Itu pun sama seperti saat bulan April dan September. Walaupun jumlah kapal yang bongkar ikan sama seperti saat bulan Maret tetapi pada bulan April ketiga kapal tersebut berukuran 30-50 GT dan pada bulan September ketiga kapal tersebut terdiri atas 2 kapal berukuran 20-30 GT dan 1 kapal berukuran 30-50 GT. Oleh karena itu, hasil tangkapan pada bulan April dan September lebih banyak dari bulan Maret.

Jenis hasil tangkapan yang memiliki jumlah hasil produksi paling banyak yaitu pada musim Timur (Juli atau Agustus) atau musim peralihan II (Oktober). Walaupun jumlah kapal yang bongkar ikan pada bulan Juli, Agustus dan Oktober bukan yang paling banyak dibandingkan saat bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni. Akan tetapi, ukuran kapal yang melakukan bongkar ikan saat bulan Juli, Agustus dan Oktober lebih besar yaitu 20-30 GT dan 30-50 GT dibandingkan dengan saat bulan Januari, Februari, Mei, dan Juni yang umumnya kapal yang bongkar ikan merupakan kapal dengan motor tempel maupun kapal berukuran 5-10 GT.

4.2.3. Produksi Perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan PPN Pekalongan mendaratkan 29 spesies atau jenis hasil tangkapan pada tahun 2011 dengan sebaran jumlah produksi yang berbeda-beda setiap bulannya. Lima dari 29 jenis hasil tangkapan di PPN Kejawanan, yaitu bawal hitam


(44)

31

(Stromateus niger), layang (Decapterus russelli), manyung (Arius thalassinus), remang (Muraenesox talabon), dan tembang (Sardinella fimbriata). Jumlah produksi kelima jenis hasil tangkapan tersebut berbeda-beda setiap bulannya (Gambar 17).

Berdasarkan grafik sebaran produksi dari kelima jenis hasil tangkapan di PPN Pekalongan jumlah hasil produksi paling banyak yaitu pada musim Timur (Juni) serta musim peralihan II (September, Oktober atau November). Jumlah hasil produksi paling sedikit yaitu pada musim Barat (Januari atau Februari) atau pertengahan musim peralihan I (April). Kondisi lingkungan perairan seperti klorofil dan suhu permukaan laut (Gambar 18) di sekitar PPN Pekalongan

berpengaruh terhadap produksi beberapa jenis tangkapan di PPN Pekalongan. Saat musim timur suhu permukaan laut di sekitar PPN Pekalongan menurun

mengindikasikan adanya pergerakan arus dan massa air dari Laut Flores dan Selat Makasar ke Laut Jawa dimana saat musim timur terjadi upwelling di Selatan Makasar sehingga menyebabkan nutrien meningkat dan terjadinya peningkatan konsentrasi klorofil (Nontji 1987). Peningkatan konsentrasi klorofil mulai bulan Juni diikuti peningkatan produksi ikan hingga bulan November.

Jumlah kapal yang melakukan aktivitas bongkar ikan di PPN Pekalongan (Gambar 19) juga mempengaruhi produksi hasil tangkapannya. Jumlah produksi pada bulan April merupakan salah satu bulan dengan produkisi terendah. Selain disebabkan oleh faktor lingkungan tetapi juga karena kapal yang melakukan bongkar ikan pada bulan tersebut paling sedikit yaitu 48 kapal. Jumlah hasil produksi pada bulan Oktober merupakan salah satu bulan dengan produkisi tertinggi. Selain disebabkan oleh pengaruh musim yang mempengaruhi


(45)

lingkungan tetapi juga karena kapal yang melakukan aktivitas bongkar ikan pada bulan tersebut paling banyak yaitu 275 kapal.

Gambar 17. Grafik produksi bawal hitam (a), layang (b), manyung (c), remang (d), dan tembang (e) di PPN Pekalongan tahun 2011.


