MODEL PEMBELAJARAN KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REKURSIF-DIAGRAM.

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR DIAGRAM xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 9

1.4 Anggapan Dasar 10

1.5 Definisi Operasional 11

BAB 2 KLAUSA RELATIF, MODEL PEMBELAJARAN, DAN

TEKNIK REKURSIF-DIAGRAM 12

2.1 Pengertian Klausa Relatif 12

2.2 Nomina atau Frase Nomina Inti dalam Klausa Relatif 20

2.3 Pemarkah Klausa Relatif 25

2.4 Tipe Klausa Relatif 26


(2)

2.5.1 Fungsi Predikat 35

2.5.2 Fungsi Subjek 36

2.5.3 Fungsi Objek 39

2.5.4 Fungsi Pelengkap 41

2.5.5 Fungsi Keterangan 44

2.6 Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia

dengan Teknik Rekursif-Diagram 45

2.6.1 Pengertian Model Pembelajaran 45 2.6.2 Unsur-Unsur Model Pembelajaran 47 2.6.3 Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa

Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram

dalam Perspektif Model pembelajaran 50

2.6.4 Hakikat Rekursif-Diagram 52

2.6.5 Rekursif-Diagram sebagai Tekik dalam Model

Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia 58

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 61

3.1 Metode Penelitian 61

3.2 Data dan Sumber Data 64

3.3 Teknik Penelitian 65

3.4 Prosedur Pengumpulan Data 66

3.5 Prosedur Analisis Data 67

3.5.1 Analisis Data Kalimat Luas yang


(3)

3.5.2 Analisis Data Kegiatan Belajar, Hasil

Belajar, dan Angket 69

3.6 Instrumen Penelitian 73

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA 75

4.1 Sruktur Klausa Relatif Bahasa Indonesia 75

4.1.1 Nomina Inti 76

4.1.1.1 Fungsi Sintaksis Nomina Inti dalam

Klausa Utama 80

4.1.1.1.1 Nomina Inti sebagai Predikat 80 4.1.1.1.2 Nomina Inti sebagai Subjek 83 4.1.1.1.3 Nomina Inti sebagai Objek 86 4.1.1.1.4 Nomina Inti sebagai Pelegkap 88 4.1.1.1.5 Nomina Inti sebagai Keterangan 91 4.1.1.2 Jenis Referen Nomina Inti 95 4.1.1.2.1 Nomina Inti Referensial 96 4.1.1.2.2 Nomina Inti nonreferensial 97 4.1.1.3 Jenis Pronomina Nomina Inti 98

4.1.2 Pemarkah Klausa Relatif 102

4.1.2.1 Pemarkah yang 103

4.1.2.2 Pemarkah tempat 107

4.1.3 Fungsi Sintaksis dalam Klausa Relatif 109 4.1.3.1 Fungsi Predikat Klausa Relatif 109


(4)

4.1.3.2 Fungsi Subjek Klausa Relatif 115 4.1.3.3 Fungsi Objek Klausa Relatif 117 4.1.3.4 Fungsi Pelengkap Klausa Relatif 121 4.1.3.5 Fungsi Keterangan Klausa Relatif 126

4.2 Tipe Klausa Relatif 133

4.2.1 Tipe Klausa Relatif Berdasarkan Jenis Referen

Nomina Inti 134

4.2.2 Tipe Klausa Relatif Berdasarkan Fungsinya

dalam Kalimat Luas 138

4.2.3 Tipe Klausa Relatif Berdasarkan Letaknya

dalam Kalimat Luas 144

4.2.4 Tipe Klausa Relatif Berdasarkan kategori unsur

Predikatnya 149

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Struktur Klausa Relatif

dan Tipe-Tipenya dalam Bahasa Indonesia 154 4.3.1 Pembahasan Hasil Analisis Struktur Klausa

Relatif Bahasa Indonesia 155

4.3.2 Pembahasan Hasil Analisis Tipe-Tipe Klausa

Relatif Bahasa Indonesia 165

4.4 Klausa Relatif Bahasa Indonesia sebagai Materi Ajar dalam Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa


(5)

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK REKURSIF-DIAGRAM

DI FKIP UNINUS BANDUNG 175

5.1 Analisis Penyusunan Desain Awal Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik

Rekursif-Diagram 176

5.2 Analisis Penerapan Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram di

FKIP Uninus Bandung 187

5.2.1 Kegiatan Pembelajaran 187

5.2.1.1 Proses Mengolah serta Menyajikan Klausa

Relatif 188

5.2.1.2 Kegiatan Pembelajar Mempelajari Klausa

Relatif 193

5.2.2 Hasil Pembelajaran Klausa Relatif 196 5.2.2.1 Kemampuan Awal Pembelajar Memahami

Klausa Relatif 197

5.2.2.2 Kemampuan Akhir Pembelajar Memahami

Klausa Relatif 206

5.2.3 Angket Tanggapan Pembelajar 241

5.3 Pembahasan Hasil Analisis Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik


(6)

Rekursif-Diagram di FKIP Uninus Bandung 244 5.3.1 Kegiatan Pembelajaran Klausa Relatif 244 5.3.2 Hasil Pembelajaran Klausa Relatif 252 5.4 Desain Akhir Model Pembelajaran Klausa Relatif

Bahasa Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram 259

BAB 6 SMPULAN DAN REKOMENDASI 269

6.1 Simpulan 269

6.2 Rekomendasi 273

DAFTAR PUSTAKA 274

RIWAYAT HIDUP 277


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun, pemerian mengenai klausa tidak ada yang sempurna. Satu sama lain pemerian klausa saling melengkapi (eklektik).

Pemerian klausa biasanya selalu dikontraskan dengan frase. Padahal kedua istilah itu memiliki konsep yang sangat berbeda. Perbedaannya dapat dilihat dari hal-hal berikut. Pertama, dilihat dari segi konstruksi, yakni klausa mengandung predikasi sedangkan frase tidak. Kedua, dilihat dari relasi antarkonstituen klausa adalah predikatif sedangkan frase adalah subordinatif, koordinatif, dan perangkai sumbu (Pike dan Pike dalam Sugono, 1995: 54). Ketiga, dilihat dari perilaku sintaksisnya, urutan konstituen dalam klausa dapat dipertukarkan tempatnya tanpa mengubah relasi konstituen sedangkan urutan konstituen dalam frase tidak dapat dipertukarkan (Matthew dalam Sugono, 1995: 55).

Untuk menperjelas pemerian di muka, perhatikanlah satuan gramatik berikut.

(1) rumah itu kosong (2) kekosongan rumah

Satuan gramatik (1) terdiri atas dua konstituen yakni subyek dan predikat. Konstituen tersebut adalah rumah itu dan kosong. Dengan demikian, satuan


(8)

gramatik (1) mengandung predikat dan sekaligus kedua konstituen tersebut mengandung relasi predikatif. Di samping itu, kedua konstituen itu dapat dipertukarkan tempatnya tanpa mengubah relasi antarkonstituennya. Satuan gramatik (1) tersebut susunannya menjadi terbalik, predikat berada di depan subjek. Satuan gramatik tersebut menjadi sebagai berikut.

(3) kosong rumah itu

Satuan gramatik (2) tidak mengandung predikasi. Satuan gramatik tersebut tidak dapat dipisahkan sebagai dua konstituen yang menduduki subjek dan predikat. Relasi antarkonstituennya pun tidak menunjukkan predikatif tetapi menunjukkan subordinatif. Apabila kedua konstituen yang terdapat pada satuan gramatik (2) tersebut dipertukarkan tempatnya maka akan merusak atau mengubah relasi antarkonstituen itu sendiri. Satuan gramatik tersebut akan berbunyi sebagai berikut.

(4) rumah kekosongan

Oleh karena itu, satuan gramatik (1) dinamakan klausa dan satuan gramatik (2) dinamakan frase.

Secara rinci, pemerian mengenai klausa berkaitan dengan tipe klausa, hubungan gramatik antarklausa, dan hubungan sistematis antarklausa. Tipe klausa dapat dilihat dari kategori kata yang menduduki unsur predikat sehingga terdapatlah klausa nominal, klausa verbal, klausa ajektival, klausa numeral, dan klausa peposisional. Perhatikanlah contoh tipe-tipe klausa berdasarkan kategori kata yang menduduki fungsi predikatnya berikut ini.


(9)

(6) kami guru bahasa Indonesia (7) anak kami dua orang

(8) anak pertama kami sangat cerdas (9) anak kedua kami di Pesantren Gontor

Kelima contoh klausa di atas masing-masing dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Klausa (5) predikatnya menjajah. Kata menjajah termasuk kategori kata verbal. Oleh karena itu, klausa (5) disebut klausa verbal. Klausa (6) memiliki predikat guru bahasa Indonesia yang berkategori kata nominal sehingga klausa (6) disebut dengan klausa nominal. Klausa (7) memiliki predikat dua

orang yang berkategori numeral sehingga klausa ini disebut klausa numeral.

Klausa (8) memiliki predikat sangat cerdas yang berkategori ajektival sehingga klausa ini disebut klausa ajektival dan klausa (9) memiliki predikat di Pesantren

Gontor yang berkategori frase preposisional sehingga klausa ini disebut dengan klausa preposisional.

Tipe klausa dapat pula dilihat dari hubungan gramatiknya sehingga terdapatlah klausa utama dan klausa subordinatif. Traugott (dalam Yuwono, 2004: 3) memerikan klausa utama sebagai klausa yang dapat berdiri sendiri. Longacre (dalam Yuwono, 2004: 3) menyebut klausa utama sebagai nukleus. Kridalaksana (1985: 156) menyebutnya sebagai klausa bebas dan memerikannya sebagai klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat. Sementara itu, klausa subordinatif didefinisikan sebagai klausa yang bergantung pada nukleus atau klausa utama. Longacre (dalam Yuwono, 2004: 3) menyebutnya sebagai klausa margin. Kridalaksana (1985: 156) menyebut klausa subordinatif sebagai klausa terikat


(10)

yaitu klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat dan hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor. Perhatikanlah kalimat di bawah ini.

(10) Mereka lupa bahwa ayah saya telah meninggal.

Kalimat (10) terdiri atas dua klausa, yakni klausa mereka lupa sebagai klausa utama dan klausa ayah saya sudah meniggal sebagai klausa subordinatif.

Hubungan gramatik antarklausa dalam kalimat luas dapat dibedakan pula menjadi hubungan koordinatif dan hubungan subordinatif. Hubungan yang demikian, menurut Haliday (dalam Yuwono, 2004:3) disebut dengan hubungan parataktis dan hipotaksis. Hubungan koordinatif atau parataksis adalah hubungan yang berstatus sejajar sedangkan hubungan subordinatif atau hipotaksis adalah hubungan antara dua klausa yang tidak sejajar, yaitu antara klausa utama dan klausa subordinatif.

Hubungan semantis antarklausa dapat dibedakan menjadi beberapa hubungan semantis. Hubungan semantis tersebut adalah perjumlahan, pemilihan, pertentangan, waktu, sebab, perbandingan, cara, hasil, syarat, tujuan, pengandaian, komplementasi, atribut, alat, konsesif, dan optatif (Alwi, 1998: 404- 414).

Dari sekian pemerian mengenai tipe klausa yang penulis kemukakan, tipe klausa subordinatiflah yang telah ditelaah secara rinci. Lebih khusus, penelitinya, Lapoliwa (1990) menamai klausa tersebut sebagai klausa pemerlengkapan. Yang dimaksud pemerlengkapan oleh Lapoliwa (1990: 2) adalah konstituen kalimat

yang lazim disebut objek, pelengkap, dan keterangan yang kehadirannya bersifat melengkapi makna kalimat. Unsur keterangan yang berfungsi menerangkan fungsi


(11)

Unsur keterangan yang menerangkan atau menjelaskan atau memberi infomasi tambahan fungsi sintaksis tertentu (subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan) dapatlah menjadi sebuah klausa subordinatif yang disematkan dalam klausa utama. Klausa yang demikian dinamakan klausa relatif (Keenan: 1985, Givon: 1990, Lapoliwa: 1990, Sneddon: 1996, Alwi: 1998, Samsuri: 1985).

Pemerian mengenai klausa relatif telah dilakukan oleh para linguis asing seperti Keenan (1995), Givon (1990), Teramura (dalam Fadilah: 2002). Para paneliti yang telah secara khusus meneliti klausa relatif Indonesia adalah Lapoliwa (1990) dan Sneddon (1996). Namun demikian, pemerian klausa relatif bahasa Indonesia belumlah memadai. Verhaar (1996) misalnya mengupas klausa relatif sangat singkat. Klausa relatif dibahas hanya sebagai atribut frase nominal dalam pemerian mengenai frase nominal. Begitu halnya Samsuri (1982) dan Sneddon (1996). Pemerian klausa relatif sekalipun dibahas secara khusus tetapi masih relatif singkat. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia sebagai tata bahasa rujukan para praktisi pendidikan pun belum mengupasnya secara rinci.

Sekaitan dengan pemerian klausa relatif yang penulis kemukakan tersebut, hal yang tak kalah urgennya adalah ihwal model pembelajaran yang tepat. Keurgenan model pembelajaran untuk klausa relatif ini sebagaimana keurgenan bahan ajar lainnya dalam subsistem bahasa yang disebut juga dengan tatabahasa. Ur (dalam Thornbury, 2000: 14) berpendapat bahwa kaidah tatabahasa sangat penting dalam penguasaan suatu bahasa. Pendapat Ur ini menguatkan pendapat Chomsky (dalam Woyowasito, 1976: 75) bahwa tatabahasa adalah lukisan suatu bahasa. Dengan perkataan lain, seseorang yang menguasai kaidah tatabahasa


(12)

dengan baik maka dia akan menunjukkan penguasaannya terhadap suatu bahasa dengan baik pula. Oleh karena itu, Thornbury (2000: 15-20) berpendapat bahwa pembelajaran tatabahasa itu sangat diperlukan sebab tatabahasa merupakan mesin pembuat kalimat. Di samping itu, penguasaan tatabahasa pun merupakan awal yang tepat bagi penguasaan terhadap suatu bahasa.

Klausa relatif sebagai bagian dari kalimat luas merupakan bahan ajar mata kuliah sintaksis di perguruan tinggi. Penyampaian bahan ajar ini haruslah menggunakan metode yang efektif sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang bermakna bagi pembelajar yang mayoritas calon guru bahkan sudah menjadi guru. Berdasarkan temuan di lapangan pembelajar mengalami kesulitan memahami tatakalimat. Kesulitan tersebut dialami saat pembelajar harus menentukan fungsi-fungsi sintaksis (unsur-unsur kalimat), mengklasifikasikan tipe-tipe klausa, dan membedakan frase dengan klausa atau membedakan keduanya dengan kalimat.

Untuk mengatasi kesulitan semacam itu Ur (dalam Nunan, 1991: 154-155) menyarankan sebuah model pembelajaran. Adapun solusi model pembelajaran tersebut terdiri atas empat langkah, yakni:

1. presentasi;

2. pengklasifikasian dan penjelasan; 3. pelatihan;

4. pengevaluasian.

Presentasi dilakukan melalui teks. Dari teks ini pada hakikatnya


(13)

berikutnya adalah pengklasifikasikan dan penjelasan kaidah-kaidah yang terdapat dalam teks. Pelatihan dilakukan untuk memastikan apakah pembelajar sudah memahami kaidah tersebut atau belum. Pengevaluasian adalah langkah terakhir untuk mengetahui hasil belajar.

Selain Ur, masih banyak pakar pendidikan yang menyodorkan solusi model pembelajaran. Chomsky (dalam Woyowasito, 1976: 75) misalnya menyodorkan model pembelajaran kalimat yang sangat sederhana, yakni dengan menggunakan diagram pohon dan rekursif. Sementara itu, Thornbury (2000: 14) menyarankan kaidah tatabahasa diberikan dengan pendekatan induktif, yakni pendekatan yang memanipulasi contoh-contoh. Artinya, pembelajar mempelajari contoh-contoh dan dari contoh-contoh itulah pembelajar akan memperoleh pemahaman yang berupa kaidah. Dengan penemuan kaidah itu pula diharapkan pembelajar menjadikan keberadaan kaidah itu bermakna dan berguna. Oleh karena pembelajar menyadari kebermaknaan dan kebergunaan akan keberadaan kaidah itu pulalah pembelajar yang mengalami kesulitan belajar dan menyebabkannya pasif akan menjadi aktif. Pembelajar menjadi lebih termotivasi.

