HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUTUP

PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan Syafaatnya di hari akhir kelak. Kupersembahkan karya ini kepada: Terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tua ku serta nenekku tercinta yang telah membesarkan penuh dengan kasih sayang tulus, membimbing, mendidik serta senantiasa mendoakan dan menantikan kelulusanku MURSALIN NURLINA Hj. SITI ZAHRA Kakak dan adik-adikku tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada penulis. LISA FITRIA MERLINA ANDRI ALFARISY FAHMI RIANDO SUCI PARADUNI ROZY KALBAR Serta almamaterku tercinta Universitas Lampung RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Krui Pesisir Barat, pada tanggal 05 Oktober 1992, anak kedua dari Lima bersaudara dari pasangan Bapak Mursalin dan Ibu Nurlina. Penulis masuk sekolah dasar di sekolah dasar Sekolah Dasar Negeri SDN 2 Waysindi Pesisir Barat diselesaikan pada tahun 2004, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 1 Karya Penggawa Pesisir Barat diselesaikan pada tahun 2007, pada tahun 2007 penulis masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat diselesaikan pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 penulis diterima masuk Perguruan Tinggi Negeri dan sekaligus terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung, melalui jalur PKAB. Pada bulan Januari 2013 penulis mengikuti Kulyah Kerja Nyata KKN di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Bandar Lampung. SANWACANA Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu Alhamdulliahirobbil’alamin, Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat Nya lah sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM BAGI SAKSI DAN PELAPOR DALAM TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bantuan, partisipasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karna itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitna Harianto, M.S.selakuRektorUniversitas Lampung 2. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung. 3. Bapak Dr. Yuswanto, S.H., M.Hum. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Lampung. 4. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. 5. Ibu Melly Aida, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik, terimakasih atas bimbingannya. 6. Ibu Firganefi , S.H.,M.H. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran guna kelengkapan skripsi ini. 7. Bapak Eko Raharjo, S.H., M.H. selaku pembimbing II yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan, dorongan, motivasi dan semangat sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Ibu Diah Gustiniati, S.H.,M.H dan Ibu Dona Raisa Monica, S.H.,M.H selaku pembahas I dan II yang selalu memberikan saran dan kritik kepada penulis. 9. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis. 10. Bapak Nawardin, S.H. selaku Kanit I Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Lampung yang telah memberikan informasi dan bantuannya selama penulis melakukan riset dalam penulisan skripsi ini. 11. Bapak Fredi Feronico Simanjuntak, S.H. selaku Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Bandar Lampung yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu untuk memberikan pendapat. 12. Yang terhormat Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih untuk segala doa dan dukungannya, terimakasih atas semua kasih sayang serta kesabarannya.dalam mendidik saya. 13. Kakak-kakakku, adik-adikku, dan ponakanku ngah Lisa Fitria Merlina, dongah Wawan Kurniawan, adik Andri Alfarisy, Fahmi Riando, Suci Paraduni, adek Fhatin Syah Alam dan Aqila Khairani yang tersayang yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan keceriaan, kebersamaan serta memberikan kedamaian hati 14. Sahabat terbaik sekaligus teman seperjuanganku Dina Anggraini, Fitri Afrida, Emilia Sari, Haryanti, Nurhanna, Ratih Anggraini, Desi Ratna sari dan Ririn Ferdiantina yang tidak henti-hentinya selalu memberikan motivasi dan semangat dari awal perkuliahan hingga sekarang. 15. Sahabat sekaligus keluarga baru di Asrama Putri 43A Melya sari, Wita Herlina, Sri Lestari, Sopa Diarti dan Melda Yanti yang selalu ada dalam setiap keadaan apapun, terimakasih atas semangat, dukungan, doa dan motivasinya. 16. Rozy Kalbar yang selalu ada dalam setiap keadaan, memberikan semangat, motivasi, kebersamaan dan kedamaian hati serta mengajarkan makna dari sebuah keikhlasan dan kesabaran kepada penulis 17. Kakak tingkat angkatan 2007, 2008, 2009, teman-teman angkatan 2010, serta adik tingkat 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, motivasi, serta semangatnya telah banyak membantu 18. Teman-teman sekaligus keluarga baru di Kulyah Kerja Nyata KKN Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Mareta, Elita, Anggun, Resti, Aldi, Rifki, Rizki, Adi, Ferman Iqbal serta bapak Darjo dan ibu Tiul. 19. Untuk Almamater tercinta, Universitas Lampung yang telah mengajarkanku arti berjuang, bertahan, dan berhati ikhlas. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Dalam penulisan ini tentunya masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang bersifat membangun akan selalu diharapkan. Akhir kata penulis ucapkan teimakasih semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Amiin Ya Rabbal’alamin Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis, Etika Merlina

