Lintasan Terpendek Lintasan terpendek pada rute Transjogja dengan aljabar max-plus.

28 Sisi Graf � 8 Bobot Sisi Elemen ke-i,j a ij 4 → 3 � 3, 4 � 4 → 4 � 4, 4 � 4 → 5 6 5, 4 6 5 → 1 � 1,5 � 5 → 2 � 2, 5 � 5 → 3 � 3, 5 � 5 → 4 � 4, 5 � 5 → 5 � 5,5 � Matriks yang terbentuk dari graf berarah berbobot � 8 adalah matriks persegi yang berukuran 5 × 5, karena terdapat 5 titik pada graf � 8 . Bentuk matriks 5×5 adalah : = � � � � � 4 3 � 2 � 3 � � � � � � � � � 6 � � � �

2.3. Lintasan Terpendek

1. Pengertian Lintasan Terpendek Panjang suatu lintasan dari titik awal v ke titik tujuan v n di dalam graf � adalah banyaknya sisi yang dilalui. Bobot lintasan ℓ, dengan 29 ℓ = → 1 → 2 → 3 → → , adalah jumlah dari bobot setiap sisi yang dilalui. Bobot lintasan ini dapat disimbolkan dengan ℓ. Contoh 2.7: Diberikan graf berarah berbobot � 8 , yang terdiri dari 5 titik dan 5 sisi. Gambar 2.12 Graf berbobot � 9 Graf � 9 pada gambar 2.12 merupakan graf berarah berbobot. Lintasan ℓ 1 adalah lintasan dari titik 1 ke titik 4 , sehingga dapat dituliskan sebagai ℓ 1 = 1 → 2 → 3 → 4 . Panjang lintasan ℓ 1 adalah 3, karena lintasan tersebut melalui 3 sisi graf � 8 , yaitu sisi 1 , 2 , 2 , 3 , 3 , 4 . Bobot lintasan ℓ 1 atau ℓ 1 ℓ 1 = 1 , 2 + 2 , 3 + 3 , 4 = 3 + 2 + 4 = 9 Dapat disimpulkan bahwa bobot lintasan ℓ 1 atau lintasan dari titik 1 ke titik 4 adalah 9 satuan. 1 5 4 3 2 3 2 4 2 1 30 Definisi 2.3.1 Lipschutz dan Lipson, 2008:181 Lintasan terpendek dari titik ke titik didefinisikan sebagai lintasan dari ke dengan total bobot lintasannya adalah jumlah bobot minimum dari sisi-sisi pada sebarang lintasan yang berasal atau berawal dari titik ke titik . Jika tidak ada lintasan dari ke , maka bobotnya dikatakan ∞. Total bobot lintasan terpendek dari ke , didefinisikan sebagai : � , = min ⁡{ ℓ : ⟶ ℓ }, jika terdapat lintasan dari ke ∞ , lainnya Dengan ⟶ ℓ adalah lintasan ℓ yang terdiri atas beberapa sisi dari titik ke titik . 2. Menentukan Lintasan Terpendek dengan Menggunakan Aljabar Max- plus Diberikan sebarang graf � = �, � , dengan � � adalah himpunan titik pada graf tersebut dan � � adalah himpunan sisi pada graf tersebut. Dessi 2011 menjelaskan tahap-tahap yang dilakukan untuk menentukan lintasan terpendek ℓ pada graf � = �, � , dimana ℓ = 1 → 2 → 3 → → n , adalah : i. Membentuk matriks bobot sisi graf � = �, � . Misalkan matriks yang terbentuk adalah matriks persegi × . 31 ii. Mengubah elemen matriks menjadi negatif, dengan cara mengalikan elemen-elemen pada matriks selain elemen � dengan -1. Hal ini dilakukan karena dalam aljabar max-plus untuk mendapatkan penyelesaian dari masalah jalur terpendek, akan digunakan nilai maksimum dari elemen-elemen negatif. Misalkan matriks yang terbentuk pada tahap ini adalah matriks 1 . iii. Melakukan operasi pemangkatan matriks 1 sebanyak − 1 kali, dengan adalah ukuran dari matriks 1 . Dengan memangkatkan matriks 1 , akan diperoleh bobot lintasan dengan panjang lintasan adalah pangkatnya. Misalkan 1 4 , panjang lintasannya adalah 4, dengan elemen ke- adalah bobot lintasan graf � = �, � . iv. Melakukan operasi ⊕ pada matriks-matriks yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Misalkan matriks yang terbentuk pada tahap ini adalah matriks 2 , maka 2 diperoleh dari: 2 = 1 ⊕ 1 ⊗2 ⊕ 1 ⊗3 ⊕ … ⊕ 1 ⊗ −1 v. Mengubah kembali elemen-elemen matriks 2 menjadi elemen yang positif, dengan cara mengalikan elemen matriks 2 selain � dengan -1. Misalkan matriks yang terbentuk pada tahap ini adalah matriks + . Lebih lanjut, Dessi 2011 menjelaskan bahwa matriks + yang diperoleh pada tahap terakhir adalah matriks yang menyatakan lintasan 32 terpendek yang diperoleh dengan operasi pangkat dalam aljabar max- plus. Elemen + adalah bobot lintasan terpendek dari titik ke titik . Untuk mengetahui bobot lintasan terpendek tersebut, dapat dilihat kembali hasil pemangkatan matriks 1 , yaitu 1 ⊗ . Jika + = 1 ⊗ × −1, berarti bobot tersebut merupakan bobot lintasan terpendek dari titik ke titik , dengan panjang lintasan adalah . Contoh 2.8: Diberikan graf berarah berbobot � 10 , yang terdiri dari 4 titik. Gambar 2.13 Graf Berarah Berbobot � 10 Akan ditentukan bobot lintasan terpendek pada graf tersebut. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan bobot lintasan terpendek: i. Graf � 10 mengandung 4 titik. Maka matriks yang dapat dibentuk dari graf � 10 adalah matriks 4×4 . 1 4 3 2 3 2 4 2 1 33 Tabel 2.2 Elemen Matriks yang Terbentuk dari Graf Berarah Berbobot � 10 . Sisi Graf � 10 Bobot Sisi Elemen ke-i,j a ij 1 → 1 � 1,1 � 1 → 2 3 2,1 3 1 → 3 2 3,1 2 1 → 4 4 4,1 4 2 → 1 � 1,2 � 2 → 2 � 2, 2 � 2 → 3 � 3, 2 � 2 → 4 2 4, 2 2 3 → 1 � 1,3 � 3 → 2 � 2, 3 � 3 → 3 � 3, 3 � 3 → 4 � 4, 3 � 4 → 1 � 1,4 � 4 → 2 � 2, 4 � 4 → 3 1 3, 4 1 4 → 4 � 4, 4 � Matriks yang terbentuk dari graf berarah berbobot � 10 adalah matriks persegi yang berukuran 4 × 4, karena terdapat 5 titik pada graf � 10 . Bentuk matriks 4×4 adalah : 34 = � � � � 3 � � � 2 4 � 2 � � 1 � ii. Mengubah elemen matriks menjadi negatif, dengan cara mengalikan elemen-elemen pada matriks selain elemen � dengan -1. 1 = −1 × = −1 × � � � � 3 � � � 2 4 � 2 � � 1 � = � � � � −3 � � � −2 −4 � −2 � � −1 � iii. Melakukan operasi pemangkatan matriks 1 sebanyak 3 kali 1 ⊗2 = 1 ⊗ 1 = � � � � −3 � � � −2 −4 � −2 � � −1 � ⊗ � � � � −3 � � � −2 −4 � −2 � � −1 � = � � � � � � � � −5 −5 −3 � � � � � 1 ⊗3 = 1 ⊗2 ⊗ 1 = � � � � � � � � −5 −5 −3 � � � � � ⊗ � � � � −3 � � � −2 −4 � −2 � � −1 � 35 = � � � � � � � � −6 � � � � � � � iv. Melakukan operasi ⊕ pada matriks-matriks yang diperoleh pada tahap sebelumnya. 2 = 1 ⊕ 1 ⊗2 ⊕ 1 ⊗3 = � � � � −3 � � � −2 −4 � −2 � � −1 � ⊕ � � � � � � � � −5 −5 −3 � � � � � ⊕ � � � � � � � � −6 � � � � � � � = � � � � −3 � � � −2 −4 −3 −2 � � −1 � ⊕ � � � � � � � � −6 � � � � � � � = � � � � −3 � � � −2 −4 −3 −2 � � −1 � v. Mengubah kembali elemen-elemen matriks 2 menjadi elemen yang positif, dengan cara mengalikan elemen matriks 2 selain � dengan -1. + = 2 × −1 = � � � � −3 � � � −2 −4 −3 −2 � � −1 � × −1 36 = � � � � 3 � � � 2 4 3 2 � � 1 � Bobot lintasan terpendek pada graf � 10 dapat dinyatakan dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Lintasan Terpendek pada Graf � 10 Sisi Dari Titik ke Titik Total Bobot Minimum Lintasan Terpendek Panjang Lintasan 1,2 3 1 → 2 1 1,3 2 1 → 2 1 1,4 4 1 → 4 1 2,3 3 2 → 4 → 3 2 2,4 2 2 → 4 1 4,3 1 4 → 3 1 Dari contoh di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: i. Bobot lintasan terpendek dari titik 1 ke 2 adalah 3, dengan panjang lintasan adalah 1 satuan. ii. Bobot lintasan terpendek dari titik 1 ke 3 adalah 2, dengan panjang lintasan adalah 1 satuan. iii. Bobot lintasan terpendek dari titik 1 ke 4 adalah 4, dengan panjang lintasan adalah 1 satuan. iv. Bobot lintasan terpendek dari titik 2 ke 3 adalah 3, dengan panjang lintasan adalah 2 satuan. 37 v. Bobot lintasan terpendek dari titik 2 ke 4 adalah 2, dengan panjang lintasan adalah 1 satuan. vi. Bobot lintasan terpendek dari titik 4 ke 3 adalah 1, dengan panjang lintasan adalah 1 satuan. 38 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Representasi Jalur Transjogja ke dalam Bentuk Petri Net