(46)

33

Gambar 18. Grafik klorofil (atas) dan suhu permukaan laut (b) di sekitar PPN Pekalongan tahun 2011.

Gambar 19. Grafik jumlah kapal bongkar ikan di PPN Pekalongan pada tahun

0.505 0.492 0.382 0.439 0.368 0.688 0.683 0.504 0.391 0.3710.396 0.639 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

K lo ro fi l ( m g /m 3) Bulan 28.311 29.481 30.114 29.899 30.079 29.529 28.741 28.393 28.747 29.28 30.331 29.824 27 27.5 28 28.5 29 29.5 30 30.5

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Su hu ˚C Bulan 0 50 100 150 200 250 300

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Ju m lah Bulan Perahu tanpa motor Motor Tempel <5 GT 5-10 GT 10-20 GT 20-30 GT 30-50 GT 50-100 GT 100-200 GT >200 GT


(47)

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sistem informasi produksi perikanan tangkap telah berhasil dikembangkan dalam bentuk website. Informasi yang tersedia dalam sistem ini meliputi produksi perikanan, jumlah kapal bongkar ikan, konsentrasi klorofil dan suhu permukaan laut.

Produksi perikanan bulanan di PPS Nizam Zachman Jakarta dan PPN Pekalongan memiliki pola yang mirip dimana puncak produksi tertinggi terjadi pada bulan Nopember namun berbeda dengan pola produksi di PPN Kejawanan Cirebon dengan puncak produksi pada bulan Mei. Terlihat peningkatan

konsentrasi klorofil diikuti oleh peningkatan produksi perikanan khususnya di PPN Pekalongan hingga empat bulan berikutnya.

5.2. Saran

Keakuratan data merupakan hal yang sangat penting dalam sistem informasi. Oleh karena itu, sebaiknya pada pengembangan selajutnya data perikanan dan kondisi perairan yang ada diuji akurasinya.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz A. 1994. Pengaruh Salinitas Terhadap Sebaran Fauna Ekhinodermata.

Oseana. 19(2): 23-32. ISSN: 0216 – 1877.

Badrudin, Aisyah, Wiadnyana NN.2010. Indeks Kelimpahan Stok dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Demersal di WPP Laut Jawa. Jakarta (ID): Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Cahyono AB dan Priyatmono LN. 2006. OpenSource (OS) MapServer Untuk Perancangan SIG Berbasis Web. Pertemuan Ilmiah Tahunan III T. Surabaya (ID): Geomatika ITS.

ESRI. 2002. Using ArcGIS Spatial Analyst. New York (US): Environmental System Research Institute, Inc.

Gaol JL dan Sadhotomo B. 2007. Karakteristik dan Variabilitas Parameter- Parameter Oseanografi Laut Jawa Hubungannya Dengan Distribusi Hasil Tangkapan Ikan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3:201-211. Http://www.webpage-maker.com/

Hutabarat S dan Evans SM. 2008. Pengantar Oseanografi. Jakarta (ID): UI Press. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Produksi Perikanan di PPN

Kejawanan, Cirebon. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan dalam

Angka 2011. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kompas. 2011 Des 4. Nelayan membuang ikan. Kompas.

Kompas. 2011 Des 5. Pemerintah mengimpor ikan. Kompas.

Kristanto H. 1994. Konsep dan Perancangan Database. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi Yogyakarta.

Kristanto H. 2002. Konsep dan Perancangan Database. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi Yogyakarta.

Nabil M. 1998. Piawai Komputer: Dasar-Dasar, Teknik Memrogram dan Struktur Data dengan Pendekatan Abstract Data Type. Bogor (ID): Agro Industri Press.

Nontji. 1987. Laut Nusantara. Jakarta(ID): Penerbit Djambatan.

Nybakken JW. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. HM Eidman, Koesoebiono, DG Bengen, M Hutomo, S Subarjo, penerjemah. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

O‟Brien JA. 1991. Introduction to Information System in Business Management. 6th Edition. Boston (US): Irwin Inc.

