Perancangan Promosi Objek Wisata Dusun Bambu

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI OBJEK WISATA DUSUN BAMBU

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh: Faisal Amir 51911226

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Promosi Objek Wisata Dusun Bambu”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis.

Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Irwan Tarmawan, M.Ds selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan terhadap penelitian ini, Bapak Akmal selaku HRD di Dusun Bambu, kedua orang tua, kakak dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doanya dan seluruh teman–teman program studi Desain Komunikasi Visual yang telah membantu dan memberikan motivasi serta kepada semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Bandung, Agustus 2015


(5)

iv Abstrak

PERANCANGAN PROMOSI OBJEK WISATA DUSUN BAMBU

Oleh: Faisal Amir 51911226

Program Studi Komunkasi Visual

Dusun Bambu merupakan objek wisata kuliner yang menggunakan konsep ekowisata, dirancang bernuansa alami dengan pemandangan pegunungan, hutan pohon kayu putih, danau dan sawah sebagai nilai jualnya. Dusun Bambu dibagi menjadi lima area yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Konsep bangunan dirancang bernuansa tradisional Sunda, beberapa terinspirasi dari legenda urban daerah Jawa Barat seperti Lutung Kasarung dan Purbasari.

Dusun Bambu memposisikan perusahannya sebagai “Family Leisure Park” yaitu sebagai tempat rekreasi yang membidik keluarga, organisasi bisnis dan kelompok-kelompok tertentu sebagai target primer penjualannya. Untuk memberikan informasi, Dusun bambu melakukan promosi melalui media sosial. Terjadi kegagalan komunikasi yang terlihat dari sebagian besar pengunjung yang datang merupakan kelompok-kelompok yang berkunjung hanya untuk sekedar melihat-lihat pemandangan, bermain dan berfoto-foto.

Setelah menemukan permasalahan yang ada di Dusun Bambu, dapat diselesaikan dengan membuat promosi kepada pengunjung. Informasi ini dapat disampaikan melalui media promosi yang dikemas dengan membuat iklan video. Diharapkan setelah diinformasikan, pengunjung bisa mendapat kenyamanan dan kepercayaan dalam melakukan rekreasi ke objek wisata Dusun Bambu.

Kata Kunci: Objek Wisata Kuliner, Dusun Bambu, Family Leisure Park, Informasi, Promosi.


(6)

v

Abstract

DESIGN TOURISM PROMOTION DUSUN BAMBU

By:

Faisal Amir 51911226

Study Programme Visual Communication Design

Dusun Bambu is a culinary attraction that uses the concept of ecotourism, natural shades designed with a view of the mountains, forests eucalyptus trees, lakes and paddy fields as a selling point. Dusun Bambu is divided into five areas, each of them has its own uniqueness. The building concept designed as Sundanese traditional nuances, some inspired by West Java legends of urban, such as Lutung Kasarung and Purbasari.

Dusun Bambu positioned the company as a "Family Leisure Park" is a place of recreation that target families, business organizations and certain groups as the primary target sales. To provide the information, Dusun Bambu using social media through it’s promotion. Communication failure occurs when most of the visitors who come are the groups who just to see the sights, play and take pictures.

After finding the existing problems in Dusun Bambu,it can be solved by making the promotions to visitors. This information can be conveyed through the media campaign that is packaged by creating a video ad. Expected after informed, visitors can find comfort and confidence in doing recreational attractions to Dusun Bambu.

Keywords: Attractions Culinary, Hamlet Bamboo, Family Leisure Park, Information, Promotions.


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan ... 3

BAB II PROMOSI OBJEK WISATA DUSUN BAMBU ... 4

II.1 Promosi ... 4

II.1.1 Bauran Promosi ... 4

II.1.2 Fungsi Promosi ... 6

II.1.3 Tujuan Promosi ... 6

II.2 Iklan ... 7

II.2.1 Definisi Iklan ... 7

II.2.2 Tujuan Iklan ... 9

II.2.3 Manfaat Iklan ... 9

II.2.4 Identifikasi Pasar ... 9

II.2.5 Segmentasi Pasar ... 10


(8)

vii

II.2.7 Positioning ... 10

II.3 Dusun Bambu ... 11

II.3.1 Profil Perusahaan ... 12

II.3.2 Produk dan Jasa Wisata yang Ditawarkan ... 14

II.3.3 Target Khalayak Dusun Bambu ... 21

II.3.4 Bentuk Pelayanan Dusun Bambu ... 21

II.3.5 Peta Persaingan ... 22

II.4 Analisa ... 25

II.4.1 Sumber Data ... 25

II.4.2 Analisa 5W+1H ... 25

II.4.3 Situasi Pasar ... 26

II.4.4 Product Knowledge ... 27

II.4.5 Analisis SWOT ... 31

II.4.6 Permasalahan pada Media Promosi Dusun Bambu ... 33

II.4.7 Hasil Kuesioner ... 34

II.5 Segmentasi Target Audience ... 39

II.5.1 Geografis ... 40

II.5.2 Demografis ... 40

II.5.3 Psikografis ... 41

II.5.4 Diferensiasi Produk ... 41

II.5.5 Positioning ... 41

II.6 Kesimpulan dan Solusi Perancangan ... 42

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 43

III.1 Strategi Perancangan ... 43

III.1.1 Tujuan Komunikasin ... 44

III.1.2 pendekatan Komunikasi ... 44

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasin Visual ...44

III.1.2.2 Pendekatan Komunikasi Verbal ...45

III.1.3 Materi Pesan ... 45

III.1.4 Gaya Bahasa ... 46


(9)

viii

III.1.4.2 Gaya Bahasa Non Verbal ...47

III.1.5 KhalayakSasaranPerancangan ...47

III.1.5.1 Consumer Insight ...48

III.1.5.2 Consumer Journey ...49

III.1.5.3 Studi Indikator ...50

III.1.6 Strategi Kreatif ... 51

III.1.6.1 Copywriting ……...………...………..…51

III.1.6.2 Segi Naratif ...53

III.1.6.3 Segi Sinematis ...53

III.1.6.4 Gagasan Visual ………...……...……….54

III.1.6.5 Indikator Visual & Visualisasi ………...….…………...…...54

III.1.6.7 Storyline (Ide Cerita) ……….………...…..…….55

III.1.6.8 Storyboard ………...……...………..…….55

III.1.7 Strategi Media ………...……..…………..….……..58 III.1.8 Strategi Pemilihan Media ………...……….….58 III.1.9 Distribusi Media ……….…….60

III.2 Konsep Visual ………...………..…….…61

III.2.1 Ide Cerita ……….………61

III.2.2 Premis / Inti Cerita ………..…..………..…..62 III.2.3 Real Shoot ………...……….……62

III.2.3.1 Komposisi ………...………...……….….64

III.2.3.2 Teknik Pengambilan Gambar ………...………...….…65

III.2.3.3 Warna ...……… ………...………...………….…66

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... .67

IV. 1 Media Utama ………..……….67

IV.1.1 Pra Produksi ………67

IV.1.1.1 Pengumpulan data ………...………67

IV.1.1.2 Penyusunan naskah ………...………..67

IV.1.1.3 Pembuatan Storyline ………...………67

IV.1.1.4 Pembuatan Storyboard ………...……….68


(10)

ix

IV.1.1.6 Pembuatan jadwal shooting ………...……….70

IV.1.1.7 Perlengkapan pengambilan gambar ………...……….73

IV.1.2 Produksi ……….………..74

IV.1.2.1 Introduction ………...………..74

IV.1.2.2 Shooting / proses pengambilan gambar ………...…………...75

IV.1.2.3 Paska produksi ………...……….78

IV. 1 Media Pendukung ………...……….80

IV.2.1 CD Packaging ……….……….80

IV.2.2 Billboard ………..80

IV.2.3 Aplikasi Media Billboard ………81

IV.2.4 Poster Twitter ………..81

IV.2.5 Aplikasi Media Poster Ke Twitter ……….………..82

IV.2.6 Iklan Website ...……….. ………...….……....82

IV.2.7 Iklan Youtube ………..………....83

IV.2.8 Souvenir ………..84

IV.2.8.1 T-shirt ………...………...84

IV.2.8.2 Totebag ………...……...………….85

IV.2.8.3 Kalender ………...………...86

IV.2.8.4 Sticker ………...………...86

IV.2.8.5 Mug ………...………...87

IV.2.8.6 Gantungan Kunci ………...……….88

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Liburan merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh kebanyak orang, dimana waktu tersebut dapat dihabiskan bersama keluarga atau orang-orang yang disayangi. Disela rutinitas pekerjaan yang padat, waktu liburan perlu digunakan untuk menghilangkan rasa jenuh. Beragam cara yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu liburan tersebut, salah satunya ialah rekreasi ketempat wisata.

Liburan bersama keluarga dinilai dapat menjaga keharmonisan keluarga baik anak-anak maupun suami dan istri. Liburan dapat menjadi sebuah memori yang berkesan dan menjadi hiburan bagi setiap anggota keluarga. Liburan juga dapat membuka wawasan baru dan menumbuhkan kepercayaan diri.

Liburan bersama keluarga dapat dilaksanakan diberbagai macam tempat, salah satunya ialah objek wisata. Sebuah objek wisata menyediakan berbagai macam kebutuhan pengunjung. Pengunjung sebuah objek wisata mengingikan lokasi wisata yang menyediakan kebutuhan makanan, rekreasi, tempat bermain, bahkan untuk belajar bagi anak-anak. Salah satu contoh objek wisata yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan adalah objek wisata Dusun Bambu.

Dusun Bambu hadir sebagai objek wisata rekreasi yang menggunakan konsep ekowisata. Dusun Bambu dirancang bernuansa alami dengan pemandangan pegunungan, hutan pohon kayu putih, danau dan sawah yang dapat memenuhi kebutuhan liburan keluarga. Selain keindahan alamnya, Dusun Bambu merupakan sebuah objek wisata yang mudah diakses, sehingga menjadikanya sebuah objek wisata pilihan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sebagai objek wisata rekreasi, Dusun Bambu merepresentasikan budaya Sunda. Dusun Bambu mengutamakan 7 filosofi yang menjadi prinsip utama pembangunannya, yaitu Ekologi, Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika dan


(12)

2 Hiburan. Filosofi ini diharapakan dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung yang berwisata dan juga mendapatkan hiburan dan pengetahuan.

