Letak Geografis dan Sejarah Kampoeng Batik Laweyan

35 batik cap dan printing tekstil bermotif batik. Dengan kemunculan produk printing yang relatif murah dan proses produksinya sangat cepat mulai menyaingi pemasaran batik tulis dan batik cap. Satu persatu industri batik di laweyan mengalami kebangkrutan dan pada tahun 2000an jumlah industri batik di laweyan hanya menyisakan kurang dari 20 industri batik. Keprihatin akan kemerosotan jumlah industri batik Laweyan ini menggerakan para tokoh masyarakat dan juragan batik laweyan untuk berkumpul dan bermusyawarah. Musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membangun kembali industri batik Laweyan dengan konsep kawasan wisata batik melalui organisasi Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL. FPKBL dideklarasikan pada tanggal 25 September 2004. Sejak saat itu Kampoeng Batik Laweyan mulai berbenah diri, membangun industri batik dan non batik dalam konsep pariwisata yang bersinergi dengan banyak pihak seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, ASITA, PHRI, LSM dan lain sebagainya. Proses regenerasi secara bertahap menampakkan hasilnya, sekarang jumlah IKM dan UKM Batik Laweyan sudah meningkat menjadi lebih dari 80. Peningkatan kualitas batik juga terus dilakukan melalui kerjasama dengan pihak Pemerintah, Perguruan Tinggi dan LSM.

B. Tujuan, Visi, dan Misi Kampoeng Batik Laweyan

1. Tujuan: Menciptakan dan mengembangkan: 36 a. Tingkat sosial ekonomi yang berkeadilan b. Iklim usaha yang kondusif c. Pelestarian lingkungan di kawasan cagar budaya d. Kawasan Pusat Pengembangan Batik Terpadu e. Hubungan yang harmonis antar berbagai unsur masyarakat f. Kawasan tujuan wisata kreatif yang unik dan spesifik. 2. Visi: Menjadikan Laweyan sebagai kawasan pusat industri batik dan cagar budaya yang dikembangkan dengan konsep kepariwisataan melalui pembangunan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan. 3. Misi: a. Mengembangkan kawasan berbasis industri batik dan non batik yang ramah lingkungan. b. Memelihara situs-situs bersejarah, arsitektur khas Laweyan dan tradisi budaya lokal. c. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai kawasan edukatif. d. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai Daerah Tujuan Wisata Kreatif di tingkat Nasional dan Internasional. e. Mengembangkan kawasan Laweyan sebagai Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Batik. f. Mewujudkan kawasan Sapta Pesona Pariwisata. 37

C. Struktur Organisasi di Kampoeng Batik Laweyan

Struktur organisasi merupakan suatu susunan hubungan antara tiap bagian yang ada pada suatu organisasi. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL memiliki struktur organisasi yang jelas. Dalam Kepengurusan di FPKBL terdapat aturan untuk pergantian jabatan tiap lima tahun sekali. Struktur Organisasi dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan FPKBL terdiri dari: 1. Ketua Forum 2. Wakil Ketua 3. Sekretaris 2 orang 4. Bendahara 2 orang 5. Ketua Bidang a. Ketua Bidang Industri b. Ketua Bidang Teknologi dan Informasi c. Ketua Bidang Pariwisata d. Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan e. Ketua Bidang Batik Development Center

D. Bidang Usaha Kampoeng Batik Laweyan

Kampoeng Batik Laweyan merupakan kampung juragan batik di Kota Solo. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan Bapak Arif