bangsa Arab berbondong-bondong pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji salah satu kegiatan haji adalah mengelilingi Ka’bah. Maka Ia membangun gereja besar nan
megah di Shan’a negeri Yaman untuk menandingi ka’bah dan agar bangsa Arab pergi hajinya ke gereja tersebut. Usahanya ini tidak berhasil karena bangsa Arab tetap saja pergi
haji ke ka’bah yang ada di Mekkah dan bukan ke gereja yang ada di Yaman. Gereja megah yang dibangun Abrahah tetap sepi tidak ada orang-orang.
Abrahah menjadi marah, lalu mengerahkan pasukan dalam jumlah yang besar menuju ke Mekkah guna menghancurkan ka’bah. Pasukan ini langsung dipimpin oleh Abrahah
sendiri, beberapa anggota pasukan termasuk Abrahah mengendarai gajah bahkan gajah yang dikendarainya adalah yang paling besar.
Setelah sampai di pinggiran kota Mekkah dan siap diarahkan untuk menyerang ka’bah ternyata gajah-gajah yang dikendarai itu diam dan tidak mau bergerak, tetapi anehnya kalau
diarahkan ke selain ka’bah gajah-gajah tersebut mau bergerak, kalau diarahkan ke ka’bah lagi gajah-gajah tidak mau bergerak.
Ketika itulah, Allah mengutus burung-burung Ababil yang berbondong-bondong untuk melempari mereka dengan batu yang sangat panas. Setiap burung membawa tiga batu, satu
batu di paruh dan dua yang lainnya di kedua kakinya. Pasukan Abrahah menjadi panik, berhamburan dan berguguran. Tubuhnya terpotong-potong dan hancur seperti yang termuat
dalam al-Qur’an mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. Peristiwa ini sungguh sangat dahsyat dan menggemparkan seluruh jazirah Arab,
khususnya di kota Mekkah. Hampir setiap hari selama berbulan-bulan masyarakat Arab selalu memperbincangkannya. Dan kurang lebih 50 hari setelah peristiwa tersebut, Nabi
Muhammad SAW, dilahirkan. Oleh karena itu kelahirannya disebut tahun gajah.
3. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Menurut penanggalan para ahli, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan dari Qushai pahlawan suku Quraisyi yang berhasil menggulingkan kekuasaan khuza’ah atas kota Mekkah. Ayahnya bernama Abdullah
bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murroh dari golongan Arab bani ismail. Sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin
Faozi Amirudin | UNIDARMA Indramayu 3
Zuhroh bin Kilab bin Murroh. Disinilah silsilah keturunan ayah dan ibu Nabi Muhammad SAW bertemu. Baik keluarga dari pihak bapak maupun dari pihak ibu keduanya sama-sama
termasuk golongan bangsawan dan terhormat dalam kabilah-kabilah Arab. Nabi Muhammad SAW pada saat dilahirkan keadaannya sudah yatim. Karena ayahnya
Abdullah bin Abdul Muthalib sudah meninggal kurang lebih tujuh bulan sebelum dilahirkan. Kelahiran bayi, disambut oleh kakeknya Abdul Muthalib dengan penuh kasih sayang dan
kemudian bayi itu dibawanya ke kaki ka’bah. Di tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad, suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya.
Sudah menjadi kebiasaan pada orang-orang Arab kota Mekkah, terutama yang tergolong bangsawan, menyusukan dan menitipkan bayi-bayi mereka kepada wanita dari
bani Sa’diyah salah satu dusun yang ada dipadang pasir agar bayi-bayi itu dapat menghirup udara yang bersih terhindar dari penyakit-penyakit kota dan supaya bayi-bayi itu
dapat berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih. Demikian halnya dengan bayi Muhammad, beliau diserahkan kepada seorang perempuan yang baik yang bernama
Halimah Ia berasal dari bani Sa’ad kabilah khawazin tempatnya tidak jauh dari kota Mekkah. Diperkampungan bani Sa’ad inilah Muhammad SAW diasuh dan dibesarkan dengan penuh
kasih sayang sampai berusia lima tahun.
4. Peristiwa Pembelahan dada
Pada suatu hari, ketika itu Muhammad SAW mendekati usia lima tahun tepatnya disaat beliau bermain bersama putra Halimah yang juga berusia sama bermain jauh dari
perkemahan. Maka datanglah putra Halimah sambil berlari, sedang pada raut mukanya terlihat tanda-tanda kecemasan. Ia meminta agar Halimah menyusul saudaranya
Muhammad, lalu Halimahpun bertanya tentang permasalahannya. Kemudian anak ini berkata : “sungguh saya melihat dua orang laki-laki berpakaian putih, mereka mengambil
Muhammad dari kami dan menelentangkannya, lalu mereka membelah dadanya”. Sebelum anak ini melanjutkan ceritanya, Halimah segera berlari menghampiri
Muhammad. Dia melihat Muhammad berdiri ditempatnya tanpa bergerak, wajahnya terlihat
Faozi Amirudin | UNIDARMA Indramayu 4
kekuning-kuningan dan pucat lalu dengan rasa takut dan cemah Halimah menanyakan tentang apa yang menimpanya.
Lalu Muhammad memberitahukan bahwasanya dia dalam keadaan baik, dan menceritakan bahwa ada dua orang laki-laki berpakaian putih yang menghampirinya,
kemudian membelah dadanya untuk mengeluarkan hatinya, lalu mengeluarkan segumpal darah hitam darinya dan membuangnya. Lalu mencuci hatinya dengan air dingin dan
mengembalikannya kedalam rongga tubuh untuk kemudian mengusap dadanya. Setelah itu mereka meninggalkan tempat dan menghilang.
Halimah berusaha meraba-raba tempat dada yang dibelah, Ia tidak melihat bekas sedikitpun, kemudian Ia kembali bersama Muhammad kerumahnya. Dan menjelang fajar
pada hari berikutnya Halimah membawa Muhammad kepada ibunya di Mekkah. Aminah merasa heran dengan kembalinya Halimah bukan pada waktunya padahal Ia sangat
menyukai anak ini. Lalu Aminah menanyakan penyebabnya dan Halimah pun menceritakan tentang peristiwa pembelahan dada Muhammad kepada Aminah.
5. Kematian Ibu dan Kakek