Hipotek Hak Tanggungan Fiducia

b. Hipotek

Lembaga jaminan yang juga diatur oleh ketentuan KUH Perdata, Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232 adalah hipotek. Akan tetapi, dengan berlakunya UU No. 4 Tahun 1996, objek jaminan utang berupa tanah sudah tidak dapat diikat dengan hipotek. Hipotek pada saat ini hanya dapat digunakan untuk mengikat objek jaminan utang yang ditunjuk oleh ketentuan peraturan perundang-undangan lain.

c. Hak Tanggungan

UU No. 4 Tahun 1996 mengatur lembaga jaminan yang disebut Hak Tanggungan. Lembaga jaminan hak tanggungan digunakan untuk mengikat objek jaminan utang yang berupa tanah atau benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang bersangkutan.

d. Fiducia

UU No. 42 Tahun 1999 adalah tentang lembaga jaminan yang disebut jaminan fidusia. Jaminan fidusia adalah lembaga jaminan yang dapat digunakan untuk mengikat objek jaminan yang berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak khusunya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan. Objek jaminan fidusia tetap dalam penguasaan pemiliknya. 12 Jaminan adalah sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan. 13 12 M. Bahsan, op.cit, hlm. 12-50 13 Hartono Hadisoeprapto, Pokok-Pokok Hukum Perikatan Jaminan, Yogyakarta : Liberty, 1984, hlm.50 Dalam konteks perkreditan, istilah jaminan sering bertukar dengan istilah agunan. Menurut Muhammad Djumhana, apabila yang dimaksud jaminan itu adalah sebagaimana ditegaskan dalam pemberian kredit menurut Pasal 2 ayat 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit, maka jaminan itu adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitor untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Dengan demikian mencermati maksud dari istilah yang dipakai oleh Soebekti dengan jaminan seperti di bawah ini, menurut Djumhana yang tepat sebenarnya harus memakai istilah agunan. 14 Jaminan yang ideal baik tersebut terlihat dari : 1 Dapat secara mudah membantu perolehan kredit oleh pihak yang memerlukannya ; 2 Tidak melemahkan potensi kekuatan si penerima kredit untuk melakukan meneruskan usahanya ; 3 Memberikan kepastian kepada kreditor dalam arti bahwa mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si debitor. 15

F. Pegawai Negeri Sipil

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Pemberian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

6 102 127

Mekanisme objek agunan kredit pada Bank Rakyat Indonesia dengan jaminan surat keputusan pegawai negeri sipil dilingkungan pemerintahan daerah khusus ibukota Jakarta

0 8 104

TINJAUAN YURIDIS SURAT KEPUTUSAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT (Studi pada PT. Bank Lampung di Kota Bandar Lampung)

2 29 55

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT KEPUTUSAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT KEPUTUSAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Solo Slamet Riyadi Unit Palur).

0 1 12

SURAT KEPUTUSAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI JAMINAN DALAM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG.

0 1 9

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (Studi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Cabang Medan

0 0 8

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (Studi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Cabang Medan

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (Studi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Cabang Medan

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (Studi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Cabang Medan

0 0 32

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (Studi PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk) Cabang Medan

0 0 3