Prahasta E. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung (ID): Informatika Bandung.


(49)

Priatna A dan Natsir M. 2007. Pola Sebaran Ikan pada Musim Barat dan Peralihan di Perairan Utara Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 14(1): 63-72.

Rasyid A. 2010. Distribusi Suhu Permukaan pada Musim Peralihan Barat-Timur Terkait Dengan Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan

Spermonde. Ilmu Kelautan dan Perikanan. 20(1): 1-7. ISSN: 0853-4489. Rochim T. 2002. Sistem Informasi. Bandung (ID): Penerbit ITB.

Sutabri T. 2004. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta (ID): ANDI Yogyakarta. Wyrtki K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga Report.

Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of California. California (US): La Jolla.


(50)

Lampiran 1. Produksi perikanan dalam kg di PPS Nizam Zachman pada tahun 2011.

No Spesies Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Albakora 283,043 398,087 236,628 294,367 355,710 256,181 280,648 350,395 250,199 211,582 120,014 145,331

2 Alu-alu/ Manggilala/Pucul 3,282 3,008 3,678 15,733 10,475 1,971 1,041 3,906 3,52 8,27 13,717 23,043

3 Balong 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0

4 Bandeng 92,959 47,640 37,464 39,500 58,097 18 55,321 80,644 32,32 32,682 32,91 27,641

5 Banyar/ Kembung Lelaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 672 15 9,916

6 Bawal hitam 4,317 2,002 4,521 3,220 8,396 48,557 58,940 50,831 74,809 62,634 51,254 44,570

7 Bawal putih 1,500 484 0 2,331 4,900 9,25 6,254 1,55 400 11,964 6,14 10

8 Belanak 8,318 1,750 2,760 5,827 1,802 0 0 0 2,6 0 0 0

9 Beloso/ Buntut kerbo 0 0 0 0 0 16 5 0 0 0 0 7

10 Bentong 0 0 0 0 0 23,686 16,216 36,299 7,558 6,895 28,007 30,753

11 Beronang lingkis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0

12 Biji nangka 0 0 0 13,440 0 15 0 0 0 0 0 0

13 Cakalang 1,053,693 951,532 1,409,088 1,566,089 1,727,634 2,382,871 2,603,611 2,451,168 2,587,257 4,323,931 4,004,600 2,571,372

14 Cendro/ Saku/ Kacangan/

Kajang/ Loncong 42 33 73 296 26 112 1,27 281 162 484 1,048 427

15 Cucut botol 58,436 96,267 155,037 228,847 275,913 225,892 229,36 148,689 94,369 155,784 148,108 100,953

16 Cumi-cumi 408,157 418,034 349,974 520,366 657,722 531,870 607,703 595,687 713,695 855,504 877,499 861,850

17 Ekor kuning 0 0 0 0 0 0 0 0 2,04 43 0 0

18 Gabus Laut 6,716 4,231 4,383 9,427 5,124 1,754 2,447 1,598 4,946 20,848 18,003 12,97

19 Gindara 168,968 183,153 108,574 134,868 97,859 112,024 127,212 153,123 94,585 129,414 92,635 92,603

20 Golok-golok 1,659 1,245 1,317 4,292 629 7,133 14,793 6,776 12,192 6,126 0 10

21 Gulama/ Tigawaja 0 8,059 0 43,867 23,796 0 13,42 9,6 0 0 0 0


(51)

23 Ikan Campuran 467,655 483,790 406,148 368,167 626,664 310,875 49,547 151,849 69,19 123,585 103,524 214,547

24 Ikan kakap merah/

Bambangan 27,212 41,202 14,023 10,884 40,641 34,682 38,33 32,929 58,305 39,279 55,933 3,647

