SEJARAH SINGKAT NABI MUHAMMAD SAW SEKOLA

MAKALAH

SEJARAH SINGKAT NABI MUHAMMAD SAW

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas VII. 4

Disusun Oleh :
TORI ARDIANSYAH

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 07 TAMBANG
2017

DAFTAR ISI

Hal.,,,
Daftar Isi...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
Latar belakang..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pernikahan...........................................................................................................3
B. Kelahiran Nabi Muhammad saw.........................................................................4
C. Kematian Ibu dan Kakek.....................................................................................5
D. Pengalaman Penting............................................................................................6
E. Muhammad Menjadi Rasul..................................................................................7
F. Dakwah Rasulullah saw.......................................................................................8
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi...............................................................8
2. Dakwah secara terang-terangan.......................................................................9
G. Wafatnya Rasulullah..........................................................................................11
H. Perubahan yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad saw Terhadap Bangsa Arab.. .12
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Makalah ini dibuat dan kami susun atas dasar penghormatan dan refleksi rasa cinta dan
pengharapan atas baginda Nabi besar Muhammad saw, Rasulullah SAW adalah manusia
yang paling luar biasa dan sempurna dalam akhlak, kepribadian, sifat dan zatnya. Di

antara sifat beliau adalah begitu perhatian pada umatnya, begitu lembut dan kasih sayang
pada mereka. Sebagaimana Allah mensifati beliau dalam firman-Nya,

"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (Q.S. At-Taubah:
128).
Kedua, kiranya dengan makalah ini kami yang menyusun dan siapapun yang membaca
makalah ini mendapatkan faedah yang akan diperoleh. Walaupun sesungguhnya, Nabi
Muhammad SAW tidak butuh pada kecintaan kita padanya. Dengan adanya kecintaan ini,
tidak akan menambah kedudukannya yang mulia dan tidak adanya kecintaan ini pula,
tidak akan mengurangi kemulian beliau. Karena beliau adalah orang yang paling dicintai
di sisi Allah SWT. Barangsiapa yang mengikuti beliau, maka Allah akan mencintai dan
mengampuni dosa-dosanya. Sebagaimana Allah berfirman :

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Q.S. Ali Imran: 31).

Nabi Muhammad juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-kadang

oleh orientalis Mahomet, Mahomed adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh
umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional
Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir sekitar tahun 570, diperkirakan 20
April 570 di Mekkah (atau "Makkah") dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota
tersebut terletak di daerah Hijaz (Arab Saudi saat ini). Muhammad diriwayatkan memiliki
11 istri. Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". kita mempercayai
bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari
agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan
gelar Rasulullah dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam, yang berarti
"semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat
"S.A.W") setelah namanya. Selain itu Al-Qur'an dalam Surah As-Saff (QS 61:6)
menyebut Muhammad dengan nama "Ahmad" yang dalam bahasa Arab juga berarti
"terpuji".
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100 seorang Yahudi, yang lahir pada tanggal 28
April 1932 di New York City. Dia seorang astrofisikawan Amerika yang menulis
beberapa buku sejarah., menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang
berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia
memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju
yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pernikahan
Dr. Thaha Husain dalam bukunya yang berjudul Ah Hamsy As-Sirah, memandang
pernikahan Abdullah bin Abdul Muthalib dengan Aminah binti Wahb merupakan
peristiwa bernilai sejarah. Pertama, karena kepatuhan Abdullah kepada ayahnya yang
sedemikian tinggi sehingga ia rela menyerahkan diri sepenuhnya ketia di bawa oleh
ayahnay hendak disembelih – seagai penunaian nazar – oleh ayahnya sendiri di sebuah
tempat terletak antara berhala Isaf dan berhala Nailah.
Beruntunglah ia karena di selematkan oleh orang-orang Quraisy, sehingga Abdul
Mutahlib dapat menerima nasehat dari seorang hakim (ahli nujum) untuk menebus
pelaksanaan nazarnya dengan menyembelih ekor unta. Seperti peristiwa yang terjadi
antara Nabi Islam dan Ayahnya Nabi Ibrahim a.s. kedua, keselamatan Adullah bin A
bdul Muthalib sama sekali bukan suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan,
melainkan karena sebab kehadiran seorang Nabi dan Rasul Utusan Allah kepada
seluruh bagi umat manusia.
Setelah Abdullah genap berusia 23 tahun, oleh ayahnya ia dinikahkan dengan seorang
putrid Banu Zuhrah, yang bernama Aminah binti Wahb. Setelah menikah, Abdullah
hanya 3 hari tinggal di rumah mertuanya. Pada berikutnya ia tinggal di pemukiman

