Keefektifan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Merokok Dan Bahaya Merokok Di SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung

(1)

KEEFEKTIFAN METODE CERAMAH TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG MEROKOK DAN BAHAYA MEROKOK DI SDN 01 PANJANG UTARA KECAMATAN PANJANG

BANDAR LAMPUNG

Oleh

AHMAD HABIBI GAFUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Jurusan Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

(3)

ABSTRAK

Keefektifan Metode Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Merokok Dan Bahaya Merokok Di SDN 01 Panjang Utara

Kecamatan Panjang Bandar Lampung

Oleh

AHMAD HABIBI GAFUR

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia setelah China, Rusia, dan Amerika Serikat. Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok pada siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan non – randomized control group pretest – postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIA-VIB di SDN 01 Panjang utara dan siswa kelas VIA-VIB SDN 01 Serengsem Kecamatan Panjang Bandar Lampung.Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 82 siswa.

Hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Mann-whiteney menunjukan selisih pretest dan posttest pengetahuan kontrol dengan perlakuan


(4)

menunjukan perbedaan bermakna dengan nilai p=0,001 (p= <0,05). Sedangkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara selisih pretest dan postest sikap kontrol dengan perlakuan dengan nilai p=0,369. Sehingga dapat disimpulkan metode ceramah efektif untuk peningkatan pengetahuan siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok tetapi tidak efektif terhadap sikap siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok.


(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 6

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Preceed-Proced ... 8

1. Fase 1 : Penilaian Sosial ... 10

2. Fase 2 : Penilaian Epidemiologi ... 10

3. Fase 3 : Penilaian Pendidikan dan Ekologis ... 12

4. Fase 4 : Administrasi dan Penilaian Kebijakan dan Keselarasan Intervensi ... 12

5. Fase 5 : Implementasi dan Pelaksanaan ... 13

6. Fase 6 : Proses Evaluasi ... 13

7. Fase 7 : Pengaruh Evaluasi ... 14

8. Fase 8 : Hasil atau Keluaran Evaluasi ... 14

B. Promosi Kesehatan ... 14

1. Defenisi Promosi Kesehatan ... 14

2. Materi atau Pesan ... 15

3. Metode... 15


(8)

5. Media Promosi Kesehatan... 19

C. Sikap ... 22

1. Pengertian Sikap... 22

2. Tingkatan Sikap ... 22

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ... 23

D. Pengetahuan ... 24

1. Pengertian Pengetahuan ... 24

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 26

E. Merokok ... 27

1. Defenisi Merokok... 27

2. Bahaya Merokok ... 30

a. Paru-paru ... 30

b. Penyakit Kardiovaskuler ... 30

c. Penyakit Sistem Sirkulasi ... 31

d. Impotensi ... 31

e. Gangguan Pernapasan ... 31

f. Perokok Pasif ... 32

F. Usia Sekolah Dasar ... 33

G. Kerangka Teori... 35

H. Kerangka Konsep ... 37

I. Hipotesis ... 37

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat Dan Waktu ... 39

C. Populasi Sampel Penelitian ... 39

1. Populsi ... 39

2. Sampel ... 39

D. Kriteria Inklusi dan Eklusi ... 40

1. Kriteria Inklusi ... 40

2. Kriteria Ekslusi... 41

E. Variabel Peneltian ... 41

F. Defenisi Operasional ... 41

G. Alat dan Cara Penelitia... 42

1. Alat Penelitian ... 42

2. Cara Pengambilan Data ... 43

H. Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reabilitas ... 44

I. Metode Pengukuran ... 44

J. Tahap-Tahap Penelitian ... 47


(9)

1. Pengolahan Data... 49

2. Analisis Data ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan metode ceramah ... 51

B. Hasil penelitian ... 53

1. Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin ... 53

2. Distribusi Berdasarkan Umur ... 54

3. Distribusi Responden Berdasarkan Orang Tua ... 55

4.. Pengetahuan Responden ... 55

5. Sikap Responden ... 56

6. Uji Normalitas ... 57

7. Analisis Bivariat ... 59

8. pembahasan ... 62

9.. keterbatasan penelitian ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model preceed-proceed ... 10 2. Kerangka teori ... 35 3. Kerangka konsep ... 37


(11)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia setelah China, Rusia, dan Amerika Serikat dalam hal jumlah perokok dengan jumlah 260.800 jiwa (4 %) (Michael Eriksen, 2012). Sementara menurut survey GATS 2011, peringkat Indonesia semakin bertambah menjadi peringkat 2 terbesar di dunia (Kemkes RI, 2012).