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi seperti saat ini, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi sangat dituntut untuk terus berkembang agar mempermudah manusia di dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, berkembangnya teknologi juga mempengaruhi perkembangan tindak pidana yang semakin kompleks.tindak pidana pencucian uang merupakan contoh tindak pidana yang sangat kompleks, bahkan dunia internasional telah menggolongkan tindak pidana pencucian uang sebagai kejahatan yang sangat berbahaya karna dapat mengganggu sistem keuangan suatu Negara. Kualifikasi tindak pidana pencucian uang dirumuskan sebagai penempatan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana ke dalam penyedia jasa keuangan, baik atas nama sendiri maupun atas nama orang lain. Berdasarkan ketentuan ini maka adanya perbuatan korupsi tidak perlu dibuktikan terlebih dahulu cukup kalau ada pengetahuan atau dugaan bahwa uang haram tersebut berasal dari perbuatan korupsi, yaitu bila sudah terdapat bukti permulaan yang cukup. 1 Dengan demikian pembuktian dalam tindak pidana pencucian uang akan mengalami kesulitan mengingat bahwa tindak pidana ini merupakan white collar crimedengan sarana dan modus operandi yang canggih. Oleh karna itu semua unsur penegak hukum dalam perkara seperti ini harus mempunyai keahlian dan 1 Edi Setiadi, Hukum Pidana Ekonomi, Bandung, Graha Ilmu, 2010, hlm.148 keterampilan yang khusus dan perlu dibantu oleh ahli sistem keuangan. Sutherland memberikan pengertian white collar crime adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang yang mempunyai status social ekonomi yang tinggi dan terhormat dan melakukan kejahatan tersebut dalam kaitannya dengan pekerjaannya Crime Committed by a person of respectability and high socio economic status in the cause of his occupation. 2 Beberapa alasan mengapa kejahatan yang termasuk white collar crime harus mendapat perhatian serius: 3 1. Ada paradigma baru bahwa kausa kejahatan itu tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan, tetapi bisa juga dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai status sosial ekonomi yang tinggi. 2. Perluasan subjek hukum pidana. 3. Perluasan terhadap pengertian kejahatan. Tindak pidana pencucian uang bukan saja merupakan kejahatan nasional tetapi juga kejahatan transnasional karna menyebabkan ketidakstabilan perekonomian dan integritas sistem keuangan yang dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka dari itu tindak pidana pencucian uang harus diberantas dan dicegah agar intensitas kejahatan yang menghasilkan atau melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat diminimalisasikan sehingga stabilitas perekonomian nasional dan keamanan negara terjaga. 4 Akan tetapi kejahatan tindak pidana pencucian uang ini merupakan jenis tindak kejahatan yang sulit untuk mengungkap pelakunya.Pencegahan dan 2 Ibid, hlm. 57 3 Ibid, hlm. 58 4 httpid.wikipedia.orgwikipencucian_uang, diakses pada 4 Februari 2014, jam 09.20 WIB pemberantasan tindak pidana pencucian uang memerlukan landasan hukum yang kuat untuk menjamin kepastian hukum. Di Indonesia tindak pidana pencucian uang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang selanjutnya disebut sebagai UU TPPU yang diundangkan pada 22 Oktober 2010 menggantikan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang sebelumnya juga telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan penegakan hukum, praktik, dan standar internasional. Berdasarkan UU TPPU Pasal 1 ayat 1, yang dimaksud tindak pidana pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini. Menurut Pasal 2 ayat 1 UU TPPU yang dimaksud dengan hasil tindak pidana pencucian uang adalah harta kekayaan yang diperoleh dari berbagai tindak pidana asal yaitu: tindak pidana korupsi, penyuapan, narkotika, psikotropika, penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan migran, bidang perbankan, bidang perasuransian, kepabeanan, cukai, perdagangan orang, perdagangan senjata gelap, terorisme, penculikan, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, bidang perpajakan, bidang kehutanan, bidang lingkungan hidup, bidang kelautan dan perikanan, atau tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 empat tahun atau lebih yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI atau diluar wilayah NKRI, dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia.