Prosedur Pengujian METODE PENELITIAN

dalam keadaan berhenti 0 kmjam. Ketika gas mulai ditekan, stopwatch mulai diaktifkan. Setelah sampai pada kecepatan yang diinginkan 70 kmjam, stopwatch dinon-aktifkan kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk mencapai kecepatan yang diinginkan 70 kmjm, pengendara melakukan perpindahan gigi yang teratur dan sesuai setiap pengujian. Tabel 3 menampilkan format data akselerasi pada pengujian. Tabel 3. Data pengujian akselerasi 0-70 kmjam sekon No Normalitas N Massa Gram Waktu detik Rata – rata sekon 1 2 3 1 0,1 40 2 50 3 60 4 0,2 40 5 50 6 60 7 0,3 40 8 50 9 60 10 0,5 40 11 50 12 60 3. Akselerasi dari keadaan berjalan 40 – 70 kmjam Parameter zeolit yang digunakan dan langkah-langkahnya sama seperti pada pengambilan data pengujian akselerasi dari keadaan diam, hanya saja stopwatch mulai diaktifkan ketika kecepatan awal yaitu 40 kmjam hingga kecepatan akhir yang diinginkan 70 kmjam melakukan perpindahan perseneling dari gigi 1 sampai gigi 4. Pada Tabel 4 menampilkan data akselerasi pengujian kecepatan 40 hingga 70 kmjam. Tabel 4. Data pengujian akselerasi 40-70 kmjam detik No Normalitas N Massa Gram Waktu detik Rata – rata sekon 1 2 3 1 0,1 40 2 50 3 60 4 0,2 40 5 50 6 60 7 0,3 40 8 50 9 60 10 0,5 40 11 50 12 60 4. Pengujian stasioner Pengujian ini dilakukan untuk melihat konsumsi bahan bakar yang digunakan pada kondisi diam putaran stasioner dan membandingkan karakteristik kendaraan bermotor tanpa zeolit, dengan zeolit aktivasi basa- fisik dan massa yang telah ditentukan. Persiapan pertama yang dilakukan adalah memanaskan mesin agar kondisi mesin di saat pengujian sudah optimal. Kemudian putar setelan gas di bagian karburator untuk menentukan putaran mesin yang dipakai dalam pengujian. Putaran mesin yang dipakai pada pengujian ini yaitu 1500, 2500 dan 4000 rpm. Pengujian dimulai dengan mengisi bahan bakar pada tangki buatan yang mana bahan bakar tersebut telah diukur terlebih dahulu melalui gelas ukur. Selanjutnya zeolit diletakkan pada saringan udara, setelah itu mesin dihidupkan dengan menghitung waktu pengujian menggunakan stopwatch 5 menit. Setelah waktu pengujian selesai, mesin dimatikan serta stopwatch dinon-aktifkan. Kemudian bahan bakar yang terisi dalam tangki buatan tersebut sisanya dituangkan kembali ke dalam gelas ukur untuk menghitung jumlah yang terpakai dalam menitml. Tabel 5 merupakan tabel pengujian data stasioner. Tabel 5. Data pengujian konsumsi bahan bakar stasioner No Normalitas Putaran mesin rpm Massa Zeolit gram Konsumsi Bahan Bakar ml Rata-rata ml 1 2 3 1 0,1 N 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 1500 40 50 60 2 0,2 N 2500 40 50 60 4000 40 50 60 3 0,3 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 4 0,5 N 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 5. Pengujian Emisi Gas Buang Pengujian Emisi gas buang dilakukan di bengkel PT. Tunas Dihatsu Jl. Raya Natar No. 209 Hajimena Natar Lampung Selatan. Pengujian emisi dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit kelapa pada filter udara terhadap emisi gas buang dengan tidak menggunakan zeolit. Pengujian emisi ini dilakukan pada putaran 1500, 2500 dan 4000 rpm. Pengujian emisi hanya dilakukan sekali pengujian saja karena ijin yang diberikan. Pada kondisi stasioner dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : a. Pemanasan mesin Pemanasan mesin dilakukan untuk mempersiapkan mesin pada kondisi kerja. b. Kalibrasi gas analyzer Setelah mesin berada pada kondisi kerja kemudian dilakukan kalibrasi gas analyzer. Kalibrasi analyzer ini ditempatkan di dalam saluran pembuagan sepeda motor Knalpot. Kalibrasi ini dilakukan secara otomatis setelah tombol ON pada gas analyzer ditekan. Setelah beberapa menit nilai-nilai kadar gas buang mulai terbaca pada display gas analyzer. Gambar 27. Alat Uji Emisi c. Pengujian tanpa menggunakan filter zeolit Data yang didapatkan dari hasil pengukuran ini digunakan sebagai pembanding dengan data pada pengukuran menggunakan Filter zeolit. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut: Sepeda motor dihidupkan dan dijaga pada putaran 1500 rpm dan probe sensor sudah dimasukkan dalam knalpot. Selanjutnya Nilai pada fuel gas analizer muncul lalu diprint datanya setelah 5 menit motor dihidupkan. Kemudian dengan langkah yang sama pula, pengukuran dilakukan kembali untuk putaran mesin yang berbeda yaitu 2500, 4000 rpm. d. Pengujian menggunakan Filter zeolit Setelah pengukuran pada kondisi normal selesai maka pengukuran kedua dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Setelah sepeda motor dimatikan, filter zeolit dipasang di Filter udara. Sepeda motor dihidupkan kembali lalu pengukuran diulang kembali sesuai urutan pengukuran pertama. Pengukuran dilakukan dengan pergantian variasi normalitas dan massa Filter zeolit. Gambar 28. Proses pengujian emisi gas buang di bengkel Daihatsu Tabel 6. Data uji emisi N o Normalitas Putaran mesin rpm Massa Zeolit gram Kadar CO, Kadar HC, Kadar CO 2 , 1 0,1 N 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 2 0,2 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 3 0,3 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60 3 0,5 1500 40 50 60 2500 40 50 60 4000 40 50 60