Dusun Bambu memposisikan perusahaanya sebagai “Family Leisure Park” yaitu sebagai tempat rekreasi yang membidik keluarga, organisasi bisnis dan kelompok-kelompok tertentu sebagai target primer penjualannya. Untuk memberikan informasi, Dusun bambu melakukan promosi melalui media sosial. Berdasarkan target yang ditentukan tersebut, Dusun Bambu memilih Media Sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook dan Website sebagai media informasinya. Karena media sosial tersebut hanya digunakan oleh kalangan tertentu dengan rentang usia atau profesi khusus. Hal itu menyebabkan media tersebut tidak dapat menjangkau seluruh target khalayak yang di tentukan oleh Dusun Bambu.

Terjadinya kegagalan komunikasi yang terlihat dari sebagian besar pengunjung yang datang merupakan kelompok-kelompok yang berkunjung hanya untuk sekedar melihat-lihat pemandangan, bermain dan berfoto-foto sambil menikmati fasilitas yang ada. Hal itu menyebabkan pemasukan perusahaan tidak sesuai dengan yang di harapkan. Pemasukan Dusun Bambu utama yang diharapkan sebenarnya berdasarkan penjualan produk makanan, penginapan dan fasilitasnya hanya sebagai pendukung kegiatan penjualan.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan beberapa hal yang menjadi permasalahan, yaitu sebagai berikut:

 Kegiatan promosi yang telah dilakukan sampai saat ini belum mampu menjangkau seluruh target khalayak Dusun Bambu.

 keterbatasan media sosial untuk mengimformasikan tentang penempatan Dusun Bambu dibenak target khalayaknya mengakibatkan pengunjung yang datang ke Dusun Bambu tidak sesuai dengan target yang diharapkan.

 Media sosial sebagai media promosi dinilai tidak cukup efektif untuk menjangkau target khalayak yang ditetapkan oleh Dusun Bambu


(13)

3  Kurangnya media informasi yang dapat menggambarkan Dusun Bambu sebagai

objek wisata bagi keluarga.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana perancangan promosi objek wisata Dusun Bambu ?

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka penelitian hanya berfokus pada perancangan promosi Dusun Bambu.

I.5 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan, maka tujuan dari perancangan adalah untuk memperluas promosi Dusun Bambu agar dapat meningkatkan penjualan dan menambah pengunjung baru.

1.6 Manfaat Perancangan Bagi Pengunjung

Agar pengunjung dapat memperoleh informasi lengkap mengenai objek wisata Dusun Bambu.

Bagi Perusahaan

Dengan adanya perancangan promosi Dusun Bambu dapat mempertahankan eksistensi sebagai objek wisata kuliner untuk keluarga.


(14)

4 BAB II

PERANCANGAN PROMOSI OBJEK WISATA DUSUN BAMBU

II.1 Promosi

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikan angka penjualan.

Menurut Michael Ray (seperti dikutip Morissa, 2010). Buku Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, mendefinisikan promosi sebagai “the coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea” (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Sebagian besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan hati-hati. Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix. (h.16)

Gambar II.1 Promotional Mix

Sumber : Michael Ray dalam Morissan, M.A. (2010) Buku Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu

II.1.1 Bauran Promosi

Bauran promosi merupakan program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan yang terdiri dari iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan


(15)

5 hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Menurut Jaiz (2014) bauran promosi terdiri dari:

1. Personal Selling (Penjualan Personal)

Adalah kontak face to face antara pemasar dengan calon konsumen. Tujuannya adalah mendorong pembelian segera maupun pembelian ulang (immediate and repeat sales). Tekniknya bisa melalui penjualan langsung di lapangan oleh sales (field sales), peragaan di toko oleh pelayan toko (assistance at an outlet / retail selling), atau penjualan langsung door to door. Personal selling ini penting buat produk yang memerlukan penjualan detil, peragaan dan perbaikan/servis. 2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Adalah insentif tambahan untuk merangsang pembelian segera, menawarkan keuntungan tambahan dari luar produk itu sendiri, biasanya untuk menggenjot penjualan. Efektif untuk mengenalkan produk baru. Meliputi potongan harga, sampel produk, pemberian kupon undian berhadiah, beli satu dapet 2, beli sabun dapet odol dan lain-lain.

3. Public Relation (PR/Humas)

Aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan citra produk/perusahaan dalam rangka menciptakan hubungan yang baik (goodwill). Teknik yang dipakai adalah publicity (bentuk promosi yang lebih didasari pada kandungan nilai berita (news value) yang bermakna tentang suatu produk), press release atau press conference, dimana pengiklan mengharap media mau memuat cerita / artikel / kolom tentang keunggulan produk / jasanya, tanpa harus membayar dengan tarif pasti. Bisa juga dengan pensponsoran acara, open house. tour lapangan (plant tour), pemberian donasi / sumbangan, dan special event lainnya.

4. Advertising (periklanan)

Merupakan penyebaran informasi mengenai suatu gagasan, barang, atau jasa untuk membujuk orang agar berfikir, bersikap, atau bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Merupakan bentuk promosi yang lebih banyak didasarkan pada penonjolan-penonjolan kelebihan produk (product benefit). Memiliki kemampuan kecil untuk menciptakan perubahan sikap atau pembelian segera pada khalayak. (h.41)


(16)

6 II.1.2 Fungsi Promosi

Promosi mempunyai 5 fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan menurut Kertamukti (2015) yaitu:

Informing (memberikan informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk - produk baru, memberi tahu konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat sebuah merek pada produk, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa tersebut.

Persuading (membujuk)

Promosi yang baik akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan.

Reminding (mengingatkan)

Promosi menjaga agar produk-produk dari sebuah perusahaan agar tetap segar dalam ingatan para konsumen.

Adding Value (menambah nilai)

Promosi yang efektif dapat menyebabkan sebuah produk dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan dapat lebih unggul dari tawaran pesaing.

Assisting (membantu)

Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. (h.156)

II.1.3 Tujuan Promosi

Jaiz berpendapat (2014) bahwa:

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

 Mengimformasikan, maksudnya adalah mengimformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan produk baru sebuah produk, mengimpormasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja,


(17)

7 mengambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

 Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.

 Mengikatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian. (h.44)

II.2 Iklan

Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketehui. Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu ikaln melibatkan media masa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersama. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena, itu sebelum pesan iklan dikirimkan pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan dimaksud. (h.17)

II.2.1 Definisi Iklan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Iklan adalah pesan komunikasi dari produsen/pemberi jasa kepada calon konsumen di media yang pemasangannya dilakukan atas dasar pembayaran. Sementara periklanan adalah proses pembuatan dan penyampaian pesan yang dibayar dan disampaikan melalui sarana media masa yang bertujuan membujuk konsumen untuk melakukan tindakan membeli/mengubah prilakunya. (Jaiz, 2014:2).


(18)

8 Menurut Durianto (seperti dikutip Jaiz, 2014) “Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk dan menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan” (h.3).

Menurut Kasali (seperti dikutip Jaiz, 2014) “secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli” (h.2).

Menurut Kotler (seperti dikutip Jaiz, 2014) “periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran” (h.2).

Menurut Kriyantono (seperti dikutip Jaiz, 2014) “Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media” (h.3).

Menurut Lee (seperti dikutip Jaiz, 2014) “Iklan adalah komunikasi komersial dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produk yang ditransmisikan ke suatu khalayak sebagai target melalui media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame ruang luar, atau kendaraan umum” (h.3).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan sebuah kegiatan komersil maupun nonkomersil yang bertujuan untuk menginformasikan atau pun membujuk orang secara tidak langsung agar melakukan sesuai dengan pesan yang tersirat pada iklan tersebut melalui berbagai media.


(19)

9 II.2.2 Tujuan Iklan

Menurut Kasali (seperti dikutip Jaiz, 2014) “Tujuan periklanan memang seharusnya mampu menunjukan hubungan langsung terhadap peningkatan penjualan. Namun kadang-kadang itu tidak adil, karena :

1. Iklan bukanlah satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran. Perlu juga ngeliat kemasan, penampilan barang, harga, distribusi, mutu, merk, dan selera pasar.

2. Iklan dampaknya jangka panjang, bukan jangka pendek. Baru tersa setelah iklan dimuat dalam suatu rangkaian waktu yang panjang/terus menerus. Untuk produk yang sudah dikenal, hasil dapat dilihat setelah dilakukan kampanye terus menerus selama satu tahun. Dan untuk produk baru bisa 5 tahun. (h.5)

II.2.3 Manfaat Iklan

Menurut Jaiz (2014) berpendapat manfaat iklan adalah:

1. Iklan memperluas alternatif bagi konsumen. Dengan adanya iklan, konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk/jasa yang pada gilirannya melahirkan adanya pilihan.

2. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumen. Iklan-iklan yang secara keren tampil dihadapan masyrakat dengan ukuran besar dan logo yang cantik menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan yang membuatnya bonafit dan produknya bermutu.

