Dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Jika  nilai  p  ≤  α  p  ≤  0,05,  maka  hipotesis  H
o
ditolak,  berarti  data sampel mendukung adanya perbedaan yang signifikan.
b. Jika nilai p  α p  0,05, maka hipotesis H
o
diterima, berarti sampel tidak mendukung adanya perubahan yang bermakna.
3. Analisis Multivariat
Pada  analisis  multivariat,  uji  statistik  yang  digunakan  adalah  regresi logistik  logistic  regression.  Uji  ini  digunakan  untuk  menganalisis
hubungan  beberapa  variabel  independen  dengan  satu  variabel  dependen. Variabel-variabel  yang  dimasukkan  dalam  analisis  regresi  logistik  adalah
variabel  yang  pada  analisis  bivariat  mempunyai  nilai  p0,05.  Hasil analisis  multivariat  dapat  dilihat  dari  nilai  expose  atau  yang  disebut  odd
ratio.  Semakin  besar  nilai  odd  ratio  berarti  semakin  besar  pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis.
Menurut Notoatmodjo 2012 untuk mengetahui hubungan lebih dari satu
variabel  independen  dengan  satu  variabel  dependen  harus  dilakukan analisis multivariat. Uji statistik yang digunakan biasanya regresi logistik,
untuk  mengetahui  variabel  independen  yang  mana  yang  lebih  erat hubungannya dengan variabel dependen. Variabel independen dengan nilai
OR  terbesar,  itulah  yang  ditetapkan  sebagai  faktor  determinan Notoatmodjo, 2012.
L. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk memperhatikan etika yang harus
dipatuhi  dalam  pelaksanaanya,  mengingat  bahwa  penelitian  kedokteran  akan berhubungan langsung dengan manusia. Etika dalam penelitian ini meliputi:
1. Informed consent Lembar Persetujuan
Merupakan  lembar  persetujuan  yang  memuat  penjelasan-penjelasan tentang  maksud  dan  tujuan  penelitian,  dampak  yang  mungkin  terjadi
selama  penelitian.  Apabila  responden  telah  mengerti  dan  bersedia  maka responden  diminta  menandatangani  surat  persetujuan  menjadi  responden.
Namun apabila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.
2. Confidentiality Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh responden serat semua data yang terkumpul akan  disimpan,  dijamin  kerahasiaannya,  hanya  kelompok  tertentu  saja
yang kan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  faktor  determinan  tindakan  merokok  siswa SDN  Kecamatan  Panjang  Kota  Bandar  Lampung,  maka  disimpulkan
bahwa: 1.
Persentase  siswa  yang  pernah  merokok  di  SDN  Kecamatan  Panjang sebesar 38,7 dan hasil ini lebih tinggi dari persentase perokok anak
yang berusia 10-14 tahun menurut Riskesdas 2010. 2.
Tidak  ada  hubungan  bermakna  antara  pengetahuan  siswa  dengan tindakan  merokok  siswa  SDN  Kecamatan  Panjang  Kota  Bandar
Lampung p= 0,454. 3.
Ada hubungan bermakna antara sikap siswa dengan tindakan merokok siswa SDN Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung p= 0,001.
4. Tidak ada hubungan bermakna antara status merokok orang tua siswa
dengan  tindakan  merokok  siswa  SDN  Kecamatan  Panjang  Kota Bandar Lampung p= 0,129.
5. Ada  hubungan  bermakna  anatara  pergaulan  teman  sebaya  siswa
dengan  tindakan  merokok  siswa  SDN  Kecamatan  Panjang  Kota Bandar Lampung p= 0,001.
6. Ada  hubungan  bermakna  antara  ketertarikan  iklan  rokok  dengan
tindakan  merokok  siswa  SDN  Kecamatan  Panjang  Kota  Bandar Lampung p= 0,019.
7. Ada  hubungan  bermakna  antara  ketersediaan  rokok  siswa  dengan
tindakan  merokok  siswa  SDN  Kecamatan  Panjang  Kota  Bandar Lampung p= 0,001.
8. Kekuatan  hubungan  dilihat  dari  OR  EXP
,  berurutan  dari  yang terbesar adalah pergaulan teman sebaya OR= 15,924, CI 95 5,981
hingga  42,395,  ketersediaan  rokok  OR=  11,561,  CI  95  4,548 hingga 29,387 dan  sikap OR= 0,260, CI 95 0,070 hingga 0,957.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, saran yang dapat diberikan antara lain:
1. Bagi pemerintah
Perlu  merevisi  kebijakan  harga  rokok  yang  terlalu  murah  sehingga terjangkau  oleh  anak-anak  sekolah  dan  membuat  peraturan  untuk
melarang  anak-anak  dibawah  umur  untuk  membeli  rokok  dan mempertegas  sanksi  yang  diberikan  kepada  penjual  rokok  yang
melanggar.
2. Bagi sekolah
Membuat  peraturan  tentang  larangan  merokok  di  sekolah  dan penegakan sanksi yang ketat. Guru-guru juga sebaiknya menghimbau
siswa untuk tidak merokok melalui nasehat dan member contoh yang baik.