25 Ikan layaran/ Jangilus 21,772 9,155 29,625 32,371 27,105 33,672 34,467 10,357 14,356 27,003 27,388 10,846

26 Ikan lidah 0 8,190 0 12,720 12,780 0 0 0 0 0 0 0

27 Ikan pedang 178,996 307,416 165,804 165,111 88,960 112,904 154,739 228,617 137,234 146,208 157,068 121,707

28 Ikan sbelah 118 41 60 21 48 110 883 9,42 0 1,708 0 0

29 Japuh 0 329 3,314 2,639 317 3 7,875 0 0 1,499 11,557 1,425

30 Jenaha 3 12 584 201 17 75 324 0 121 153 0 0

31 Kakap Batu 40,053 112,787 57,284 59,814 46,913 59,859 79,338 103,014 57,532 46,466 32,131 37,589

32 Kakap Merah 6 0 13 1,644 3,695 10 253 9,42 0 158 0 0

33 Kembung Perempuan 160,344 223,579 187,639 456,10 151,340 80,219 177,809 280,196 82,195 203,113 312,479 268,137

34 Kempar Pati 35 0 510 792 18,295 6,296 9,294 1,363 630 25,816 2,382 5,328

35 Kerapu karang 2,510 6,542 10,521 682 1,059 5,640 10,627 7,189 11,146 13,803 372 0

36 Kuniran 0 0 70 2 0 0 99 21,197 0 0 0 0

37 Kurisi 0 0 57 4 0 2,045 195 51 432 115 5,881 1,736

38 Kuro/ senangin 0 1,690 0 5,104 4,570 2 7,37 0 0 0 0 0

39 Kwee 1,273 928 1,606 31,275 18,505 22,861 36,436 25,642 48,652 51,847 90,639 83,328

40 Layang/ Benggol 365,638 467,726 543,190 1,168,780 1,202,625 1,003,430 881,043 1,014,084 1,022,920 1,297,770 1,460,312 1,077,092

41 Layur 0 45,820 412 49,147 68,033 20,520 95,322 30,834 23,225 8,598 3,701 5,647

42 Lemadang 31,575 46,649 178,934 51,350 88,559 65,102 70,313 54,353 40,802 85,056 123,569 116,551

43 Lemuru 1,631 15 0 1,865 7,856 256 2,659 4,154 1,168 2,482 25,97 17,483

44 Lencam 0 0 0 68 0 0 0 0 0 0 15 0

45 Lepu ayam (biting) 0 0 6,814 3,034 7,451 29,627 17,518 4,413 985 5,916 10,324 803

46 Lisong 86,505 130,057 306,759 87,226 108,776 91,709 175,909 219,086 195,274 281,815 182,788 302,632


(52)