3. Iklan membuat orang kenal, ingat dan percaya terhadap produk/jasa. (h.6)

II.2.4 Identifikasi Pasar

Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Identifikasi pasar merupakan sasaran mencakup kegiatan untuk mengelompokkan konsumen yang memiliki gaya hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama. Dalam hal ini, pemasar harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai kebutuhan konsumen. Semakin banyak informasi yang diketahui pemasar mengenai kebutuhan konsumen, maka akan semakin efektif tugas pemasar dalam melakukan program komunikasi pemasaran. Pemasar dewasa ini bersaing hampir pada seluruh jenis produk dan mereka terus mencari cara untuk melakukan


(20)

10 segmentasi pasar dalam upaya untuk dapat lebih memuaskan kebutuhan konsumen mereka. (h.56)

II.2.5 Segmentasi Pasar

Menurut Berkowwitz (seperti dikutip Morissan, 2010) bahwa:

Segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam pemasaran. Eric Berkowwitz dan rekan mendefinisikan segmentasi pasar sebagai “diving up a market into distinct groups that (1) have common needs and (2) will respond similary to a market action” (membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas (1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2) memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran). Dengan demikian, segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mekelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen. (h.57)

II.2.6 Target Pasar

Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Target pasar adalah memilih suatu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan targeting disebut juga dengan selecting karena audiensi harus diseleksi. Perusahaan harus memiliki keberanian untuk memfokuskan kegiatannya pada beberapa bagian saja (segmen) konsumen dan meninggalkan bagian lainnya. (h.70)

II.2.7 Positioning

Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak meiliki penilaian tertentu. Dengan demikian, positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. Sebab, sekali informasi ditempatkan pada posisi yang salah, ia akan sulit diubah. (h.72)


(21)

11 II.3 Dusun Bambu

Pada awalnya disekitar tahun 2008, Dusun Bambu dirancang sebagai area perumahan yang memiliki lahan seluas 90 hektar. Dusun Bambu merupakan produk dari PT Kayu Putih yang dikelola oleh Lawang Angin Sengtuari Resort. Berdasarkan peraturan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah Kawasan Bandung Utara (KBU) yang hanya mengizinkan pendirian bangunan yaitu seluas 20% dari luas lahan yang di miliki. PT Kayu Putih mengubah perancangannya menjadi objek wisata rekreasi dengan konsep ekowisata atau lahan konservasi.

Selain karena keterbatasan izin pembangunan di daerah KBU, ekowisata dipilih karena PT Kayu Putih ingin memanfaatkan keindahan alam daerah tersebut sebagai nilai jual dari konsep objek wisata rekreasi yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya.

Area pembangunan objek wisata rekreasi ini pada awalnya merupakan hutan pohon Eukaliptus atau pohon Kayu Putih, namun berdasarkan beberapa alasan pemilik memutuskan untuk mengurangi jumlah pohon tersebut yang kemudian dilakukan penghijauan kembali dengan pohon Bambu. Bambu dinilai dapat menampung air dan dapat menahan longsor.

Hingga saat ini Dusun Bambu telah menggunakan 15 hektar dari 90 hektar lahannya yang merupakan milik gabungan dari Perhutani, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan perorangan.

Dusun Bambu sebagai objek wisata rekreasi yang mengangkat konsep ekowisata atau lahan konservasi sebagai nilai jualnya mampu menempatkannya sebagai objek wisata rekreasi yang berbeda dari objek wisata rekreasi lainnya. Ekowisata dipilih karena konsep tersebut dinilai sesuai dengan situasi global saat ini, yaitu untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan pemanasan global.

Ekowisata dinilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini karena sifatnya yang ramah lingkungan, terletak jauh dari tengah kota yang penuh dengan polusi udara,


(22)

12 rancangan area terbuka hijau, sirkulasi udara yang sejuk, dan suasana pedesaan yang dikemas moderen menjadi alasan yang kuat untuk menarik konsumen untuk berkunjung.

II.3.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : Dusun Bambu

Jenis Usaha : Objek Wisata Kuliner

Alamat : Jl. Kolonel Masturi KM 11 Cisarua, Bandung Barat Telepon : (022) 82782020

Fax : (022) 82782019

Website : www.dusunbambu.com Logo :

Gambar II.2 Logo Dusun Bambu Family Leisure Park ( Sumber : Dusun Bambu Family Leisure Park, 2014 ) Visi dan Misi :

Menjadi ekowisata keluarga terkemuka dengan menjadi jalan berkat bagi karyawan, memberikan produk terbaik untuk pelanggan dan memberi manfaat positif bagi masyarakat kita.


(23)

13 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut ini merupakan struktur organisasi Dusun Bambu Family Leisure Park :

Gambar II.3 Struktur Organisasi Dusun Bambu Family Leisure Park ( Sumber : Dusun Bambu Family Leisure Park, 2014 )


(24)

14 II.3.2 Produk dan Jasa Wisata yang Ditawarkan

Gambar II.4 Peta Lokasi Wisata Dusun Bambu ( Sumber : Dusun Bambu Family Leisure Park, 2014 )

Dusun Bambu merupakan objek wisata rekreasi yang dirancang sebagai representasi budaya Jawa Barat. Mulai dari konsep area wisata, perancangan bangunan sampai dengan makanan yang disajikan. Dusun Bambu terdiri dari 3 area yaitu restaurant, penginapan dan kemah. Restaurannya sendiri terbagi menjadi 4 area yaitu:

1. Burangrang Cafe merupakan area makan dengan sajian menu makanan tradisional sampai internasional. Dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan seperti acara kumpul bersama, makan siang dan arisan. Burangrang Cafe memiliki posisi yang cukup tinggi sehingga pengunjung dapat menyaksikan pemandangan gunung Burangrang dari balkon lantai 2.


(25)

15 Gambar II.5 Burangrang Cafe

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

2. Saung Purbasari merupakan area makan dengan sajian menu makanan tradisional Sunda. Area makan dirancang khusus dengan konsep bangunan rumah adat Sunda yang terletak di tepi danau yang terinspirasi dari kisah romantis Putri Purbasari.

Gambar II.6 Saung Purbasari ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )


(26)

16 3. Pasar Khatulistiwa merupakan gabungan foodcourt, farmers market dan area bermain anak. Pasar Khatulistiwa menyajikan buah-buahan, sayur-sayuran, jajanan tradisional sunda serta souvenir hasil kerjinan tangan masyarakat lokal.

Gambar II.7 Pasar Khatulistiwa ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

4. Lutung Kasarung merupakan tempat makan dengan ruang makan yang dirancang menyerupai sangkar burung yang ditempatkan cukup tinggi diantara pepohonan Kayu Putih. Terinspirasi dari legenda romantis Lutung Kasarung.

Gambar II.8 Lutung Kasarung ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )


(27)

17 5. Kampung layung merupakan area penginapan tempat penginapan dengan

nuansa tradisional Sunda.

Gambar II.9 Kampung Layung ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Dusun Bambu menyediakan fasilitas tambahan bagi pengunjung yang ingin menikmati lokasi wisata dengan melakukan aktifitas seperti:

1. Perkemahan Sayang Heulang merupakan area perkemahan dialam terbuka yang berjumlah 11 unit, kemah tersebut dapat digunakan oleh perorangan maupun grup yang ingin menginap dengan nuansa alami.

Gambar II.10 Perkemahan Sayang Heulang ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )


(28)

18 2. Bersepeda merupakan salah satu fasilitas bagi pengunjung yang ingin mengelilingi area wisata Dusun Bambu dengan menggunakan sepeda yang disediakan.

Gambar II.11 Bersepeda

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

3. Balad Lodaya merupakan area bermain anak dengan beberapa yang terbuat dari kayu yang membentuk seperti ayunan dll.

Gambar II.12 Balad Lodaya ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )


(29)

19 4. Paddy Field merupakan area persawahan yang ada di Dusun Bambu.

Gambar II.13 Paddy Field ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

5. Arimbi Flower Garden merupakn taman bunga yang ada di Dusun Bambu dapat digunakan untuk bersantai, mengambil gambar bersama keluarga, kerabat atau hanya duduk dan menikmati udara segar.

Gambar II.14 Arimbi Flower Garden ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )


(30)

20 Untuk lebih jelasnya di tampilkan pada tabel brikut:

Tabel Produk dan Jasa yang Ditawarkan

Tabel II.1 Fasilitas Dusun Bambu Family Leisure Park ( Sumber : Dusun Bambu Family Leisure Park, 2014 )

No Kategori Nama

1. Restaurant  Burangrang Cafe  Saung Purbasari  Pasar Khatulistiwa  Lutung Kasarung

2. Fasilitas  Balad Lodaya  Bersepeda  Paddy Field

 Arimbi Flower Garden

3. Penginapan  Kampung Layung


(31)

21 Daftar Harga Tiket dan Jam Operasional

Tabel II.2 Daftar Harga Tiket dan Jam Operasional ( Sumber : Dusun Bambu Family Leisure Park, 2014 )

No Hari Harga Tiket Masuk (HTM)

Jam Operasional

1. Senin - Jumat

(weekday)

Rp 10.000 / orang 10.00 - 21.00 WIB

2. Sabtu-Minggu / Hari Libur (weekend)

Rp 10.000 / orang 10.00 - 22.00 WIB

3. Orang Dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun

Rp 10.000 / orang

4. Motor

Mobil Mini Bus Bus Rp 10.000,- Rp 15.000,- Rp 25.000,- Rp 25.000,-

II.3.3 Target Khalayak Dusun Bambu

Dusun Bambu memiliki target khalayak keluarga dengan ketentuan orang tua dengan usia 35-50 Tahun dan bagi kalangan anak-anak dengan usia 3-12 tahun, namun ada pula pengunjung yang datang dari kalangan remaja. Status sosial ekonomi menengah ke atas yang menjadi target pasar utama Dusun Bambu. Kondisi ini sangat erat kaitannya karena fasilitas di Dusun Bambu yang ada lebih banyak untuk keluarga seperti restaurant, penginapan dan fasilitas pendukung lainnya. Dusun Bambu mencakup wilayah Provinsi Jawa Barat seperti Bandung, Sukabumi, Cianjur, Sumedang, Bogor, dan Kota lainnya.

II.3.4 Bentuk Pelayanan Dusun Bambu

Bentuk pelayanan yang dimiliki Dusun Bambu ini lebih kepada pelayanan langsung kepada pengunjung dari awal mereka membeli tiket hingga mereka meninggalkan


(32)

22 kawasan wahana. Para pengunjung saat membeli tiket akan di layani oleh pelayan tiket, selanjutnya mengarahkan para pengunjung diarahkan menuju pintu utama bagian masuk yang akan memberikan informasi selanjutnya. Namun sebelum pengunjung masuk ke dalam area wahana para pengunjung akan di periksa dan diberikan informasi oleh petugas bagian masuk, pengunjung telah disediakan kendaraan di area parkir utama yang akan mengantar pengunjung ke wahana yang ada di Dusun Bambu. Pada saat sebelum meninggalkan area Dusun Bambu pengunjung bisa menukarkan tiket masuk pada petugas yang berada di area drof-off parkir utama satu tiket dapat di tukar air mineral dan dua tiket dapat di tukar satu bibit tanaman.

II.3.5 Peta Persaingan

Dari ketiga kompetitor yang ada, yang dianggap sebagai pesaing yang paling besar adalah Kampung Daun Culture Gallery and Cafe.

Kampung Daun Culture Gallery and Cafe

Kampung Daun Culture Gallery and Cafe adalah sebuah jasa perusahaan restoran yang didirikan pada 13 November 1999 diatas tanah seluas 2,5 hektar yang diapit oleh dua desa Penyairan dan Cihideung kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Jalan Sersan Bajuri KM 4,7 Perumahan Trinity Villas.

Gagasan pendirinya berasal dari pengelola perumahan Trinity Villas, yang merupakan satu area dengan lokasi restoran ini berbeda. Pengelolanya juga berada di bawah manajemen yang sama dengan pengelola Trinity Villas.

Kampung Daun Culture Gallery and Cafe berlokasi di belahan utara kota Bandung tepatnya diwilayah lingkungan perumahan Trinity Villas. Restoran atau cafe ini menawarkan konsep alam dan budaya tradisional. Lokasi yang digunakan oleh Kampung Daun sendiri sebelumnya sudah menjadi tempat favorit dikarnakan sering dikunjungi oleh banyak orang. Biasanya, mereka yang datang sambil membawa tikar dan makanan. Melihat hal ini, pengelola Trinity Villas berpikir untuk menyediakan tempat dan makanan dengan membangun sebuah tempat makan


(33)

23 berbentuk saung di bawah kaki hutan. Mulanya pada tahun 1999 dibangun 4 buah saung dengan menjual beberapa makanan dan minuman tradisional seperti surabi, bandrek dan juga bajigur.

Seiring dengan berjalannya waktu, saung demi saung dibangun. Kini Kampung Daun memiliki 29 saubg kecil, 4 saung dengan kapasitas 30-50 orang diantaranya Bumi Cai (rumah diatas air), RB (rumah besar), Curug 2AB (curug A dan curug B, dimana view-nya langsung kea rah air terjun), dan yang terakhir Balai Ageung (berupa pendopo yang paling atas) dengan kapasitas 200-300 orang. Serta terdapat 2 perapian besar di pintu masuk untuk menyambut tamu yang datang.

Pengelola Trinity Villas tersebut akhirnya menamakan restorannya dengan nama Kampung Daun. Nama Kampung Daun sendiri diambil karena di tempat ini dahulu dipenuhi daun-daun labu siam. Filosofi labu siam semakin rimbun semakin merunduk. Jadi Kampung Daun merupakan perkampungan yang low profile serta penuh kebersahajaan. Daun labu siam-pun dijadikan sebagai lambang Kampung Daun. Sedangkan konsep dari Kampung Daun itu sendiri terinspirasi dari kehidupan sehari-hari dari masyarakat sekitar yang rendah hati, penuh rasa kebersamaan dan kekeluargaan, penuh perhatian antar sesama warga dan sikap saling membantu. Sala satu tempat atau pusat dari semua aktifitas dinamakan Alun-Alun.

Gambar II.15 Kampung Daun Culture Gallery and Cafe


(34)

24 Kampung Daun Culture Gallery and Cafe menawarkan suasana yang unik kemudian dilengkapi juga dengan berbagai makanan dan minuman khas Kampung Daun, mulai dari makanan Sunda, tradisional Indonesia sampai Western food, semuanya tersedia di Kampung Daun sehingga para konsumen mempunyai banyak pilihan menu selain itu Kampung Daun menyediakan jajanan jaman dulu. Brikut penjelasan yang ditawarkan Kampung Daun:

a. Indonesia Favorite

Kampung Daun menawarkan menu nusantara khas Indonesia seperti sop buntut, sop buntut goring/bakar, sop iga sapi biasa/bakar, sop ikan gurame, soto betawi/kudus, nasi bumbu cihideung dan menu nusantara lainnya. b. Western Food

Selain Indonesia favorit Kampung Daun juga menawarkan varian menu western food yang di bedakan menjadi Soups dan Steak.

c. Pasta dan Pizza

Spaghetty, futtccine with chicken salsad, smoked beef, bolognesse, chesse, mushroom, spicy chicken, tuna dan Kampung Daun pizza.

d. Desert

Terdapat berbagai macam menu makanan ringan di Kampung Daung seperti lemon, blueberry, strawberry cheese cake, balck forest, truffle, sacher chocolate dan menu desert lainnya.

Kampung Daun menyediakan fasilitas untuk acara-acara kantor seperti meeting dan gathering dengan menyediakan harga paket makanan mulai dari Rp 100.000/pax hingga Rp 140.000/pax (belum termasuk tax 10%).

Selain fasilitas Kampung Daun rutin menampilkan hiburan live music berupa akustik dan performance art di setiap malam minggu, dan setiap hari minggu ditampilkan kesenian tradisional khas Sunda yaitu Kecapi Suling, Karinding dan lainnya. Kemudian di acara-acara special Kampung Daun senantiasa menampilkan perayaan event-event menarik untuk seperti, Valentine, Imlek, Liburan Sekolah, Idul Fitri, Ulang Tahun Kampung Daun, Natal dan Tahun Baru.


(35)

25 II.4 Analisa

II.4.1 Sumber Data

Perolehan data tentang Dusun Bambu Family Leisure Park diambil dari berbagai sumber-sumber sebagai berikut:

 Observasi langsung ke tempat untuk lebih mengetahui bagaimana dalam Dusun Bambu Family Leisure Park melakukan pekerjaan.

 Melakukan wawancara dengan narasumber dari pihak Dusun Bambu Family Leisure Park Reta Albertha bagian GM Business Development dan para petugas Dusun Bambu Family Leisure Park.

 Membuat Kuesioner yang ditujukan untuk masyarakat dan pengunjung Dusun Bambu Family Leisure Park pembagian dilakukan dibeberapa tempat seperti Taman Lalulintas, Alun-alun Bandung dan Dusun Bambu Family Leisure Park.

 Membuat Kuesioner online doc.google.com, media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Google+. yang pembagiannya khusus di kota Bandung.

II.4.2 Analisis 5W+1H What

Dusun Bambu merupakan objek wisata kuliner yang menggunakan konsep ekowisata atau lahan konservasi, dirancang bernuansa alami dengan pemandangan pegunungan, hutan pohon kayu putih, danau dan sawah sebagai nilai jualnya. Dusun Bambu mengutamakann 7 konsep yang menjadi prinsip utamapembangunannya, yaitu Ekologi, Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika, dan Hiburan. Dengan harapan pengunjung yang berwisata juga mendapatkan hiburan dan pengetahuan.

Who

Dusun Bambu merupakan objek wisata kuliner yang mengangkat konsep ekowisata sebagai nilai jualnya mampu menempatkannya sebagai objek wisata kuliner yang berbeda dari objek wisata kuliner lainnya. Ekowisata dipilih karena konsep tersebut dinilai sesuai dengan situasi global saat ini, yaitu untuk turut berpartisipasi dalam pencegahan pemanasan global.


(36)

26 When

Dusun Bambu pertama kali dibuka untuk umum pada tanggal 16 januari 2014, namun perancangan bangunannya sudah di mulai pada tahun 2008 hingga 2011. Objek wisata di Cisarua Lembang Bandung ini merupakan representasi budaya Jawa Barat, terlihat dari sajian makanan, minuman, konsep bangunan, souvenir, hiburan musik tradisional dan juga pada area tertentu sering diadakan pertunjukan seni musik tradisional Angklung.

Why

Pengunjung bisa merasakan sensasi Sunda jaman dulu. Disini kita akan menemukan hamparan sawah yang berunduk-unduk, penginapan dengan nuansa tradisional Sunda, danau, restoran dan cafe serta taman bermain anak. Disamping udaranya yang sejuk dan pemandangan yang hijau.

Whre

Dusun Bambu berlokasi di Jalan Kolonel Masturi KM. 11 Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat 40551.

How

Dusun Bambu memposisikan perusahaanya sebagai “Family Leisure Park” yaitu sebagai tempat rekreasi yang membidik keluarga sebagai target primer penjualannya. Menjadikan tempat pariwisata bersarana pendidikan, budaya dengan nuansa alam berarsitektur modern.

II.4.3 Situasi Pasar

Di dunia bisnis wisata kuliner di Indonesia khususnya Bandung sudah banyak berdiri beberapa wisata kuliner seperti Kampung Daun, Floting Market, dan Sapu Lidi. Semuanya meruapakan tempat makan bernuansa alami dengan berbagai macam fasilitas, hal ini menyebabkan Dusun Bambu bukanlah satu-satunya objek wisata kuliner yang bernuansa alami. Oleh karena itu Dusun Bambu memposisikan diri sebagai taman rekreasi keluarga.


(37)

27 II.4.4 Product Knowledge

Product Knowledge merupakan kombinasi dari tujuh unsur yang merupakan inti dari sistem pemasaran pada sebuah perusahaan. Unsur-unsur tersebut dapat dikelompokkan menjadi tujuh unsur yaitu:

1. Product

Dusun Bambu merupakan objek wisata kuliner yang dirancang sebagai representasi budaya Jawa Barat. Mulai dari konsep area wisata, perancangan bangunan sampai dengan makanan yang disajikan. Dusun Bambu terdiri dari 3 area yaitu restaurant, penginapan dan kemah. Restaurannya sendiri terbagi menjadi 4 area yaitu:

 Burangrang Cafe merupakan area makan dengan sajian menu makanan tradisional sampai internasional. Dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan seperti acara kumpul bersama, makan siang dan arisan. Burangrang Cafe memiliki posisi yang cukup tinggi sehingga pengunjung dapat menyaksikan pemandangan gunung Burangrang dari balkon lantai 2.

 Saung Purbasari merupakan area makan dengan sajian menu makanan tradisional Sunda. Area makan dirancang khusus dengan konsep bangunan rumah adat Sunda yang terletak di tepi danau yang terinspirasi dari kisah romantis Putri Purbasari .

 Pasar Khatulistiwa merupakan gabungan foodcourt, farmers market dan area bermain anak. Pasar Khatulistiwa menyajikan buah-buahan, sayur-sayuran, jajanan tradisional sunda serta souvenir hasil kerjinan tangan masyarakat lokal.  Lutung Kasarung merupakan tempat makan dengan ruang makan yang

dirancang menyerupai sangkar burung yang ditempatkan cukup tinggi diantara pepohonan Kayu Putih. Terinspirasi dari legenda romantis Lutung Kasarung.  Kampung layung merupakan area penginapan tempat penginapan dengan

nuansa tradisional Sunda.

Dusun Bambu menyediakan fasilitas tambahan bagi pengunjung yang ingin menikmati lokasi wisata dengan melakukan aktifitas seperti:


(38)

28  Perkemahan Sayang Heulang merupakan area perkemahan dialam terbuka yang berjumlah 11 unit, kemah tersebut dapat digunakan oleh perorangan maupun grup yang ingin menginap dengan nuansa alami.

 Bersepeda merupakan salah satu fasilitas bagi pengunjung yang ingin mengelilingi area wisata Dusun Bambu dengan menggunakan sepeda yang disediakan.

 Balad Lodaya merupakan area bermain anak dengan beberapa yang terbuat dari kayu yang membentuk seperti ayunan, Balad Lodaya sendiri tempat untuk belajar, bermain sambil bersenang-senang menjelajahi Dusun Bambu.

 Paddy Field merupakan area persawahan yang ada di Dusun Bambu.

 Arimbi Flower Garden merupakn taman bunga yang ada di Dusun Bambu dapat digunakan untuk bersantai, mengambil gambar bersama keluarga, kerabat atau hanya duduk dan menikmati udara segar.

Dusun Bambu dibagi menjadi beberapa area yaitu area saji, penginapan dan area untuk kegiatan outdoor.

A. Area Saji Burangrang

Restauran berlantai 2 yang terletak di tengah wilayah Dusun Bambu, dirancang menggunakan konsep tradisional dengan bangunan yang dibangun dengan menggunakan elemen kayu dan dikelilingi oleh dinding kaca. Menawarkan makanan dengan cita rasa masakan Indonesia, pada lantai 2 pengunjung dapat menikmati makanan dengan pemandangan Gunung Burangrang yang terletak tepat didepan restauran.

Lutung Kasarung

Merupakan area makan yang dirancang dengan konsep khusus, yang dibangun diantara pepohonan. Konsep bangunan Lutung Kasarung meyerupai sangkar burung yang diletakkan cukup tinggi dengan jalur khusus yang dibuat sebagai akses untuk menuju kesana. Sangkar burung tersebut merupakan tempat yang dirancang eksklusif bagi keluarga maupun grup untuk menikmati makanan sajian.


(39)

29  Purbasari

Area makan dengan konsep eksklusif yang berada ditepi danau, dirancang menyerupai rumah tradisional seperti gazabo dengan sajian masakan tradisional Sunda. Pelanggan dapat menikmati makanan sambil menikmati pemandangan danau yang terletak tepat di depan rumah tradisional tersebut.

Pasar Khatulistiwa

Pasar modern yang menyediakan berbagai macam souvenir, minuman, makanan ringan, sayuran dan buah-buahan segar. Di lantai dasar Pasar Khatulistiwa dikelilingi oleh penjual makanan tradisional dengan stand khusus, dan dilantai 2 terdapat area makan.

B. Area Penginapan Kampung Layung

Villa tradisional yang dilengkapi dengan personalisasi layanan butler dan privasi yang dirancang sebagai tempat penginapan.

C. Area Kegiatan Outdoor

Sarana khusus bagi pengunjung yang ingin menikmati fasilitas untuk kegiatan outdoor, seperti bersepeda, kamping, permainan anak, ladang sawah, dan taman bunga.

2. Price

Harga tiket masuk : Rp. 10.000,-/orang Parkir Kendaraan : Mobil Rp. 15.000,-

Motor Rp. 10.000,- Harga produk

Burangrang : Rp. 150.000 - Rp. 175.000 Lutung Kasarung : Rp. 100.000 - Rp. 120.000 Purbasari : Rp. 900.000 - Rp. 1.500.000 Pasar Khatulistiwa : Rp. 10.000 - Rp. 650.000 Kampung Layung : Rp. 2.500.000 - Rp. 3.750.000


(40)

30

3. Place

Dusun Bambu berlokasi di Jalan Kolonel Masturi KM. 11 Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat 40551.

4. Promotion

Sampai saat ini Dusun bambu masih menggunakan media sosial sebagai media promosinya. Iinformasi tentang semua fasilitas yang ada pada Dusun Bambu berikut informasi tentang keunggulannya dengan menampilkan foto-foto dan tulisan mengenai produk mereka ditampilkan dalam setiap medianya, seperti: - Website : www.dusunbambu.com

- Facebook : Dusun Bambu - Twitter : @dusun_bambu - Instagram : dusunbambu

5. People

Merupakan orang-orang yang telah di latih oleh tenaga profesional agar dapat melayani dan membuat pengunjung merasa nyaman, hal tersebut dapat membantu menjaga citra yang dibangun oleh perusahaan. Bentuk pelayanan Dusun Bambu terbagi mejadi beberapa lapisan, yaitu:

Pelayan Loket merupakan pelayanan paling depan sebelum memasuki area Dusun Bambu, pelayan menggunakan pakaian seragam berwana biru, bertugas sebagai penjual karcis masuk dan parkir.

Tukang Parkir bertugas untuk mengarahkan pengemudi mobil maupun motor untuk memarkir kendaraannya pada tempat parkir.

Supir Mobil Pengantar (Wara-Wiri) bertugas untuk mengantarkan pengunjung yang telah memarkirkan kendaraan ke area utama Dusun Bambu.  Pelayan Loket Penukaran Uang bertugas untuk melayani penukaran uang

konsumen yang akan digunakan untuk melakukan transaksi pembelian makanan.

Palayan bertugas untuk mengantarkan makanan pesanan bagi para pelanggan. Pramusaji bertugas sebagai peracik makanan pesanan pelanggan.


(41)

31  Cleaning Service bertanggung jawab dalam kebersihan area.

Satpam bertanggung jawab dalam keamanan area.

6. Process

Proses mencakup bagaimana Dusun Bambu memberikan pelayanan, dan penyajian kebutuhan pelanggan. Pada area saji Pasar Khatulistiwa, pelanggan dapat memesan keinginan makan maupun minuman secara langsung pada stand yang disediakan, sekaligus dapat melihat langsung proses pembuatannya. Pada area Burangrang, Lutung Kasarung dan Purbasari pelanggan akan mendapatkan perlakuan khusus, pelanggan akan dilayani penuh oleh pelayan. Mulai dari proses pemesanan makanan sampai sajian diantarkan ke meja pelanggan.

7. Physical evidence

Dusun Menggunakan interior yang unik, lightning sytem yang menarik, desain ruangan yang menarik perhatian konsumen di Dusun Bambu sendiri tentu akan menyadari bahwa penataan building di Dusun Bambu tentu akan mempengaruhi mood pengunjung bangunan harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah bagi pengunjung.

II.4.5 Analisis SWOT

Dalam mengenalkan Dusun Bambu sebagai ekowisata atau lahan konservasi di Lembang Bandung, analisis SWOT dilakukan untuk memperjelas kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkan agar dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada Obyek Wisata Dusun Bambu. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (stengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat melemahkan (weakness) dan ancaman (threats). Analisa SWOT lebih memfokuskan pada peluang pencapaian tujuan promosi.


(42)

32 Analisis SWOT Dusun Bambu Family Leisure Park

Strength (Kekuatan)  Area bermain lebih luas.

 Dusun Bambu membudidayakan 30 jenis pohon bambu yang berasal dari dalam dan luar negri yang dapat menjadi media pembelajaran bagi pengunjung.  Sebagai objek wisata kuliner Dusun Bambu menyediakan fasilitas tambahan

bagi pengunjung yang menginginkan perlakuan yang khusus seperti kamping dan penginapan.

 Di Dusun Bambu pengunjung juga dapat merasakan kehidupan tradisional khas sunda.

Weakness (Kelemahan)

 Beberapa fasilitas hanya dapat digunakan dalam waktu tertentu.

 Masih menggunakan media sosial sebagai media promosi yang tidak dapat menjelaskan Dusun Bambu secara Global.

 Media sosial tidak dapat memposisikan Dusun Bambu di dalam benak target khalayak sesuai yang diharpkan.

Opportunity (Kesempatan)

 Masih banyak lahan kosong yang bisa di eksplore menjadi fasilitas wisata lainnya.

 Bisa menjadi tempat wisata eco-green satu-satunya yang mengusung konsep kontemporer, penggabungan tradisional dan modern.

 Lembang Bandung merupakan salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia.

Threat (Ancaman)

 Karena dusun bambu berdekatan dengan kawasan wisata alam lainnya jika tidak bisa mensiasati dari segi promonya bisa menjadi tempat wisata yang bukan diprioritaskan.

 Letaknya tidak berada dikawasan yang biasa dilalui oleh orang banyak pada umumnya atau lokasi yang kurang strategis.


(43)

33  Beberapa fasilitas seperti burangrang waktu dan pengunjungnya masih dibatasi jika terus seperti ini keuntungan yang diperoleh dari penambahan jumlah pengunjung tidak dapat dicapai.

 Banyak pelanggan yang komplain dengan rasa makanan yang disajikan di Dusun Bambu.