Namun, sekalipun banyak model yang diperkenalkan tetapi tentu saja tidak mudah melaksanakannya. Sebagai seorang pengajar ketika menghadapi kesulitan semacam yang penulis kemukakan di muka maka sudah sepatutnya tidak mempertanyakan model mana yang terbaik sebab menurut Dahlan (1984: 21) semua model mengajar adalah baik. Bahkan kebaikan model mengajar itu sendiri bergantung pada seberapa jauh model tersebut dapat digunakan,untuk siapa dan untuk tujuan apa.


(14)

Oleh karena itu, berdasarkan pemerian di muka, yakni ihwal penelitian awal mengenai klausa relatif dan pemeriannya yang belum rinci dalam beberapa buku tata bahasa Indonesia maka klausa relatif masih sangat perlu dikaji dan dideskripsikan. Sebagai contoh pemarkah apakah yang menandai kehadiran klausa relatif? Bagaimanakah hubungan nomina inti dengan klausa relatif? Bagaimana pula kedudukan nomina inti dalam klausa utamanya? Bagaimanakah fungsi klausa relatif bagi nomina inti? Fungsi-fungsi sintaksis apa sajakah yang terdapat dalam klausa relatif? Tipe- tipe klausa relatif apa saja yang terdapat dalam bahasa Indonesia?

Di samping itu, klausa relatif sebagai salah satu bahan ajar sintaksis juga memiliki kompleksitas seperti bahan ajar lainnya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran klausa relatif diperlukan adanya upaya pengembangan model pembelajaran yang selama ini belum mendapat perhatian yang layak.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa fokus penelitian ini adalah: 1. klausa relatif ; dan

2. pengembangan model pembelajaran klausa relatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian terdahulu, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan klausa relatif bahasa Indonesia. Masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut.


(15)

2. Pemarkah apa sajakah yang menandai kehadiran klausa relatif bahasa Indonesia?

3. Fungsi sintaksis apa sajakah yang terdapat dalam klausa relatif bahasa Indonesia?

4. Tipe klausa relatif apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Indonesia?

5. Bagaimanakah kemampuan pembelajar memahami nomina inti sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram?

6. Bagaimanakah kemampuan pembelajar memahami pemarkah klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram?

7. Bagaimanakah kemampuan pembelajar memahami fungsi-fungsi sintaksis dalam klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram?

8. Bagaimanakah kemampuan pembelajar memahami tipe-tipe klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penilitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah klausa relatif bahasa Indonesia terutama dalam hal:

1. nomina inti; 2. pemarkah;


(16)

4. tipe-tipe klausa relatif;

5. kemampuan pembelajar memahami nomina inti sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram;

6. kemampuan pembelajar memahami pemarkah klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram;

7. kemampuan pembelajar memahami fungsi-fungsi sintaksis dalam klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram;

8. kemampuan pembelajar memahami tipe-tipe klausa relatif bahasa Indonesia sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram.

Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. memperkaya khasanah karya tatabahasa Indonesia;

2. menjadi bahan masukan bagi para pakar, peneliti, dan praktisi pendidikan bahasa Indonesia;

3. mendorong tumbuhnya kajian lebih lanjut, terutama kajian terhadap klausa relatif bahasa Indonesia dan model pembelajarannya.

1.4 Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Klausa relatif berfungsi menjelaskan, membatasi atau memberi informasi tambahan terhadap nomina inti yang menduduki salah satu fungsi sintaksis dalam klausa utama.


(17)

2. Berdasarkan karakteristiknya, klausa relatif dapat diajarkan dengan menggunakan teknik rekursif-diagram.

1.5 Definisi Operasional

Istilah-istilah khusus yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran

Yang dimaksud dengan model pembelajaran dalam penelitian ini adalah suatu rencana atau pola untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran klausa relatif, dan memberi petunjuk kepada pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran klausa relatif di kelas.

2. Klausa Relatif

Yang dimaksud dengan klausa relatif dalam penelitian ini adalah klausa subordinatif yang disematkan dalam klausa utama untuk menjelaskan atau membatasi atau memberi informasi tambahan (parantetik) terhadap nomina inti yang menduduki salah satu fungsi sintaksis dalam klausa utama.

3. Teknik Rekursif-Diagram

Yang dimaksud teknik rekursif-diagram dalam penelitian ini adalah daya upaya atau cara-cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan materi ajar klausa relatif dengan cara menuliskan kembali unsur-unsur klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe klausa relatif. Rekursif menyerupai garis-garis siku keluang atau zig-zag kemudian dijelaskan kembali dengan diagram pohon.


(18)

BAB 3

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan:

1. klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya; dan

2. teknik rekursif-diagram dalam pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia.

Dengan demikian, langkah-langkah penelitian ini adalah:

1. penulis menentukan teks tertulis nonfiksi berupa artikel Tempo;

2. mengeluarkan kalimat luas yang mengandung klausa relatif dari artikel tersebut;

3. data kalimat luas yang mengandung klausa relatif dipilah-pilah berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipe klausa relatif;

4. mengklasifikasikan klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya;

5. mendeskripsikan hasil analisis klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya;

6. hasil analisis terhadapdata kalimat luas yang mengandung klausa relatif diolah dan disusun untuk dijadikan bahan ajar dalam model


(19)

pembelajararan klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram;

7. menyusun desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram untuk menyajikan klausa relatif bahasa Indonesia di FKIP Uninus Bandung;

8. mengujicobakan desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung; 9. melakukan tes hasil belajar dan menyebarkan angket;

10. menganalisis kegiatan pembelajaran klausa relatif, hasil tes klausa relatif, dan angket untuk mengetahui keefektifan desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung;

11. mendeskripsikan hasil analisis kegiatan pembelajaran klausa relatif, hasil tes klausa relatif, dan angket untuk mengetahui keefektifan desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung;

12. menyusun desain akhir model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram;

13. menyimpulkan hasil analisis, baik hasil analisis klausa relatif maupun model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram; dan 14. menyusun laporan penelitian.


(20)

Diagram 3.1 Prosedur Penelitian Tahap I

dianalisis untuk mendapatkan kalimat luas yang mengandung klausa relatif

kalimat luas yang mengandung klausa relatif dikeluarkan menjadi data data analisis dipilah dan diklasifikasikan berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe klausa relatif

Tahap II Tahap III

materi klausa relatif dipilih dan disusun menjadi salah satu materi ajar sintaksis yakni dalam model

pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram

menyusun desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram menguji cobakan model melakukan tes hasil belajar dan menyebarkan angket menganalisis kegiatan pembelajaran klausa relatif, hasil belajar, dan angket menyusun model perbaikan menyimpulkan hasil analisis menulis laporan


(21)

3.2 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua jenis. Pertama, data kualitatif berupa kalimat luas yang mengandung klausa relatif. Penentuan data seperti ini berdasarkan pada pendapat Sudaryanto (1990: 62-63) bahwa data berbeda dengan objek penelitian. Oleh karena itu, klausa relatif dalam hal ini merupakan objek penelitian. Data kalimat luas yang mengandung klausa relatif diambil dari ragam bahasa tulis nonfiksi. Penetapan ragam bahasa tulis tersebut atas pertimbangan sebagai berikut.

1. Ragam bahasa tulis relatif lebih mantap dan terencana (Ochs dalam Sugono, 1995: 21).

2. Bahan yang diteliti (yakni klausa relatif bahasa Indonesia) telah memiliki sistem tulisan (Samsuri, 1985: 169).

Adapun ragam bahasa tulis nonfiksi yang dijadikan sumber data tersebut adalah artikel-artikel dari media massa. Media massa tersebut berupa majalah Tempo yang terbit tahun 2003.

Data kedua yaitu penulis peroleh dari kegiatan pembelajaran klausa relatif, tes hasil belajar klausa relatif, dan angket. Adapun peserta pembelajaran klausa relatif, tes, dan pengisi angket adalah pembelajar semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Ilmu Pendidikan Uninus Bandung.