D. Lokasi Pengujian

Adapun lokasi pengujian emisi gas buang dilakukan di bengkel PT. Tunas Dihatsu Jl. Raya Natar No. 209 Hajimena Natar Lampung Selatan, pengujian konsumsi bahan bakar dan akselerasi dilakukan di Jl. Ryacudu, KORPRI Bandar Lampung, pengujian stasioner dilakukan di daerah Kampung Baru Kedaton.

E. Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir dalam pengujian zeolit dengan aktivasi kimia H 2 SO 4 dan HCl – Fisik ditunjukkan pada gambar 29 : Persiapan alat uji, bahan uji, alat ukur dan pengolahan Aktivasi kimia H 2 SO 4 dan HCl zeolit dengan normalitas 0,1 N, 0,2 N, 03 N dan 0,5 N Pengecekan sepeda motor Pemasangan tachometer dan tabung bensin Aktivasi Fsisik zeolit pada suhu 200 C Pembuatan Kerangka Zeolit Mulai A Gambar 29. Diagram alir prosedur pengujian Zeolit dengan variasi massa 40, 50 dan 60 gram Uji stasioner dengan variasi putaran 1500, 2500, 4000 rpm Uji emisi dengan variasi putaran 1500, 2500, 4000 rpm Uji berjalan jarak 5 km dengan kecepatan konstan 40- 60 kmjam Uji akeslerasi dengan kecepatan 0 – 70 kmjam Uji akeslerasi dengan kecepatan 40 – 70 kmjam Analisa Data Kesimpulan A Selesai

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan terhadap arang sekam diperoleh data-data dari hasil pengujian tersebut dan telah dibahas dalam pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penghematan konsumsi bahan bakar terbaik untuk pengujian stasioner untuk aktivator HCl dan H 2 SO 4 mempunyai hasil yang sama sebesar 28,20 18,67 ml ada pada normalitas 0,3 N variasi massa 50 gram dengan putaran mesin 2500 rpm. 2. Penghematan konsumsi bahan bakar pada pengujian berjalan 5 km pada aktivator H 2 SO 4 sebesar 26,81 111 ml pada normalitas 0,2 N massa 50 gram, sedangkan aktivator HCl sebesar 22,41 117,67 ml pada normalitas 0,3 N massa 50 gram. 3. Waktu jarak tempuh terbaik pada pengujian akselerasi 0 – 70 kmjam pada aktivator HCl sebesar 13,89 16,79 sekon pada normalitas 0,1 N massa 60 gram dan H 2 SO 4 sebesar 13,86 16,80 sekon pada normalitas 0,3 N massa 50 gram. 4. Waktu jarak tempuh terbaik pada pengujian akselerasi 40 – 70 kmjam pada aktivator HCl sebesar 17,09 10,31 sekon pada normalitas 0,3 N

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Filter Udara Eksternal Yang Menggunakan Zeolit Alam Lampung Teraktivasi Basa-Fisik Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor Bensin 4 Langkah

7 86 95

PENGARUH APLIKASI FLY ASH BENTUK PELET PEREKAT YANG DIAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

4 50 83

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

0 7 11

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

3 47 78

PENGARUH VARIASI NORMALITAS NaOH DAN KOH PADA AKTIVASI BASA-FISIK ZEOLIT PELET PEREKAT TERHADAP PRESTASI SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 10 87

PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN TEMPERATUR AKTIVASI DALAM CAMPURAN FLY ASH BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

8 26 45

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 34 61

PENGGUNAAN FLYASH DAN ZEOLIT UNTUK MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN MEREDUKSI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

0 2 115

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 11 78