TINJAUAN PUSTAKA INTAN RATNA DEWI P. , S. P.

Laporan Penerapan PKM 4 Berdasarkan persoalan yang dihadapi dan t uj uan yang hendak dicapai, maka manf aat kegiat an ini adalah mengubah prilaku masyarakat dari yang dikat egorikan ” merusak lingkungan” menj adi ” pemulih dan penj aga lingkungan” dengan demikian kelest arian al am dan lingkungan dalam mendukung produkt ivit as pert anian akan t erpelihara dan t erhindar dari bencana banj ir maupun kekeringan. Selain it u, t uj uan khususnya adalah 1 mayarakat dapat mengenal pendekat an manaj emen prakt is “ t eknologi konservasi t anah dan air” t erhadap pengembangan komodit as berbasis kesesuaian lahan berdasarkan arahan Pet a Kesesuaian Lahan BPTP, 2005; 2 pet ani Desa Jayamekar dapat berusaha t ani t anaman yang secara ekonomis l ebih bernil ai dan berpel uang meningkat kan ekonomi dan kesej aht eraan hidupnya, sert a secara ekologi dapat berperan dalam upaya konservasi t anah sert a kelest arian lingkungan; 3 Tercipt anya hubungan psikol ogis pet ani dan penyuluh dengan kehidupan kampus. Diharapkan hasil penerapan ini akan bermanf aat baik bagi masyarakat pet ani set empat , penyuluh, pengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup, pemerint ah daerah set empat , maupun bagi para pengguna l ain yang berkait an dengan masalah di at as.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah sat u but ir rekomendasi Balai t eknologi Pert anian Jawa Barat 2005 adalah dalam rangka upaya meningkat kan kemampuan SDM pert anian di pedesaan pada wilayah pengembangan agribisnis opt imist ik 2008 di Kabupat en Sumedang, maka Dinas Pert anian perl u mengembangkan “ Program Penyelenggaraan penyuluhan Berbasis Kesesuaian Lahan Pert anian. Disini perwuj udan sent ra-sent ra agribisnis dil akukan pendekat an secara spasial yang penet apannya didasarkan hasil evaluasi kesesuaian lahan. Menurut Grand Theory Rambo, 1983 dalam Iskandar, 2001, dalam memahami hubungan t imbal balik ant ara sist em sosial penduduk sengan sist em biof isik lingkungan sekit arnya akan selalu dilihat permasal ahan dari segi kepent ingan manusia yang hidup dalam lingkungan t ert ent u. Pert ama, geof isik sepert i t anah dan air; kedua, biof isik sepert i t anaman, hewan, dan manusia: dan ket iga, inf ormasi semi det ail t ingkat pemanf aat an lahan unt uk usahat ani dengan pendekat an pengkaj ian kualit at if dengan st rat egi st udi kasus yang bersif at mult i met ode. St udi kasus ini dit it ikberat kan pada pengamat an lapangan dan wawancara mendalam dengan responden kasus t ent ang dinamika organisasi hubungan- hubungan kerj asama produksi agribisnis ant ara pihak-pihak yang bermit ra. Laporan Penerapan PKM 5 Dewasa ini, pembangunan pert anian belum dapat benar-benar menyent uh t ingkat kesej aht eraan dan sumberdaya manusianya masyarakat pet ani, sehingga menurut Maman Achmad Rif ai 2005, pembangunan pert anian perlu memiliki dimensi kerakyat an yang memihak pet ani dan diperlukan berbagai persyarat an dan perangkat , mat erial dan non- mat erial, t erut ama keberanian unt uk memihak. Salah sat u komponen pent ing bahkan mungkin t erpent ing dalam merealisasikan pembangunan pert anian kerakyat an adalah komponen pemberdayaan SDM pet ani yang menempat i posisi sangat st raregis yakni berperan sebagai pelaku ut ama dan subj ek pembangunan ” prime mover of development ” . Dalam rangka pemberdayaan pet ani “ f armer empowerment ” , kunci pert ama dan ut ama adal ah “ Percaya kepada Pet ani“ dengan demikian peran pet ani dalam pembangunan pert anian kerakyat an adalah krusial dalam pengert ian sebagai penent u keberhasilan pembangunan yang sangat berperan akt if dalam seluruh aspek kegiat annya, mulai dari perencanaan, pelaksananaan dan evaluasi t ermasuk berkesempat an menikmat i hasil pembangunan pert anian. Pembangunan pert anian berdimensi kerakyat an harus dirancang sedemikian rupa sehingga berakhir di pet ani dan berawal dari pet ani . Konsep inilah yang akan menggeser paradigma “ f armer l ast - t op down “ menj adi “ f armer f irst - bot t om up ” . Oleh karena it u, komponen pemberdayaan pet ani yang sungguh-sungguh menj adi