(22)

3.3 Teknik Penelitian

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dan diolah melalui teknik teks, observasi (Labov dalam Sugono; 1995 dan Syamsuddin AR dan Damaianti; 2006), studi pustaka, analisis, intuisi kebahasaan (Uhlenbeck; 1982, dan Alwasilah; 2002), tes (Nurgiantoro; 1994, Cangelosi; 1995, Sudjana dan Ibrahim; 2001, dan Arikunto, 2002), angket (Alwasilah; 2002, Arikunto; 2002, Sangarimbun dan Effendi; 1995).

Teknik teks digunakan untuk memperoleh data klausa relatif dari bahasa tulis. Teknik observasi digunakan untuk mengamati kalimat luas yang mengandung klausa relatif dan kegiatan pembelajaran klausa relatif.

Teknik studi pustaka digunakan untuk mencari dan menemukan pendapat, teori, ataupun penelitian-penelitian sejenis yang lebih dahulu dilakukan. Teknik analisis digunakan untuk menganalisis klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe. Teknik analisis ini pun digunakan untuk menganalisis kegiatan belajar mengajar, hasil tes, dan angket yang diperoleh dari pembelajar semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung. Teknik intuisi kebahasaan digunakan untuk melakukan introspeksi, sebab peneliti penutur asli bahasa Indonesia (bahasa yang diteliti). Teknik tes dan angket digunakan untuk mengetahui keefektifan dan keefesienan desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram.


(23)

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Seperti telah peneliti kemukakan pada bagian terdahulu bahwa data penelitian ini ada dua jenis, yakni data kualitatif berupa kalimat yang mengandung klausa relatif dan data kualitatif yang diperoleh dari kegiatan belajar, tes, dan angket. Oleh sebab itu, tahap-tahap pengumpulan datanya sebagai berikut.

1. untuk mengumpulkan data kualitatif jenis pertama, tahap-tahapnya meliputi: a. membaca kalimat-kalimat dalam sumber data bahasa tulis yang telah

ditetapkan, yakni artikel Tempo;

b. menandai kalimat luas yang mengandung klausa relatif; dan

c. menyalin kalimat luas yang mengandung klausa relatif ke dalam kartu data.

2. untuk mengumpulkan data kualitatif jenis kedua, tahap-tahapnya meliputi: a. memberi tes awal untuk mengetahui kemampuan awal pembelajar

semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung mengenai klausa relatif bahasa Indonesia;

b. melakukan uji coba desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram pada pembelajar semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung;

c. memberi tes akhir untuk mengukur keberhasilan pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram pada pembelajar semester IV


(24)

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung; dan

d. menyebarkan angket mengenai keefektifan dan keefesienan pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram kepada pembelajar semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung.

3.1 Prosedur Analisis Data

3.5.1 Analisis Data Kalimat Luas yang Mengandung Klausa Relatif

Prosedur analisis dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data kalimat luas yang mengandung klausa relatif adalah prosedur yang diungkapkan Paton dan Bogdan (dalam Moleong, 2000: 103). Adapun prosedur itu sebagai berikut.

Langkah pertama, mengurutkan data kalimat luas yang mengandung klausa relatif dengan memberi kode pada tiap data. Langkah kedua, mengamati karakteristik klausa relatif. Karakteristik ini dapat dilihat dari nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe klausa relatif bahasa Indonesia. Langkah

ketiga, mengklasifikasikan klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah,

fungsi sintaksis, dan tipenya.

Dengan demikian, konsep analisis klausa relatif dapat dipetakan melalui diagram berikut ini.


(25)

Diagram 3.2

Prosedur Analisis Klausa Relatif Prosedur Analisis Klausa Relatif

Langkah Kedua

Langkah Ketiga

Mengurutkan kalimat luas yang mengandung klausa relatif dengan cara memberi kode Mengamati karakteristik klausa relatif

Mengklasifikasikan klausa relatif

Struktur klausa relatif Tipe klausa relatif Nomina inti klausa relatif Pemarkah klausa relatif Fungsi sintaksis klausa relatif 1. berdasarkan referennya 2. berdasarkan jenis

pronominanya 3. berdasarkan fungsi

sintaksisnya dalam klausa utama 1. pemarkah yang 2. pemarkah tempat 1. predikat 2. subjek 3. objek 4. pelengkap 5. keterangan

Berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas: 1. klausa relatif deskriptif

2. klausa relatif nonrestriktif

Berdasarkan letaknya dalam kalimat luas: 1. klausa relatif posnomina

2. klausa relatif ekstraposisi Berdasarkan referen nomina intinya:

1. klausa relatif referensial 2. klausa relatif nonreferenisal Berdasarkan kategori unsur predikatnya:

1. klausa relatif verbal 2. klausa relatif nominal 3. klausa relatif ajektifal 4. klausa relatif numeral 5. klausa relatif preposisional Langkah


(26)

3.5.2 Analisis Data Kegiatan Belajar, Hasil Belajar, dan Angket

Analisis data yang diperoleh dari pembelajaran klausa relatif dengan model rekursif-diagram menggunakan prosedur analisis seperti yang dikemukakan Sujana dan Ibrahim (2001: 207) Arikunto (2002: 209-211), dan Alwasilah (2002: 239). Oleh karena itu, langkah-langkah analisis data jenis kedua ini sebagai berikut.

Langkah pertama, persiapan. Langkah ini meliputi kegiatan: 1) mengecek nama dan identitas pembelajar yang mengikuti tes awal, proses belajar mengajar, dan tes akhir; 2) mengecek kelengkapan data, baik data yang diperoleh dari tes, kegiatan belajar klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram maupun angket; 3) mengecek data yang dapat diolah maupun yang tidak dapat diolah atau verifikasi data.

Langkah kedua, adalah memberi nilai terhadap data hasil tes. Nilai hasil tes tersebut kemudian dikategorikan menjadi A, B, C, D, dan E. Adapun makna kategori-kategori tersebut sebagai berikut.

A : sangat baik B : baik

C : cukup baik D : kurang baik E : jelek

Untuk mencapai nilai-nilai tersebut setiap soal mendapat bobot 1 sampai dengan 5 sehingga nilai total mencapai 40. Adapun pedoman penilaiannya adalah seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.


(27)

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Tes Klausa Relatif

Aspek Bobot/skor Tingkat Patokan

Konsep klausa relatif 5 sangat baik klausa relatif didefinisikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, memiliki pemarkah yang dan tempat disertai dengan contohnya 4 baik klausa relatif didefinisikan

berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas dan

bepermarkah yang 3 cukup baik klausa relatif didefinisikan

sebagai klausa subordinatif yang mengandung SPOPelK 2 kurang baik klausa relatif didefinisikan

sebagai klausa subordinatif

1 jelek klausa relatif tidak

didefinisikan

Pemarkah klausa 5 sangat baik pemarkah yang dan tempat menandai

relatif klausa relatif, penjelasan disertai

rekursif-diagram

4 baik pemarkah yang menandai klausa relatif, penjelasan disertai rekursif-diagram 3 cukup baik pemarkah yang dan pemarkah tempat

menandai klausa relatif,penjelasan tanpa rekursif-diagram

2 kurang baik pemarkah yang menandai klausa relatif, penjelasan tanpa rekursif-diagram 1 jelek pemarkah lain menandai klausa relatif Fungsi-fungsi 5 sangat baik fungsi S-P-O-Pel-K sudah dianalisis dengan

sintaksis dalam benar, penjelasan dengan rekursif-diagram

klausa relatif 4 baik satu di antara fungsi sintaksis

(S-P-O-Pel-K) masih salah, penjelasan dengan rekursif-diagram

3 cukup baik dua di antara fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-K) masih salah, penjelasan dengan rekursif-diagram

2 kurang baik tiga di antara fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-K) masih salah, penjelasan dengan rekursif-diagram

1 jelek empat di antara fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-K) masih salah, penjelasan dengan rekursif-diagram


(28)

Tipe-tipe klausa 5 sangat baik klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan

relatif fungsinya dalam kalimat luas, letaknya

dalam kalimat, referen nomina inti, kategori unsur-unsur predikat penjelasan dengan rekursif-diagram

4 baik klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat, referen nomina inti, kategori unsur-unsur predikat penjelasan tanpa rekursif-diagram

3 cukup baik klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat, referen nomina inti, kategori unsur-unsur predikat penjelasan dengan rekursif-diagram namun masih terdapat dua kesalahan klasifikasi