Jumlah perokok di dunia menurut WHO 2009 mencapai 1,1 Milyar yang terdiri dari 47% adalah pria, 12% adalah wanita, 49% adalah anak-anak. Data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2008, persentase perokok dari kalangan anak-anak dan remaja adalah 13,5%, dimana pria 24,1% anak atau remaja pria, wanita 4% anak atau remaja wanita (WHO,2008).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010, terjadi kecenderungan peningkatan umur mulai merokok pada usia yang lebih muda. Data Riskesdas tahun 2010 usia pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%. Pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun 43,5%, Pada usia 20-24 tahun sebear 14,6%, pada usia 25-29 tahun 4,3%, pada usia >30 tahun sebesar 3,9%.


(12)

2

Rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun dimana yang tertinggi dijumpai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (52,1%), disusul oleh Riau (51,3%), Sumatera Selatan(50,4%), Nusa Tenggara Barat (49,9%) dan Lampung (49,5%).

Lampung adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah kasus perokok yang cukup tinggi. Menurut data Riskesdas tahun 2010, Lampung terdapat pada urutan ke–10 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dimana jumlah perokok dimana ada sebanyak 38 % dimana posisi ini di atas posisi rata – rata perokok Indonesia yaitu 34,7%. Sementara untuk perokok pada usia 10 – 14 tahun, Lampung terletak pada urutan ke - 9 dengan persentase sebanyak 20,4 % dimana posisi ini juga terletak pada posisi di atas nilai rata–rata nasional yang sebesar 17,5 % (Riskesdas , 2010 ).

Menurut pendidikan, perokok yang mulai merokok pada 15-19 tahun cenderung banyak pada pendidikan tinggi sedangkan yang mulai merokok pada umur 5-9 tahun pada pendidikan rendah (RISKESDAS, 2010). Menurut Rochadi K (2004) mengatakan dengan prestasi sekolah yang rendah atau kurang pendidikan dan hidup dalam kondisi dengan ketertekanan membuat remaja merokok. Latar belakang keluarga dan prestasi sekolah dapat menyebabkan seseorang merokok. Faktor-faktor seperti tekanan kelompok sebaya, orang tua, saudara kandung, serta iklan rokok juga bisa menyebabkan terjadi merokok. Faktor terbesar pada usia remaja muda yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur.


(13)

3

Anak pada usia remaja muda akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007).

Dari segi kesehatan, tidak ada yang menyetujui dan melihat manfaat yang dikandung dari rokok. Bahaya rokok bagi remaja muda diantaranya dapat meningkat resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih berisiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau bisa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan hipotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012). Hal ini dikarenakan kandungan dari rokok tersebut.

Rokok mengandung 4000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan, 200 diantaranya adalah zat beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas 85% dan partikel. Diantaranya nikotin, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolen, adalah sebagian dari ribuan jenis zat di dalam rokok. Serta tak kurang 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh dan beberapa zat yang sangat berbahaya adalah nikotin, karbon monoksida dan sebagainya ( Ahmad, 2010).

Kompleks permasalahan rokok di dunia termasuk di Indonesia, akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Ataupun


(14)

4

sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok serta dampak bahaya rokok (Araujo, 2009).

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan pemerintah dalam usaha mengendalikan hal ini . Peraturan itu tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan (PP RI, 2012), selain itu ada pula UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan,

Menurut Notoatmojo (2007), penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan atau usaha yang menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Kegiatan promosi kesehatan guna mencapai tujuan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping faktor metode, faktor materi atau pesannya, petugas yang melakukannya, juga alat-alat bantu atau alat-alat peraga atau media yang dipakai. Faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis.

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarkat, sehingga materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk


(15)

5

mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

Alternatif metode yang dapat dipergunakan pada penyuluhan kesehatan adalah metode ceramah. Metode ceramah, selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Notoatmodjo, 2012).

Penyuluhan dengan metode ceramah merupakan cara yang baik dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran lebih dari 15 orang (kelompok besar) dan baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi atau rendah. Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menambahkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah efektif dalam rangka untuk meningkatkan pegetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok. Salah satu wilayah kecamatan yang akan diteliti adalah Kecamatan Panjang di Kelurahan Panjang Utara yang mana memiliki 3 Sekolah Dasar dengan jumlah 1.682 murid (BPS, 2013).


(16)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan sebuah masalah, yaitu :

Apakah metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok pada SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui keefektifan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok pada SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung,

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui keefektifan metode ceramah untuk peningkatan pengetahuan tentang merokok dan bahaya merokok pada siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung.

2. Mengetahui keefektifan metode ceramah untuk peningkatan sikap tentang merokok dan bahaya merokok pada siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung.


(17)

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah keefektifan metode ceramah terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap merokok dan bahaya merokok pada SDN 01 Panjang Utara di kecamatan Panjang kota Bandar Lampung sehingga dapat bermanfaat bagi :

1. Peneliti

Menambah wawasan serta pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan kemampuan peneliti di bidang penelitian kesehatan dengan menggunakan metode ceramah terhadap tingkat pengetahuan dan sikap tentang merokok bahaya merokok pada siswa SDN 01 Panjang Utara di kecamatan Panjang kota Bandar Lampung.

2. Bagi instansi terkait

a. Memberikan informasi gambaran tentang tingkat pengetahuan merokok dan bahaya merokok, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan, perencanaan kegiatan, dan pengambilan keputusan yang terkait tentang merokok dan bahaya merokok.

b. Menambah informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta pembahasan sasaran penyuluhan tentang bahaya merokok di kalangan sekolah dan masyarakat.


(18)

8

3. Bagi sekolah

Memberikan informasi gambaran dengan menggunakan ceramah dengan media slide terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok pada siswa sehingga sekolah dapat mengevaluasi tentang merokok dan bahaya merokok.

4. Bagi siswa

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok.

E. Kerangka Teori

Menurut Green & Kreuter (2005) pendekatan untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam program promosi kesehatan adalah model Procede-Proceed, yang memiliki 8 fase. Delapan fase tersebut adalah penilaian sosial, penilaian epidemiologi, penilaian pendidikan & ekologis, administrasi & penilaian kebijakan & keselarasan intervensi, implementasi atau pelaksanaan, proses evaluasi, pengaruh evaluasi, dan hasil atau keluaran evaluasi.

Dalam fase kedua, setelah spesifik masalah sosial yang berkaitan dengan buruknya kualitas kehidupan dalam fase pertama, program mengidentifikasi mana masalah kesehatan atau faktor lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Masalah kesehatan akan dianalisis berdasarkan dua faktor: pentingnya dalam artian bagaimana hubungannya dengan masalah kesehatan untuk mengidentifikasi indikator sosial dalam penilaian sosial dan bagaimana


(19)

9

menerima untuk merubah masalah kesehatan yang ada. Setelah prioritas utama maslah kesehatan stabil, identifikasi dari determinan yang mengarah pada munculnya masalah kesehatan. Detailnya, adalah apa faktor lingkungan, faktor prilaku, dan indikator genetik yang mengarah kepada permasalahan kesehatan yang spesifik. Masalah kesehatan yang akan diidentifikasi pada fase ini adalah perilaku anak - anak SD dalam merokok

Fokus dalam fase 3 berganti menjadi faktor mediasi yang membantu atau menghindarkan sebuah lingkungan positif atau prilaku positif. Faktor-faktor ini dikelompokan kedalam tiga kategori: faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin dan faktor-faktor-faktor-faktor penguat (Green & Kreuter, 2005).

Pada fase yang keempat berhubunga pemastian kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempar kerja, organisasi pelayanan kesehatan, atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan, pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan program. Fase ini berarti berhubungan dengan adanya tindakan promosi kesehatan.


(20)

10

Gambar 2. Kerangka Teori

Fase 1: Penilaian Sosial

Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran secara spesifik, indikator utama sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya derajat kemiskinan, rata-rata kriminalitas, ketidakhadiran atau tingkat pendidikan yang rendah) yang berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup. Sebagai contoh, pada pekerjaan industri yang kumuh dan berbahaya dengan rata-rata kecelakaan yang tinggi, sedikitnya pelayanan kesehatan, dan keterbatasan kesediaan makanan diluar pedangang keliling, pekerja mungkin merasa tidak aman dan menjadi tidak sehat selama kondisi bekerja.


(21)

11

F. Kerangka Konsep

Subjek penelitian Kontrol

Gambar 3. Kerangka konsep G. Hipotesis

1. Metode ceramah efektif untuk meningkatkan pengetahuan siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung .

2. Metode ceramah efektif untuk meningkatkan sikap siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung

Pengetahuan dan sikap siswa SDN 01 Panjang Utara sebelum intervensi

Pengetahuan dan sikap siswa SDN 01 Serengsem sebelum intervensi

Promosi kesehatan dengan metode ceramah

Pengetahuan dan sikap siswa SDN 01 Panjang Utara setelah intervensi

Pengetahuan dan sikap siswa SDN 01 Panjang Utara setelah intervensi


(22)

38

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan non–randomized control group pretest–postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini digunakan dengan pertimbangan bahwa penelitian lapangan untuk memenuhi kriteria randomisasi dari true experiment design sangat sulit dan biayanya mahal. Di samping itu rancangan ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan atau pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok yang diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dan kelompok yang dijadikan kontrol

Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut:

O1 X1 O2 O3 O4


(23)

39

Keterangan :

O1 dan O3 : Pre-test untuk menilai pengetahuan sebelum dilakukan perlakuan penyuluhan metode ceramah.

X1 : Untuk perlakuan penyuluhan metode ceramah.

O2 dan O4 : Post test untuk menilai pengetahuan sesudah dilakukan perlakuan penyuluhan metode ceramah dan kontrol.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2013. Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Sekolah Dasar Negeri ( SDN 01) panjang Utara dan SDN 01 Serengsem Kecamatan Panjang Bandar Lampung

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua keseluruhan objek penelitan atau objek yang diteliti. Dengan demikian populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem tahun 2013.


(24)

40

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010) . Sampel yang digunakan adalah dari data siswa SDN 01 Panjang utara dan SDN 01 Serengsem kelas VI tahun 2013. Besar sampel dalam penelitian diambil secara purposive sampling, dimana siswa kelas VI SDN 01 Panjang Utara sebagai sampel penelitan dan siswa kelas VI SDN 01 Serengsem sebagai kontrol.

Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem Berdasarkan Kelas

Kelas Murid

SDN 01 Panjang Utara VI A 42

VI B 41

SDN 01 Serengsem VI A 35

VI B 36

Jumlah 154

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel Penelitian

1. Kriteria Inklusi:

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa kelas VI SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem kecamatan Panjang Bandar Lampung.

b. Bersedia ikut dalam penelitian.


(25)

41

d. Telah mengikuti penyuluhan kesehatan metode ceramah yang dibuktikan dengan daftar hadir.

2. Kriteria eksklusi

Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tidak mengikuti proses penyuluhan dengan lengkap.

2. Siswa SDN tidak mengisi lengkap kuessioner yang diberikan

E. Variabel penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah metode ceramah tentang merokok dan bahaya merokok.

2. Variabel terkait

Variabel terikat (dependen) pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap tentang merokok dan bahaya merokok.


(26)

42

F. Defenisi Operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian ini dan agar penelitian tidak terlalu luas , maka dibuat definisi operasional sebagai berikut :

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Keefektifan Perbandingan

rata-rata selisih antara nilai pretest dan posttest setelah pendidikan kesehatan Program lunak komputer Tidak efektif = p>0,005 Efektif = p<0,005 Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah

Penerangan secara lisan tentang merokok dan bahaya merokok kepada sekelompok di bantu dengan media power point sesuai dengan prosedur ceramah.

