17
Lampiran 1. Proposal Penelitian BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes Mellitus DM merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara
efektif. Hal ini menyebabkan hiperglikemia, apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi kronis yang dapat
mengakibatkan kematian International Diabetes Federation 2015. Salah satu komplikasi tersebut adalah ulkus kaki diabetik yang rentan terhadap infeksi
dan amputasi kaki Kementrian Kesehatan RI 2014. Risiko amputasi penderita DM 15-40 kali lebih besar dibandingkan bukan penderita Decroli
et al.
2008. Indonesia menduduki peringkat keempat dari sepuluh negara dengan
jumlah penderita DM terbesar di dunia Mihardja et al. 2014. Laporan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas pada tahun 2013 memaparkan bahwa 6,9
masyarakat Indonesia usia 15 tahun ke atas menderita DM Kementrian Kesehatan RI 2014. Adapun komplikasi kejadian ulkus kaki diabetik di
Indonesia mencapai 15 dari seluruh penderita DM dengan angka amputasi 23,5 dan angka mortalitas 32,5 Utami et al. 2014.
Matrixmetalloproteinase -9 MMP-9 bertanggung jawab terhadap
perombakan matriks ekstraseluler dalam reorganisasi jaringan. Meningkatnya jumlah MMP-9 hingga 14 kali lipat pada penderita DM mengakibatkan proses
penyembuhan luka berjalan lebih lambat dibandingkan bukan penderita. Oleh karena itu, penghambatan MMP-9 diharapkan mampu mempercepat proses
penyembuhan luka pada penderita DM Lobmann et al. 2002.
Piroksikam merupakan
obat golongan
Non-steroidal Anti
Inflammatory Drugs NSAIDs yang diindikasikan untuk rheumatoid
arthritis dan osteoarthritis. Dalam penelitian Udegbunam et al. 2012,
piroksikam dikembangkan sebagai salah satu obat yang menekan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka eksisi full thickness pada tikus. Divadi
2015 juga melaporkan bahwa piroksikam memiliki aktivitas anti-inflamasi dan penyembuhan luka pada tikus. Selain sebagai agen anti-inflamasi,
Mazumder et al. 2014 melaporkan bahwa piroksikam mampu menghambat dan menurunkan regulasi MMP-9. Dengan demikian, mekanisme piroksikam
tersebut berpotensi dikembangkan sebagai obat yang menekan rasa sakit dan mempercepat penyembuhan luka ulkus kaki diabetik pasien DM.
Dalam tata layanan ulkus kaki diabetik, penutupan luka menggunakan wound dressing
sangat dibutuhkan. Beberapa pilihan yang dapat digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 adalah gauze, foams, hidrogel, silver dressing, dan hydrocolloid. Masing-
masing wound dressing memberikan cara kerja yang berbeda-beda sehingga penggunaannya pun disesuaikan dengan tipe dan kondisi ulkus yang terjadi
Shai and Maibach 2005. Dalam penelitian ini, ulkus diabetik yang dimaksudkan adalah luka kronis yang mengeluarkan sedikit hingga banyak
eksudat, sehingga dibutuhkan wound dressing yang mampu melembabkan lingkungan luka dan menyerap eksudat luka.
Hydrocolloid dressing merupakan sediaan penutup luka berupa
partikel koloid dalam lapisan pembentuk gel hidrofilik yang dilekatkan pada semipermeable film
atau foam backing. Hydrocolloid banyak dipilih karena kemampuannya dalam menyeimbangkan kelembaban lingkungan luka,
menyerap eksudat, memfasilitasi autolisis debridement, melindungi dari invasi bakteri, dan mengurangi rasa sakit. Bahkan, sediaan ini
direkomendasikan sebagai penutup luka primer ulkus tahap I, II dan III. Keuntungan dari sediaan ini yaitu dapat memudahkan penggunaan oleh
pasien dan menghemat biaya perawatan luka karena penggantiannya setiap 3- 7 hari Fletcher et al. 2011. Maka, penelitian ini berkaitan dengan pembuatan
hydrocolloid
untuk pengobatan lokal ulkus kaki diabetik yang mengandung zat aktif piroksikam sebagai penekan rasa sakit dan penyembuh luka diabetik
Fletcher et al. 2011, Hamed et al. 2014. Pembentuk gel polimer hidrofilik merupakan faktor kritis dalam
formulasi hydrocolloid karena mempengaruhi karakteristik sediaan yang dihasilkan. Bahan tersebut berfungsi sebagai matriks pembawa obat yang
mengatur pelepasan obat, menentukan sifat dan stabilitas fisikokimia sediaan. Dalam penelitian ini, hidroksipropil metilselulosa HPMC dipilih sebagai
polimer karena fungsinya sebagai pembentuk film yang baik pada range 2- 20 Rowe et al. 2009. Adanya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil pada
HPMC dengan gugus karbonil pada piroksikam juga meningkatkan disolusi piroksikam Jug et al. 2004. Fungsi HPMC ini didukung oleh penelitian Liu
et al.
2014 yang melaporkan bahwa HPMC sebagai sistem matriks wound dressing
mampu menghasilkan penghantaran obat yang larut maupun sukar larut air secara terkontrol. Selain itu, HPMC juga berfungsi sebagai agen
penstabil Rowe et al. 2009. Konsentrasi HPMC dioptimasi dalam 3 tingkat yang berbeda untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik fisikokima, profil disolusi piroksikam, dan stabilitas fisikokima sediaan. Formula hydrocolloid matrix
piroksikam dengan karakteristik terbaik dipilih untuk uji aktivitas penyembuhannya terhadap luka eksisi pada kelompok tikus diabetes yang
diinduksi aloksan maupun kelompok tikus yang tidak diinduksi aloksan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1.2. Rumusan Masalah