a Memperkerjakan tenaga-tenaga ahli aging perorangan. Dengan cara ini
negara berkembang bisa dengan mudah mendapatkan teknologi, yang berupa teknik dan proses manufacturing yang tidak dipatenkan. Cara
ini hanya cocok untuk industri kecil dan menengah. b
Menyelenggarakan suplai dari mesin-mesin dan alat equipment lainnya. Suplai ini dapat dilakukan dengan kontrak tersendiri.
c Perjanjian lisensi dalam teknologi si pemilik teknologi dapat
memudahkan teknologi dengan memeberikan hak kepada setiap orangbadan untuk melaksanakan teknologi dengan suatu lisensi.
d Expertisi dan bantuan, teknologi. Keahlian dan bantuan dapat berupa :
1 Studi pre-investasi. 2 Basic pre-ingeenering.
3 Spesifikasi masin-mesin. 4 Pemasangan dan menja1ankan mesin-mesin.
5 Manajemen.
B. KERANGKA PEMIKIRAN.
Perkembangan teknologi yang sedemikian pesat yang disertai dengan industrialisasi yang terjadi di mana-mana telah membagi dunia
atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang memiliki perkembangan teknologi yang sangat pesat. Kelompok kedua adalah
kelompok yang terdiri dari negara-negara terbelakang yang sering disebut sebagai negara dunia ketiga.
Masalah alih teknologi ini sangat penting karena dunia semakin mengglobal. Cara yang paling baik untuk melakukan alih teknologi
adalah melalui pemberian lisensi. Dengan adanya pemberian lisensi diharapkan kepada penerima lisensi dapat melakukan memodifikasi,
pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut dari lisensi yang diberikan oleh pemberi lisensi. Alih teknologi dengan cara pemberian lisensi paten
diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
commit to users
Kontrak Lisensi Piranti Lunak BlackBerry ada untuk melindungi produk mereka karena BlackBerry adalah nama paten sebuah
produk yang telah dipatenkan oleh Research In Motion guna melindungi hak- hak Research In Motion atas kekayaan intelektual mereka agar apabila terjadi
alih teknologi di bidang industri, mereka tetap mendapat hak-haknya. Teknologi Research In Motion juga terbuka bagi pihak ketiga, developer dan
produsen, untuk meningkatkan produk dan layanan mereka. Portofolio Research In Motion mencakup berbagai produk, layanan serta teknologi
lainnya, dan sudah digunakan oleh ribuan organisasi di dunia. Research In Motion dalam Kontrak Lisensi Piranti Lunak
merupakan pemberi lisensi atau Licensor. Sedangkan, Indonesia merupakan penerima lisensi atau Licensee. Kedua belah pihak telah terikat dalam suatu
kontrak yang bernama Kontrak Lisensi Piranti Lunak BlackBerry. Karena kedua belah telah mengadakan suatu perjanjian, maka kedua belah pihak
wajib mentaati segala sesuatu yang telah tertuang di dalam kontrak. Pihak pemberi lisensi dalam hal ini Research In Motion dan penerima lisensi dalam
hal ini Indonesia dituntut untuk menerapkannya dengan baik. Hukum sebagai sarana pembaharuan sosial harus mampu
untuk memberikan pengaturan terhadap perkembangan baru, untuk itu alih teknologi harus dapat diatur secara hukum Indonesia, sebagai negara
berkembang menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan penting dalam mempercepat pembangunan sosio ekonomi nasional
dan khususnya dalam memperlancar peningkatan produksi dari barang dan jasa dalam sektor industri dan memasukkan teknologi asing yang cocok yang
tepat dari luar negeri kedalam negeri dengan ketentuan-ketentuan, syarat- syarat dan harga yang menguntungkan bagi kepentingan nasional berarti akan
memperbesar peranan tersebut. Pengaturan hukum dalam bidang alih teknologi baik yang
berkaitan dengan lisensi maupun yang berkaitan dengan penanaman modal asing. Untuk itu perlu menjabarkan dengan tegas dan harus bagaimana
mekanisme pengalihan teknologi dari pemilik teknologi asing kepada
commit to users
teknologi Indonesia, sehinga produksi suatu teknologi akan lebih meluas ke negera-negara berkembang.
Pembangunan industri untuk Indonesia sangat diperlukan terutama dalam kaitan dengan penemuan baru. Suatu penemuan baru harus
dapat direaksir segera dimana paten atau penemuan tersebut didaftarkan. Pihak-pihak dapat menggunakan paten tersebut dan kepada pihak yang
menggunakan lisensi wajib tersebut harus memberikan royalti yang wajar kepada pihak pemegang paten tersebut. Berdasarkan kategori di atas
jelas terlihat bahwa penggunaan teknologi baru atau alih teknologi harus mendapat pengaturan yang memadai sehingga dunia usaha akan terhindar dari
peniruan teknologi lain, dan hal ini sejalan dengan persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan yang merupakan perjanjian perdagangan multilateral
yang pada dasarnya bertujuan menciptakan perdagangan bebas perlakuan yang sama dan membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
guna mewujudkan kesejahteraan manusia. Para pihak yang terlibat dalam penerapan kontrak lisensi
piranti lunak BlackBerry kemungkinan akan menemui hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan ini tentu akan mengganggu implementasi kontrak lisensi
piranti lunak BlackBerry di Indonesia. Salah satu cara agar hambatan dalam menerapkan kontrak lisensi piranti lunak BlackBerry di Indonesia adalah
dengan memberikan perlindungan hukum yang berupa perlindungan hukum terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual, khususnya Hak Paten. Adanya
hambatan-hambatan alih teknologi dalam Kontrak Lisensi Piranti Lunak BlackBerry serta perlindungan hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual,
khususnya Hak Paten memerlukan solusi atau penanganan yang tepat sasaran. Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran di atas, maka
Penulis membuat skema sebagai berikut :
commit to users
Bagan 2. Kerangka Pemikiran
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001
Tentang Paten
Kontrak Lisensi Piranti Lunak BlackBerry
Licensor atau Pemberi Lisensi
Piranti Lunak Licensee atau
Penerima Lisensi Piranti Lunak
Perlindungan Hukum Terhadap Hak Paten
Implementasi
Hambatan
Solusi
commit to users
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian.
a. Sejarah Kepemilikan PT XL Axiata Tbk. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak
Syafriadin Siregar selaku Area Manager – Consumer Jakarta Timur – Bekasi – Cikarang BlackBerry and Internet Service PT XL Axiata Tbk
yang menggantikan Bapak Handono Warih selaku General Manager BlackBerry and Internet PT XL Axiata Tbk, PT XL Axiata Tbk XL
atau Perusahaan didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari yang bergerak di bidang perdagangan
dan layanan umum. Enam tahun kemudian, Perusahaan mengambil suatu
langkah penting seiring dengan kerjasama antara Rajawali Group, selaku pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari, dan tiga
investor asing, yaitu NYNEX, AIF dan Mitsui. Nama perusahaan pun berubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama dan berikutnya
menjadi PT XL Axiata, dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan telepon dasar.
Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini
menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon dasar bergerak seluler.
Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk perusahaan. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya,
XL kemudian menjadi perusahaan publik dan tercatat dalam Bursa Efek Jakarta atau Bursa Efek Indonesia. Kepemilikan saham XL saat
ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad Axiata melalui
75
commit to users