2 kurang baik klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat, referen nomina inti, kategori unsur-unsur predikat penjelasan dengan rekursif-diagram namun masih terdapat empat kesalahan klasifikasi

1 jelek klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat, referen nomina inti, kategori unsur-unsur predikat penjelasan dengan rekursif-diagram namun masih terdapat enam kesalahan klasifikasi

penjelasan tanpa rekrsif diagram

Perbedaan dua 5 sangat baik tiap data diklasifikasikan berdasarkan

klausa relatif karakteristik yang dimilikinya, penjelasan

dengan rekursif-diagram

4 baik tiap data diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, penjelasan tanpa rekursif-diagram

3 cukup baik tiap data diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, namun masih terdapat kesalahan, penjelasan dengan rekursif-diagram

2 kurang baik tiap data diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, namun masih terdapat kesalahan, penjelasan tanpa rekursif-diagram

1 jelek pengklasifikasian terhadap kedua data itu salah

Simpulan karakteristik 5 sangat baik klausa relatif berfungsi menjelaskan nomina klausa relatif dilihat inti yang menduduki fungsi tertentu

dari fungsinya dalam (S-P-O-Pel-K) dalam klausa utama, penjelasan


(29)

4 baik klausa relatif berfungsi menjelaskan nomina inti yang menduduki fungsi tertentu (S-P-O-Pel-K) dalam klausa utama, penjelasan disertai contoh empat buah

3 cukup baik klausa relatif berfungsi menjelaskan nomina inti yang menduduki fungsi tertentu (S-P-O-Pel-K) dalam klausa utama, penjelasan disertai contoh tiga buah

2 kurang baik klausa relatif berfungsi menjelaskan nomina inti yang menduduki fungsi tertentu (S-P-O-Pel-K) dalam klausa utama, penjelasan disertai contoh dua buah

1 jelek klausa relatif berfungsi menjelaskan nomina inti yang menduduki fungsi tertentu (S-P-O-Pel-K) dalam klausa utama, penjelasan disertai contoh satu buah

simpulan karakteristik 5 sangat baik klausa relatif dapat diklasifikasikan klausa relatif dilihat berdasarkan tiga kategori: fungsinya

dari tipenya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat

luas, dan referen nomina intinya 4 baik klausa relatif dapat diklasifikasikan

berdasarkan tiga kategori: fungsinya dalam kalimat luas, letaknya dalam kalimat luas, dan referen nomina intinya namun terdapat satu kesalahan

3 cukup baik klausa relatif dapat diklasifikasikan berdasarkan dua kategori

2 kurang baik klausa relatif dapat diklasifikasikan berdasarkan dua kategori namun terdapat satu kesalahan

1 jelek klausa relatif dapat diklasifikasikan berdasarkan satu kategori

Langkah ketiga, mengolah hasil tes yang penulis berikan kepada pembelajar. Adapun pengolahan data hasil tes tersebut dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan kemampuan siswa tentang:

a. pemahaman terhadap konsep klausa relatif; b. pemahaman terhadap nomina inti;


(30)

c. pemarkah klausa relatif yang dan tempat;

d. penganilisisan fungsi-fungsi sintaksis klausa relatif; e. penganalisisan tipe-tipe klausa relatif;

f. penerapan konsep klausa relatif dalam kalimat luas;

g. penerapan konsep nomina inti dalam kalimat luas yang mengandung klausa relatif;

h. simpulan karaktersitik klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, dan fungsi-fungsi sintaksis yang membentuknya.

Langkah keempat menganalisis data hasil angket. Data hasil angket dianalisis untuk mengungkapkan informasi mengenai keefektifan dan keefesienan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram.

Langkah kelima, menafsirkan hasil analisis terhadap ketiga data seperti terdapat pada langkah dua, tiga, dan empat. Kegiatan pada langkah kelima ini, penulis lakukan untuk menemukan keefektifan dan keefesienan penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram. Dari penemuan inilah, penulis dapat menentukan upaya perbaikan model rekursif-diagram dalam pembelajaran klausa relatif.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti, yakni intuisi kebahasaan yang digunakan pada saat menganalisis


(31)

2. SAP, yakni berupa desain awal yang digunakan pada saat peneliti

mengujicobakan model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung;

3. Lembar tes, yakni berupa delapan butir tes uraian, yang digunakan peneliti

untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran klausa relatif Bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung;

4. Lembar angket, yakni terdiri atas empat pertanyaan. Adapun pertanyaan

pertanyaan tersebut mengungkapkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram di FKIP Uninus Bandung.


(32)

175

BAB 5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN KLAUSA RELATIF BAHASA INDONESIA DENGAN

TEKNIK REKURSIF-DIAGRAM DI FKIP UNINUS BANDUNG

Bagian ini merupakan bagian yang mengungkapkan temuan di lapangan mengenai kefektifan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif- diagram. Keterpilihan klausa relatif sebagai salah satu unsur terpenting dalam penyusunan model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram adalah berdasarkan hasil analisis (pemeriannya termuat dalam bab 4) klausa relatif merupakan bagian integral sintaksis. Klausa relatif sebagai klausa subordinatif memiliki karakteristik tersendiri. Selain dari itu, keterpilihan klausa relatif sebagai materi ajar tidak terlepas pula dari frekuensinya yang cukup intens dalam berbahasa lisan maupun tulisan. Hal ini menunjukkan pula bahwa kebergunaan klausa relatif sangat tinggi.

Sekaitan dengan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif- diagram, pemeriannya akan diawali dengan penyusunan desain awal model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram untuk menyampaikan materi klausa relatif. Kedua, pemerian akan berkaitan dengan hasil analisis penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram di kelas. Ketiga; pemerian akan berkaitan dengan pembahasan hasil analisis mengenai penyusunan desain awal model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram dan penerapannya di kelas. Terakhir, sebagai penutup


(33)

pada bagian ini, penulis akan memberikan perbaikan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif diagram sebagai desain final.

5.1 Analisis Penyusunan Desain Awal Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram

Penyusunan desain awal model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram berdasarkan hal-hal berikut.

1. Model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram dalam penelitian ini adalah menggunakan konsep rekursif–diagram yang digunakan Chomsky (dalam Woyowasito, 1976) untuk menjelaskan kalimat agar pembelajar dapat menguasai bahasa sebaik-baiknya; pembelajar dapat menyusun kalimat secara baik, mudah dipahami, dan logis.Dengan rekursif-diagram ini struktur klausa relatif dan tipe-tipenya dapat dijelaskan secara jelas,tegas, dan tidak meragukan.

2. Konsep model pembelajaran yang digunakan dalam penyusunan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif–diagram ini adalah model pembelajaran yang berorientasi pada cara individu merespon lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan nonverbal (Joyce, dkk, 2000: 17–20).

3. Teknik yang digunakan dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini di antaranya adalah teknik yang dikembangkan Ur (dalam Nunan, 1991: 154-155). Teknik Ur ini meliputi empat tahap, yakni:


(34)

177

a. presentasi;

b. pengklasifikasian dan penjelasan; c. pelatihan; dan

d. pengevaluasian.

4. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penyusunan model rekursif- diagram adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Thornbury (2000: 4), yakni pendekatan induktif.

5. Materi yang dijadikan bahan ajar dalam model pembelajaran klausa relatif dengan rekursif-diagram ini adalah klausa relatif bahasa Indonesia yang ruang lingkupnya meliputi:

a. nomina inti klausa relatif, b. pemarkah klausa relatif,

c. fungsi sintaksis dalam klausa relatif, dan d. tipe-tipe klausa relatif.

Selanjutnya berdasarkan pertimbangan pada keempat hal di atas model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini dituangkan dalam bentuk Satuan Acara Perkuliahan. Adapun Satuan Acara Perkuliahan tersebut terdapat dalam tabel berikut.


(35)

Tabel 5.1

Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram di FKIP Uninus Bandung

(Desain Awal) Nama Matakuliah : Sintaksis II

Program / Semester : Bahasa Indonesia/IV

Bobot : 2 SKS

I. Tujuan Pembelajaran

1. Pembelajar dapat menunjukkan klausa relatif bahasa Indonesia.

2. Pembelajar dapat memerinci nomina inti berdasarkan referennya, jenis pronominanya, dan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama dengan cara rekursif-diagram.

