v. Penderita tidak mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf sangat terbatas Muslim,
2002 ; Tarigan, 2003 .
e. Hubungan antara Inkontinensia Urin dengan Derajat Depresi
Depresi merupakan penyakit mental yang sering dijumpai pada usia lanjut. Prevalensi terbesar terjadi pada usia lanjut diatas 60 tahun. Beberapa
faktor seperti : faktor biologis, psikologis, sosial, penyakit fisis, gangguan neurologis, taraf kesehatan yang menurun, kehilangan pasangan hidup dan
rasa aman serta lingkungan dapat menjadikan usia lanjut rentan mengalami gangguan depresi. Gangguan kesehatan yang berkelanjutan dan terus-
menerus dapat memperberat depresi itu sendiri. Pada usia lanjut terjadi gangguan kesehatan dan penurunan fungsi tubuh dan kognitif. Salah satu
gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada usia lanjut adalah Inkontinensia urin. Namun demikian gangguan kesehatan ini seringkali
tidak mendapatkan perhatian dan perawatan medis yang seharusnya. Pandangan salah yang berpendapat bahwa Inkontinensia urin merupakan
bagian normal dari proses menua menyebabkan masalah ini lepas dari perhatian kalangan masyarakat maupun tenaga medis. Keadaan ini
menjadikan masalah Inkontinensia urin berkembang menjadi lebih buruk dan berakhir pada komplikasi medis yang lainnya. Salah satunya
komplikasinya berupa gangguan psikologis yang berupa depresi. Tingkat berat dan ringannya depresi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti
kematangan individu, tingkat pendidikan, kepribadian mental dan progesivitas penyakit yang sedang dialami. Inkontinesia urin
berkepanjangan dapat membawa pada kondisi atau status depresi yang semakin berat dan pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru
seperti gangguan aktivitas dan pekerjaan, interaksi sosial, pola tidur, masalah seksual yang semua itu akan mengurangi kualitas hidup usia lanjut
Setiati et al, 2007 ; Kusumanto et al, 1981 ; Jakson et al, 2005.
B.
Kerangka Pemikiran
:
Keterangan :
------------------ : Gangguan umum pada usia lanjut
: Gangguan predisposisi Inkontinensia urin
C. Hipotesis