Pendahuluan KLAUSA RELATIF BAHASA JAWA : Studi Awal Kesemestaan Bahasa klausa relatif pp

KLAUSA RELATIF BAHASA JAWA Studi Awal Kesemestaan Bahasa Oleh Paina Partana Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Abstrak Klausa relatif banyak terdapat di berbagai bahasa di dunia bersifat universal. Keunivers alan itu menyangkut kaidah pembentukannya. Ada delapan strategi pembentukan klausa relatif 1 Srategi nonreduksi the nonreduction strategy, 2 Strategi kesenjangan the gap strategy, 3 Strategi pola urutan the word-order strategy, 4 Strategi penominalan the nominalization strategy, 5 Strategi pronomina anaforis the anaphoric pronoun strategy., 6 Strategi pronomina relatif the pronoun relative strategy, 7 Strategi sama kasus the equi-case strategy, 8 Strategi penanda verba the verba- coding strategy. Susunan konstituen klausa relatif dalam kebanyakan bahasa-bahasa yang bertipe VO cenderung mengikuti pola susunan konstituen induk - klausa relatif. Bahasa Jawa yang juga termasuk dalam bahasa bertipe VO. Strategi dasar pembentukan klausa relatifnya dengan menempatkan konstituen induk di depan klausa relatif atau klausa relatif terdapat penanda relatif berupa partikel sing, kang. Partikel inilah yang disebut ligatur yang bersifat konektif. Kata kunci : Klausa relatif, VO verba-object, konstiuen induk, ligatur

0. Pendahuluan

Apa yang akan dibicarakan di dalam tulisan ini adalah merupakan kajian awal yang sifatnya pendahuluan. Kajian tentang klausa dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi bentuk struktur dan segi proses pembentukannya. Bentuk klausa ada dua macam, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa relatif termasuk klausa terikat. Dari segi pembentukan klausa relatif ada beberapa strategi akan diuraikan dalam tulisan ini. Untuk mengawali uraian itu akan dipaparkan secara singkat tentang klausa dan klausa relatif. Uraian masalah strategi pembentukan klausa relatif akan disajikan teori klausa relatif dari bahasa lain. Hal ini dilakukan karena bentuk klausa relatif itu ada hampir pada setiap bahasa-bahasa di dunia dan sifatnya universal Givon, 1976. 1.Klausa 1 Klausa adalah satuan lingual yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu predikat Cook, 1969:65. Berdasarkan pengertian itu, maka klausa itu minimal berupa satu predikat dan predikat itu didominan oleh kata kerja. Predikat yang berupa kata kerja itu mempunyai kemungkinan diikuti oleh lebih dari satu unsur penyerta. Dalam tataran semantik disebut argumen dan dalam tataran sintaktik disebut frase nominal. Dengan demikian klausa itu minimal terdiri dari satu predikat dan satu argumen atau lebih. Berdasarkan ketergantungan dalam konstruksi kalimat, klausa dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Dalam tulisan ini klausa bebas tidak dibicarakan. Klausa terikat, termasuk di dalamnya adalah klausa relatif. Adapun yang dimaksud dengan klausa relatif adalah klausa yang tidak mungkin dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mayor atau kalimat sempurna, walaupun mempunyai potensi menjadi kalimat minor atau kalimat sempurna bila disertai dengan intonasi final Cook, 1969:73. Kita perhatikan contoh data Wedhawati 1980 sebagai berikut: 1 Bocah cilik mau anake Suto. Anak kecil tadi anaknya Suto. Kalimat 1 subyeknya berupa frase bocah cilik teridiri dari konstituen induk the head bocah dan modifikator cilik. Kata yang mengisi slot modifikator ini dapat diperluas dengan sebuah klausa, misalnya: sing nyilih sepeda, kang cendhek lemu, sing teka wingi sore, sehingga kalimat itu menjadi: 2 Bocah cilik mau anake Suto. Anak kecil tadi anaknya Suto. Pada kalimat 2 klausa sing nyilih sepeda, kang cendhek lemu, sing teka wingi sore adalah klausa terikat yang dapat diselamatkan dalam struktur frase. Klausa ini disebut klausa relatif.

2. Klausa Relatif