Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 Tabel 1. Data Keluarga Dampingan No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Ketut Sandiasa Kawin 42 th Tamat SD Pembuat Ceper Kepala Keluarga 2. Komang Resmiati Kawin 33 th Tamat SD Pembuat Ceper Istri 3. Putu Sri Budiyanti Belum Kawin 15 th Tamat SD Pelajar Anak 4. Kadek Pujayanti Belum Kawin 12 th Belum Tamat SD Pelajar Anak 5. Komang Puja Astuti Belum Kawin 12 th Belum Tamat SD Pelajar Anak Akses menuju rumah Bapak Ketut Sandiasa kondisinya terbilang cukup baik, hanya saja gangnya terlalu sempit sehingga hanya dapat dilalui kendaraan roda dua saja. Rumah tinggal Bapak Ketut Sandiasa merupakan bantuan program bedah rumah dari pemerintah. Rumah yang sangat sederhana dengan luas lahan berukuran kurang lebih 10 x 3 meter. Rumah tersebut hanya memiliki dua kamar tidur, sebuah dapur, dan tanpa memiliki kamar mandi. Sampai saat ini kegiatan MCK keluarga Bapak Ketut Sandiasa masih dilakukan di sungai yang jaraknya berdekatan dengan rumah tinggalnya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Penghasilan dari keluarga Bapak Ketut Sandiasa sangat sedikit. Penghasilan tersebut didapatkan dari berjualan ceper. Keluarga Bapak Ketut Sandiasa tidak memiliki penghasilan tambahan selain berjualan ceper, sehingga sangat kekurangan untuk mencukupi kebutuhan sehari – sehari dan kebutuhan sekolah, bahkan keluarga ini belum mampu untuk membeli sebuah kendaraan, sehingga harus berjalan kaki ataupun menumpang kendaraan umum untuk bepergian. Karena terbatasnya dana dan lahan yang dimiliki, keluarga ini tak dapat berbuat banyak, tidak ada tempat dan dana yang cukup untuk berternak ataupun berkebun, padahal kegiatan tersebut tentu dapat menghasilkan uang tambahan bagi keluarga Bapak Ketut Sandiasa. 3 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak Ketut Sandiasa dapat dikatakan kurang, dimana setiap harinya keluarga ini hanya bisa menjual ceper sebanyak 3 plastik dan medapatkan bayaran kurang lebih Rp. 75.000,00 per harinya, namun ketika menjelang hari raya umat hindu, dapat dipastikan penghasilan keluarga ini bertambah dari hari biasanya. Namun pendapatan tersebut tentu bukanlah pendapatan bersih. Keluarga Bapak Ketut Sandiasa harus membeli busung, semat, plastik setiap harinya untuk memastikan agar tetap dapat memproduksi ceper. Sisa uang tersebut digunakan untuk keperluan dapur dan bekal untuk anak – anaknya yang masih sekolah. Dengan demikian Bapak Ketut Sandiasa tidak pernah menyisihkan uangnya untuk ditabung, karena selalu habis untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari-hari Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Ketut Sandiasa memerlukan biaya sekitar Rp 1.500.000,00 per bulan untuk biaya dapur, air SPAMDes, pulsa listrik, membeli bahan serta biaya sekolah. b. Pendidikan Dari sisi pendidikan, keluarga Bapak Ketut Sandiasa sejauh ini masih mampu menyekolahkan anak – anaknya. Salah satu anak kembarnya dititipkan pada keluarga dekat beliau untuk disekolahkan, hal ini tentu sangat meringankan biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Ketut Sandiasa. Ketiga anak – anak beliau menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu SKTM dan juga memiliki Kartu Indonesia Pintar KIP, sehingga biaya pendidikannya diringankan. Hanya saja Bapak Ketut Sandiasa harus memberikan uang jajan dengan jumlah Rp. 20.000,00 setiap harinya yang digunakan anaknya untuk jajan dan menumpang angkutan umum. c. Kesehatan Keluarga Bapak Ketut Sandiasa memiliki Kartu Indonesia Sehat KIS dan JKBM sebagai salah satu jaminan di bidang kesehatan. Jika anggota keluarga sedang sakit biasanya langsung dibawa berobat ke Puskesmas Kecamatan Sawan. Namun kondisi yang kurang mengenakan harus diterima 4 oleh Bapak Ketut Sandiasa karena pada tahun 2005 silam beliau didiagnosa terkena penyakit kanker prostat dan harus menjalani operasi kanker prostat. d. Kerohanian Bapak Ketut Sandiasa dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari-hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari-hari khusus keagamaan. e. Sosial, dll. Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben. 1

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH