Semen Portland TINJAUAN PUSTAKA

a. Trikalsium Silikat 3CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 3 S. b. Dikalsium Silikat 2CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 2 S. c. Trikalsium Aluminat 3CaO.Al 2 O 3 yang disingkat menjadi C 3 A. d. Tertrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al 2 O 3 Fe 2 O 3 yang disingkat menjadi C 4 AF.

F. Agregat

Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik SK SNI 03 - xxxx - 2002. Agregat menempati 60 sampai 80 volume beton, sehingga karakteristik agregat akan menentukan kualitas beton. Bentuk, tekstur, dan gradasi agregat mempengaruhi sifat pengikatan dan pengerasan beton segar. Sedangkan sifat fisik, kimia, dan mineral mempengaruhi kekuatan, kekerasan dan ketahanan dari beton. Secara umum, menurut ukuran agregat diklasifikasikan dapat dibedakan menjadi : 1. Agregat Halus Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butir terbesar 5 mm dengan gradasi agregat terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Gradasi standar agregat halus ASTM C-33 Diameter Saringan mm Persentase Lolos 9,5 100 4,75 95 – 100 2,36 No. 8 80 – 100 1,18 No.16 50 – 85 0,6 No. 30 25 – 60 0,3 No. 50 10 – 30 0,15 No. 100 2 – 10 Sumber : Annual Book of ASTM Standards Volume 04.02 “Concrete and Agregates”. 1997. 2. Agregat Kasar Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirannya antara 5 mm sampai 40 mm dengan gradasi agregat terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Gradasi agregat kasar menurut ASTM C33 agregat maks-19 Diameter Saringan Persentase Lolos 25 mm 100 19 mm 90 – 100 9,5 mm 20 – 55 4,75 mm – 10 2,36 mm – 5 Sumber : Annual Book of ASTM Standar ds Volume 04.02 “Concrete and A gregates”. 1997. Pada pembuatan beton non-pasir ukuran agregat maksimum yang dipakai adalah 10 mm sampai 20 mm. Berat beton non pasir umumnya berkisar 60 - 75 dari beton biasa Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007. Berat beton non-pasir berkisar 2 3 dari beton biasa dengan agregat yang sama. Agregat kasar yang digunakan untuk pembuatan beton non-pasir ini dari batuan yang dipecah oleh stone chusher menjadi ukuran yang diinginkan.

G. Air

Air merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Apabila air yang digunakan dalam proses pembuatan beton terlalu sedikit, maka akan menyebabkan beton sulit untuk dikerjakan, tetapi jika terlalu banyak tentu akan mengurangi nilai kekuatan dari beton itu sendiri. Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton disebut dengan Water Cement Ratio WC atau faktor air semen fas. Agar terjadi proses hidrasi yang sempurna dalam adukan beton, pada umumnya dipakai nilai Water Cement Ratio 0,40 - 0,60. Sedangkan untuk beton non-pasir faktor air semen berkisar anatara 0,36 - 0,46 Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007. Semakin tinggi mutu beton yang akan dicapai umumnya menggunaakan nilai Water Cement Ratio semakin rendah, sedangkan untuk menambah daya workability kelecakan atau sifat mudah dikerjakan diperlukan nilai Water Cement Ratio yang lebih tinggi. Menurut SK SNI 03 - 2847 - 2002, air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. 2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. 3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi: a. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama. b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90 dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis Menggunakan spesimen kubus den gan ukuran sisi 50 mm” ASTM C- 109 . H. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tertentu, yang dihasilkan oleh mesin uji tekan. Kekuatan beton ini tergantung beberapa faktor, seperti proporsi campuran maupun kondisi kelembaban tempat dimana beton akan mengeras. Untuk memperoleh kuat tekan yang diinginkan maka beton yang masih muda perlu dilakukan proses perawatancuring, dengan tujuan agar proses hidrasi pada semen berjalan dengan sempurna. Pada proses hidrasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN dan POROSITAS BETON NON PASIR (STUDY PENELITIAN)

0 8 1

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI PEMBUATAN BATA BETON DENGAN PEMANFAATAN ABU DASAR (BOTTOM ASH) (OPTIMIZATION OF COMPRESSIVE AND WATER ABSORTION STRENGTH OF THE CONCRETE BRICK WITH THE UTILIZATION OF BOTTOM ASH)

2 15 48

PENGARUH BOTTOM ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON

8 46 160

PENGARUH BOTTOM ASH SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON

1 10 113

PENGARUH VARIASI UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH)

0 2 73

PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI BERBASIS GLENIUM ACE 8590, FLY ASH DAN FILLER PASIR KUARSA PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON MUTU TINGGI BERBASIS GLENIUM ACE 8590, FLY ASH DAN F

0 3 15

PENGARUH KOMPOSISI BETON NON PASIR DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP PENGARUH KOMPOSISI BETON NON PASIR DENGAN SUBSTITUSI FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN, MODULUS ELASTISITAS, DAN DAYA SERAP AIR.

0 2 16

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) PADA BETON NON PASIR DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON UNTUK GREEN PEDESTARIAN ROAD (IMPLEMENTASI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEKNOLOGI BETON).

0 1 22

PENGARUH SUBSTITUSI PASIR DENGAN BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON - repositoryUPI S TB 1003121 Title

0 0 4

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) PADA BETON NON PASIR DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON UNTUK GREEN PEDESTARIAN ROAD | Fatharoni | Pendidikan Teknik Bangunan 5679 12166 1 SM

0 0 10