4
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Narkoba
Narkoba adalah semua jenis bahan kimia yang bekerja pada susunan saraf pusat, mempengaruhi kerja otak, dan memberikan efek berupa perubahan pada
perilaku, persepsi, suasana hati, dan kesadaran. NARKOBA merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Istilah lain untuk narkoba adalah NAPZA
Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, madat, dan lain–lain. Dalam dunia kedokteran, istilah yang dipergunakan adalah zat psikoaktif, atau
dikenal juga dengan nama zat psikotropika.
[1;2]
Menurut ICD-10 dan WHO, zat psikoaktif atau narkoba dapat dibagi menjadi alkohol, amfetamin, kafein, ganja, kokain, halusinogen, inhalan, nikotin,
opioid, dan sedative-hypnolytic-anxiolytic. Dilihat dari aspek legalitas, keberadaan zat psikoaktif diatur oleh sejumlah peraturan yang berbeda – beda di tiap negara.
Undang – Undang Republik Indonesia yang mengatur masalah zat psikoaktif adalah Undang – Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 1997 tentang
Narkotika dan Undang – Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
[1;2]
a. Narkotika
Narkotika diatur dalam UU RI no 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Menurut UU ini, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, golongan I, II, dan III. Semua golongan hanya
dapat dipakai untuk kepentingan pelayanan kesehatan danatau pengembangan ilmu pengetahuan, kecuali narkotika golongan I yang tidak boleh digunakan
untuk keperluan – keperluan di luar pengembangan ilmu pengetahuan.
[1;2]
b. Psikotropika
Psikotropika diatur dalam UU RI no 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Definisi psikotropika dalam UU ini adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis yang bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
5 selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotopika dibagi menjadi 4 golongan, yaitu golongan I, II, III, dan IV. Semua golongan hanya dapat dipakai untuk
kepentingan pelayanan kesehatan danatau ilmu pemgetahuan, ke cuali
psikotropika golongan I yang h anya dapat dipakai demi kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan
[1;2]
c. Lain – lain