48 Manyung 19,333 13,100 12,004 20,938 26,884 36,326 41,264 26,163 53,495 61,512 87,603 86,101

49 Papan/ Semar 424 731 7,460 7,074 12,879 0 0 0 0 0 0 0

50 Pari kembang/Pari macan 491 119 46 738 889 457 3,355 0 0 183 0 149

51 Peperek 5,661 2,550 6,387 179 736 29 0 1,927 5,031 0 0 66

52 Rajungan 0 65,920 0 79,218 84,606 0 50,94 0 0 0 0 0

53 Remang 6 2,764 314 6,470 5,083 229 18,985 0 0 265 1,3 0

54 Samgeh 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0

55 Selar kuning 6,784 6,853 7,984 18,556 125,501 150 203 0 0 1,197 5,078 112,434

56 Sembilang karang 505 318 87 861 833 1,077 1,792 250 5,744 1,244 112 327

57 Setuhuk hitam 135,519 196,098 186,661 156,963 159,037 111,544 130,758 158,074 100,04 63,605 65,576 95,459

58 Sotong 1,126 320 1,439 6,849 838 0 7,569 410 500 1 368 600

59 Sunglir 17,957 20,905 22,135 49,358 85,310 63,427 67,869 40,235 27,741 37,419 28,339 40,715

60 Talang-talang 827 314 429 7,173 15,114 519 357 0 20 1,206 0 4

61 Tembang 881 157 2,911 3,677 3,403 5,357 3,113 4,365 9,054 6,118 2,369 93

62 Tenggiri 147,896 167,049 122,134 203,421 269,853 204,756 255,739 240,943 146,152 283,332 287,289 216,754

63 Teri 0 5,100 532 596 0 192 636 0 95 253 224 2,604

64 Tetengkek 199 12,284 7,067 17,291 10,935 2,174 4,193 0 6,431 6,36 8,95 8,144

65 Tongkol abu-abu 113,816 112,418 155,150 275,581 274,758 251,966 225,744 271,629 249,339 402,078 390,388 365,317

66 Tongkol krai 10,672 32,510 24,362 20,096 13,482 52,607 122,573 8,698 96,455 231,309 0 0

67 Trisi 0 0 111 0 6,487 3,008 0 0 0 1,042 0 0

68 Tuna mata besar 809,095 1,241,443 941,723 726,251 729,776 775,689 824,965 705,146 453,279 549,178 905,227 738,295

69 Tuna sirip biru selatan 2,500 1,274 19,320 0 0 0 74 0 5,493 18,468 1,068 179

70 Udang Jerbung/ Udang

putih 117,074 96,600 28,974 105,046 55,124 53,500 45,479 136,253 25,175 85,818 132,507 153,022


(53)

Lampiran 2. Produksi perikanan dalam kg di PPN Kejawanan pada tahun 2011.

No Spesies Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Banyar/ Kembung Lelaki 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 0 0

2 Bawal Putih 0 0 0 151 366 0 0 0 0 795 0 330

3 Belanak 0 0 0 15 30 115 532 664 67 110 57 0

4 Biji nangka 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0

5 Cendro/ Saku/ Kacangan/

Kajang/ Loncong 0 0 0 0 0 0 58 0 0 0 0 0

6 Cucut botol 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0

7 Cucut Lanjam 0 0 25 356 0 0 209 11 2,066 119 12 0

8 Cucut Martil/Capingan 0 0 0 5,658 0 0 2,971 0 1,445 967 0 0

9 Cucut monyet/ tikus 0 0 0 0 0 0 1,243 0 790 705 0 0

10 Cumi-Cumi 0 0 0 16,361 5,381 4,653 50,919 28,203 15,947 87,276 33,293 74,272

11 Dugong 0 0 799 2,227 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ikan Lidah 0 0 0 556 10,124 5,733 885 0 323 54 248 412

13 Kakap Putih 0 0 0 263 366 11 186 36 0 0 97 26

14 Kembung Perempuan 46,021 38,690 0 0 122,178 18,670 30 92 0 0 93 50

15 Kwee 0 0 0 0 2,729 375 405 86 0 0 0 0

16 Layur 0 0 0 9 0 23 6 0 0 18 0 0

17 Lisong 120 0 19 5,729 1,751 14,537 15,407 12,791 3,843 21,187 12,542 11,640

18 Manyung 0 0 0 988 522 1,239 1,711 510 1,368 22 288 47

19 Pari Burung 132 0 7,666 6,529 0 0 22,671 0 1,637 14,081 0 0

20 Pari Hidung Sekop 0 0 380 2,844 0 0 1,844 0 32 250 0 0

21 Pari Kekeh 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(54)

23 Pari Kembang/ Pari Macan 413 0 6,028 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 Roket 0 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Selar Hijau 0 0 0 0 169 0 0 0 0 0 0 0

26 Selar Kuning 0 0 0 94 0 0 0 0 0 0 3 11

27 Setuhuk biru 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Tembang 0 0 0 0 0 0 533 37 0 157 323 658

29 Tenggiri 0 0 0 3,917 572 2,001 7,909 3,057 954 702 1,751 1,118

30 Terubuk (dewasa) 0 0 0 528 130 28 60 54 0 0 0 0

31 Tongkol abu-abu 0 0 0 0 0 53 15 10 0 274 186 206


(55)

Lampiran 3. Produksi perikanan dalam kg di PPN Pekalongan pada tahun 2011.

