Pemuaian Luas Pemuaian Volum

2. Pemuaian Zat Cair

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0 o C sampai 4 o C, menyusut. Sifat keanehan air seperti itu disebut anomali air. Grafik anomali air seperti terlihat pada gambar 4.7. berikut. Keterangan: Pada suhu 4 C diperoleh: a volum air terkecil b massa jenis air terbesar. Gambar 4.7 Grafik anomali air Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka pada pemuaian zat cair hanya diperoleh persamaan V t = V o . 1 + γ . ∆T ∆ V = V o . γ . ∆T Tabel 4.4. Koefisien muai ruang zat cair untuk beberapa jenis zat dalam satuan K -1

3. Pemuaian Gas

Jika gas dipanaskan, maka dapat mengalami pemuaian volum dan dapat juga terjadi pemuaian tekanan. Dengan demikian pada pemuaian gas terdapat beberapa persamaan, sesuai dengan proses pemanasannya. a. Pemuaian volum pada tekanan tetap Isobarik Gambar 4.8 a: gas di dalam ruang tertutup dengan tutup yang bebas ber- gerak. Gambar 4.8 b: gas di dalam ruang tertutup tersebut dipanasi dan ternyata volum gas memuai sebanding dengan suhu mutlak gas. Jadi pada tekanan tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu. Pernyataan itu disebut hukum Gay-Lussac . No. Jenis zat cair Koefisien muai ruang 1. Alkohol 0,0012 2. Air 0,0004 3. Gliserin 0,0005 4. Minyak parafin 0,0009 5. Raksa 0,0002 4 suhu o C V t V Suhu dan Kalor 110 Secara matematik dapat dinyatakan: V ~ T atau

b. Pemuaian tekanan gas pada volum tetap Isokhorik

Gambar 4.9: gas dalam ruang tertutup rapat yang sedang dipanasi. Jika pemanasan terus dilakukan maka dapat terjadi ledakan. Hal tersebut dapat terjadi karena selama proses pemanasan, tekanan gas di dalam ruang tertutup tersebut memuai. Pemuaian tekanan gas terse- but sebanding dengan kenaikan suhu gas. Jadi, pada volum tetap tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Pernyataan itu disebut juga dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat di- nyatakan: P ~ T atau atau

c. Pemuaian volum gas pada suhu tetap Isotermis

Gambar 4.10 a: Gas di dalam ruang tertut- up dengan tutup yang dapat digerakkan dengan bebas. Gambar 4.10 b: Pada saat tutup tabung digerakkan secara perlahan-lahan, agar suhu gas di dalam tabung tetap maka pada saat volum gas diperkecil ternyata tekanan gas dalam tabung bertambah besar dan bila volum gas diperbesar ternyata tekanan gas dalam tabung mengecil. Jadi, pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volum gas. Pernyataan itu disebut hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle tersebut diperoleh: atau Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum berubah dan suhu berubah maka dapat diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle - Gay Lussac, dimana: atau P P 1 2 . V T . V T 1 1 2 2 = P tetap . V T = P 1 . V 1 = P 2 . V 2 P . V = tetap P P 1 2 T T 1 2 = P tetap T = V tetap V V T atau T T 1 2 = = 1 2 P 2 V 2 T P 1 V 1 T a b V 1 T 1 V 2 T 2 a b Gambar 4.10 Proses isotermis Fisika SMAMA Kelas X 111 Gambar 4.8 Proses isobarik Gambar 4.9 Proses isokhorik