6
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Hal ini mengingat daerah tersebut merupakan salah satu daerah
pedesaan di Bali yang berhawa dingin. Daerah pedesaan merupakan daerah yang berisiko tinggi mengalami infeksi H. pylori Fock et al., 2009 dan H. pylori
mampu bertahan dengan lebih baik pada lingkungan dengan temperatur yang lebih rendah Azevedo et al., 2007.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah infeksi H. pylori berkorelasi dengan kadar GLP-1 dan glukosa plasma pada pasien dispepsia di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui korelasi infeksi H. pylori dengan kadar GLP-1 dan glukosa darah pada pasien dispepsia di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perbandingan rerata kadar GLP-1 puasa dan
pascaprandial pada kelompok H. pylori positif dan negatif. 2.
Untuk mengetahui perbandingan rerata kadar glukosa darah puasa dan 2 jam PP pada kelompok H. pylori positif dan negatif.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya, mengingat penelitian serupa belum pernah dilakukan di Indonesia
7
dan masih terbatasnya bukti-bukti ilmiah mengenai korelasi antara infeksi H. pylori dengan kadar GLP-1 plasma, serta masih terbatasnya penelitian mengenai
H. pylori di tingkat komunitas community based di daerah pedesaan di Bali
khususnya dan Indonesia pada umumnya. 1.4.2
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai korelasi infeksi H. pylori dengan kadar GLP-1 plasma, yang kemungkinan dapat
menjadi salah satu penjelasan berbagai kelainan organ atau penyakit di dalam tubuh yang berkaitan dengan infeksi H. pylori dan perubahan kadar GLP-1
plasma, seperti kelainan pankreas diabetes melitus, hati, jantung penyakit jantung koroner, susunan saraf pusat, dan sebagainya. Hal tersebut akan
memberikan kontribusi bagi penatalaksanaan berbagai kelainan organ yang berkaitan dengan infeksi H. pylori di masa yang akan datang.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori merupakan salah satu penyebab infeksi yang umum terjadi pada manusia dan berhubungan dengan beberapa penyakit penting pada
saluran cerna seperti gastritis kronis, ulkus peptikum dan kanker lambung. Infeksi H. pylori berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi sehingga prevalensi
infeksi ini lebih tinggi di negara-negara berkembang dibanding negara-negara maju Chey et al., 2007.
2.1.1 Karakteristik mikrobiologis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif berbentuk S atau melengkung. Organisme ini memiliki 2-6 flagela yang membantu mobilisasinya
untuk menyesuaikan dengan kontraksi lambung yang ritmis dan berpenetrasi ke mukosa lambung. Ukuran panjangnya 2,4-4 µm dan lebar 0,5-1 µm. Reservoir
utamanya adalah lambung manusia, khususnya di daerah antrum. Bersifat mikroaerofilik, tumbuh baik dalam suasana lingkungan yang mengandung O
2
5, CO
2
5 – 10 pada temperatur 37ºC Brown, 2000.
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kehidupan H. pylori di luar tubuh manusia tergantung pada suhu lingkungan. Pada suhu 4
o
C, H. pylori masih dapat hidup dan dikultur dalam 20-25 hari, sedangkan pada suhu 15
o
C selama 10 –
15 hari dan pada 24
o
C hanya selama 6 –10 jam. Hal ini menunjukkan bahwa H.
8