Abdul Muthali. Tiga bbulam kemudian Abdullah bersama rombongan kepalanya pergi
berniaga ke Syam. Meninggalkan ayah dan istrinya di Mekkah. Menurut riwayat
ketika itu Aminah sedang mengandung.
Dalam perjalanan kembali ke Mekkah Abdullah tinggal sementara di Yasrib, dan
dalam masa persinggahan itu ia jatuh sakit. Sementara itu sebagian rombongan kafilah
kembali ke Mekkah lebih dahulu, di Yasrib Abdullah di rawat oleh salah satu keluarga
dari Bani An-Najar. Abdullah wafat setelah sakit kurang lebih selama 2 (dua) bulan.

B. Kelahiran Nabi Muhammad saw
Ketika umat Islam kehilangan dan kecopotan ideologi hidupnya. Dilahirkan seseorang
yang akan membawa perubahan dan pengaruh besar terhadap dunia. Bapaknya yang
bernama Abdullah meninggal kurang lebih 7 bulan sebelum ia dilahirkan atau sekitar 2
bulan di dalam kandungan ibunya Siti Aminah.Menurut sumber berita yang berasal
dari Ali bin Harb Al-Mushiliy, Makhsum bin Hani al-Makhzumiy, menuturkan: pada
malam kelahiran Nabi Istana Kisra (Maharaja Persia) terguncang-guncang laksana
digoyang oleh gempa sehingga 14 pilar penyangga berjatuhan. Api sesembahan
Majusi yang selama 10 abad tidak pernah padam, pada malam itu tiba-tiba padam. Air
telaga “sawa” yang terkenal di Persia mendadak surut tanpa sebab.Pada malam
tersebut juga, Kisra dalam mimpinya melihat kejadian luar biasa aneh dalam
mimpinya ia melihat seekor unta liar menggiring seekor kuda jantan menyebrangi

sungai Dajlah (Tigris), kemudian cepat berkembang biak di negerinya.
Nabi dilahirkan di rumah Abu Thalib, pada senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20
April 571 M. kelahirannya membuat Abdul Muthalib sangat gembira, beliau kemudian
di bawa oleh kakeknya ke kaki Ka’bah, dan di tempat suti itulah beliau diberi nama
Muhammad,nama yang belum pernah ada sebelumnya.Adapun tahun kelahiran beliau
dinamakan tahun Gajah, karena pada tahun itu kota Mekkah di serang oleh pasukan
Nasrani yang dipimpin Abrahah dengan bertunggangan Gajah.
Menurut kebudayaan Arab jika seseorang lahir dari keluarga terpandang maka anak
tersebut akan di susukan kepada orang lain. Ini bertujuan agar bayi tersebut dapat
menghirup udara segar, terhindar dari penyakit kota, dan agar ia dapat berbicara
dengan bahasa yang murni serta fasih. Maka kemudian, Nabi Muhammad saw di
serahkan ibunya kepada seorang perempuan yang baik, Halimah Sa’diyah dari Bani
Sa’ad kabilah Hawazin, yang bermukim tidak jauh dari Mekkah. Disitulah Nabi di
asuh dan dibesarkan selama 4 tahun.

C. Kematian Ibu dan Kakek
Selama 4 tahun lamanya nabi dirawat oleh Halimah Sa’diyah, kemudian Nabi
dikembalikan kepada Siti Aminah ibunya. Ketika kira-kira berusia 6 tahun, beliau di
bawa oleh ibunya ke Madinah bersama dengan Ummu Aisaman, budak peninggalan
ayahnya Abdullah. Tujuan perjalanan ini adalah untuk berziarah ke makam ayahnya

