6. Setelah proses pengadukan, memisahakan antara zeolit dengan larutan asam
7. Mencuci zeolit dengan air mineral beberapa kali hingga pH 7. 8. Mengeringkan zeolit di dalam oven pada temperatur 110ºC selama 1
jam. 9. Menumbuk zeolit dan menyaring hingga berukuran 100 mesh.
Gambar 22. Tumpukan zeolit 10. Memanaskan air mineral dengan mencampurkan 6 tepung tapioka
dari total keseluruhan yang akan dibuat menjadi pelet hingga mengental. Perbandingan 74 zeolit, 6 tepung tapioka dan 20
air. 11. Mencampur serbuk zeolit dengan tepung tapioka yang telah mengental
secara merata hingga membentuk campuran siap dicetak. 12. Menyeragamkan tebal campuran menggunakan ampia dengan ukuran
ketebalan 3 mm.
Gambar 23. Penyeragaman ketebalan campuran menggunakan ampia
13. Mencetak campuran menjadi pelet dengan ukuran diameter 10 mm.
Gambar 24. Zeolit pellet yang sudah dicetak 14. Memanaskan zeolit pelet dengan oven dengan temperatur 200
C selama 1 jam aktivasi fisik.
Prosedur pengaktivasian zeolit dapat diilustrasikan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 25:
Mempersiapkan Alat dan Bahan
Menimbang zeolit Membuat Larutan Kimia H
2
SO
4
0,1N; 0,2N; 0,3N dan HCl 0,1N; 0,2N; 0,3N
Mengaduk campuran zeolit dan larutan Kimia Menambahkan Larutan Kimia pada zeolit
Menyaring zeolit dari larutan Kimia A
Mulai
Gambar 25. Diagram alir proses pembuatan dan pengaktivasian zeolit Zeolit pelet yang telah selesai diaktivasi selanjutnya akan dibungkus dengan
wadah yang terdiri dari kawat jaring dengan lapisan dalam berupa kain tipis. Kawat jaring kawat parabola dimaksudkan agar zeolit pelet dapat tertata
rapih dan kokoh tidak mudah goyah. Dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 26. Zeolit dalam kemasan Zeolit pelet dikemas dengan beragam variasi berat, dari 40, 50 dan 60 gram.
Mencuci zeolit hingga pH 7
Mencetak zeolit pelet Mengeringkan zeolit dengan oven
Menumbuk dan mengayak zeolit
Memanaskan zeolit pelet aktivasi fisik A
Selesai
C. Prosedur Pengujian
Data yang diambil dalam pengujian ini adalah pengujian prestasi mesin pada pengujian berjalan ini untuk melihat perbandingan karakteristik kondisi tanpa
zeolit dan menggunakan zeolit. Data yang diambil tiap pengujiannya pada cuaca dan lokasi pengujian yang sama permukaan kering dengan beban
kendaraan dan cara berkendara yang juga sama. Adapun pengujian yang akan dilakukan yaitu :
1. Konsumsi bahan bakar pada kecepatan konstan 50 kmjam pada jarak 5 km
Persiapan yang perlu dilakukan adalah tabung bensin berkapasitas 200 ml. Kemudian tabung bensin disambungkan dengan rapat bersama selang
bensin dan diikat ke sisi samping sepeda motor, setelah itu botol tersebut diisi dengan bensin yang sudah disiapkan. Kemudian dilakukan pengujian
dengan kondisi motor tanpa zeolit. Jarak tempuh dapat diukur pada odometer dengan jarak 5 km. Bensin yang tersisa diukur dengan gelas
ukur, kemudian jumlah bensin awal dikurangkan dengan jumlah bensin yang tersisa, maka didapatkan jumlah bensin yang terpakai pada kondisi
normal. Selanjutnya pengujian dengan kondisi motor dengan saringan udara menggunakan zeolit. Dengan teknis pengambilannya data dilakukan
dengan cara berkendara yang sama perpindahan gigi secara teratur dan berjalan secara konstan, kondisi jalan yang sama dan pada kondisi jalan
yang kering. Pengujian dilakukan pada siang hari dengan beban kendaraan yang sama. Format pencatatan data mengenai konsumsi bahan bakar dapat
dilihat di tabel 2.
Tabel 2. Data pengujian konsumsi bahan bakar pada kecepatan konstan
No
Normalitas N
Massa Gram
Konsumsi vahan bakar
ml
Rata- rata ml
1 2
3 1
0,1 40
2 50
3 60
4 0,2
40 5
50 6
60 7
0,3 40
8 50
9 60
10 0,5
40 11
50 12
60
2. Akselerasi dari keadaan diam 0 – 70 kmjam
Pada pengujian akselerasi, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan stopwatch, sehingga didapat waktu detik jarak tempuh.
Data yang diperoleh dalam bentuk waktu sekon dikarenakan percepatan dari kendaraan yang diuji belum diketahui, sementara kecepatannya sudah
diketahui dari speedometer kendaraan bermotor. Pengujian akselerasi menggunakan kondisi filter tanpa zeolit dan menggunakan zeolit cetak.
Setelah semua persiapan dilakukan, mobil yang telah dinyalakan harus
dalam keadaan berhenti 0 kmjam. Ketika gas mulai ditekan, stopwatch mulai diaktifkan. Setelah sampai pada kecepatan yang diinginkan 70
kmjam, stopwatch dinon-aktifkan kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk mencapai kecepatan yang diinginkan 70 kmjm, pengendara
melakukan perpindahan gigi yang teratur dan sesuai setiap pengujian. Tabel 3 menampilkan format data akselerasi pada pengujian.
Tabel 3. Data pengujian akselerasi 0-70 kmjam sekon No
Normalitas N
Massa Gram
Waktu detik
Rata – rata
sekon 1
2 3
1 0,1
40 2
50 3
60 4
0,2 40
5 50
6 60
7 0,3
40 8
50 9
60 10
0,5 40
11 50
12 60
3. Akselerasi dari keadaan berjalan 40 – 70 kmjam
Parameter zeolit yang digunakan dan langkah-langkahnya sama seperti pada pengambilan data pengujian akselerasi dari keadaan diam, hanya saja
stopwatch mulai diaktifkan ketika kecepatan awal yaitu 40 kmjam hingga