Statistik deskriptif Outner Model

variabel laten dependen. r-square berfungsi menjelaskan kemampuan independent variable menjelaskan dependent variable. Semakin tinggi nilai R-square maka semakin besar kemampuan variabel tersebut dapat menjelaskan variabel tertuju. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik resampling dan bootsrapping. Pengaruh antar variabel dianggap signifikan pada tingkat 5 jika nila t statistik hasil analisis data lebih besar dari t tabel . Uji hipotesis dengan melihat Estimate for Path Coefficients merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya hubunganpengaruh konstruk laten. Pada penelitian ini menggunakan 10 sample sehingga Nilai signifikan yang digunakan one tailed t-value atau nilai t tabel yang digunakan 1,89 signifikan 5. Sehingga dalam peneletian ini hipotesis dapat diterima jika memiliki t statistik atau t hasil analisis pada tabel Path Coefficient output SmartPLS 3 lebih besar dari t-tabel yaitu 1,89.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

D.I. Yogyakarta merupakan daerah sebagai tujuan wisata, daerah yang masih cukup kental budayanya dan tujuan para mahasiswa menimba ilmu. Ada beberapa pembangunan-pembangunan baik dari swasta atau pembenahan dari pemda setempat di beberapa tempat. Namun pembangunan ini tidak merata pada seluruh Kab dan Kota di Provinsi Yogyakarta dikarenakan potensi daerah yang berbeda maupun kemampuan pembangunan fiskal daerah tersebut serta kebijakan pemerintah daerah kabupaten masing-masing. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa Laporan Realiasai Anggaran pendapatan dan Belanja Pemda Kabupaten dan Kota pada Provinsi D.I Yogyakarta tahun anggaran 2005 sampai dengan 2014 Subjek penelitian ini adalah setiap pemda Kabupaten dan Kotadi D.I Yogyakarta yang dimanaprovinsi D.I Yogyakarta memiliki 4 empat Kabupaten dan 1 satu kota yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman serta Kota Yogyakarta.. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di Pulau Jawa. Objek penelitian ini berupa belanja modal BM, pendapatan asli daerah PAD, dankinerja keuangan KK.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus pada setiap Kabupaten dan Kota di Provinsi D.I Yogyakarta)

2 8 18

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DENGAN ALOKASI BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA D.I. YOGYAKARTA)

0 3 19

PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DENGAN PENDAPATAN ASLI Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening Padakabupaten / Kota Diprovinsi Jawa

0 5 15

PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DENGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening Padakabupaten / Kota Diprovin

0 3 19

PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DAERAH DENGAN PENDAPATAN ASLI Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai Variabel Intervening pada Kabupaten dan Kota di Provinsi

0 2 18

PENDAHULUAN Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai Variabel Intervening pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013.

0 3 10

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI.

0 0 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI.

0 3 47