Angin Musim Suhu dan Salinitas

2.5.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

2.5.1.1. Angin Musim

Sistem angin musim sangat mempengaruhi kondisi musim di perairan Indonesia termasuk pergerakan arus terutama arus permukaan Nontji 1987. Sistem angin musim terbagi menjadi 4, yaitu Musim Barat Desember, Januari, Februari, Musim Peralihan I Maret, April, Mei, Musim Timur Juni, Juli, Agustus dan Musim Peralihan II September, Oktober, November Wyrtki 1961. Suhu maksimum di perairan Indonesia terjadi pada Musim Peralihan I April – Mei dan Musim Peralihan II sekitar November. Pada saat tersebut angin relatif lemah sehingga proses pemanasan di permukaan terjadi lebih kuat. Tingginya intensitas penyinaran dan dengan kondisi permukaan laut lebih tenang menyebabkan penyerapan panas ke dalam air laut lebih tinggi sehinga suhu air menjadi maksimum. Sebaliknya pada musim barat Desember – Pebruari suhu mencapai minimum. Hal ini disebabkan karena pada musim tersebut kecepatan angin sangat kuat dan curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan yang berarti intensitas penyinaran relatif rendah dan permukaan laut yang lebih bergelombang mengurangi penetrasi panas ke dalam air laut, hal inilah yang mengakibatkan suhu permukaan mencapai minimum Rasyid 2010. Kondisi alam seperti gelombang dan angin yang tinggi pada Musim Barat, merupakan salah satu kendala saat operasi penangkapan yang menentukan hasil tangkapan Priatna dan Natsir 2007. Perairan Laut Jawa terbagi menjadi inshore Laut Jawa dan offshore Laut Jawa. Perairan inshore Laut Jawa dibagi lagi menjadi perairan inshore Utara Jawa, Timur LampungSumatera Selatan dan Selatan Kalimantan. Saat musim Timur, angin Tenggara berhembus kencang sehingga menyebabkan timbulnya kawasan-kawasa n perairan yang „teduh‟ lee area di perairan inshore Laut Jawa. Oleh karena itu, kegiatan penangkapan pada musim Timur di perairan tersebut menghasilkan laju tangkap yang tinggi Badrudin et al. 2010

2.5.1.2. Suhu dan Salinitas

Suhu adalah indikasi jumlah energi panas yang terdapat dalam suatu sistem atau massa sebagai ukuran energi gerakan molekul Nybakken 1992. Rata- rata suhu permukaan laut di Laut Jawa berkisar antara 27.25 – 28.25˚C dengan suhu permukaan laut lebih tinggi pada bagian barat Gaol dan Sadhotomo 2007. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gaol dan Sadhotomo 2007 dengan menggunakan data insitu, SPL di bagian timur lebih rendah dari pada di bagian tengah maupun barat pada saat musim barat. Sebaliknya, SPL di bagian barat lebih rendah dari pada di bagian tengah maupun timur pada saat musim timur. Itu disebabkan saat musim timur, angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari timur ke barat dengan membawa massa air yang relatif lebih dingin dan begitu juga sebaliknya saat musim barat. Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut dan biasanya disebut bagian perseribu Hutabarat dan Evans 2008. Salinitas merupakan faktor abiotik selain suhu yang sangat menentukan sebaran biota laut termasuk ikan Aziz 1994. Menurut Gaol dan Sadhatomo 2007, pergerakan angin musim juga sangat mempengaruhi pola distribusi salinitas di Laut Jawa. Selama musim timur, angin dan arus datang dari timur dan pada waktu yang sama, air oseanik masuk ke Laut Jawa dan secara berangsur mendorong air bersalinitas rendah ke bagian barat dan sebaliknya terjadi pada periode musim barat. Selama periode musim timur Laut Jawa dominan diisi massa air dengan salintas antara 32.5-34.2 psu sedangkan, selama periode musim barat kisaran nilai salintasnya antara 30-32 psu. Perbedaan sebaran suhu dan salinitas yang nyata antara periode musim timur dan musim barat berpengaruh terhadap sebaran sumberdaya ikan di Laut Jawa. Masuknya massa air dengan salinitas tinggi ke Laut Jawa pada saat musim timur diikuti oleh masuknya ikan-ikan oseanik ke Laut Jawa seperti jenis ikan layang, sebaliknya terjadi pada musim barat Gaol dan Sadhotomo 2007. 13

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Desember 2012. Data produksi perikanan tangkap diperoleh dari Kementrian Kelautan dan Perikanan KKP. Data kondisi perairan seperti suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil diperoleh dari situs http:oceancolor.gsfc.nasa.gov. Data diolah di Laboraturium Komputer, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan yaitu perangkat keras hardware seperti notebook dengan sistem operasi Windows 7 dan modem serta perangkat lunak software seperti ArcGIS 10, Web Page Maker, Mozilla Firefox, Notepad, dan Microsoft Excel. ArcGIS 10 digunakan untuk membuat peta lokasi. Web Page Maker untuk mendesain halaman web. Mozilla Firefox untuk menguji tampilan web. Notepad untuk mengedit bahasa Hyper Text Markup Language HTML. Microsoft Excel