Kuesioner Responden mendengar ceramah

0 = tidak mengikuti sampai selesai 1= mengikuti sampai selesai Nominal

Pengetahuan Pengetahuan siswa SD tentang bahaya merokok Panjang Utara yang nantinya akan diukur sebelum

dan sesudah

intervensi

Kuesioner Angket (Responde n mengisi sendiri kuesioner) Skala skor pengetahu an (1-15) Rasio

Sikap Tanggapan dan reaksi pendapat siswa SD Panjang Utara yang nantinya akan diukur sebelum

dan sesudah

intervensi

Kuesioner Angket (Responde n mengisi sendiri kuesioner) Range skor sikap yaitu skor: (12 – 48)


(27)

43

G. Alat dan Cara Penelitian

1. Alat penelitian

Alat yang digunakan untuk penelitian adalah berupa: 1. Metode ceramah dengan menggunakan power point 2. Kuesioner

2. Cara pengambilan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dengan mendatangi sekolah Sekolah Dasar Negri SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem kecamatan panjang Bandar Lampung.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan memakai kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah murid Sekolah Dasar Negeri kelas VI SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem Kecamatan Panjang Bandar Lampung.


(28)

44

H. Uji Validitas dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur . Uji validitas ini dilakukan untuk menuji apakah kuesioner yang kita gunakan mampu mengukur apa yang hendak kita ukur dengan cara melakukan uji korelasi antara skors (nilai) tiap–tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. . Dan dalam penelitian ini menggunakan Pearson Product Moment dan diolah dengan perangkat lunak suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila kolerasi hasil hitung (r-hitung) lebih besar dari angka kritik nilai kolerasi (r-tabel) pada taraf signifikansi 95%. Nilai r-hitung dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 20 orang adalah 0,444 maka ketentuan dikatakan valid jika :

a. Nilai r-hitung variable > 0,444 dikatakan valid b. Nilai r- hitung variable < 0,444 dikatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat yang sama (Notoadmojo, 2010). Uji yang digunakan adalah uji Croanbach’s Alpha.


(29)

45

\

I. Metode Pengukuran

1. Pengukuran Pengetahuan merokok dan bahaya merokok.

Pengukuran pengetahuan siswa kelas VI SDN 01 Panjang utara dan SDN 01 Srengsem tentang merokok dan bahaya merokok dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Alat penelitian yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban salah akan diberi nilai 0.

2. Pengukuran sikap tentang merokok dan bahaya merokok.

Pengukuran sikap siswa siswi kelas VI SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Srengsem tentang merokok dan bahaya merokok dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Alat penelitian yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan. Penyusunan kuesioner ini juga dikelompokkan dalam 6 pertanyaan favorable dan 6 pertanyaan unfavorable. Jawaban dalam pertanyaan favorable mengandung nilai-nilai positif dan nilai-nilai yang diberikan adalah:

Tingkatan sikap dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala likert, yaitu untuk pernyataan favourable bila menjawab:


(30)

46

a. Sangat setuju : nilai 4 b. Setuju : nilai 3 c. Tidak setuju : nilai 2 d. Sangat tidak setuju : nilai 1

Sedangkan pernyataan unfavourable bila menjawab: a. Sangat tidak setuju : nilai 4

b. Tidak setuju : nilai 3 c. Setuju : nilai 2 d. Sangat setuju : nilai 1

J. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap – tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi :

a. Mengunjungi sekolah SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem Kecamatan Panjang Bandar Lampung untuk meminta izin penelitian. b. Menanyakan jumlah siswa SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem

berdasarkan daftar nama kelas.

c. Menentukan sample secara purposive sampling.

d. Jumlah siswa pria SDN 01 Panjang Utara sebanyak 35 pria dan wanita sebanyak 48.


(31)

47

f. Mendatangi SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Serengsem kembali pada waktu yang disepakati.

g. Menyebarkan kuesioner pretest. h. Mengumpulkan kuesioner.

i. Melakukan metode ceramah dengan menggunakan power point. j. Metode ceramah dilakukan selama 1 jam.

k. Istirahat dan games.

l. Membagikan kuesioner posttest. m.Mengumpulkan posstest.

n. Menutup penyuluhan. o. Tahap mengelola data.

K. Pengolahan dan Analisis data

1. Pengolahan data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah ke dalam bentuk tabel – tabel, kemudian data diolah menggunakan perangkat lunak dengan α < 0,05. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan

program komputer ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain :

a. Editing yaitu melakukan pengecekan jawaban kuesioner, apakah jawaban yang diberikan sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika ada kekurangan data dapat segera dilengkapi.