No Spesies Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Banyar/ Kembung Lelaki 25,761 13,988 9,221 6,494 21,75 38,752 32,783 60,104 51,262 147,578 92,867 65,905

2 Bawal hitam 940 6,952 7,823 4,421 10,381 9,764 4,171 4,258 24,450 16,070 7,335 7,857

3 Beloso/ Buntut kerbo 27 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0

4 Bentong 10,888 6,973 3,757 4,033 13,448 26,924 26,021 16,966 2,748 16,261 15,648 12,377

5 Cucut lanjam 321 1,855 1,374 333 223 1,485 690 923 362 1,717 874 1,148

6 Cumi-cumi 428 395 1,519 4,840 3,676 9,915 24,495 14,481 11,643 13,552 7,160 2,530

7 Ikan Campuran 12,535 8,859 11,727 14,116 20,583 33,585 33,509 109,444 16,142 90,098 212,258 136,610

8 Ikan kakap

merah/Bambangan 218 749 161 19 7 546 449 178 51 92 98 243

9 Ikan layaran/Jangilus 265 320 209 0 313 358 647 1,008 332 4,281 955 1,722

10 Kwee 55 1,912 394 60 223 882 0 0 0 212 0 0

11 Layang/Benggol 254,433 108,061 26,369 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Lemadang 75 11 94 0 421 134 446 532 414 1,590 712 1,817

13 Lemuru 401,422 247,781 174,686 78,314 29,087 103,014 64,361 80,922 161,331 283,616 328,282 221,757

14 Manyung 155 922 1,442 451 444 2,735 2,413 2,394 1,667 3,107 1,493 1,971

15 Pari kembang/ Pari macan 39 134 28 21 36 562 519 355 166 269 186 319

16 Bawal putih 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0

17 Remang 161 817 617 59 164 1,147 830 546 70 382 412 298

18 Selar kuning 14,184 14,625 5,832 3,756 6,146 7,319 11,951 8,673 3,547 18,178 28,866 40,83

19 Layang deles 0 0 12,621 10,366 15,143 51,628 156,045 124,866 266,636 858,165 994,32 811,103

20 Kuro/ senangin 0 0 780 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Layur 0 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(56)

23 Swanggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0

24 Tenggiri 359 1,281 1,190 2,141 1,846 3,161 2,389 2,135 702 2,233 4,381 4,557

25 Tenggiri papan 0 0 0 0 0 0 0 0 7 940 60 0

26 Tongkol como 33,297 69,207 131,547 29,748 52,465 57,226 110,244 60,173 189,764 137,223 296,104 192,3

27 Teros 0 8,160 9,096 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Tetengkek 0 0 0 0 0 0 0 95 0 4 0 1,652

29 Tongkol abu-abu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 139,762 0 0


(57)

Lampiran 4. Gambar-gambar contoh hasil tangkapan (http://www.fishbase.org).

Bawal hitam (Stromateus niger) Cumi-cumi (Loligo sp.)

Kwee (Caranx sexfasciatus) Manyung (Arius thalassinus)

Tembang (Sardinella fimbriata) Belanak (Valamugil seheli)

Lisong (Scomber australasicus) Pari burung (Rhinoptera javanica)


(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 1 November 1990. Ayahnya bernama Sumpeno dan Ibunya bernama Ani Atmaraningsih (almarhumah). Penulis merupakan anak

pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal ditempuh di TK Jaya Baru (1996), SDN 08 Pela Mampang (2002), SMPN 141 Jakarta (2005), SMAN 47 Jakarta (2008). Tahun 2008, penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mendapatkan kesempatan sebagai asisten mata kuliah Metode Statistika (2010), asisten mata kuliah Dasar-Dasar Instrumentasi Kelautan (2011) dan ketua fieldtrip mata kuliah Dasar-Dasar Akustik Kelautan (2010). Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi, seperti ketua Ikatan Alumni SMAN 47 Jakarta IPB (ILUNI 47) 2009-2011 serta kepala divisi Akustik dan Instrumentasi Kelautan - Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (HIMITEKA) 2010-2011.