3. Pembelajar dapat memerinci fungsi sintaksis dalam klausa relatif dengan cara membuat rekursif-diagram.

4. Pembelajar dapat mengklasifikasikan klausa relatif bahasa Indonesia berdasarkan pemarkahnya dengan rekursif-diagram.

5. Pembelajar dapat mengklasifikan klausa relatif berdasarkan referen nomina intinya.

6. Pembelajar dapat mengklasifikasikan klausa klausa relatif berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas.

7. Pembelajar dapat mengklasifikasikan klausa relatif berdasarkan letaknya dalam kalimat luas.

8. Pembelajar dapat mengklasifikasikan klausa relatif berdasarkan kategori unsur predikatnya.


(36)

179

9. Pembelajar dapat menyimpulkan klausa relatif bahasa Indonesia berdasarkan nomina inti, pemarkah, dan fungsi-fungsi sintaksisnya.

10. Pembelajar dapat membedakan klausa relatif dengan klausa subordinatif pemerlengkapan.

II. Deskripsi Materi

Klausa relatif meliputi struktur dan tipe-tipenya. Struktur dan tipenya tersebut sebagai berikut.

1. Struktur Klausa Relatif

Struktur klausa relatif bahasa Indonesia meliputi: b. nomina inti

1) pengertian nomina inti 2) jenis-jenis nomina inti

a) berdasarkan referennya, nomina inti dibagi menjadi dua: (1) nomina inti referensial

(2) nomina inti nonreferensial

b) berdasarkan jenis pronominanya, nomina inti dibagi menjadi tiga, yakni:

(1) nomina inti berjenis pronomina persona (2) nomina inti berjenis pronomina interogativa (3) nomina inti berjenis pronomina demonstrativa

c) berdasarkan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama, nomina inti dapat menduduki fungsi:


(37)

(2) predikat (3) objek (4) pelengkap (5) keterangan c. pemarkah klausa relatif:

1) pemarkah yang 2) pemarkah tempat

d. fungsi sintaksis dalam klausa relatif : 1) subjek

2) predikat 3) objek 4) pelengakap 5) keterangan

2. Tipe-Tipe Klausa Relatif

Tipe klausa relatif bahasa Indonesia ada tiga belas. Ketiga belas tipe tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut.

a. Berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, klausa relatif bertipe: 1) klausa relatif restriktif;dan

2) klausa relatif nonrestriktif.

b. Berdasarkan letaknya dalam kalimat luas, klausa relatif dapat bertipe: 1) klausa relatif posnomina;dan

2) klausa relatif ekstraposisi.


(38)

181

1) klausa relatif referensial;dan 2) klausa relatif nonreferensial.

d. Berdasarkan kategori fungsi predikatnya, klausa relatif bertipe: 1) klausa relatif nominal;

2) klausa relatif verbal; 3) klausa relatif ajektival; 4) klausa relatif numeral;dan 5) klausa relatif preposisional. III. Teknik Penyampaian

1. teknik rekursif-diagram 2. teknik pedagogik 3. teknik tanya jawab 4. teknik diskusi

IV. Pendekatan : Induktif V. Media : Wacana Tulis VI. Prosedur Pembelajaran

Prosedur model pembelajaran klausa relatif bahasa Indonesia dengan teknik rekursif-diagram ini melalui empat tahap. Setiap tahap dilakukan dalam satu pertemuan yang berdurasi 200 menit.

Pertemuan Pertama

1. Pengajar menjelaskan tujuan, ruang lingkup, dan sistematika perkuliahan. 2. Pengajar memberi tes awal untuk mengukur penguasaan pembelajar


(39)

3. Pembelajar membaca wacana untuk menemukan klausa relatif. 4. Pembelajar mendiskusikan karakteristik klausa relatif.

Pertemuan Kedua

1. Pengajar melakukan apersepsi.

2. Pembelajar mendengarkan penjelasan kerakteristik klausa relatif berkaitan dengan struktur dan tipe-tipenya dengan cara rekursif-diagram.

3. Pembelajar mengidentifikasi fungsi-fungsi sintaksis (yang ada di dalam klausa utama) yang dapat diikuti klausa relatif dengan cara rekursif-diagram.

4. Pembelajar mengidentifikasi klausa relatif berdasarkan pemarkahnya dengan cara rekursif-diagram.

5. Pembelajar menganalisis fungsi-fungsi sintaksis dalam klausa relatif dengan cara rekursif-diagram.

6. Pembelajar mengklasifikasikan tipe-tipe klausa relatif berdasarkan fungsinya dan letaknya dalam kalimat luas dengan cara rekursif-diagram. 7. Pembelajar menyimpulkan karakteristik klausa relatif .

8. Pembelajar membedakan klausa relatif dengan klausa subordinatif lainnya dengan cara rekursif-diagram .

Pertemuan Ketiga

1. Pembelajar menyusun dua kalimat luas yang mengandung klausa relatif. 2. Pembelajar menentukan klausa relatif dari kalimat luas yang disusunnya.


(40)

183

3. Pembelajar menganalisis klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi-fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya dengan menggunakan rekursif-diagram.

4. Pembelajar mempresentasikan hasil analisisnya mengenai sruktur klausa relatif (nomina inti,pemarkah,dan fungsi-fungsi sintaksis) dan tipe-tipenya. 5. Pembelajar menyimpulkan karakteristik klausa relatif

Pertemuan Keempat

1. Pembelajar mengerjakan tes akhir mengenai klausa relatif.

2. Pembelajar mengisi angket mengenai keefektifan model pembelajaran klausa dengan teknik rekursif-diagram.

VII. Evaluasi

1. Prosedur evaluasi: a. tes awal; dan b. tes akhir. 2. Jenis tes: tertulis

3. Bentuk tes: uraian (8 butir pertanyaan) 4. Aspek yang dievaluasi:

a. nomina inti; b. pemarkah;


(41)

d. tipe-tipe klausa relatif 5. Skor:

Setiap butir pertanyaan diberi bobot 1 s.d. 5 sehingga skor maksimum adalah 40.

6. Butir-butir soal

TES PENGUASAAN KLAUSA RELATIF Petunjuk:

1. Sebelum mengerjakan tes, telitilah terlebih dahulu jumlah dan nomor halaman yang terdapat dalam lembar tes.

2. Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban di tempat yang telah disediakan.

3. Selama tes berlangsung, Anda tidak diperkenankan bertanya kepada kawan. 4. Tulislah jawaban Anda secara singkat, padat, dan jelas.

5. Perhatikanlah agar lembar jawaban tetap bersih dan rapi.

6. Cermatilah data di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang mengikutinya.

Data:

A. Lambat laun mereka membenci bendera tersebut, yang dianggap sebagai simbol represi.


(42)

185

C. Mereka anak-anak TKW yang tak mendapat pengakuan dari Ibu dan Bapak biologisnya.

D. Petugas kargo yang berada di dekat tolilet itu membantu sebisanya.

E. Mahatir menjadi pemimpin Asia yang melakukan modernisasi dengan cara fundamentalis.

F. Dia lebih banyak mendengar apa yang mereka sampaikan.

G. Banyak orang di muka bumi ini tidak menyukai Presiden Bush, yang bertindak semaunya.

H. Biasanya laporan yang terus berkembang dipasang di situs internet dan semua LSM.

I. Orang, yang hidup di negara totaliter, mempelajari arti partisipasi tidaklah mudah.

J. Seorang kawan, yang sudah berpengalaman dalam hal semacam ini, memberi tahu saya.

Soal:

1. Tuliskanlah pengertian klausa relatif disertai contohnya!

2. Klasifikasikanlah klausa relatif yang Anda temukan dalam data di atas berdasarkan tipenya!

3. Analisislah fungsi-fungsi sintaksis yang ada dalam klausa relatif tersebut dengan menggunakan rekursif-diagram!

4. Analisislah perbedaan klausa relatif data A dengan klausa relatif data B dengan menggunakan rekursif-diagram!


(43)

5. Jelaskan perbedaan klausa relatif data F dengan klausa relatif data D dengan menggunakan rekursif-diagram!

6. Pemarkah apa sajakah yang menandai klausa relatif dalam kalimat luas? 7. Bagaimanakah kesimpulan Anda mengenai perilaku klausa relatif dilihat dari

fungsinya dalam kalimat luas?

8. Bagaimanakah kesimpulan Anda mengenai perilaku klausa relatif dilihat dari tipenya?

VIII. Sumber Belajar

1. Alwi, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

2. Givon, T. 1990. Sintax: A Fuctional Typological Introduction Volume II. Amsterdam: John Benyamins Publishing Company.

3. Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1985. Tata Bahasa Deskrptif Bahasa

Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Dikbud.

4. Keenan. 1985. “Relative Clause” dalam Thymothy Shopen (Ed).

Language Typology and Syntactic Description. New York:

Cambride University Press.

5. Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Kanisius.

6. Ramlan, M. 1996. Sintaksis. Jogjakarta: Karyono.

7. Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudauya. 8. Sneddon, James Neil, 1996. Indonesian Reference Grammar. Australia:


(44)

187

9. Sudaryanto. 1994. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.

10. Sugono, Dendy. 1995. Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

11. Verhaar. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

5.2 Analisis Penerapan Model Pembelajaran Klausa Relatif Bahasa Indonesia dengan Teknik Rekursif-Diagram Di FKIP Uninus Bandung

Penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini dilakukan di kelas. Adapun pembelajar yang mengikuti pembelajaran klausa relatif adalah pembelajar semester empat Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Sebagaimana halnya klausa relatif yang merupakan bagian integral sintaksis, penerapan model ini berada pada matakuliah sintaksis, yakni sintaksis II. Berikut ini pemerian penerapan model pembelajaran klausa relatif teknik rekursif-diagram yang akan dirinci melalui kegiatan pembelajaran, hasil pembelajaran, dan angket tanggapan pembelajar.

5.2.1 Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini berlangsung dalam empat pertemuan. Adapun pemerian kegiatan pembelajaran ini terfokus pada dua hal, yakni:


(45)

1) proses mengolah serta menyajikan klausa relatif;dan 2) kegiatan pembelajar mempelajari klausa relatif.

5.2.1.1 Proses Mengolah Serta Menyajikan Klausa Relatif

Klausa relatif sebagai salah satu unsur terpenting dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram diolah dan disajikan melalui proses penyeleksian dan pengurutan. Proses ini tentu saja tidak terlepas dari faktor tujuan, tingkat atau jenjang, dan faktor waktu (Hamied, 1987). Ketiga faktor tersebut saling berkaitan. Penentuan faktor yang satu akan menentukan faktor lainnya.

Sekaitan dengan ketiga faktor tersebut pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini memiliki tujuan yang mengarah pada penguasaan bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Pembelajar diharapkan dapat menyusun dan menggunakan kalimat luas yang mengandung klausa relatif dengan baik dan mudah dipahami, baik dalam berkomunikasi secara lisan atau pun tulisan. Tujuan pembelajaran yang memiliki spesifikasi memerinci, mengklasifikasi, membedakan, dan menyimpulkan akan menjadikan para pembelajar dapat mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan dapat menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal dalam klausa relatif. Pembelajar diharapkan dapat merasakan kebergunaan dan kebermanfaatan klausa relatif yang dipelajarinya.

Klausa relatif diberikan kepada para pembelajar pada jenjang atau tingkatan yang telah mempelajari materi sintaksis I. Adapun ruang lingkup


(46)

189

sintaksis I mengenai seluk beluk frase. Sementara itu, klausa relatif berada pada tataran sintaksis II yang ruang lingkupnya klausa dan kalimat. Klausa relatif dalam penelitian ini diberikan pada semester IV Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uninus Bandung.

Agar pembelajaran klausa relatif ini diberikan secara proporsional maka penyajiannya memerlukan waktu yang relatif banyak. Akan tetapi, mengingat materi ini merupakan bagian dari sintaksis II sehingga waktu yang tersedia hanya empat pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 200 menit.

Selain ketiga faktor yang telah dikemukakan, hal lain yang menjadi bahan pertimbangan pengolahan klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram adalah ragam bahasa. Sekaitan dengan ragam bahasa ini, klausa relatif disajikan melalui wacana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja pertimbangan ragam ini disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun tingkat keformalan wacana yang digunakan berada pada ragam baku sedangkan wacananya berwujud wacana tulis.

Apabila dilihat dari frekuensi penggunaannya maka klausa relatif cenderung sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan atau pun tulisan. Kisaran dalam wacana terpilih pun tersebar secara merata. Hal ini berarti klausa relatif memiliki pula kebergunaan yang cukup tinggi. Sekaitan dangan hal ini Hidayat dkk. (2000: 71) menyebutnya sebagai materi yang memiliki kriteria paling sering digunakan, paling berguna, dan paling mudah mengajarkannya.


(47)

Adapun urutan materi klausa relatif dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini adalah sebagai berikut.

1. Struktur Klausa Relatif

Struktur klausa relatif bahasa Indonesia: a. nomina inti

1) pengertian nomina inti 2) jenis-jenis nomina inti

a) berdasarkan referennya nomina inti dibagi menjadi dua: (1) nomina inti referensial

(2) nomina inti nonreferensial

b) berdasarkan jenis pronominanya, nomina inti dibagi menjadi tiga, yakni: (1) nomina inti berjenis pronomina persona

(2) nomina inti berjenis promina interogatifiva (3) nomina inti berjenis pronomina demonstrativa

c) berdasarkan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama, nomina inti dapat menduduki fungsi:

(1) subjek (2) predikat (3) objek (4) pelengkap (5) keterangan


(48)

191

b. pemarkah klausa relatif: 1) pemarkah yang 2) pemarkah tempat

c. fungsi sintaksis dalam klausa relatif: 1) subjek

2) predikat 3) objek 4) pelengkap 5) keterangan

2. Tipe-Tipe Klausa Relatif

Tipe klausa relatif bahasa Indonesia ada tiga belas. Ketiga belas tipe tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut.

a. Berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas, klausa relatif bertipe: 1) klausa relatif restrektif

2) klausa relatif nonrestriktif

b. Berdasarkan letaknya dalam kalimat luas, klausa relatif dapat bertipe: 1) klausa relatif posnomina

2) klausa relatif ekstraposisi

c. Berdasarkan jenis referen nomina intinya, klausa relatif bertipe: 1) klausa relatif referensial


(49)

d. Berdasarkan kategori fungsi sintaksis yang membentuknya, klausa relatif bertipe:

1) klausa relatif nominal 2) klausa relatif verbal 3) klausa relatif ajektival 4) klausa relatif numeral 5) klausa relatif preposisional

Dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini klausa relatif disajikan melalui tahap-tahap yang dikembangkan Ur (dalam Nunan, 1991; 154-155). Oleh karenanya, pembelajaran klausa relatif ini melalui empat tahap.

Tahap pertama, klausa relatif disajikan melalui wacana tulis. Dalam wacana tulis tersebut terdapat contoh-contoh klausa relatif. Tahap ini disebut dengan tahap presentasi.

Tahap kedua, adalah tahap pengklasifikasian dan penjelasan. Pada tahap ini contoh-contoh klausa relatif diklasifikasikan berdasarkan materi dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah diklasifikasikan klausa relatif tersebut dijelaskan berdasarkan karakteristik yang dimilikinya mulai dari nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis, dan tipe-tipenya.

Tahap ketiga adalah tahap pelatihan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti akan keterpahaman pembelajar terhadap kaidah klausa relatif. Pelatihan diberikan secara tertulis. Pembelajar menyusun kalimat luas yang


(50)

193

mengandung klausa relatif. Klausa relatif yang diproduksinya itu kemudian dianalisis seperti yang dilakukannya pada tahap sebelumnya.

Tahap terakhir adalah tahap pengevaluasian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar para pembelajar dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram.

