50
0 r
2
1
Tabel 3.2 Intepretasi Perhitungan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Keeratan
0.80 – 1.00 Korelasi sangat kuat atau sempurna
0.60 – 0.79 Korelasi kuat
0.40 – 0.59 Korelasi sedang
0.20 – 0.39 Korelasi rendah
0.00 – 0.19 Tidak ada korelasi atau korelasi lemah
Sumber : Sugiyono 2005
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar dampak perubahan variabel X terhadap variabel Y. Hasil analisis tersebut dinyatakan dalam
persentase dan batas. Batas dan determinasi dinyatakan sebagai berikut :
Sedangkan untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
51
Kd = r
2
x 100
Sumber : Jonathan Sarwono 2005 : 48
Dimana : Kd
= Koefisien determinasi r
= Koefisien korelasi Dimana apabila :
Kd = 0, berarti hubungan Modal Kerja dan ROI lemah.
Kd = 1, berarti hubungan Modal Kerja dan ROI kuat.
1. Pengujian Hipotesis
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang memiiki hubungan yang erat atau saling mempengaruhi, antara variabel X dan variabel Y
maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan hipotesis nol yang dikemukakan oleh sugiyono 2005, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi
berikut:
H : ρ ≥ 0, tidak ada pengaruh Modal Kerja terhadap return on investmen ROI
pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia Persero Bandung. H
1
: ρ 0, ada pengaruh modal kerja terhadap return on investmen ROI pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia Persero Bandung.
52
t
hitung
=
2
1 2
r n
r
Dimana :
ρ : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan. Untuk pengujian hipotesis tersebut maka data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan rumus :
Sumber : Sugiyono 2005 : 292
Keterangan: t
hitung
= Probabilitas r
= Koefisien korelasi n
= Jumlah periode
Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis di atas maka dilakukan dengan membandingkan nilai – nilai t
hitung
dan t
tabel
dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 α = 5 . Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H
adalah sebagai berikut: a. Jika t
tabel
t
hitung
, maka H ada pada daerah penolakan, berarti H
1
diterima atau ada pengaruh.
b. Jika t
tabel
t
hitug
, maka H ada pada daerah penerimaan, berarti H
1
ditolak atau tidak ada pengaruh.
53
Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan dan penolakan H
:
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Dalam gambar di atas akan terlihat daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis.
Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menggunakan program SPSS 14 for windows.
H diterima
-t
t abel
Uji t t
t abel
H ditolak
54
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Industri Telekomunikasi adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang berada di bawah Pengelola Industri Telekomunikasi Strategis
BPIS yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi. PT. INTI Persero merupakan salah satu badan yang berdiri sendiri dengan status perusahaan
perseroan yang kemudian berkembang sebagai perusahaan telekomunikasi. Sejak berdirinya hingga sekarang, PT. INTI Persero mengalami banyak
perubahan selama perkembangannya. Untuk dapat mengetahui perubahan seiring dengan tahapan perkembangan yang lebih jelas, berikut ini diuraikan tahapan
perkembangan PT. INTI Persero sebagai berikut: Pada tahun 1926 didirikan laboratorium Pos, telepon dan telegrap PTT
di Tegalega sekarang menjadi Jalan Moch.Toha No.77 Bandung, laboratorium ini merupakan bagian terpenting dari pertelekomunikasian di Indonesia. Setelah
perang dunia kedua selesai, laboratorium tersebut ditingkatkan kedudukannya menjadi laboratorium telekomunikasi yang mencakup bidang telekomunikasi
yaitu telepon, radio, telegram dan lain sebagainya. Berdasarkan peraturan pemerintah N0.240 tahun 1961, Jawatan Pos,
Telepon dan Telegrap PTT diubah status hukumnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi PN POSTEL. Dari PN POSTEL ini, dengan