Penulis menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dengan skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Produksi Perikanan Tangkap”.


(1)

Lampiran 2. Produksi perikanan dalam kg di PPN Kejawanan pada tahun 2011.

No Spesies Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Banyar/ Kembung Lelaki 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 0 0

2 Bawal Putih 0 0 0 151 366 0 0 0 0 795 0 330

3 Belanak 0 0 0 15 30 115 532 664 67 110 57 0

4 Biji nangka 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0

5 Cendro/ Saku/ Kacangan/

Kajang/ Loncong 0 0 0 0 0 0 58 0 0 0 0 0

6 Cucut botol 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0

7 Cucut Lanjam 0 0 25 356 0 0 209 11 2,066 119 12 0

8 Cucut Martil/Capingan 0 0 0 5,658 0 0 2,971 0 1,445 967 0 0

9 Cucut monyet/ tikus 0 0 0 0 0 0 1,243 0 790 705 0 0

10 Cumi-Cumi 0 0 0 16,361 5,381 4,653 50,919 28,203 15,947 87,276 33,293 74,272

11 Dugong 0 0 799 2,227 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Ikan Lidah 0 0 0 556 10,124 5,733 885 0 323 54 248 412

13 Kakap Putih 0 0 0 263 366 11 186 36 0 0 97 26

14 Kembung Perempuan 46,021 38,690 0 0 122,178 18,670 30 92 0 0 93 50

15 Kwee 0 0 0 0 2,729 375 405 86 0 0 0 0

16 Layur 0 0 0 9 0 23 6 0 0 18 0 0

17 Lisong 120 0 19 5,729 1,751 14,537 15,407 12,791 3,843 21,187 12,542 11,640

18 Manyung 0 0 0 988 522 1,239 1,711 510 1,368 22 288 47

19 Pari Burung 132 0 7,666 6,529 0 0 22,671 0 1,637 14,081 0 0

20 Pari Hidung Sekop 0 0 380 2,844 0 0 1,844 0 32 250 0 0

21 Pari Kekeh 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(2)

23 Pari Kembang/ Pari Macan 413 0 6,028 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 Roket 0 360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 Selar Hijau 0 0 0 0 169 0 0 0 0 0 0 0

26 Selar Kuning 0 0 0 94 0 0 0 0 0 0 3 11

27 Setuhuk biru 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Tembang 0 0 0 0 0 0 533 37 0 157 323 658

29 Tenggiri 0 0 0 3,917 572 2,001 7,909 3,057 954 702 1,751 1,118

30 Terubuk (dewasa) 0 0 0 528 130 28 60 54 0 0 0 0

31 Tongkol abu-abu 0 0 0 0 0 53 15 10 0 274 186 206


(3)

Lampiran 3. Produksi perikanan dalam kg di PPN Pekalongan pada tahun 2011.

