V. PENUTUP
A. Simpulan
Hasil penelitian, tentang perlindungan hukum terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya perlindungan hukum bagi saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang wajib diberikan oleh Penyidik dan Jaksa Penuntut Umum
seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban sesuai yang diatur dalam Pasal 4
menjelaskan bahwa setiap aparat penegak hukum atau instansi terkait wajib memberikan perlindungan saksi dan perkara pidana. Dalam hal ini
penyidik Polisi, Penuntut Umum Jaksa, dan Pengadilan Hakim dituntut untuk bias memberikan perlindungan terhadap saksi. Upaya
perlindungan yang diberikan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penuntut umum yakni berupa jaminan perlindungan keamanan, hak
perahasiaan identitas, dan evakuasi tempat tinggal sementara. Aparat kepolisian dalam mengupayakan perlindungan terhadap saksi dan pelapor
tindak pidana pencucian uang tidak hanya mengacu pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang tetapi juga berpedoman pada Peraturan Kepala
Kepolisian Nomor 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pemberian Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor Dan Saksi Dalam Tindak Pidana
Pencucian Uang. Sedangkan untuk perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang oleh penuntut umum berupa
perahasiaan identitas serta apabila dalam suatu kasus pelapor berasal dari dalam instansi yang dilaporkan maka pelapor tidak akan dijadikan saksi
dipengadilan dan identitas sang pelapor akan dirahasiakan.
2. Proses Pelaksanaan pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia mengacu pada Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 17 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor dan Saksi
Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang telah memuat suatu rumusan dalam prosedur pemberian perlindungan khusus terhadap saksi dan pelapor serta
tata cara pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor dalam tindak pidana pencucian uang. Mekanisme atau prosedur ini dimulai dengan
mengajukan permohonan perlindungan, setelah itu akan dilakukan klarifikasi atas kebenaran laporan dan permohonan perlindungan terhadap
saksi dan pelapor. Untuk pemberitahuan secara tertulis terhadap saksi dan pelapor dilakukan paling lambat 1x24 satu kali dua puluh empat jam
sebelum pelaksanaan perlindungan. Untuk pemberhentian pemberian perlindungan terhadap saksi dan pelapor berdasarkan penilaian pejabat
kepolisian negara republik indonesia yang berwenang bahwa perlindungan tidak diperlukan lagi atau atas permohonan yang bersangkutan. Sedangkan
Jaksa penuntut umum dalam prateknya pemberian perlindungan hukum