9
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Identifikasi Masalah
Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi oleh Wayan Badrayasa dan keluarga terletak pada permasalahan ekonomi keluarga. Penghasilan keluarga tidak
menentu, sementara pengeluaran setiap bulannya semakin besar. Jika Wayan Badrayasa dan istri mendapat banyak panggilan pekerjaan, maka keluarganya akan mendapatkan
penghasilan yang lebih banyak, begitu pun sebaliknya. Jika penghasilannya sedikit, maka Wayan Badrayasa dan keluarga harus berhutang lebih banyak untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Saat berlangsungnya program pendampingan keluarga, Wayan Badrayasa mengakui telah berhutang beras hingga sebanyak dua buah karung beras.
Sementara itu, terkadang keluarga berhutang kepada saudara-saudara lainnya untuk memenuhi kebutuhan hari raya dan lain sebagainya.
Permasalahan lain yang juga dihadapi oleh keluarga ini, yakni pengeluaran hari raya atau upacara adat lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-
hari. Dengan jumlah uang yang dimilikinya, keluarga ini mengakui penghasilannya ditabung untuk memenuhi kebutuhan hari raya atau upacara adat. Hal ini merupakan
sebuah kewajiban yang harus dipenuhi setiap keluarga di Desa Sembiran. Apalagi Desa Sembiran merupakan desa Bali Aga yang memiliki rangkaian upacara yang sangat
panjang.
2.2 Masalah Prioritas
2.2.1 Masalah Pekerjaan
Selama ini Wayan Badrayasa bekerja sebagai buruh bangunan dengan jumlah penghasilan yang tidak tepat tergantung seberapa besar pekerjaan yang
diberikan untuknya. Biasanya per hari Wayan Badrayasa dapat menghasilkan Rp 50,000.00 hingga Rp 75,000.00. Istrinya terkadang bekerja sebagai petani ataupun
buruh tani, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang diambilnya. Penghasilannya pun tidak tetap. Terkadang per harinya bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp
10
50,000.00. Pekerjaan yang dilakoni istrinya, seperti memelihara sapi milik orang lain, memetik cengkeh, mengeringkan cengkeh, dan sebagainya.
Dengan pekerjaan yang penghasilannya tidak tentu membuat Wayan Badrayasa dan keluarga tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pemasukan membuat keluarga ini harus berhutang di sana-sini.
2.2.2 Masalah Ekonomi Keluarga
Seperti yang telah dipaparkan di atas, jumlah penghasilan keluarga lebih sedikit dibandingkan jumlah pengeluaran. Hal ini membuat Wayan Badrayasa dan
keluarga harus berhutang. Hutang yang paling banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan beras dan kebutuhan hari raya.
2.2.3 Masalah Pendidikan
Wayan Badrayasa dan istri memiliki dua orang anak, yakni Putu Yuni Adriyani duduk di kelas XI SMAN Satu Atap Tejakula, dan Kadek Anggi
Setyarini duduk di kelas IX SMPN 3 Tejakula. Anak pertama yang duduk di bangku SMA membayar uang pangkal Rp 1,200,000.00 di awal sekolah. Anak
kedua yang duduk di bangku SMP membayar uang pangkal Rp 720,000.00 di awal sekolah. Dengan jumlah uang yang tidak sedikit membuat Wayan Badrayasa
dan keluarga harus mengupayakan pengeluaran yang tinggi. Sejak awal tahun 2016, keluarga ini memiliki Kartu Indonesia Pintar KIP untuk anak kedua
mereka, sehingga mendapat keringanan biaya. Anak pertama mendapat bantuan dana dengan mengajukan surat kurang mampu yang disertai dengan lampiran
Kartu Keluarga. Oleh karena itu, biaya sekolah bisa mendapat keringanan biaya. Namun yang menjadi masalah adalah kesulitan untuk membiayai anak hingga ke
jenjang perguruan tinggi. Sementara itu, keahlian yang dimiliki juga masih minim, sehingga sulit untuk mengembangkan usaha sendiri jika tidak dibarengi
dengan keahlian atau keterampilan tertentu.
11
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program