Konsep Akuntansi Akrual KAJIAN PUSTAKA

13 a. Persediaan Menurut SAK ETAP bab 11 paragraf 17, “Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatatnya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui”. Menurut SAK ETAP bab 11 paragraf 18, “Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke aset lain, misalnya, persediaan yang digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Alokasi persediaan ke aset lain diakui sebagai beban sel ama umur manfaat aset tersebut”. b. Aset tetap M enurut SAK ETAP bab 15 paragraf 4, “Entitas harus menerapkan kriteria pengakuan dalam paragraf 2.24 dalam menentukan pengakuan aset tetap. Oleh karena itu, entitas harus mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika: 1 kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan 2 pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal”. Menurut SAK ETAP bab 15 paragraf 5, “Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan”. Menurut SAK ETAP bab 15 paragraf 17,” Beban penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi, kecuali Bab lain 14 mensyaratkan biaya tersebut merupakan bagian biaya perolehan suatu aset. Misalnya, penyusutan aset tetap manufaktur termasuk biaya persediaan”. 2. Kewajiban Menurut SAK ETAP bab 2 paragraf 35, ”Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. a. Kewajiban diestimasi Menurut SAK ETAP bab 18 paragraf 4, “Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika: 1 entitas memiliki kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, dan 2 kemungkinan lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin terjadi bahwa entitas akan disyaratkan untuk mentransfer manfaat ekonomi pada saat penyelesaian; dan 3 jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal”. Menurut SAK ETAP bab 18 paragraf 5, “Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini jika setelah mempertimbangkan