dan memperkenalkan kepada keluarga neneknya Bani Najjar.
Mereka di Madinah kurang lebih 1 bulan. Dalam perjalanan kembali Ke Mekkah,
Aminah jatuh sakit dan meninggal yang kemudian di makamkan di suatu tempat yang
bernama Alaa. Betapa sedih dan bingungnya Nabi dengan kematian ibunya tersebut.
Jadilah ia seorang yatim piatu, yang tidak mempunyai ayah dan ibu. Maka nabi pun
melanjutkan perjalanan kembali ke Mekkah bersama Ummu Aiman.
Kemudian Muhammad saw di asuh oleh kakeknya Abdullah Muthalib. Abdul
Muthalib sangat menyayangi Nabi, hal ini dibuktikan seperti yang dikatakan Is’haq:
“Maka adalah rasulullah itu hidup di dalam asuhan neneknya Abdul Muthalib ibn
Hisyam. Neneknya itu ada mempunyai suatu hamparan tempat duduk di bawah
lindungan Ka’bah itu. Anak-anaknya semunya duduk di sekeliling hamparan itu.
Kalau dia belum datang, tidak ada seorang pun anak-anaknya yang berani duduk
dekat, lantaran amat hormat kepada orang tua itu. Maka datanglah Rasulullah – ketika
itu dia masih anak-anak, dia duduk saja ke atas hamparan itu. Maka datang pulalah
anak-anak neneknya itu hendak mengambil tangannya menyuruhnya undur. Demi
kelihatan Abdul Muthalib diapun berkata: “Biarkan saja cucuku in berbuat
sekehendaknya. Demi Tuhan sesungguhnya dia kelah akan mempunyai kedudukan
penting. Kalau anak itu didudukkan di pangkuannya, di barut-barutnya punggunya
dengan tangannya, di senangkannya hati anak itu dan dibiarkannya apa yang
diperbuatnya.

Tetapi tidak beberapa lama kemudian Abdul Muthalib juga meninggal, ketika itu Nabi
Muhammad saw berusian 8 tahun. Ini tidak hanya duka cita untuk Nabi sendiri tetapi
juga duka cita bagi segenap penduduka Mekkah. Dengan meninggalnya Abdul
Muthalib, penduduk Mekkah kehilangan seorang pembesar dan pemimpin yang
cerdas, bijaksana, berani, dan perwira yang tidak mudah untuk di cari penggantinya.

D. Pengalaman Penting
Setelah meninggalnya Abdul Muthalib, nabi kemudian di asuh oleh pamanya Abu
Thalib. Sebagaimana kakeknya, pamannya Abu Thalib juga sangat menyayangi nabi.
Ketika berusia 12 tahun, Muhammad saw mengikuti pamannya berdagang ke negeri
Syam. Ketika sampai di Bushra, nabi dan pamannya bertemu dengan “Bukhaira”
seorang pendeta Nasrani.
Pendeta tersebut menyarankan supaya Abu Thalib segera membawa keponakannya
kembali ke Mekkah, sebab ia khawatir orang Yahudi akan menganiaya Nabi. Karena
ia melihat pada diri Muhammad pertanda kenabian. Abu Thalib menyegerakan
dagangannya dan kembali ke Mekkah.
Diwaktu nabi Muhammad saw berumur ± 15 tahun, terjadilah peristiwa yang
bersejarah bagi penduduk Mekah, yaitu peperangan antara suku Quraisy dan Kinanah
di satu pihak, dengan suku Qais ‘Ailan di lain pihak. Nabi Muhammad ikut
memberikan bantuan kepada paman-pamannya dengan menyediakan keperluan

peperangan.
Peperangan terjadi pada bulan suci yaitu bulan Zulkaidah, pada bulan tersebut di
larang berkelahi dan menumpahkan darah, dan dianggap melanggar kesucian bulan
Zulkaidah yang menurut ideology bangsa Arab peristiwa itu adalah pelanggaran
terhadap kesucian. Dengan demikian perang ini dinamakan Herbul figar (perang yang
memecahkan kesucian).
Menginjak masa dewasa, nabi berusaha menghidupi dirinya sendiri. Karena
kejujurannya seorang Janda bernama Siti Khadijah mempercayakan barang
dagangannya untuk dibawa berdagang ke Syam. Nabi di temani oleh Maisarah
pembantu Siti Khadijah.
Setelah nabi datang dari Syam dengan laba yang banyak, Siti Khadijah sangat
gembira. Kemudian Siti Khadijah melamar nabi melalui Abu Thalib pamannya.
Setelah mendapat persetujuan nabi, pernikahan pun di langsungkan, nabi berumur ±
25 tahun sedangkan khadijah berusian ± 40 tahun.

