Kinerja .1 Pengertian Kinerja Kajian Pustaka

a.Membuat keputusan sumber daya manusia secara umum. Evaluasi menyediakan masukan untuk berbagai keputusan penting seperti promosi, perpindahan bagian, dan pemutusan hubungan kerja. b. Evaluasi juga berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Evaluasi kinerja menunjukan kecakapan dan kompetensi dari karyawan yang saat ini mungkin dirasa kurang memadai tetapi bisa dikembangkan melalui program pelatihan. c. Memvalidasi seleksi dan program pengembangan. Manajemen bisa mengidentifikasi karyawan baru yang kinerjanya buruk, serupa dengannya organisasi menentukan efektivitas program pengembangan dan pelatihan dengan menilai seberapa baik partisipan melakukan evaluasi kinerja mereka. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawanm tentang bagaimana organisasi melihat kinerja mereka. e. Dasar bagi alokasi imbalan. Keputusan seperti siapa yang sebaiknya mendapatkan kenaikan gaji dan imbalan lain seringkali ditentukan berdasarkan evaluasi kinerja. Kriteria yang dipilih oleh manajemen untuk mengevaluasi ketika menilai kinerja karyawan akan sangat memengaruhi apa yang dilakukan karyawan. Tiga kriteria yang paling popular, yaitu : a. Hasil Pekerjaan Individual Jika hasil akhir penting, bukan caranya mencapainya, manajemen harus mengevaluasi hasil kerja karyawan.Dengan menggunakan hasil kerja, manajer operasional bisa dinilai dengan kriteria seperti kuantitas yang diproduksi, limbah yang dihasilkan, dan biaya per unit produksi. Hal yang sama berlaku bagi seorang penjual yang dinilai berdasarkan volume penjualan keseluruhan di suatu wilayah, keuntungan penjualan, dan jumlah pelanggan baru yang didapat. b. Perilaku Membantu orang lain, membuat saran-saran untuk perbaikan, dengan sukarela mengambil tugas tambahan, membuat kelompok kerja dan organisasi lebih efektif. Maka, dengan memasukkan faktor subjektif dan kontekstual pada evaluasi kinerja selama ada kontribusi bagi efektivitas organisasi tidak hanya masuk akal, tetapi juga bisa memperbaiki koordinasi, kerja tim, kerja sama, dan kinerja kelompok secara keseluruhan. c. Sikap Kriteria yang paling lemah, namun masih digunakan secara luas oleh organisasi adalah sikap individual.Kita menyebutnya lebih lemah dari hasil kerja atau perilaku karena sikap paling tidak terkait dengan kinerja aktual dari pekerjaan itu sendiri. Sikap seperti bertindak-tanduk yang baik, menunjukan kepercayaan diri, bisa diandalkan, terlihat sibuk, atau kaya akan pengalaman bisa ya dan juga bisa tidak secara erat berhubungan dengan hasil kerja yang positif, tetapi hanya orang yang naïf akan mengacuhkan kenyataan bahwa kepribadiann seperti ini sangat sering digunakan sebagai kriteria untuk menilai tingkat kinerja karyawan.