II.4.6 Permasalahan pada Media Promosi Dusun Bambu

Dusun Bambu memposisikan perusahaannya sebagai taman rekreasi keluarga dengan tagline “Family Leisure Park” yang menjelaskan Dusun Bambu sebagai tempat rekreasi bagi keluarga, organisasi bisnis dan kelompok-kelompok tertentu sebagai target primer penjualannya. Berdasarkan hal tersebut Dusun Bambu menggunakan media social seperti instagram, twitter, facebook dan website sebagai media informasinya. Karena media sosial tersebut hanya digunakan oleh kalangan tertentu dengan rentang usia atau profesi khusus. Hal itu menyebabkan media tersebut tidak dapat menjangkau seluruh target khalayak yang di tentukan oleh Dusun Bambu. Terjadinya kegagalan komunikasi yang terlihat dari sebagian besar pengunjung yang datang merupakan kelompok-kelompok yang berkunjung hanya untuk sekedar melihat-lihat pemandangan, bermain dan berfoto-foto sambil menikmati fasilitas yang ada. Hal itu menyebabkan pemasukan perusahaan tidak sesuai dengan yang di harapkan. Pemasukan Dusun Bambu utama yang diharapkan sebenarnya berdasarkan penjualan produk makanan, penginapan dan fasilitasnya hanya sebagai pendukung kegiatan penjualan.

Menurut Kertamukti (2015) berpendapat bahwa:

Media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya, saat ini sudah menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan masyarakat, tidak hanya di Negara kita tetapi dunia. Selain banyak digunakan untuk bersosialisasi, tidak sedikit juga masyarakat yang menggunakan media sosial media untuk bisnis. Banyak merk-merk produk dan jasa, baik yang sudah ternama maupun baru hadir dimedia sosial sebagai bagian dari bagian strategi pemasaran.


(44)

34 Memasarkan sebuah produk atau jasa dimedia sosial memiliki dampak baik dan juga dampak buruk. Brikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai kekurangan pemasaran dimedia sosial.

Kekurangan Pemasaran Dimedia Sosial

Jika produk jasa yang ditawarkan oleh produsen memiliki kualitas yang mengecewakan maka para pengguna media sosial bisa dengan sangat mudah menyatakan kekecewaannya melalui media sosial. Hal ini tentu hanya akan merusak citra produk atau jasa yang ditawarkan. Produk dan jasa yang ditawarkan dimedia sosial juga sebaiknya dikelola secara khusus dan tidak sembarangan. Hal ini penting untuk menjaga citra produk dan jasa yang ditawarkan dimedia sosial. Media sosial meruapakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, sehingga sebaiknya tidak berdiri sendiri. Berbagai komponen pemasaran dan media komunikasi lainnya, baik yang online maupun yang off line, sebaiknya tetap dihubungkan dengan media sosial agar hasil yang diraih akan lebih maksimal.

Permintaan dari Dusun Bambu

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan amal selaku HRD (Human Resources Development) Dusun Bambu pada tanggal 21 April 2014, bahwa perlunya media promosi berupa video yang dapat menggambarkan Dusun Bambu secara keseluruhan, baik dari fungsi, kelebihan dan fasilitas yang ada agar dapat lebih menarik perhatian target khalayak.

II.4.7 Hasil kuisioner

Metode pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan metode kuantitatif, yaitu kuesioner online dan offline seperti yang sudah dijelaskan pada sumber data diatas. Berikut adalah diagram hasil responden meliputi masyarakat umum dan pengunjung Dusun Bambu Family Leisure Park diantaranya:


(45)

35 1. Apakah anda pernah berpergian ke tempat wisata ?

Gambar II.16 Jawaban Responden Mengenai Berpergian Ke Tempat Wisata ( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang pernah berpergian ke tempat wisata. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab pernah = 96% dan tidak pernah = 4%.

2. Seberapa sering anda berpergian ke tempat wisata ?

Gambar II.17 Jawaban Responden Mengenai Seberapa Sering Berpergian Ke Tempat Wisata

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang sering berpergian ke tempat wisata. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab sering = 74%, jarang = 25% dan tidak pernah = 1%.

96% 4%

pernah tidak pernah

74% 25%

1%


(46)

36 3. Apakah anda mengetahui objek wisata Dusun Bambu ?

Gambar II.18 Jawaban Responden Mengenai Mengetahui Objek Wisata Kuliner Dusun Bambu

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden yang mengetahui keberadaan objek wisata Dusun Bambu. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab tahu = 70% dan tidak tahu = 30%.

4. Tahu dari mana objek wisata kuliner Dusun Bambu ?

Gambar II.19 Jawaban Responden Mengenai Tahu Dari Mana Objek Wisata Kuliner Dusun Bambu

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden masyarakat mengenai tahu dari mana objek wisata Dusun Bambu. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab teman = 50%, keluarga = 35% dan internet (media social, dall) = 15%.

70% 30%

Tahu Tidak Tahu

50% 35%

15%


(47)

37 5. Sudah berapa kali mengunjungi Dusun Bambu ?

Gambar II.20 Jawaban Responden Mengenai Sudah Berapa Kali Mengunjungi Dusun Bambu

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden masyarakat mengenai sudah berapa kali mengunjungi Dusun Bambu. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab satu kali = 70%, tiga kali = 35% dan lebih dari tiga kali = 5%.

6. Apa yang menarik dari objek wisata Dusun Bambu ?

Gambar II.21 Jawaban Responden Mengenai Apa Yang Menarik Dari Objek Wisata Dusun Bambu

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden masyarakat mengenai apa yang menarik dari objek wisata Dusun Bambu. Hal

70% 25%

5%

satu kali tiga kali lebih dari tiga kali

50% 25%

25%

suasananya nyaman fasilitisnya menarik makanannya enak


(48)

38 ini ditunjukan dengan responden yang menjawab suasana nyaman = 56%, fasilitas menarik = 33% dan makanan enak = 11%.

7. Sesuaikah informasi yang didapatkan dari sumber informasi dengan kenyataan yang didapatkan setelah mengunjungi Dusun Bambu ?

Gambar II.22 Jawaban Responden Mengenai Sesuaikah Informasi Yang Didapatkan Dari Sumber Informasi Dengan Kenyataan Yang Didapatkan Setelah

Mengunjungi Dusun Bambu ( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden masyarakat mengenai sesuaikah informasi yang didapatkan dari sumber informasi dengan kenyataan yang didapatkan setelah mengunjungi Dusun Bambu. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab sesuai = 22%, kurang sesuai = 56% dan tidak sesuai = 22%.

30%

50% 20%


(49)

39 8. Apa harapannya untuk meningkatkan objek wisata Dusun Bambu ?

Gambar II.23 Jawaban Responden Mengenai Apa Harapannya Untuk Meningkatkan Objek Wisata Dusun Bambu

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Asumsi : Data menunjukan bahwa lebih banyak responden masyarakat mengenai apa harapannya untuk meningkatkan objek wisata Dusun Bambu. Hal ini ditunjukan dengan responden yang menjawab membuat promosi baru = 15%, membuat promosi tambahan = 60% dan sudah cukup = 25%.

II.5 Segmentasi Target Audience

Menurut Jaiz (2014) “Target audience adalah pasar sasaran ditambah dengan faktor-faktor disekelilingnya yang mempengaruhi pasar sasaran untuk mengambil keputusan” (h.53). Menurut Kotler (seperti dikutip Mangkunegara, 2005) “Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan memerlukan bauran pemasaran sendiri”. (h.85)

Segmentasi target audiens yang menjadi sasaran adalah masyarakat yang berada diluar kota Bandung, karena ditinjau dari wisatawan yang berkunjung ke Dusun Bambu kebanyakan merupakan wisatawan yang berlibur ke kota Bandung. Kebanyakan dari wisatawan tersebut berasal dari provinsi Jawa Barat. Berikut adalah variabel penentu target audience.

15%

60% 25%

membuat promosi baru membuat promosi tambahan sudah cukup


(50)

40 II.5.1 Geografis

Menurut Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Segmentasi ini membagi-bagi khalayak audiensi berdasarkan jangkauan geografis. Pasar dibagi-bagi ke dalam beberapa unit geografis yang beberda yang mencakup suatu wilayah Negara, provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan. Konsumen terkadang memiliki kebiasaan berbelanja yang berbeda-beda yang dipengaruhi lokasi di mana mereka tinggal. Para penganut segmentasi ini percaya setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karenanya, setiap setiap wilayah di suatu Negara perlu dikelompokan berdasarkan kesamaan karakternya. (h.65)

Segmentasi target audiens secara geografis Dusun Bambu diutamakan pada masyarakat yang berada di provinsi Jawa Barat, sementara target secara luasnya adalah masyarakat yang berada di seluruh Indonesia.

II.5.2 Demografis

Menurut Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Segmentasi konsumen berdasarkan demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya: usia, jenis kelamin, bersarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku, dan sebagainya. Semua ini disebut dengan variable-variabel demografi. Data demografi dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi perubahan-perubahan pasar menyangkut bagaimana produsen barang dan jasa menilai potensi pasar dalam setiap area geografi yang dapat dijangkau. (h.59)

 Target : Keluarga

 Usia : 35-50 Tahun (orang tua)  Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan  Pendidikan : SMA-Perguruan Tinggi

 Pekerjaan : Pegawai negeri, karyawan swasta dan wiraswasta  Satatus Ekonomi : Menengah ke atas


(51)

41 II.5.3 Psikografis

Menurut Morissan (2010) “Psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup memengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang”. (h.66)

Target audiens dari segi psikografis yaitu keluarga yang memperhatikan terhadap perkembangan psikologis anak untuk mencari kesenangan, sehingga fasilitas ditujukan bagi kepuasan orang tua dan anaknya. masyarakat umum yang memiliki aktivitas rutin sehari-hari sehingga membutuhkan liburan dan meluangkan waktu untuk liburan bersama teman dan keluarga.

II.5.4 Diferensiasi Produk

Menurut Morissan (2010) “ Keadaan yang sedikit bebeda dengan superioritas. Disini perusahaan bertindak lebih rasional yaitu tidak ingin unggul dalam segala hal, tetapi membatasinya pada satu atau beberapa segi saja yang superior terhadap pesaing-pesaingnya. (h.74)

Sesuatu yang membedakan Dusun Bambu dengan kompetitornya adalah keuntungan secara geografisnya fanorama yang di sajikan di Dusun Bambu adalah alami selain itu keindahan arsitektur di perhatikan pula.

II.5.5 Positioning

Morissan (2010) berpendapat bahwa:

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak meiliki penilaian tertentu. Dengan demikian, positioning harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana konsumen memproses informasi, menciptakan persepsi, dan bagaimana persepsi mempengaruhi pengambilan keputusannya. (h.72)

Sebagai satu-satunya tempat wisata yang mengusung ekowisata, Dusun Bambu menjadi tempat wisata yang bisa dijadikan referensi bagi tempat wisata lain. Menyajikan konsep tradisional namun dengan gaya hidup modern yang cocok


(52)

42 dengan manusia saat ini. Terasa mewah dan elegan namun tetap berbudaya lokal (Sunda).

Dusun Bambu dibenak khalayak merupakan tempat rekreasi hal ini sejalan dengan sala satu target dari Dusun Bambu yang menempatkan Dusun Bambu sebagai tempat rekreasi disamping sebagai tempat makan dan menginap.

II.6 Kesimpulan dan Solusi Perancangan

Dusun Bambu sebagai lokasi wisata untuk rekreasi yang menyediakan makanan sehingga pengunjung yang ingin berekreasi tidak perlu repot-repot membawa makanan dari rumah. Hal ini menjadi konsep utama penjualan Dusun Bambu. Namun berdasarkan analisa dari penelitian yang dilakuakan maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kegagalan komunikasi, terlihat dari mayoritas pengunjunng yang datang hanya untuk sekedar melihat-lihat pemandangan, menikmati suasana, bermain dan berfoto-foto sambil menikmati fasilitas yang ada. Tanpa menggunakan fasilitas khusus dan makanan yang di sediakan untuk menunjang kegiatan rekreasi bagi target khalayak. Untuk itu perlu dilakukan strategi promosi khusus yang dapat menegaskan bahwa Dusun Bambu merupakan objek wisata rekreasi yang ditunjang atau dilakukan oleh suasana dan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan liburan dan hiburan bagi target khalayak.


(53)

43 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan agar solusi yang sudah diambil bisa dijalankan dengan baik dan mengurangi kemungkinan terjadinya masalah dan kesalahan, maka perlu adanya suatu perencanaan (plan) atau perancangan strategi. Perancangan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hafied Cangara, 2014, h.24). jenis perancangan yang dibuat adalah perencanaan komunikasi desain terhadap promosi yang akan dibuat, maka batasan perancangan yang akan dibangun adalah perancangan strategi komunikasi, perancangan strategi kreatif dan perancangan strategi media.

Permasalahan yang terjadi terkait dengan Dusun Bambu yang memposisikan perusahaanya sebagai “Family Leisure Park” yaitu sebagai tempat rekreasi yang membidik keluarga, organisasi bisnis dan kelompok-kelompok tertentu sebagai target primer penjualannya. Untuk memberikan informasi, Dusun bambu melakukan promosi melalui media sosial. Berdasarkan target yang ditentukan tersebut, Dusun Bambu memilih Media Sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook dan Website sebagai media informasinya. Karena media sosial tersebut hanya digunakan oleh kalangan tertentu dengan rentang usia atau profesi khusus. Hal itu menyebabkan media tersebut tidak dapat menjangkau seluruh target khalayak yang di tentukan oleh Dusun Bambu.

Terjadinya kegagalan komunikasi yang terlihat dari sebagian besar pengunjung yang datang merupakan kelompok-kelompok yang berkunjung hanya untuk sekedar melihat-lihat pemandangan, bermain dan berfoto-foto sambil menikmati fasilitas yang ada. Hal itu menyebabkan pemasukan perusahaan tidak sesuai dengan yang di harapkan. Pemasukan Dusun Bambu utama yang diharapkan sebenarnya berdasarkan penjualan produk makanan, penginapan dan fasilitasnya hanya sebagai pendukung kegiatan penjualan.


(54)

44 Setelah menemukan permasalahan yang ada di Dusun Bambu, dapat diselesaikan dengan membuat promosi kepada pengunjung. Informasi ini dapat disampaikan melalui media penunjang yang sifatnya mengubah emosional dari khalayak seperti iklan televisi, billboard, Poster Twitter, Iklan Website, Iklan Youtube dan lainnya. Diharapkan setelah diinformasikannya Dusun Bambu, pengunjung bisa mendapat kenyamanan dan kepercayaan dalam melakukan rekreasi.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan komunikasi dari perancangan promosi ini adalah:

 Agar pengunjung dapat memperoleh informasi lengkap mengenai objek wisata Dusun Bambu.

 Mengembangkan citra baik dalam benak khalayak terhadap Dusun Bambu sebagai wisata dengan konsep ekowisata.

 Dengan adanya perancangan iklan televisi Dusun Bambu dapat mempertahankan eksistensi sebagai objek wisata untuk keluarga.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan bagaimana komunikasi bisa disampaikan, pendekatan komunikasi bisa dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan komunikasi verbal dan pendekatan komunikasi non-verbal. Keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik kepada penerima pesan (komunikan). Oleh karenanya pendekatan komunikasi yang dilakukan adalah dengan pendekatan komunikasi verbal dengan menganalisa perilaku khalayak dengan pendekatan kondisi dan keadaan masyarakat dan harapan masyarakat.

III.1.2.1 Pendekatan Komunikasi Visual

Menurut Anggraini dan Nathalia (2014) menyatakan Komunikasi visual adalah menyampaikan informasi atau pesan dengan menggunakan bahasa rupa atau visual yang disampaikan melalui media berupa desain bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah perilaku target khalayak sesuai dengan tujuan


(55)

45 yang ingin diwujudkan (h.15). Teknik pendekatan komunikasi visual dilakukan melalui media visual yang bisa menggugah hati dan emosi khalayak. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan budaya dan intelektual. Pendekatan budaya dilakukan dengan mendekatkan masyarakat dengan kebudayaan yang melekat dengan khalayak, pendekatan intelektual dilakukan dengan mengubah pola pikir intelektualnya namun tidak melupakan akan budayanya.

III.1.2.2 Pendekatan Komunikasi Verbal

Menurut Rogers (sebagaimana dikutip oleh Cangara, 2014) komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (h.35). Hal tersebut akan tercapai melalui satu pemahaman dan menggunakan bahasa yang semua target khalayak mengerti.

Berdasarkan target khalayak yang sudah ditentukan yaitu keluarga maka bahasa yang digunakan cenderung bahasa Indonesia pada narasi dan narasumber yang formal atau lebih dikenal dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) karena apabila komunikasi disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh berbagai kalangan masyarakat.

III.1.3 Materi Pesan

Pesan utama dari kegiatan promosi ini adalah meningkatkan target sasaran dengan cara meningkatkan melalui sebuah media, yang menginformasikan agar pengunjung dapat memperoleh informasi lengkap mengenai objek wisata Dusun Bambu dan dengan adanya perancangan iklan televisi Dusun Bambu dapat mempertahankan eksistensi sebagai objek wisata untuk keluarga.

Perancangan Iklan Televisi Dusun Bambu meliputi beberapa materi pesan yang ingin disampaikan, melalui strategi komunikasi visual dengan menggambarkan Dusun Bambu sebagai lokasi wisata untuk rekreasi bagi keluarga yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dusun Bambu memiliki berbagai macam wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan rekreasi keluarga, yaitu:


(56)

46 1. Di Dusun Bambu target khalayak dapat menikmati pemandangan alam seperti gunung, danau, hutan dan sawah yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan bernuansa tradisional.

2. Dusun Bambu sebagai lokasi wisata rekreasi yang lengkap dengan segala fasilitas yang dapat menunjang kegiatan rekreasi target khalayak, yaitu: Perkemahan Sayang Heulang, Bersepeda, Balad Lodaya dan perahu yang terletak di danau.

3. Dusun Bambu sebagai lokasi wisata rekreasi juga menyediakan tempat untuk menikmati makanan dan minuman yang berada pada lokasi-lokasi yang dirancang moderen namun tetap bernuansa tradisional yang dapat menunjang kegiatan rekreasi khalayak sasaran.

III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa terbagi menjadi bahasa verbal dan non verbal. Bahasa verbal atau secara lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara kepada satu sama lain. pada jenis komunikasi ini dipergunakan pengucapan maupun bunyi-bunyian serta telinga pendengaran sebagai sensasi dengar. Bahasa lisan menggunakan bahasa yang biasa dipakai atau yang di dengar seperti bahasa daerah, bahasa Indonesia dan sebagainya. Sedangkan bahasa nonverbal merupakan bagian dari komunikasi yang disampaikan secara visual (Kusrianto, 2009, h.4).

Gaya bahasa digunakan untuk menentukan penggayaan mengenai bahasa yang dibuat baik itu secara verbal atau non-verbal, sehingga pesan komunikasi yang disampaikan bisa diterima secara baik.

III.1.4.1 Gaya Bahasa Verbal

Pada perancangan ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Nasional Indonesia sebagai narasi Iklan Televisi sumber informasi dengan alasan target khalayak yang merupakan warga Negara Indonesia. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa Metoniinia yaitu suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. contohnya pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang. Dan


(57)

47 menggunakan Personifikasi yaitu pengungkapan dengan menggunakan perilaku atau manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.