sangat mut lak, dalam kont eks inilah kegiat an Penyuluhan Pert anian diperlukan, yait u sebagai suat u upaya st rat egis dan sist emat is yang pada hakekat nya adalah sist em pendidikan di luar sekolah non- f ormal bagi pembangunan perilaku pet ani dan keluarganya t ermasuk kelembagaannya agar mereka dapat memahami dan memiliki kemampuan dan kesempat an dalam mengel ola usaha t ani pert anian sebagai usaha dan indust ri dan mampu berswadaya sehingga dapat memberikan keunt ungan dan memuaskan bagi kehidupannya. Dengan penyuluhan pert anian yang benar bukan asal asalan pet ani didorong dan t ermot ivasi unt uk menent ukan dan menj adi manaj er dalam usaha t aninya. Pot ret penyuluhan masa lalu sangat diwarnai oleh misi pembangunan pert anian yang dicanangkan oleh pemerint ah dengan sasaran ut ama usaha peningkat an produksi melalui int ensif ikasi dan diversif ikasi dengan f okusnya pada t arget produksi yang cenderung dipaksakan dalam rangka mengamankan swa-sembada pangan sebagai agenda nasional pada wakt u it u. Konsekuensi logis misi t ersebut menj adikan penyuluhan pert anian l ebih banyak bersif at “ t op-down dan f armer l ast “ . Penyuluhan Pert anian menj adi paket inst ruksi dari pemerint ah kepada para pet ani melalui para pet ugas khususnya penyuluh pert anian, oleh karena it u, yang Laporan Penerapan PKM 6 t erj adi bukan pemberdayaan t et api menj adikan pet ani semakin t idak berdaya karena f akt anya pet ani diposisikan sebagai obyek pembangunan yang berimplikasi kepada rendahnya pendapat an usaha t ani dan kesej aht eraannya, bahkan l ebih j auh t elah memat ikan dinamika int ernal pet ani sebagai modal ut ama upaya pemberdayaan. Beberapa kaj ian menyat akan bahwa t ert inggal nya pert anian bangsa ini kurangnya SDM pet ani yang handal, sel ain pet ugas yang kurang mot ivasi dan pemahaman daerah spesif ik lokalit a set empat , sehingga seringkali mencipt akan ket ergant ungan kepada pemerint ah. Paradigma pert anian sepert i t erurai diat as adalah t idak kondusif bagi st rat egi pembangunan pert anian berdimensi kerakyat an, oleh karena it u diperlukan f asilit at or dan mediat or unt uk mencipt akan gerakan oleh pet ani, bert umpu pada kekuat an kerj asama ant ar pet ani, bert umpu pada ot onomi daerah kabupat en, berwawasan agrobisnis-agroindust ri, berwawasan lingkungan, diwadahi oleh ” kesat uan kelembagaan“ dan dilayani oleh sat u kesat uan korps pemerint ah yang bersih. Pergeseran kedudukan pet ani dari penerima pesan dan pengguna t eknologi menj adi mit ra akt if dalam kegiat an penyul uhan, pengkaj ian t eknologi maupun pengembangan j aringan t eknol ogi dan usaha t ani; pergeseran “ t ransf er of t echnol ogy kearah t echnol ogy mast ery ” sepert i pendapat Maman Achmad Rif ai adalah j uga pergeseran sumber pembiayaan yang sel ama ini banyak bersumber dari pemerint ah pusat dan daerah menj adi t anggung j awab bersama ant ara pet ani, swast a dan pemerint ah cost sharing . Dalam pembangunan daerah, visi kabupat en Sumedang adalah “ Mewuj udkan Kabupat en Sumedang sebagai Daerah Agribisnis dan Pariwisat a yang Didukung Oleh Masyarakat Beriman dan Bert aqwa, yang Maj u dan Mandiri, Sehat , Demokrat is, Berwawasan Lingkungan sert a Menj unj ung Tinggi Hukum” , maka sej al an dengan it u pembangunan pert anian mampu menj adi t ul ang punggung unt uk t erwuj udnya sist em agribisnis dan ket ahanan pangan berbasis kerakyat an yang berkelanj ut an. Menurut Dat a Pot ensi Sumedang 2005, permasalahan di dalam pengembangan pert anian ant ara l ain: 1 Kurang berf ungsinya inf rast rukt ur lahan; 2 Pergeseran penggunaan lahan semakin besar; 3 permasalahan ut ama yang dihadapi khususnya pengembangan komodit as pert anian unggulan yang berkait an dengan pemanf aat an sumberdaya lahan berdasarkan keunggulan komparat if set iap wilayah sebagai acuan dalam rangka pengembangan pert anian; dan 4 Pemanf aat an lahan secara konsepsional belum berpij ak pada opt imasi pemanf aat an sumberdaya Laporan Penerapan PKM 7 pert anian dalam kont eks pengembangan agribisnis mel alui pendekat an kewil ayahan.

III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN