V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu 1. Pemberian gerusan serangga dapat dijadikan sebagai asosiasi buatan.
2. Terdapat 6 jenis serangga yaitu Sitophilus sp., Leptocorisa sp., Helicoverpa sp., Valanga sp., Thrips sp. dan Tryporiza sp. yang diduga
berasosiasi dengan Bt. 3. Sampel tanah yang berasal dari 6 kabupaten yaitu Lampung Timur,
Lampung Barat, Way Kanan, Tulang Bawang, Tanggamus dan Lampung Tengah mengandung bakteri yang diduga Bt.
4. Protein kristal yang didapat berbentuk bulat dan oval. 5. Persentase Bt dugaan yang diperoleh dari 96 isolat adalah 9,375 .
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, disarankan untuk menguji toksisitas isolat Bt terhadap serangga hama yang menjadi inang dari bakteri ini.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pilihan untuk menggunakan biopestisida melebihi pestisida kimia sudah luas diterima di berbagai belahan dunia untuk banyak alasan. Tidak seperti pestisida
kimia, biopestisida lebih aman, karena dapat terdegradasi dan mempunyai tingkat keamanan yang tinggi terhadap organisme non-target manusia, binatang dan
ikan ditambah lagi ia mempunyai inang yang spesifik. Keuntungan penting lain adalah lebih rendahnya resistensi populasi hama target terhadap biopestisida.
Biopestisida menjadi faktor yang penting pada tanaman dan perlindungan hutan dan pada pengendalian vektor hama Obeidat, 2008.
Spesies Bacillus sudah diisolasi dan diketahui patogenik terhadap serangga tertentu. Spesies-spesies yang paling terkenal adalah B. popilliae, B. lentimorbus,
B. larvae, B. thuringiensis dan beberapa strain B. sphaericus. Pestisida mikroba yang paling sukses dalam penggunaannya adalah dari strain-strain B.
thuringiensis seperti Bt israelensis dan Bt kurstaki yang toksik terhadap Diptera dan Lepidoptera Obeidat, 2008 .
Pestisida mikroba turunan dari Bt memberikan banyak keuntungan, seperti aman terhadap organisme non target, sangat spesifik, rendahnya resistensi hama
terhadap pestisida mikroba dan rendah polusi terhadap lingkungan. Oleh karena
itu, pestisida mikroba turunan Bt adalah yang paling luas digunakan di dunia Vilas-Boas, 2005.
Di Indonesia, insektisida mikroba berbahan aktif Bacillus thuringiensis yang digunakan diimpor dari beberapa negara misalnya Belgia Bactospeine, Amerika
Serikat Dipel, dan Swiss Thuricide. Strain B. thuringiensis yang digunakan pada insektisida tersebut adalah B. thuringiensis var. kurstaki Rusmana dan
Hadioetomo, 1994. Usaha eksplorasi B. thuringiensis asli Indonesia perlu dilakukan karena B.
thuringiensis mempunyai spektrum inang yang sempit. Oleh karena itu, pengendalian hama yang ada di Indonesia idealnya menggunakan B. thuringiensis
asal Indonesia Rusmana dan Hadioetomo, 1994. Bt sudah digunakan pada banyak tanaman seperti kapas, jagung, kedelai,
kentang, tomat, berbagai tanaman pohon dan padi-padian WHO, 1999. Dengan potensi seperti disebutkan di atas, maka layak jika bakteri ini direkomendasikan
untuk digunakan secara luas. Hanya saja, isolat-isolat Bt yang ada masih terbatas, sedangkan bakteri ini banyak tersedia di alam, oleh karena itu dilakukan isolasi
bakteri ini dari alam.
B. Tujuan Penelitian