7
manusia, sehingga tidaklah berlebihan apabila dilanjutkan bahwa begitu eratnya kebudayaan dan simbol-simbol yang diciptakan oleh manusia sehingga manusia
disebut sebagai Homo Simbolicum. Untuk memahami simbol-simbol yang terdapat dalam masyarakat tradisional yang telah diwariskan oleh secara turun temurun,
maka dibutuhkan pengetahuan mengenai sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Mengkaji kebudayaan tidak dapat terlepas dari data yang dapat dikategorikan kedalam lima jenis, yaitu, artefak, perilaku kinetis yang digerakkan oleh otot
manusia, perilaku verbal yang mewujudkan diri ke dalam dua bentuk yaitu tuturan yang terdiri atas bunyi bahasa dan teks yang terdiri atas tanda-tanda visual dalam
Liri 2012.
2.2 Nilai Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena tidak ada kebudayaan yang tidak
bertumbuh kembang dari suatu masyarakat. Sebaliknya, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan karena tanpa kebudayaan tidak mungkin masyarakat
dapat bertahan hidup , masyarakat adalah wadah, dan budaya adalah isi.
Terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan kebudayaan, yakni manusia menciptakan budaya kemudian budaya memberikan arah dalam hidup dan
tingkah laku manusia. Kebudayaan merupakan hasil dari ide-ide dan gagasan- gagasan yang akhirnya mengakibatkan terjadinya aktivitas dan menghasilkan suatu
8
karya kebudayaan fisik sehingga manusia pada hakekatnya disebut makhluk sosial Sujarwa 2010.
Koentjoroningrat membagi wujud kebudayaan dalam tiga bentuk : pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai, norma-
norma, peraturan dan sebagainya ; kedua, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, ; ketiga,
wujud kebudyaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Sujarwa 2010 : 32. Ketiga wujud tersebut menandakan bahwa kebudayaan manusia tidak dapat
terlepas dari peran anggota masyarakat sebagai agen pewaris kebudayaan melalaui cara belajar.
Sistem budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tidak lepas dari nilai-nilai yang telah dikembangkan oleh masyarakatnya sendiri. Nilai-
nilai tersebut ada yang berpengaruh langsung namun juga ada yang pengaruhnya tidak langsung terhadap masyarakat, nilai-nilai budaya tersebut merupakan konsep
yang dalam pikiran masyarakat terhadap sesuatu yang mereka anggap bernilai, berharga atau penting dalam kehidupan, sehingga masyarakat menjadikan hal
tersebut sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan pada warga masyarakatnya.
Kluckhohn menjelaskan, bahwa terdapat lima masalah pokok kehidupan dalam sistem nilai budaya pada kebudayaan, yaitu :
1. Masalah hakekat dari makna hidup manusia
2. Masalah hakekat dari karya atau fungsi kerja manusia
9
3. Masalah hakekat dan kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
4. Masalah hakekat manusia hubungan dengan alam sekitar,
5. Masalah hakekat manusia hubungannya dengan sesama manusia.
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda
– beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan
kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada. Kebudayaan manusia bukanlah suatu hal yang hanya timbul sekali atau
bersifat sederhana. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda dari kebudyaan masyarakat lain. Sesuatu dapat dikatakan sebagai bentuk kebudyaan
apabila nilai dan norma yang diciptakan dapat mempengaruhi pola perilaku suatu kelompok masyarakat. Oleh karena itu kebudayaan selalu dihubungkan dengan
nilai, norma, sikap dan perilaku berpola dari sebagian besar anggota kelompok masyarakat tertentu. Kebudayaan merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi
dari cara-cara berlaku yang dimiliki bersama, dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian kepada lingkungan tertentu. Kebudayaan juga
tidak bersifat statis, melainkan selalu mengalami perubahan Sujarwa 2010 : 40
2.3 Mitos