III.1.4.2 Gaya Bahasa Non Verbal

Sedangkan untuk nonverbal menggunakan materi visual yang mengandung unsur pendekatan terhadap gaya hidup yang berbudaya disatupadankan dengan hal yang bersifat intelektual modern dan unsur mengajak yang dimaksudkan gambar yang dibuat bersifat menggugah pola pikir khalayak mengenai perkembangan jaman namun tetap tidak melupakan budaya.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Menentukan sasaran khalayak bertujuan untuk menentukan target dari audiens yang tepat agar Iklan Televisi ini sampai dengan tepat. Sasaran khalayak ditentukan berdasarkan target khalayak yang sudah ditentukan. Target Audiens untuk pelaksanaan Iklan Televisi dibagi menjadi satu target yaitu keluarga. Target khalayak merupakan keluarga karena berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, di Dusun Bambu memiliki target khalayak yaitu keluarga. Status sosial ekonomi menengah ke atas yang menjadi target pasar utama Dusun Bambu. Kondisi ini sangat erat kaitannya karena fasilitas di Dusun Bambu yang ada lebih banyak untuk keluarga seperti restaurant, penginapan dan fasilitas pendukung lainnya. Berikut target audiens yang akan diterapkan sebagai modal perancangan promosi objek wisata Dusun Bambu.

Geografis

Segmentasi target audiens secara geografis Dusun Bambu diutamakan pada masyarakat yang mencakup wilayah Provinsi Jawa Barat seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Cirebon, Depok, Sukabumi dan Kota lainnya, sementara target secara luasnya adalah masyarakat yang berada di seluruh Indonesia.


(58)

48  Demografis

- Target : Keluarga

- Usia : 35-50 Tahun (orang tua) - Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan - Pendidikan : SMA-Perguruan Tinggi

- Pekerjaan : Pegawai negeri, karyawan swasta dan wiraswasta - Satatus Ekonomi : Menengah ke atas

- Status : Menikah  Psikografis

Target audiens dari segi psikografis yaitu keluarga yang memperhatikan terhadap perkembangan psikologis anak untuk mencari kesenangan, sehingga fasilitas ditujukan bagi kepuasan orang tua dan anaknya. masyarakat umum yang memiliki aktivitas rutin sehari-hari sehingga membutuhkan liburan dan meluangkan waktu untuk liburan bersama teman dan keluarga.

Adapun khalayak sasaran perancangan dari media Iklan Televisi Dusun Bambu ini ditinjau dari segi consumer insight, consumer journey, dan indikator konsumen adalah sebagai berikut:

III.1.5.1 Consumer insight

Untuk target audiens Iklan Televisi Dusun Bambu adalah keluarga kelas menengah keatas. Audiens yang dituju adalah yang yang cenderung senang bepergian selama liburan dan ingin pergi jauh-jauh dari keramaian diperkotaan. Hal ini dimungkinkan karena kesibukan dengan kesehariannya, konsumen dengan kriteria tersebut bisa mendapatkan kesegaran kondisi fisik dan mentalnya kembali dengan berlibur ke Dusun Bambu.

Berikut insight dari targer audiens:  Mengikuti gaya hidup Lifestyle.

 Cenderung memilih cara instant atau cepat dalam berbagai hal.

 Orang-orang mempunyai impian untuk berwisata ke tempat yang tenang dan damai namun tidak terlepas dengan teknologi.


(59)

49 Dengan target audiens yang senang bepergian selama liburan dan ingin pergi jauh-jauh dari keramaian diperkotaan dan insight dari target yaitu seseorang yang terlalu terobsesi dengan hasil akhir dan menyampingkan proses, maka Iklan Televisi Dusun Bambu ini akan secara langsung diterima target audiens dan secara tidak langsung pengunjung akan mendapatkan informasi lengkap mengenai objek wisata Dusun Bambu.

III.1.5.2 Consumer Journey

Untuk menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk kedalam media-media yang akan digunakan maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi yang menjangkau sasaran dengan tepat, maka diperlukan daftar aktifitas dari target audiens. Consumer journey inilah yang nantinya akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah dibentuk.


(60)

50 Tabel II.1 Consumer Journey Target Audiens

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

III.1.5.3 Indikator Konsumen

Indikator konsumen terdiri dari objek yang dikonsumsi dan dipakai oleh konsumen sehari-hari dimulai dari makanan, minuman, pakaian, kendaraan, tempat hiburan, mainan, gadget, media sosial dan gaya hidup.


(61)

51 Tabel II.2 Indikator Konsumen

( Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Audiens Indikator Keterangan

Dewasa

(Orang Tua dan Dewasa Lainnya)

35 s/d 50 Tahun

Minuman Kopi, Teh, Susu

Makanan Nasi, Sayuran, Buah-buahan

Pakaian

Bersifat Non-Formal Seperti Kaos Polo Shirt, Celana Chinos Panjang, Celana Chinos Pendek,

Sandal Kulit Mainan dan Gadget Smartphone

Tempat Hiburan Mall, Wisata Rekreasi

Media Sosialita Majelis, Komunitas, Organisasi

Kendaraan Motor, Mobil, Kendaraan Pribadi

Gaya Hidup Berkebudayaan dan keagamaan yang kental Tempat Tinggal Rumah

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah serangkaian analisa terhadap kerangka berpikir visual dari pesan komunikasi yang sudah dirancang. Dalam hal lain, strategi kreatif digunakan untuk bagaimana menyampaikan pesan komunikasi melalui kerangka visual yang akan diterapkan pada media komunikasi nantinya.

III.1.6.1 Copywriting

Dalam perancangan promosi berupa Iklan Televisi, copywriting berperan sebagai sumber informasi verbal yang bertujuan untuk menjelaskan dan membangun cerita yang dirancang melalui suara narasi maupun tulisan.


(62)

52 Dusun Bambu sebagai objek wisata untuk rekreasi keluarga dapat memenuhi segala kebutuhan liburan setiap anggota keluarga adapun informasi yang ingin disampaikan yaitu:

1. Dusun Bambu memiliki lahan yang luas, alami dan terdapat banyak hal yang dapat dijadikan alat untuk belajar, hal tersebut menjawab anak yang mendambakan kegiatan rekreasi yang menyenagkan. Dengan lahan luas yang dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kegiatan bermain anak dan tentunya dapat sambil belajar kondisi alam.

2. Narasi:

 Yang mempertemukan Yang Mencari dengan Sang Ahli Dusun Bambu = Tempat yang mempertemukan Anak = Yang Mencari (rasa ingin tahu anak)

Sang Ahli = Alam, sebagai sumber ilmu pengetahuan (Edukasi)  Yang membentuk Yang Aktif menjadi Kreatif

Dusun Bambu = Tempat yang memfasilitasi kegiatan bermain anak Anak = Yang Aktif (karakteristik anak)

Kreatif = Buah dari aktifitas anak yang difasilitasi (Eksplorasi)  Yang mempertemukan Si Baik Hati agar tetap Alami (Ekologi)

Dusun Bambu = Tempat yang mempertemukan

Ibu = Si Baik Hati (sifat dasar setiap wanita) Alami = Ekologi

 Yang menjadi hadiah Menawan untuk Yang Paling Perhatian (Estetika) Dusun Bambu = Hadiah (keinginan setiap wanita)

Ibu = Yang Paling Perhatian kepada keluarga Menawan = Estetika

 Yang menghargai Pemimpin yang mengerti Aturan Main

Dusun Bambu = Tempat yang mengerti akan kebutuhan orang-orang yang bekerja keras

Ayah = Pemimpin Keluarga Aturan Main = Etika


(1)

86 IV.2.8.3 Kalender

Gambar. IV.18 Kalender

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Media Kalender berguna sebagai pengingat/reminder. Media Kalender diberikan ketika pada saat promo penginapan Kampung Layung dan Perkemahan Sayang Heulang dan bersama dengan Souvenir lainnya.

Format media: Format: landscape bahan: Art paper A5 Teknis produksi: Cetak

IV.2.8.4 Sticker

Gambar. IV.19 Sticker


(2)

87 Media sticker berguna sebagai pengingat/reminder. Media sticker dibagian ketika pada saat membeli tiket masuk ke Dusun Bambu dan bersama dengan Souvenir lainnya.

Format media: Format: 20 cm x 5 cm bahan: Cuting Sticker Teknis produksi: Cetak

IV.2.8.5 Mug

Gambar. IV.20 Mug

( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Media Mug berguna sebagai pengingat/reminder. Media Mug diberikan ketika pada saat promo penginapan Kampung Layung dan Perkemahan Sayang Heulang dan bersama dengan Souvenir lainnya.

Format media:

Format: Tinggi 8.5cm x Lebar 7.5cm bahan: Keramik


(3)

88 IV.2.8.6 Gantungan Kunci

Gambar. IV.21 Gantungan Kunci ( Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015 )

Media Gantungan Kunci berguna sebagai pengingat/reminder. Media Gantungan Kunci diberikan ketika pada saat promo penginapan Kampung Layung dan Perkemahan Sayang Heulang dan bersama dengan Souvenir lainnya.

Format media: Ukuran: 13cm x 3cm Format: landscape Material bahan: kayu Teknis produksi: Ukiran


(4)

89 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Anggraeni dan Nathalia (2014). Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Nuansa Cendaka

Jaiz, M. (2014). Dasar-dasar Periklanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kertamukti, R (2015). Strategi Kreatif dalam Periklanan: Konsep Pesan, Media,

Branding, Anggaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Morissan, M.A. (2010). Periklanan Komunikasi Terpadu. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup.

Mangkunegara, P.A. (2005). Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika Aditama. Durianto, (2003). Inovasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Kasali, (1993). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Grafiti.

Kotler, (2001). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Selamba Empat. Kusrianto, (2009). Pengantar Desain komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi

Offset (Penerbit Andi).


(5)

(6)

102 Lampiran H

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Mahasiswa

NamaLengkap : Faisal Amir

NIM : 51911226

TTL : Bandung, 12Juni 1992

JenisKelamin : Laki-laki Agama : Islam

Fakultas : DesaindanSeni

Program Studi : DesainKomunikasiVisual Jenjang : S-1

Alamat Lengkap : Jalan. Dago Elos 2 No. 161 RT 2 RW 2 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong - Bandung 40135 Handphone : 081802111129

Email : faisal_unikom@yahoo.com

RiwayatPendidikan

Tahun Pendidikan

2011-2015 Universitas Komputer Indonesia 2008-2011 SMKN 1 Majalaya

2005-2008 SMP KP 1Babakan 1999-2005 SDN 1Cibulan

PENGALAMAN KERJA