Data dan Sumber Data

V. PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012 bahwa dari putusan Mahkamah Konstitusi, dinyatakan secara tegas kewenangan konstitusional anggota DPD adalah wakil daerah yang hanya akan secara murni menyuarakan kepentingan-kepentingan daerahnya. Sehingga DPD mempunyai kewenangan dan posisi yang sama dengan DPR dan Presiden dalam hal mengajukan RUU yang berkaitan dengan kewenangan DPD dan oleh karenanya DPD juga mempunyai kewenangan dan posisi yang sama dengan DPR dan Presiden dalam membahas RUU yang berkaitan dengan kewenangan DPD. 2. Upaya penguatan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012 antara lain meliputi: 1 Kewenangan DPD dalam mengajukan RUU diposisikan sama dengan DPR dan Pemerintah; 2 Kewenangan DPD ikut membahas RUU meiputi semua tahapan dan proses pembahasan RUU sampai dengan pembahasan tingkat II. dalam rapat Paripurna DPR sampai dengan sebelum tahap persetujuan. 3 Kewenangan DPD ikut menyusun Program Legislasi Nasional Prolegnas. 3. Perubahan UU MD3 dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 menjadi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2014, ternyata belum mengakomodasi kewenangan dan fungsi DPD sebagaimana yang diamanatkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92PUU-X2012.

5.2. Saran

Setelah melakukan pembahasan dan memperoleh kesimpulan dalam skripsi ini, maka saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Perlu adanya perubahan dan perbaikan segera mungkin UUD 1945 yang menempatkan Dewan Perwakilan Daerah setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka menjalankan fungsi legislasi, sehingga tercipta prinsip check and balances di lembaga perwakilan rakyat. 2. Perlu adanya perubahan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah MD3 yang merupakan hasil revisi dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009, dimana fungsi dan kewenangan DPD belum diakomodasi sebagaimana