Definisi Beasiswa Metode SAW SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Beasiswa

Beasiswa merupakan penghasilan bagi yang menerima dan tujuan beasiswa adalah untuk membantu meringankan beban biaya pendidikkan siswa atau mahasiswa yang mendapatkan. Pembagaian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” adalah salah satu perguruan tinggi yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa setiap semester. Hal ini tentu dengan tujuan untuk meringankan beban biaya pendidikan mahasiswa. Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat 1 UU PPh2000. Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak WP. Karena beasiswa bias diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan Jawa Pos, 2009. Pengertian Beasiswa seperti yang dikutip dari www.wikipedia.org adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja biasa disebut ikatan dinas setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut.

2.2 Definisi Sistem Pendukung Keputusan DSS

Little 1970 mendefinisikan DSS sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu mengambil keputusan. Alter 1980 mendefinisikan DSS dengan membandingkannya dengan sistem EDP electronic data processing tradisional pada lima dimensi. Sistem adalah sekumpulan unsur elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Ludwig Von Bartalanfy Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Menurut Anatol Raparot Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Menurut L. Ackof Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Gambar 2.1 Model Sistem Sederhana Input Proses Output Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 Konsep sistem pendukung keputusan diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System Sprague,1982. SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. Menurut Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Menurut Raymond McLeod, Jr mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya McLeod, 1998. Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data atau model. 2.2.1 Karakteristik sistem pendukung keputusan Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception 2. Adanya interface manusia mesin dimana manusia user tetap memegang control proses pengambilan keputusan 3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur 4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

2.2.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan yang dikemukakan oleh Keen dan Scott dalam buku Sistem Informasi Manajemen McLeod, 1998 mempunyai tiga tujuan yang akan dicapai adalah : 1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semiterstruktur 2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya 3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14