No Spesies Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Banyar/ Kembung Lelaki 25,761 13,988 9,221 6,494 21,75 38,752 32,783 60,104 51,262 147,578 92,867 65,905

2 Bawal hitam 940 6,952 7,823 4,421 10,381 9,764 4,171 4,258 24,450 16,070 7,335 7,857

3 Beloso/ Buntut kerbo 27 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0

4 Bentong 10,888 6,973 3,757 4,033 13,448 26,924 26,021 16,966 2,748 16,261 15,648 12,377

5 Cucut lanjam 321 1,855 1,374 333 223 1,485 690 923 362 1,717 874 1,148

6 Cumi-cumi 428 395 1,519 4,840 3,676 9,915 24,495 14,481 11,643 13,552 7,160 2,530

7 Ikan Campuran 12,535 8,859 11,727 14,116 20,583 33,585 33,509 109,444 16,142 90,098 212,258 136,610

8 Ikan kakap

merah/Bambangan 218 749 161 19 7 546 449 178 51 92 98 243

9 Ikan layaran/Jangilus 265 320 209 0 313 358 647 1,008 332 4,281 955 1,722

10 Kwee 55 1,912 394 60 223 882 0 0 0 212 0 0

11 Layang/Benggol 254,433 108,061 26,369 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Lemadang 75 11 94 0 421 134 446 532 414 1,590 712 1,817

13 Lemuru 401,422 247,781 174,686 78,314 29,087 103,014 64,361 80,922 161,331 283,616 328,282 221,757

14 Manyung 155 922 1,442 451 444 2,735 2,413 2,394 1,667 3,107 1,493 1,971

15 Pari kembang/ Pari macan 39 134 28 21 36 562 519 355 166 269 186 319

16 Bawal putih 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0

17 Remang 161 817 617 59 164 1,147 830 546 70 382 412 298

18 Selar kuning 14,184 14,625 5,832 3,756 6,146 7,319 11,951 8,673 3,547 18,178 28,866 40,83

19 Layang deles 0 0 12,621 10,366 15,143 51,628 156,045 124,866 266,636 858,165 994,32 811,103

20 Kuro/ senangin 0 0 780 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Layur 0 150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


(4)

23 Swanggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0

24 Tenggiri 359 1,281 1,190 2,141 1,846 3,161 2,389 2,135 702 2,233 4,381 4,557

25 Tenggiri papan 0 0 0 0 0 0 0 0 7 940 60 0

26 Tongkol como 33,297 69,207 131,547 29,748 52,465 57,226 110,244 60,173 189,764 137,223 296,104 192,3

27 Teros 0 8,160 9,096 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Tetengkek 0 0 0 0 0 0 0 95 0 4 0 1,652

29 Tongkol abu-abu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 139,762 0 0


(5)

44

Lampiran 4. Gambar-gambar contoh hasil tangkapan (http://www.fishbase.org).

Bawal hitam (

Stromateus niger

)

Cumi-cumi (

Loligo

sp.)

Kwee (

Caranx sexfasciatus

)

Manyung (

Arius thalassinus

)

Tembang (

Sardinella fimbriata

)

Belanak (

Valamugil seheli

)

Lisong (

Scomber australasicus

)

Pari burung (

Rhinoptera javanica

)


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 1 November 1990.

Ayahnya bernama Sumpeno dan Ibunya bernama Ani

Atmaraningsih (almarhumah). Penulis merupakan anak

pertama dari empat bersaudara. Pendidikan formal ditempuh di

TK Jaya Baru (1996), SDN 08 Pela Mampang (2002), SMPN 141 Jakarta (2005),

SMAN 47 Jakarta (2008). Tahun 2008, penulis lulus seleksi masuk Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima

di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan (FPIK).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis mendapatkan kesempatan sebagai

asisten mata kuliah Metode Statistika (2010), asisten mata kuliah Dasar-Dasar

Instrumentasi Kelautan (2011) dan ketua

fieldtrip

mata kuliah Dasar-Dasar

Akustik Kelautan (2010). Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi, seperti

ketua Ikatan Alumni SMAN 47 Jakarta IPB (ILUNI 47) 2009-2011 serta kepala

divisi Akustik dan Instrumentasi Kelautan - Himpunan Mahasiswa Ilmu dan

Teknologi Kelautan (HIMITEKA) 2010-2011.

Penulis menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dengan skripsi

yang berjudul

Pengembangan Sistem Informasi Produksi Perikanan