Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 Data keluarga I Wayan Sugiarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini : No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 I Wayan Sugiarta Menikah 38 Tidak Bersekolah Pekebun Buruh Kepala Keluarga 2 Ni Komang Bakti Sariasih Menikah 44 Tamat SD Petani Pekebun Istri 3 Ni Wayan Sri Eka Puspayana Menikah 17 Tamat SD Tidak Bekerja Anak Pertama 4 Ni Wayan Anik Belum Menikah 12 SD Tidak Bekerja Anak Kedua 5 I Nengah Suartana Belum Menikah 9 SD Tidak Bekerja Anak Ketiga I Wayan Sugiarta merupakan anak pertama dari dua bersaudara, sebelumnya pernah menikah dan dikaruniai seorang putri yang bernama Ni Wayan Sri Eka Puspayana yang saat ini sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Saat ini I Wayan Sugiarta sudah menikah dengan Ni Komang Bakti Sariasih. Ni Komang Bakti Sariasih merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara, beliau juga sempat menikah sebelumnya, tetapi sang suami meninggal karena mengalami kecelakaan kerja yaitu terjatuh saat menaiki pohon kelapa untuk mencari nira tuak. Saat ini I Wayan Sugiarta dan Ni Komang Bakti memiliki dua orang anak yaitu seorang putri bernama Ni Wayan Anik yang saat ini mengenyam pendidikan di bangku kelas 6 sekolah dasar dan seorang putra bernama I Nengah Suartana yang saat ini sudah duduk di kelas 4 sekolah dasar. Kedua anak mereka bersekolah di SD Negeri Besan yang jaraknya termasuk dekat dari rumah mereka. Ni Wayan Anik dan I Nengah Suartana berangkat ke sekolah menggunakan sepeda atau berjalan kaki dikarenakan orang tua mereka tidak memiliki sepeda motor. Untuk tempat tinggal, mereka menempati lahan seluas 24 are yang dimiliki oleh pamannya dengan bangunan yang hanya dibangun dengan batako saja dan terkesan berantakan. Rumah mereka terdiri dari 4 ruangan yaitu kamar tidur, ruangan untuk membuat banten, dapur, serta 3 ruangan untuk memasak gula batok. Kamar mandi mereka terletak agak jauh, dimana kamar mandi yang dibangun merupakan bantuan dari desa. Dibelakang rumah mereka terdapat lahan pohon kelapa yang merupakan mata pencaharian utama mereka yaitu pembuat gula batok. Lahan pohon kelapa tersebut bukanlah milik mereka, tetapi milik orang lain sehingga mereka hanya menumpang dan membagi waktu dengan pemilik lahan untuk mencari nira tuak yaitu setiap 2 hari. 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Untuk pendapatan I Wayan Sugiarta bisa dikatakan tidak menentu, kesehariannya beliau mencari nira di lahan kelapa milik orang lain sehingga bisa dikatakan mereka menumpang lahan. Karena lahan kelapa tersebut dimiliki oleh orang lain maka untuk mencari nira mereka membagi waktu dengan pemilik lahan, dimana I Wayan Sugiarta hanya mencari nira setiap 2 hari sekali. Nira yang didapat nantinya diolah menjadi gula batok oleh sang istri, Ni Komang Bakti dapat membuat maksimal 5 kg gula batok. Nantinya gula batok tersebut dijual ke pengepul seharga Rp 25.000,00 per kilo, sehingga Ni Komang Bakti dapat mendapatkan uang sejumlah Rp 125.000,00. Dikarenakan pendapatan membuat gula batok tersebut tidak lah menentu maka selain mencari membuat gula batok, I Wayan Sugiarta dan Ni Komang Bakti mengandalkan penghasilannya dari bekerja sebagai buruh serabutan, seperti buruh pengangkut pisang atau buruh kayu yang dibayar sebesar Rp 75.000,00.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

1.2.2.1 Kebutuhan sehari-hari Pengeluaran I Wayan Sugiarta sehari – hari adalah biaya makan, ditiap harinya untuk memenuhi kebutuhan makan seluruh keluarganya, rata-rata dihabiskan biaya sekitar Rp 50.000,00. 1.2.2.2 Listrik dan Air Untuk biaya listrik pada keluarga I Wayan Sugiarta sekitar Rp 60.000,00. Untuk penggunaan air yang biasanya diperuntukkan sebagai kebutuhan MCK dan memasak, I Wayan Sugiarta memakai air gunung. 1.2.2.3 Pendidikan 4 Untuk masalah pendidikan, pengeluaran perbulan untuk pendidikan anak – anak I Wayan Sugiarta yaitu Ni Wayan Anik dan I Nengah Suartana dapat dikatakan tidak ada dikarenakan kedua anaknya mendapatkan dana BOS dan mempunya Kartu Indonesia Pintar. 1.2.2.4 Kesehatan Dalam masalah kesehatan, I Wayan Sugiarta meskipun usianya tergolong masih produktif tapi beliau sering mengalami rematik. Untuk anggota keluarga yang lain sejauh ini belum memiliki masalah kesehatan yang begitu berat. 1.2.2.5 Rohani Untuk kebutuhan rohani seperti canang dan banten lainnya sehari – harinya keluarga I Wayan Sugiarta membuat sendiri. Kebutuhan rohani tesebut dibuat oleh sang istri, Ni Komang Bakti Sariasih dibantu oleh kedua anaknya sehingga tidak ada biaya yang besar untuk kebutuhan rohani tersebut. 1.2.2.6 Sosial Untuk biaya sosial, keluarga I Wayan Sugiarta membayar uang suka – duka untuk di banjar sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Dan jika tidak mengikuti sangkep atau rapat di banjar maka dikenakan denda sebesar Rp 2.000,00.