2.2.3 Komponen - Komponen Dan Arsitektur Sistem Pendukung

Keputusan Sistem Pendukung Peputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu : 1. Dialog Interface Software  pemakai dengan sistem. 2. Database  mendukung sistem tersebut. 3. Model Base  memberikan kemampuan analis. Hubungan antara ketiga komponen Sistem Penunjang Keputusan ini dapat dilihat pada gambar dibawah: Gambar 2.2 Hubungan antara tiga komponen Sistem pendukung keputusan 1. Komponen Dialog User System Interface 1.1 Knowledge Base Bennott. • Apa yang diketahui User tentang keputusan, bagaimana cara menggunakan DSS; Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 • Pengetahuan apa yang harus dimiliki user agar dapat berinteraksi dengan sistem dalam berhubungan dengan area masalah dan dalam pembuat keputusan yang diperlukan; • Atau apa yang sudah dikuasai user contoh : manual, help options, dll. Teknik pelatihan penggunaan DSS, dapat dilakukan dengan melatih” user: − One on one tutorial  eksekutif senior. − Closes and lectures  user yang memerlukan training berjumlah banyak. − Intstruksi terprogram dan instruksi yang dibantu dengan komputer  bila DSS dipakai dalam jangka lama dan digunakan dalam memberikan layanan bagi banyak pemakai. − Manual book. − Command sequence file  berisi instruksi yang diprogramkan sebelumnya. 1.2 Action Language Bahasa Tindakan Apa yang dapat dilakukan user dalam berkomunikasi dengan sistem mengontrol DSS; atau opsi yang mengarahkan tindakan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 Action language dapat dilakukan dengan : − Cara tanya jawab. − Menggunakan menu. − Bahasa perintah. − Pendekatan form input-output. 1.3 Presentation Language Bahasa Presentasi Presentasi alternatif dari respon sistem tersebut; atau apa yang dilihat oleh user laporan tercetak dari DSS. Contoh : printer, monitor, grafik, warna, audio output, animation, dll. Gambar 2.3 Subsystem Dialog 2. Komponen Data I. Dua jenis informasi yang dikelola secara internal a. Informasi dari record data entity b. Informasi dari dokumen konsep, gagasan, laporan, memo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 II. Dua jenis yang dikelola secara eksternal a. Informasi yang didasarkan pada catatanrecord b. Informasi yang didasarkan pada dokumen eksternal Gambar 2.4 Jenis Informasi 3. Komponen Model Model didalam DSS dapat dianggap sebagai model base. Jenis-jenis model : 1. Model Strategis a. Digunakan oleh manajemen puncak untuk : 1 Membantu menetapkan tujuan organisasi. 2 Menetapkan sumber daya untuk meraih tujuan tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 3 Menetapkan kebijaksanaan untuk mengatur perolehan disposisi sumber daya tersebut contoh : perencanaan tujuan perusahaan, penentuan lokasi, perencanaan dampak lingkungan. b. Data yang dibutuhkan sebagian besar data eksternal dan subyektif. c. Cakrawala waktu untuk model tersebut biasanya diukur dalam tahun contoh : jangka waktu tanggung jawab perencanaan strategis manajemen puncak. d. Model tersebut bersifat deterministik dan deskriptif. 2. Model Taktis Diterapkan oleh manajemen menengah untuk membantu dalam mengalokasi dan mengontrol penggunaan sumber daya organisasi missal : perencanaan keungan, perencanaan keperluan pabrik, perencanaan promosi penjualan, penentuan tata letak gedungpabrik. a. Data yang dibutuhkan sebagian besar data internal dan beberapa data eksternal serta subyektif. b. Cakrawala waktu : 1 bulan sd 2 tahun. c. Model ini bersifat deterministik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 3. Model Operasional a. Diterapkan untuk mendukung pembuatan keputusan jangka pendek misal : harian atau mingguan yang sering dijumpai pada tingkat organisasi bawah. b. Sifat deterministik. 4. Block dan Subroutine Bangunan Model a. Meliputi : pemrograman linier, analisis rangkaian waktu, analis regresi, dan Prosedur Sampling Monte Carlo. b. Dapat digunakan secara terpisah untuk mendukung keputusan atau digunakan secara bersama untuk merekronstruksi dan memelihara model yang lebih komprehensif. Masalah dalam Modeling Tradisional Dari sudut pandang historis, yang dialami organisasi berhubungan dengan model beragam. Ada yang berhasil ada yang gagal. Masalah-masalah yang mengarah kepada kegagalan antara lain : a. Sulitnya memperoleh input data untuk model. b. Sulitnya memahami cara menerapkan output dari model. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 c. Sulitnya menjaga agar model tetap up to date. d. Sedikitnya integrasi diantara model. e. Lemahnya interaksi antara model dengan pemakai. f. Kurangnya keyakinan user terhadap model yang digunakan, dengan demikian model tersebut tidak dipercaya. g. Sulitnya pemakai dalam menciptakan modelnya sendiri. Pendekatan SPK terhadap MODELLING Pendekatan SPK terhadap modeling berusaha untuk meminimalkan masalah tradisional dengan cara member penekanan bahwa suatu sistem Dialog, Data dan Model bekerja secara bersama- sama diperlukan untuk mendukung pembuatan keputusan. Cara tersebut antara lain : a. Menggunakan database yang diperlukan untuk memecahkan banyak masalah membangun, menggunakan, memelihara model. b. Output dari model ditempatkan dalam database, dengan demikian memungkinkan output tersebut diakses oleh model lain dan memberikan integrasi diantara model tersebut. c. Dialog yang dirancang dengan baik akan meningkatkan peluang atau kemampuan pemakai dalam mengembangkan modelnya sendiri, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 mengoprasikan sistem dengan baik, menjaga agara tetap up to date dan menerapkan outputnya untuk mendukung suatu pembuat keputusan. d. Model dalam suatu SPK kemungkinan besar bisa digunakan, sebab didukung oleh komponen data dan dialog. Gambar 2.5 Komponen dari SPK 2.2.4 Tahapan Pengambilan Keputusan Alur proses pemilihan alternatif tindakan keputusan biasanya terdiri dari langkah-langkah berikut : 1. Tahap Penelusuran Intelligence Phase Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. 2. Tahap Perancangan Design Phase Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 Aktivitas yang biasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternative tindakan yang dapat dilakukan. 3. Tahap Pilihan Choice Phase Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. 4. Tahap Implementasi Implementation Phase Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan - perbaikan. Gambar 2.6 Proses Pengambilan Keputusan 2.3 MADM Multiple Attribute Decision Making adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Tahap Penelusuran Intelligence Phase Tahap Perancangan Design Phase Tahap Pilihan Choice Phase Tahap Implementasi Implementation Phase Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 Inti dari MADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif obyektif. Masingmasing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Variabel yang digunakan adalah Jumlah penghasilan Orangtua, Usia, Semester, Jumlah tanggungan Orangtua, jumlah saudara kandung, nilai IPK dan untuk himpunan fuzzynya adalah Rendah, Sedang, Tengah, Banyak, Banyak, Tinggi. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. Kusumadewi, 2007 . Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mnyelesaikan masalah MADM. antara lain : a. Simple Additive Weighting Method SAW b. Weighted Product WP c. ELECTRE d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS e. Analytic Hierarchy Process AHP

