1
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dan menganalisis prioritas masalah yang dialami oleh keluarga Bapak Ketut Sandiasa, penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan
dengan beberapa kali mengunjungi kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, penulis mendapatkan informasi melalui obrolan-obrolan ringan sambil membantu
melakukan pekerjaan rumah keluarga Bapak Ketut Sandiasa.
1.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu lima minggu, pendampingan telah dilakukan 26 kali pertemuan dengan keluarga Bapak Ketut Sandiasa. Dalam jangka waktu tersebut telah
diidentifikasikan beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak Ketut Sandiasa. Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil
wawancara dan pengamatan penulis yang dilihat dari sudut perekonomian keluarga, kesehatan, pendidikan serta masalah kebersihan lingkungan.
1.1.1 Ekonomi Keluarga
Keluarga Bapak Ketut Sandiasa, tergolong keluarga yang kurang mampu. Rata
– rata penghasilan per harinya henya mencapai Rp. 75.000,00. Rata – rata biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi di dapur per harinya mencapai Rp.
35.000,00 dan sekitar Rp. 20.000,00 per harinya untuk biaya anak – anaknya
sekolah. Sisanya habis untuk membeli bahan – bahan. Dengan demikian
penghasilan keluarga Bapak Ketut Sandiasa ini terbilang sangat pas – pasan.
Bantuan modal usaha tentunya sangat diinginkan, namun ketakutan karena gagal dan tidak mampu membayar cicilan serta suku bunga bank yang besar selalu
menjadi penghambat. Padahal jika keluarga Bapak Ketut Sandiasa ini memiliki modal yang cukup, keluarga ini bisa berjualan dengan menyewa tempat berjualan
atau membeli sebuah kendaraan agar dapat memperluas pasar dagangannya. 1.1.2
Masalah Pendidikan Tahun depan Bapak Ketut Sandiasa berencana menyekolahkan anak
– anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu tingkat SMA untuk anaknya yang
pertama dan tingkat SMP untuk anak kembarnya. Hal yang menjadi berat adalah
2 ketika anak
– anak beliau mencari sekolah baru dalam waktu yang bersamaan sehingga dapat dipastikan akan memerlukan dana yang tidak sedikit untuk
membelikan seragam dan biaya pertama masuk sekolah. Belum lagi keluarga Bapak Ketut Sandiasa tidak memiliki kendaraan, sehingga harus dicarikan sekolah
yang dekat dari rumah, agar biaya transportnya tidak membengkak. Motivasi yang tinggi sangat diperlukan agar jangan sampai karena keterbatasan ekonomi, anak
– anak beliau tidak dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, karena pastinya
ada banyak jalan dan cara yang dapat ditempuh agar masalah ini teratasi. 1.1.3
Kesehatan dan Kelayakan Tempat Tinggal Rumah tempat tinggal Bapak Ketut Sandiasa sangat sederhana, hanya
terdiri dari kamar tidur dan dapur saja. Rumah Bapak Ketut Sandiasa tidak memiliki kamar mandi, akibatnya setiap keperluan MCK harus dilakukan di sungai
yang jaraknya cukup dekat dari rumahnya. Keadaan yang sedemikian tentu tidak diinginkan oleh keluarga beliau, namun karena terbatasnya lahan yang dimiliki
maka tidak memungkinkan untuk membangun kamar mandi. Ruang – ruang
lainnya seperti dapur dan kamar tidur juga berukuran kecil karena harus menyesuaikan dengan luas lahan. Meskipun rumah beliau merupakan bantuan
bedah rumah, sangat terlihat betapa kurangnya perencanaan yang matang dalam memanfaatkan lahan. Pencahayaan serta pernghawaan alami pada ruang tidur
sangat kurang. Pada bagian dapur terlihat banyak perabotan yang bertumpuk serta berdebu sehingga rumah terkesan kurang bersih.
1.1.4 Kebersihan Lingkungan
Kebersihan Lingkungan disekitar pekarangan rumah dapat dikatakan kurang, hal ini diakibatkan karena rumah Bapak Ketut Sandiasa merupakan rumah
terakhir dan disekelilingnya merupakan lahan kosong atau tegalan yang merupakan jalan menuju ke sungai. Lahan kosong tersebut kurang terawat dan belum
dimanfaatkan secara optimal oleh pemiliknya sehingga terkesan kumuh.
1.2 Masalah Prioritas