Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

48 tergolong dalam kategori sangat tinggi, 9 siswa 22.5 tergolong dalam kategori tinggi, 14 siswa 35 tergolong dalam kategori sedang, 11 siswa 27.5 tergolong dalam kategori rendah dan 3 siswa 7.5 tergolong dalam kategori sangat rendah, dari faktor eksternal sebanyak 3 siswa 7.5 tergolong dalam kategori sangat tinggi, 11 siswa 27.5 tergolong dalam kategori tinggi, 13 siswa 32.5 tergolong dalam kategori sedang, 11 siswa 27.5 tergolong dalam kategori rendah dan 2 siswa 5 tergolong dalam kategori sangat rendah.

C. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya keterampilan diri dalam hal fisik sangat penting bagi kemampuan maupun kecakapan yang dapat digunakan sebagai modal dalam kehidupan serta ilmu dalam bertahan hidup, terlebih bagi anggota Saka Bahari yang dituntut untuk melaksanakan kegiatan yang kebanyakan di dalam air sehingga harus mampu bertahan lebih lama di dalam air dan tetap aman selama kegiatan berjalan. Selain itu, keterampilan diri yang berhubungan dengan fisik juga dapat digunakan sebagai wadah menyalurkan minat dan bakat sehingga dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Dunia pramuka pada umumnya telah membentuk suatu pola pembinaan bagi anggotanya yang bertujuan unuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup. Dalam pembinaan pramuka penegak merupakan 49 proses pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi pramuka penegak sehingga dapat hidup mandiri. Melalui wadah pembinaan berdasarkan minat dan bakat seorang pramuka dalam berbagai bidang termasuk bidang keterampilan fisik atau olahraga agar dapat menghasilkan bibit-bibit olahragawan yang berprestasi, yaitu melalui Satuan Karya Pramuka atau Saka. Dimana Satuan Karya Pramuka atau Saka ini memfasilitasi anggota pramuka yang ingin berlatih dan menambah ilmu mengenai cabang keterampilan fisik di Saka Bahari maupun cabang olahraga yang diminati. Satuan Karya Pramuka Bahari Saka Bahari pada umumnya dilaksanakan diluar kegiatan sekolah, bisa pada saat sore hari ataupun pada hari-hari lain sesuai kesepakatan bersama, sehingga tidak mengganggu proses belajar siswa. Organisasi ini di bawah naungan TNI AL yang berada Yogyakarta maupun kakak-kakak pendamping yang mahir dibidangnya. Dewasa ini kecintaan generasi muda terhadap kelautan maupun perairan semakin meningkat, hal ini terlihat dari semakin antusiasnya anggota pramuka golongan penegak atau setingkat dengan pelajar SMAsederajad bergabung dalam Saka Bahari Kota Yogyakarta dengan salah satu tujuannya untuk mendapatkan keterampilan berenang agar dapat melakukan kegiatan lain di dalam air dengan aman dan nyaman. Pada kenyataannya kegiatan berupa latihan rutin yang diadakan oleh Saka Bahari Kota Yogyakarta masih 50 memiliki kendala-kendala yang mengakibatkan kegiatan atau latihan tidak berjalan dengan maksimal seperti kurangnya alokasi waktu pelaksanaan, sarana dan prasarana kurang memadai yang terlihat pada kondisi kolam renang yang ramai dan perlengkapan renang yang dimiliki oleh tiap individu serta kurangnya tingkat kedisipilnan anggota saat melaksanakan latihan yang mengakibatkan proses latihan tidak berjalan dengan lancar, anggota saka bahari yang mengikuti latihan khususnya latihan renang ini tentu memiliki alasan tersendiri, baik itu yang berasal dari dalam diri sendiri seperti minat dan motif berprestai maupun alasan yang berasal dari luar diri sendiri seperti adanya dukungan dari luar untuk mencapai prestasi. Dengan dasar pemikiran tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor Pendukung Anggota Satuan Karya Pramuka Bahari Saka Bahari Kota Yogyakarta dalam Mengikuti Latihan Renang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi faktor-faktor pendukung anggota mengikuti latihan renang dapat mempengaruhi anggota Saka Bahari Kota Yogyakarta. Sehingga setelah diadakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan acuan dalam latihan renang pada khususnya dan Saka Bahari agar menjadi lebih baik lagi. 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Menurut Sukardi 2013: 162-163 penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Adapun teknik pengambilan datanya menggunakan angket dan metode yang digunakan adalah dengan metode survei. Skor yang diperoleh dari angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskripstif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan variabel yang berdiri sendiri dan data yang diperoleh berupa angka-angka yang kemudian dianalisis menggunakan statistik.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Agung Sunarno 2011: 33 variabl adalah suatu simbol yang akan diberi angka atau nilai, merupakan bentuk konkrit dari beberapa konsep. Dimana kerangka konsep merupakan bentuk abstrak yang perlu diterjamahkan