Perkawinan ini memba ketenangan dan ketentraman bagi nabip, beliau memperoleh
cinta kasih yang tulus dari seorang perempuan yang nantinya merupakan orang yang
pertama mengakui kerasulannya, dan selalu menyertai nabi dalam dakwah serta rela
menanggung penderitaan dengan berkorban harta sekalipun.
Nabi Muhammad saw semakin di kenal namanya oleh penduduk Mekkah ketika

beliau mendamaikan para pemuka Quraisy dalam masalah memperbaiki Ka’bah.
Dalam proses perbaikan mereka saling bergotong-royong, tetapi masalah muncul
ketika hendak dikembalikan Batu Hitam (Al-Hajarul Aswad) ke tempat semula. Para
pemuka Quraisy berselisih paham dan merasa sama-sama berhak untuk meletakkan
batu tersebut. Akhirnya di sepakati barang siapa yang datang lebih awal ke Ka’bah di
alah yang berhap ternyata yang datang pertama kali adalah Rasullah. Tapi nabi bukan
orang yang suka menguasai sesuatu. Maka, di hamparkannya sehelai kain, di
letakkannya Hajaral Aswa di tengah-tengah, dan beliau suruh para pemuka Quraisy
mengangkat tepi-tepi kain tersebut. Setelah sampai di tempat semua, nabi kembali
mengangkat batu hitam tersebut dan meletakkannya.
Kejadian ini membawa kepuasan terhadap para pemuka Quraisy, dan kejadian in
terjadi ketika beliau berumur 36 tahun, yang kemudian Nabi Muhammad saw di beri
gelar Al-Amien yang berarti yang dipercaya.

E. Muhammad Menjadi Rasul
Ketika menginjak usia 40 tahun, nabi lebih banyak mengerjarkan tahanuts
(menyendiri) dari sebelumnya. Berhubung beliau bertahanuts bertepatan dengan bulan
Ramadhan nabi membawa bekal lebih banyak, karena akan bertahanuts lebih lama di
gua Hirra.Di malam 17 Ramadhan, tepatnya 6 Agustus 610 M ketika beliau sedang
bertahanuts, malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Nabi

membacanya, kabarnya :

“Bacalah”, Rasulullah kaget dan menjawab “Aku tidak dapat membaca”.Beliau
direngkuh Jibril berulang-ulang sampai nafasnya sesak, dan akhirnya nabi kita
menjawab “Apa yang kubaca”, kata Jibril:
Ayat diatas adalah wahyu pertama untuk nabi dan sekaligus bukti diangkatnya beliau
sebagai seorang rasul. Ketika itu di usia beliau mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari
menurut tahun bulan (Qamariah) atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut tahun matahari
(Syamsiah).
Kurang lebih setengah tahun sesudah wahyu pertama, turunlah wahyu yang kedua,
yang berbunyi sebagai berikut: Wahyu ini memperjelas apa yang harus disampaikan
Rasulullah saw, yaitu mengajak umat manusia menyembah Allah, Tuhan Yang Maha
Esa. Ini awal perintah penyiaran agma Allah kepada seluruh umat manusia.

F. Dakwah Rasulullah saw
Dalam menyiarkan agama Islam atau berdakwah, ada 2 cara yang dilakukan
Rasulullah:
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Dengan turunya wahyu kedua, mulailah nabi berdakwah, tapi dengan cara
sembunyi-sembunyi. Mulai dari yang tinggal satu rumah dengan beliau, sahabat
terdekat, dan orang-perorang. Seruannya adalah agar mereka tidak menyembah
berhala dan hanya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa yang pertama beriman
adalah Siti Khadijah istri N abi sendiri. Kemudian anak paman Nabi yang masih
mudaa, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah seorang budak nabi yang
kemudian dijadikan anak angkat. Setelah itu Abu Bakar juga beriman dan memeluk
Islam. Dengan perantara Abu Bakar inilah banyak orang yang memeluk Islam,
antara lain: Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan
beberapa penduduk Mekkah dari kabilah Quraisy.