2.3.1 Algoritma MADM

Algoritma MADM adalah: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 1. Memberikan nilai setiap alternatif A i pada setiap kriteria C j yang sudah ditentukan, dimana nilai tersebut di peroleh berdasarkan nilai crisp; i=1,2,…m dan j=1,2,…n. 2. Memberikan nilai bobot W yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp. 3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi r ij dari alternatif A i pada atribut C j berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut keuntunganbenefit = MAKSIMUM atau atribut biayacost = MINIMUM. Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp X ij dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX MAX X ij dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN MIN X ij dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp X ij setiap kolom. 4. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi R dengan nilai bobot W. 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif V i dengan cara menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi R dengan nilai bobot W. Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. Kusumadewi , 2007.

2.3.2 Langkah penyelesaian

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 Dalam penelitian ini menggunakan MADM metode SAW. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu C i . 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria C i , kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut atribut keuntungan ataupun atribut biaya sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari

perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik A i sebagai solusi. Kusumadewi, 2006.

2.4 Metode SAW SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26          cost biaya atribut adalah j jika benefit keuntungan atribut adalah j ij ij i ij i ij ij x x Min jika x Max x r dimana r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut C j ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif Vidiberikan sebagai:    n j ij j i r w V 1 Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Contoh : Suatu institusi perguruan tinggi akan memilih seorang karyawannya untuk dipromosikan sebagai kepala unit sistem informasi. Ada empat kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian, yaitu: o C1 = tes pengetahuan wawasan sistem informasi o C2 = praktek instalasi jaringan o C3 = tes kepribadian o C4 = tes pengetahuan agama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 Pengambil keputusan memberikan bobot untuk setiap kriteria sebagai berikut: C1 = 35; C2 = 25; C3 = 25; dan C4 = 15. Ada enam orang karyawan yang menjadi kandidat alternatif untuk dipromosikan sebagai kepala unit, yaitu: o A1 = Indra, o A2 = Roni, o A3 = Putri, o A4 = Dani, o A5 = Ratna, dan o A6 = Mira. Tabel 2.1 Nilai alternatif Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 Indra 70 50 80 60 Roni 50 60 82 70 Putri 85 55 80 75 Dani 82 70 65 85 Ratna 75 75 85 74 Mira 62 50 75 80 Normalisasi   82 , 85 70 62 ; 75 ; 82 ; 85 ; 50 ; 70 max 70 11    r Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 Hasil normalisasi                      94 , 88 , 67 , 73 , 87 , 1 1 88 , 1 76 , 93 , 96 , 88 , 94 , 73 , 1 82 , 96 , 80 , 59 , 71 , 94 , 67 , 82 , R Proses perankingan dengan menggunakan bobot yang telah diberikan oleh pengambil keputusan: w = [0,35 0,25 0,25 0,15] Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: 796 , 71 , 15 , 94 , 25 , 67 , 25 , 82 , 35 , 1      V 770 , 82 , 15 , 96 , 25 , 80 , 25 , 59 , 35 , 2      V 900 , 88 , 15 , 94 , 25 , 73 , 25 , 00 , 1 35 , 3      V 909 , 00 , 1 15 , 76 , 25 , 93 , 25 , 96 , 35 , 4      V 939 , 87 , 15 , 00 , 1 25 , 00 , 1 25 , 88 , 35 , 5      V 784 , 94 , 15 , 88 , 25 , 67 , 25 , 73 , 35 , 6      V   59 , 85 50 62 ; 75 ; 82 ; 85 ; 50 ; 70 max 70 21    r   67 , 75 50 50 ; 75 ; 70 ; 55 ; 60 ; 50 max 50 12    r   80 , 75 60 50 ; 75 ; 70 ; 55 ; 60 ; 50 max 60 22    r Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 Nilai terbesar ada pada V5 sehingga alternatif A5 adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Ratna akan terpilih sebagai kepala unit sistem informasi.

2.5 PHP dan MySQL