BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Hukum Pidana Militer
Hukum  pidana  militer  adalah  bagian  dari  hukum  positif  yang berlaku bagi justisiabel badan peradilan militer, yang menentukan dasar-
dasar dan peraturan tentang tindakan terlarang dan diharuskan terhadap prajurit  yang  melanggarnya  diancam  dengan  pidana  dan  menentukan
pula  dalam  hal  pelanggar  mempertanggungjawabkan  atas  tindakannya serta  menentukan  juga  tentang  cara  penuntutan,  penjatuhan  pidana  dan
pelaksanaan pidana, demi tercapainya keadilan dan ketertiban. Perumusan diatas sekaligus mencakup pengertian hukum pidana
militer material dan hukum pidana militer formal. Seperti  diketahui  bahwa  Hukum  Pidana  Militer  di  samping
merupakan  bagian  dari  Hukum  Militer  juga  merupakan  bagian  dari Hukum  Pidana  pada  umumnya.  Bahkan  dikatakan  Hukum  Pidana
Militer  merupakan  hukum  pidana  Khusus  lex  spesialis  dibandingkan dengan  Hukum  Pidana  Umum  lex  generali.  Kekhususan  Hukum
Pidana Militer didasarkan pada keberlakuaannya yang ditujukan kepada golongan justisiabel tertentu yang dalam hal ini adalah militer dan yang
disamakan serta non-militer dalam hal yang lebih khusus. Mengenai  Hukum  Pidana  Militer  formal  atau  Hukum  Acara
Pidana  Militer  yang  pada  dasarnya  mengatur  tentang  kekuasaan  badan- badan  peradilan  militer  dan  tentang  acara  penyelesaian  suatu  perkara
pidana yang dilakukan oleh seseorang justisiabel peradilan militer, dapat ditemukan pada perundang-undangan sebagai berikut ;
§  Undang-undang  No.5  Tahun  1950  jo  Undang-undang  No.  22  Pnps Tahun 1965 tentang Susunan dan kekuasaan badan-badan peradilan
militer.
§  Undang-undang  No.  6  tahun  1950  jo  Undang-undang  No.  1  Drt Tahun 1958 tentang Hukum Acara Pidana pada Peradilan Militer.
§  Undang-undang No. 16 Pnps tahun 1963 tentang Mahmillub. §  Undang-undang  No.3  Pnps  Tahun  1965  jo  Undang-undang  No.  23
Pnps  Tahun  1965  tentang  berlakunya  Hukum  Pidana  Militer  bagi Ta, Ba dan Pa Polri.
§  Undang-undang  No.  8  Tahun  1981  tentang  KUHAP  beberapa pasal.
§  Undang-undang  No.  20  Tahun  1982  tentang  Pertahanan  Keamanan Negara.
§  Berbagai keputusan tentang Perwira Penyerah Perkara §  Dan lain sebagainya
Suatu  kekhususan  dari  hukum  Acara  Pidana  Militer  adalah bahwa  kepada  para  Komandan  AnkumPapera  diberikan  kewenangan
tertentu dalam proses penyelesaian suatu perkara pidana sejak dari tahap penyidikan,  penangkapanpenahanan,  penyerahanpenuntutan  perkara,
bahkan  sampai  kepada  pelaksanaan  pidana.  Adanya  kewenangan tersebut  tentunya  merupakan  konsekuensi  logis  dari  ditegakkannya
dasar-dasar organisasi militer S.R. Sianturi, 1985:27-29.
2. Tinjauan Umum tentang Penyelesaian Hukum