25 antara substansi hydrocolloid dan cairan ulkus menghasilkan massa agar-agar
berwarna kuning. Substansi hydrocolloid mengabsorpsi bahan nekrotik dan cairan ulkus, sedangkan massa agar-agar ini berkontribusi pada pembentukan
lingkungan yang lembab, memfasilitasi autolisis debridement, pembentukan jaringan granulasi, dan epitelisasi. Adanya massa agar-agar melindungi
jaringan granulasi dan epitel baru ketika hydrocolloid dressing dilepas atau diganti Shai and Maibach 2005.
Hydrocolloid dressing diganti setiap 3-7 hari. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kerusakan kulit sekitar ketika melepas perekat Fletcher et al. 2011. Dalam kasus tertentu, frekuensi penggantian dressing bergantung pada
penampakan ulkus. Apabila ulkus tidak bersih, perlu dilakukan pengawasan dan penggantian dressing setiap 48 jam bahkan 24 jam Shai and Maibach
2005.
Hydrocolloid dressing mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a. Menciptakan lingkungan luka
yang lembab
untuk mempromosikan angiogenesis, meningkatkan jumlah fibroblas,
menstimulasi produksi jaringan granulasi, dan meningkatkan jumlah sintesis kolagen;
b. Melembutkan dan merehidrasi jaringan nekrosis supaya terjadi
autolisis debridement; c.
Sifat adhesif dan anti-air hydrocolloid berfungsi sebagai barrier terhadap bakteri, virus, dan kontaminasi senyawa asing;
d. Sifat licin dari backing mengurangi koefisien friksi sehingga
melindungi kulit regenerasi; e.
Pembentukan gel selama penyembuhan luka memudahkan penggantian sediaan tanpa meninggalkan trauma dan melindungi
ujung saraf nyeri sehingga mengurangi rasa sakit pada luka Fletcher et al. 2011.
2.7. Hidroksipropil Metilselulosa HPMC
Gambar 4. Struktur Molekul HPMC
Rowe et al. 2009.
26 HPMC Gambar 4 banyak digunakan sebagai polimer dalam
formulasi sediaan topikal karena sifatnya yang tidak beracun, tidak mengiritasi, dan kompatibel dengan berbagai macam bahan obat ataupun
eksipien. Beberapa fungsi HPMC sebagai bioadhesive material, agen pelepasan terkontrol dan agen penstabil, dapat mendukung sistem
penghantaran obat dalam hydrocolloid. Selain itu, HPMC juga berfungsi sebagai dissolution enhancer sehingga dapat meningkatkan disolusi obat-
obatan dengan kelarutan dalam air yang buruk, seperti piroksikam. HPMC dengan konsentrasi 2-20 mempunyai fungsi sebagai pembentuk film Rowe
et al.
2009.
2.8. Landasan Teori
Luka kronis pada penderita DM mengakibatkan banyaknya jumlah prostaglandin yang disintesis. Prostaglandin merupakan salah satu mediator
inflamasi yang menginduksi MMP-9. Piroksikam sebagai inhibitor non- selektif terhadap siklooksigenase mampu menghambat sintesis prostaglandin.
Selain itu, secara in silico piroksikam juga mampu menghambat secara langsung aktivitas enzim MMP-9.
Hydrocolloid dressing merupakan sediaan pembalut luka yang
direkomendasikan untuk penyembuhan ulkus karena kemampuannya dalam menyeimbangkan kelembaban lingkungan luka, menyerap eksudat,
memfasilitasi autolisis debridement, melindungi dari invasi bakteri, dan mengurangi rasa sakit. Hydrocolloid memudahkan pasien dalam
penggunaannya dan menghemat biaya perawatan luka. Piroksikam yang diformulasikan ke dalam hydrocolloid dapat mempercepat penyembuhan luka
pada penderita DM.
HPMC berfungsi sebagai bahan pembentuk gel hidrofilik yang mengontrol pelepasan zat aktif. Selain itu, fungsinya sebagai bahan bioadhesif
dan agen penstabil dapat meningkatkan kualitas sediaan. Oleh karena itu, penggunaan HPMC sebagai pembentuk matriks hydrocolloid piroksikam
dapat memberikan karakteristik sediaan yang dikehendaki, sehingga akan diperoleh formula optimal sebagai diabetic wound healing.
2.9. Hipotesis