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mempelajari dan membaca penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, untuk menjaga keaslian penelitian, maka dapat dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Judul PenelitianJudul Referensi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Perilaku Stres Kerja dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan pada PT. Socfindo Medan Oleh : Hasrul Siregar, SE., M.Si Kimun Kuara, SE., Ak 2009 Variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 8,515 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,999. Menggunakan Stres kerja sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel independen yaitu Kinerja Karyawan sedangkan penulis menggunakan 2 variabel independenyaitu Gender dan stress kerja. Penulis menggunakan model regresi berganda, sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan metode product moment correlation. 2 Pengaruh Motivasi, Lingkungan Variabel independen yaitu X1 sig Menggunakan Stres Kerja sebagai variabel Peneliti terdahulu menggunankan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu Oleh : Lindanur Sipatu 2013 0,961 0,05, artinya tidak terbukti berpengaruh terhadap Y. Variabel Independen yatu X2 sig 0,891 0,05, artinya tidak terbukti berpengaruh terhadap Y. Variabel independen yaitu X3 sig 0,000 0,05, artinya terbukti berpengaruh terhadap Y. independen yang mempengaruhi variabel dependen yaitu Kinerja. Motivasi dan Lingkungan Kerja sebagai variabel dependen . 3 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Securindo Packatama Indonesia pada Cabang RS. Santosa, Paskal dan BIP Bandung Oleh: Yuyun Ratnasari 2013 Variabel independen yaitu X1 lebih berpengaruh besar terhadap variabel dependen yaitu Y dibandingkan variabel independen yaitu X2 terhadap variabel dependen yaitu Y. Lingkungan kerja dan Stres kerja terhadap kinerja berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan. Menggunakan Stres Kerja sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel independen yaitu Kinerja Karyawan. Peneliti terdahulu menggunakan model analisis jalur sedangkan penulis menggunakan model regresi berganda. 4 Pengaruh Role Stress, Gender, Struktur Audit dan Role Stress nilai P Value 2,6350,05=p value α. Menggunakan variabel Stres Kerja dan variabel Peneliti terdahulu menggunakan variabel Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Riau Oleh : Adhitio Pratama Azwir Nasir Meilda Wiguuna 2014 Artinya X1 tidak berpengaruh terhadap Y. Gender nilai P value 0,0310,05 = p value α. Artinya gender berpengaruh terhadap kinerja. Struktur Audit nilai P value 0,0020,05 = p value α. Artinya X3 berpengaruuh terhadap Y. Profesionalisme nilai P value 1,7550,05 = p value α. Artinya profesionalisme tidak berpengauh terhadap Y. dependen yaitu Kinerja independen Role Stress, Gender, Struktur Audit dan Profesionalisme, sedangkan penulis hanya menggunakan variabel dependen yaitu Gender 5 Pengaruh Jender dan Lokus Kendali terhadap Kinerja Karyawan Perguruan Tinggi Oleh : Alwan Sri Kustono 2011 Pengujian empirik menunjukan bahwa baik jender maupun lokus kendali bukanlah determinan kinerja karyawan. Variabel yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah kepuasan kerja. Variabel independen mengenai gender dan variabel dependen Y mengenai kinerja Sama-sama menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Variabel independen mengenai lokus kendali Menggunakan metode snowball. 6 Pengaruh Gender dan Gaya Kepemimpinan Transformasiona Gender dan gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang Variabel independen X1 menggunakan variabel gender, Kinerja sebagai Peneliti terdahulu menggunakan variabel independen l terhadap Kinerja Karyawan pada Bagian Pemasaran PT. Agrodana Futures Bandung Oleh : Arifa Khairunnisa 2013 kuat terhadap kinerja karyawan variabel dependen Y. Sama-sama menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. X2Gaya Kepemimpinan Transformasiona l, sedangkan penulis Stres Kerja 7 Gender Diversity in Management and Firm Performance : the Influence of Growth Orientation and Organizational Culture. Oleh : Sean Dwyer Orlando C. Richard Ken Chadwick 2003 Keragaman gender di tingkat manajemen tergantung pada orientasi strategi perusahaan dan budaya organisasi dimana ia berada atau interaksi diantara variabel tersebut. Sama-sama menggunakan variabel independen yaitu gender. Peneliti terdahulu menggunakan 5 variabel, sedangkan penulis menggunakan 3 variabel. 8 Pengaruh Perencanaan Karir dan Self Efficacy terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN PERSERO Area Manado Oleh: Rinna Ribka Rimper Lotje Kawet 2014 Perencanaan karir dan self efficacy secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, secara parsial perencanaan karir tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sama-sama menggunakan metode regresi linier berganda. Menggunakan variabel kinerja sebagai variabel dependen Y. Peneliti terdahulu menggunakan variabel independen yaitu perencanaan karir dan self efficacy, sedangkan penulis menggunakan variabel independen yaitu gender dan stress kerja.