(32)

48

b. Coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah dalam analisis data. Setelah data terkumpul, masing – masing jawaban diberi kode untuk memudahkan dalam analisis data c. Data entry yaitu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk

dilakukan pengolahan data sesuai kriteria dengan menggunakan aplikasi pengolahan data

d. Cleaning, yaitu pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi ( Notoadmojo, 2010 )

2. Analisis Data

Data diolah dengan alat bantu perangkat lunak. Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data bivariat.

a. Uji Normalitas Data ( p> 0,05 ).

Pengujian normalitas data menggunakan Shapiro Wilk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normal atau non parametrik bila data tidak berdistribusi normal

b. Analisis univariat

Analisis data univariat adalah dimana variabel–variabel yang ada dianalisis untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap siswa kelas VI SDN 01 Panjang Utara dan SDN 01 Srengsem


(33)

49

c. Analisis bivariat

Analisis data bivariat adalah untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan metode ceramah sedangkan variabel terikat adalah pengetahuan. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel tersebut dilakukan uji statistik. Analisis yang dilakukan untuk penelitian ini dengan uji statistik t-test tidak berpasangan. Uji t-test tidak berpasangan digunakan untuk melihat perbandingan peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi metode ceramah antara kelompok kontrol dan perlakuan. Jika tidak didapatkan hasil yang tidak normal maka digunakan uji non – parametrik uji Mann–Whitney.

d. Etika penelitian

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk memperhatikan etika yang harus dipatuhi dalam pelaksanaanya, mengingat bahwa penelitian kedokteran akan berhubungan langsung dengan manusia. Etika dalam penelitian ini meliputi:

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Merupakan lembar persetujuan yang memuat penjelasan-penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi


(34)

50

responden. Namun apabila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serat semua data yang terkumpul akan disimpan, dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok tertentu saja yang kan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.


(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode cermah efektif terhadap peningkatan pengetahuan siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok dengan nilai p=0,001..

2. Metode ceramah tidak efektif terhadap sikap siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokokdengan nilai p=0,196.

B. Saran

1. Bagi pemerintah diharapkan dapat meningkatkan program promosi kesehatan tentang merokok dan bahaya merokok terutama pada anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas. 2. Bagi pihak sekolah, supaya dapat memberikan program pendidikan

kesehatan melalui ceramah, seminar, serta penyuluhan mengenai merokok dan bahaya merokok.


(36)

(37)

(38)

(1)

49

c. Analisis bivariat

Analisis data bivariat adalah untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan metode ceramah sedangkan variabel terikat adalah pengetahuan. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel tersebut dilakukan uji statistik. Analisis yang dilakukan untuk penelitian ini dengan uji statistik t-test tidak berpasangan. Uji t-test tidak berpasangan digunakan untuk melihat perbandingan peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi metode ceramah antara kelompok kontrol dan perlakuan. Jika tidak didapatkan hasil yang tidak normal maka digunakan uji non – parametrik uji Mann–Whitney.

d. Etika penelitian

Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk memperhatikan etika yang harus dipatuhi dalam pelaksanaanya, mengingat bahwa penelitian kedokteran akan berhubungan langsung dengan manusia. Etika dalam penelitian ini meliputi:

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Merupakan lembar persetujuan yang memuat penjelasan-penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi


(2)

50

responden. Namun apabila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serat semua data yang terkumpul akan disimpan, dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok tertentu saja yang kan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Metode cermah efektif terhadap peningkatan pengetahuan siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokok dengan nilai p=0,001..

2. Metode ceramah tidak efektif terhadap sikap siswa SDN 01 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tentang merokok dan bahaya merokokdengan nilai p=0,196.

B. Saran

1. Bagi pemerintah diharapkan dapat meningkatkan program promosi kesehatan tentang merokok dan bahaya merokok terutama pada anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas. 2. Bagi pihak sekolah, supaya dapat memberikan program pendidikan

kesehatan melalui ceramah, seminar, serta penyuluhan mengenai merokok dan bahaya merokok.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

2 70 86

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

Faktor Determinan Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

1 16 69

Keefektifan Media Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Tentang Rokok dan Bahayanya di SDN 01 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung The Efectiveness of Booklet for Improved Knowledge and Attitude about Cigarette and its Dangerous a

0 21 71

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 4 15

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATANMETODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET DENGAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 3 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 0 14

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SIKAP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO”

0 0 18