2. Dakwah secara terang-terangan
Tiga tahun lamanya nabi menyampaikan da’watul afraad (dakwah secara
sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah yang lain). Kemudian turunlah ayat
surah al-Hijr: 94,

Maka

sampaikanlah

olehmu

secara

terang-terangan

segala

apa

yang

diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Ayat tersebut mengisyaratkan agar nabi menyampaikan ajaran Islam secara terangterangan. Kemudian mulailah nabi berceramah di tempat-tempat umum, yang
diragukan kepada kerabat sendiri, penduduk Mekkah pada umumnya, dari berbagai
macam lapisan masyarakat, bangsawn maupun sahaya, serta orang-orang yang
datang ke Mekkah menunaikan haji.Dengan dakwah secara terang-terangan ini dan
agama yang baru yang diserukan, Rasulullah menjadi perhatian dan buah bibir
masyarakat di kota Mekkah. Dakwah inipun menimbulkan kecaman dari orangorang Quraisy.
Menurut Ahmad Syalabi, ada 5 faktor yang mendorong orang Quraisy menentang
seruan Islam itu:


Meraka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka
mengira bahwa tunduk kepada seruan Muhammad berarti tunduk kepada
kepemimpinan Abdul Muthalib. Yang terakhir ini sangat tidak mereka
inginkan.



Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan sahaya.
Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.



Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan
kembali dan pembalasan di akhirat.



Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada
bangsa Arab.



Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

Banyak cara yang dilakukan orang Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi
Muhammad, mulai dengan cara diplomatic dan bujuk rayu, inipun tidak berhasil.
Sehingga orang Quraisy menngkatkan kekerasan fisik yang telah lama dilakukan.
Kekejaman yang dilakukan para Quraisy, menimbulkan dorongan agar Nabi
menghindarikan shahabat-sahabatnya keluar Mekkah. Pada bulan ke-5 kerasulan,
nabi menetapkan Habsyah (Eithopia) sebagai negeri tempat pengungsian, karena
Negus (naga) negeri itu adalah seorang yang adil.
Menguatnya posisi Islam dikarenakan dengan masuknya dua tokoh besar (Hamzah
dan Umar bin Khattab) memperkeras reaksi kaum Quraisy. Mereka menempuh
cara baru dengan melumpuhkan kekuatan Muhammad yang bersandar pada
perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh ialah pembaikotan. Akibat baikot
ini, Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, dan kesengsaran yang tiada
tandingannya. Pembaikotan ini berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy
menyadari apa yang mereka lakukan sungguh keterlaluan.
Namun tidak lama setelah itu, Abu Thalib paman Nabi yang merupakan pelindung
utamanya meninggal di usian 87 tahun. Tiga hari kemudian, khadijah istri nabi
meninggal pula. Peristiwa ini terjadi tahun ke sepuluh kerasulan. Tahun ini
merupakan tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad saw.
Untuk menghibur nabi yang sedang berduka cita, Allah swt memerintahkan beliau
Isra’ Mi’raj, dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Pelestina, kemudian terus naik ke
langit ke tujuh dan sidratul Muntaha. Disitulah nabi menerima perintah langsung
shalat lima waktu. Isra’ Mi’raj ini bertujuan agar nabi memiliki kekuatan bathin
dan menambah keyakinan beliau sebagai seorang Rasul yang diutus ketengah
umat untuk menyampaikan risalah-Nya. Peristiwa ini juga menjadi ujian bagi
kaum Muslim, apakah mereka beriman dan percaya kepada kejadian luar biasa
yang sulit diterima logika. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab tahunh ke-10
kerasulan.

G. Wafatnya Rasulullah
Karena masa tugasnya hampir selesai, Rasulullah berniat melaksanakan haji wada’
(haji perpisahan). Pada tanggal 25 Zulkaidah tahun ke-10 kerasulan, Rasulullah
meninggalkan Madinah menuju Mekkah dengan kaum muslimin yang ikut
mengerjakan haji ± 100.000 orang.
Sebelum menyelesaikan ibadah haji Rasulullah saw berpidato di bukit Arafah pada
tanggal 8 Zulhijah, bertepatan 7 Maret 632 M. kira-kira 3 bulan setelah haji wada’,
nabi demam beberapa hari, sehingga tidak dapat mengimami shalat berjamaah, maka
Abu Bakar yang menggantikan beliau.
Pada tanggal 12 rabiul awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M. nabi wafat di usianya yang
ke-63 tahun. Selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah berdakwah menyerukan
risalah-Nya. Dan kemudian beliau wafat dengan tidak meninggalkan harta waris untuk
anak istrinya. Tetapi beliau meninggalkan dua pusaka yang diwariskan kepada seluruh
umatnya. Soalnya:

H. Perubahan yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad saw Terhadap Bangsa Arab
Perubahan yang dibawa Nabi meliputi segala bidang kehidupan sebab utama
perubahan dan kemenangan terbesar terletak pada agama yang dibawa Nabi, agama
Islam yang memuat ajakan-ajakan tentang kepercayaan, politik, kemasyarakatan, yang
kesemuanya di terapkan oleh Muhammad saw dalam kehidupan bangsa Arab.
Segi keagamaan
Bangsa Arab di zaman zahiliyah, menyembah patung-patung dan batu-batu berhala
dan mereka menyembelih hewan-hewan korban di hadapan patung-patung itu
untuk memuliakannya. Kemudian datanglah agama Islam yang membawa undangundang dari Allah swt yakni Alquran, yang mengatur kehidupan mereka baik
mengenai hubungan antar individu maupun mengenai keeper cayaan (rukun iman)
dan mengenai ibadat (rukun islam). Kitab suci Alquran benar-benar telah
menghidupkan jiwa bangsa Arab.

Segi kemasyarakatan
Satu pengaruh yang sangat signifikan dari agama Islam terhadap bangsa Arab
adalah timbulnya kesadaran akan arti pentingnya disiplin dan ketaatan. Islamlah
yang pertama-tama mengangkat derajat wanita, memberikan hak-hak kepada
wanita sesuai dengan keberhasilannya. Islam menegakkan pula ajaran persamaan
antara manusia dan pemberantasan perbudakan
Segi politik
Bangsa Arab sebelum Islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri
sendiri-sendiri, satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Sesudah bangsa
Arab memeluk agama Islam kekabilahan itu ditinggalkan, dan timbullah kesatuan
persaudaraan dan kesatuan agama, yakni kesatuan umat manusia di bawah satu
naungan panji kalimat syahadat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah yang kami susun ini, akhirnya kami dapat mengambil poin-poin
kesimpulannya, yaitu: Terjadi beberapa hal anek sewaktu Nabi akan dilahirkan, salah
satunya adalah api sesembahan Majusi yang tidak pernah padam selama 10 abad tiba-tiba
padam pada malam akan dilahirkannya Nabi. Walaupun seorang yatim piatu, namun nabi
tetap semangat menjalani kehidupan. Buktinya ketika berusia 12 tahun, ia sudah ikut
pamannya Abu Thalib berniaga ke Syam.
Nabi Muhammad adalah seseorang yang adil dan bijaksana, yaitu dengan mendamaikan
para pemuka Quraisy yang berselisih paham masalah peletakkan batu hitam (al-hajarul
aswad) yang kemudian beliau di beri gelar al-amien (dapat dipercaya). Sifat sabar yang
diselimuti Rasulullah sewaktu menyampaikan dakwah Islam menghadapi tantangan dari
para Quraisy. Ada dua pusaka yang harus kita pegang seperti yang disabdakan nabi, yaitu
Al-quran dan As-Sunnah.
Banyak perubahan yang dibawa Nabi melalui ajaran Islam dan hal ini terjadi di segala
segi kehidupan. Di antaranya, segi keagamaan, kemasyarakatanl, dan politik.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an

dan

Terjemahnya,

Khadim

al-Haramain

Asy-Syarifain.

Hamka, Prof. Dr., Sejarah Ummat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975
(cetakan kelima, Jilid 1).
Munawir, Imam, Kebangkitan Islam dan Tantangan yang di Hadapi dari Masa Ke
Masa,.PT. Bina Ilmu Surabaya, 1984. (Cetakan kedua).
Yatim., M.A., Dr. Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, PT. Rajawali
Grafindo Persada. Jakarta.