5.2.1.2 Kegiatan Pembelajar Mempelajari Klausa Relatif

Kegiatan pembelajar dalam model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram sangat bervariasi. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca wacana. Mereka tampak sangat antusias melakukannya. Pada saat membaca wacana, tidak satu pun pembelajar berbincang-bincang. Mereka begitu ingin menemukan klausa relatif yang baru diketahuinya sebagai klausa subordinatif yang menjelaskan salah satu unsur klausa utama. Unsur tersebut berkategori nomina. Kegiatan membaca wacana ini berlangsung selama tiga puluh menit. Dalam tahap presentasi ini pula pembelajar menandai klausa-klausa yang memiliki ciri menjelaskan salah satu unsur klausa utama berkategori nomina. Kegiatan menandai ini pun berlangsung selama tiga puluh menit. Klausa-klausa relatif, yang ditemukannya itu, dicatat pada lembar kegiatan yang sudah disediakan. Beberapa pembelajar terlihat masih ragu untuk menuliskan hasil temuannya (klausa relatif). Tahap ini diakhiri dengan berdiskusi. Diskusi terjadi antara pembelajar dengan pembelajar, kemudian antara pengajar dengan pembelajar. Adapun hal yang didiskusikan adalah mengenai karakteristik klausa relatif secara umum. Pembahasan karakteristik secara umum ini hanya pada


(51)

penentuan tepat tidaknya klausa relatif yang ditemukan beserta unsur klausa utama yang dijelaskannya. Pada tahap ini tampak kegiatan pembelajaran klausa relatif terpusat pada pembelajar.

Pada tahap kedua, kegiatan pembelajar adalah menyimak penjelasan pengajar mengenai karakteristik klausa relatif. Pemerian karakteristik klausa relatif dimulai dengan struktur klausa relatif yang ruang lingkupnya meliputi nomina inti, pemarkah, dan fungsi-fungsi sintaksis klausa relatif. Selanjutnya pembelajaran berkaitan dengan tipe-tipe klausa relatif. Namun, pemerian mengenai struktur klausa relatif, ini tidaklah sempurna. Nomina inti hanya dijelaskan pada jenis nomina inti berdasarkan referennya dan fungsi sintaksisnya dalam klausa utama. Sementara itu, pemerian mengenai satu kategori lainnya tak tersampaikan. Begitu halnya pada pemerian tipe-tipe klausa relatif, yakni pemerian tipe klausa relatif berdasarkan kategori unsur predikatnya pun tak tersampaikan. Hal ini terjadi disebabkan oleh waktu yang tersedia tidaklah memadai dan karakteristik pembelajar yang mengikuti pembelajaran klausa relatif.

Agar pemerian klausa relatif ini dapat dipahami dengan baik maka pemeriannya disampaikan dengan menggunakan rekursif-diagram. Pada tahap ini terjadi tanya jawab dan diskusi antara pembelajar dengan pengajar. Hal yang didiskusikan menyangkut penentuan nomina inti sebagai unsur klausa utama yang dijelaskan klausa relatif. Hal lain yang didiskusikan dan tampaknya dianggap sulit oleh pembelajar adalah konsep klausa relatif yang tertukar dengan frase. Di samping itu, penentuan fungsi-fungsi sintaksis pun dianggapnya sulit dipahami.


(52)

195

Kegiatan pemerian klausa relatif ini diikuti para pembelajar dengan intens. Selanjutnya para pembelajar mengaplikasikan teori tadi. Adapun aplikasinya dalam bentuk menganalisis klausa relatif berdasarkan nomina inti, pemarkah, fungsi sintaksis klausa relatif dan tipe-tipe klausa relatif. Kegiatan menganalisis dengan rekursif-diagram sehingga semua klausa relatif yang dianalisis dan diklasifikasikan harus berupa rekursif-diagram.

Melalui kegiatan menganalisis dan mengklasifikasikan ini pemahaman pembelajar tampak relatif lebih baik dibandingkan pada tahap sebelumnya. Pada kedua kegiatan ini terjadi diskusi antar pembelajar dengan pengajar.

Tahap kedua ini diakhiri dengan kegiatan penjelasan. Pembelajar menjelaskan hasil penganalisisan dan pengklasifikasiannya terhadap klausa relatif dengan menggunakan rekursif-diagram.

Pada tahap ketiga kegiatan pembelajaran klausa relatif terfokus pada pembelajar untuk berlatih menggunakan klausa relatif dalam kalimat-kalimatnya. Produk verbalnya tersebut diwujudkan dalam bentuk tulisan singkat mengenai kehidupannya sehari-hari. Agar setiap pembelajar mendapat kesempatan untuk mengungkapkan kalimat-kalimatnya maka kalimat yang harus disusunnya cukup dua kalimat yang masing-masing mengandung klausa relatif. Klausa relatif-klausa relatif tersebut dijadikan data untuk dianalisis dan diklasifikasikan seperti halnya mereka lakukan pada tahap kedua. Tahap ketiga ini diakhiri dengan penyajian hasil analisis pembelajar terhadap klausa relatif yang diproduksinya dan penyimpulan karakteristik klausa relatif.


(53)

Pada tahap keempat pembelajar menjawab soal-soal yang terdapat dalam lembar evaluasi yang diberikan pengajar. Di samping itu pada tahap ini pun para pembelajar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada lembar angket. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram..

Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang demikian, secara singkat dapatlah dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram ini dapat mengembangkan kemampuan memahami klausa relatif, kemampuan memproduksi klausa relatif, dan kemampuan memahami dan memproduksi klausa relatif dalam bahasa tulis maupun bahasa lisan. Di samping itu mengembangkan kemampuan pembelajar menggunakan simbol-simbol nonverbal, yakni rekursif dan diagram.

5.2.2 Hasil Pembelajaran Klausa Relatif

Hasil pembelajaran sebagai produk substansial sebuah model pembelajaran menunjukkan perubahan-perubahan kognitif pada seseorang yang telah mengalami pembelajaran. Hasil pembelajaran menunjukkan keefektifan sebuah model. Oleh karena itu, hasil pembelajaran klausa relatif pun harus menunjukkan perubahan-perubahan kognitif. Adapun perubahan-perubahan kognitif tersebut tampak pada hasil tes yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif dengan teknik rekursif-diagram.

Pada bagian ini hasil belajar klausa relatif akan diawali dengan kemampuan pembelajar sebelum mengalami pembelajaran dan kemampuan


(54)

197

pembelajar setelah mengalami pembelajaran. Untuk memudahkan pemahaman terhadap pemerian kemampuan sebelum dan sesudah pembelajaran ini, penulis menggunakan kode yakni kode yang menunjukkan urutan pembelajar dan kode urutan kemampuan yang diperlihatkannya (hasil belajar). Oleh karena itu, jika tertulis kode 013.1 maka yang dimaksudkan adalah nomor urut pembelajar ke-13 dan kemampuan hasil belajar untuk pertanyaan kesatu.

Berikut pemerian mengenai kemampuan yang dimiliki pembelajar sebelum dan sesudah pembelajaran klausa relatif.

5.2.2.1 Kemampuan Awal Pembelajar Memahami Klausa Relatif

Secara umum, kemampuan pembelajar memahami klausa relatif masih sangat rendah. Aspek yang pertama dievaluasi adalah aspek konsep klausa relatif. Konsep klausa relatif ini dipahami pembelajar berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, yakni melalui fungsi-fungsi sintaksis yang membentuknya dan pemarkah klausa relatif. Adapun klausa relatif yang dikenalinya melalui pemarkah hanya terhadap pemarkah yang. Hal ini ditunjukkannya melalui kemampuan pembelajar mendefinisikan klausa relatif. Adapun pertanyaan yang berkaitan untuk mengungkapkan konsep klausa relatif tersebut adalah tuliskanlah pengertian klausa relatif. Berikut ini jawaban para pembelajar yang menunjukkan kemampuan awalnya terhadap pemahaman konsep klausa relatif.

01.1 Klausa relatif tidak didefinisikan.

02.1 Dilihat dari pemarkahnya klausa relatif diawali dengan konjungsi yang.


(55)

03.1 Klausa relatif tidak didefinisikan.

04.1 Dilihat dari pemarkahnya klausa relatif diawali dengan konjungsi yang.

05.1 Klausa relatif diawali dengan konjungsi dan.

06.1 Klausa relatif yaitu klausa yang diawali dengan konjungsi yang. 07.1 Klausa relatif ditandai dengan konjunsi yang.

08.1 Klausa relatif tidak didefinisikan.

09.1 Klausa relatif adalah kalimat yang lebih banyak kata penjelas, contohnya yang.

010.1 Klausa relatif adalah klausa suborsinatif yang belum diketahui pemarkahnya.

011.1 Klausa relatif lebih banyak menggunakan kata penjelas contohnya yang.

012.1 Klausa relatif tidak didefinisikan.

013.1 Klausa relatif menggunakan konjunsi yang. 014.1 Klausa relatif diawali dengan konjunsi yang.

015.1 Klausa relatif adalah satuan ramatik yang terdiri atas S-P-O-K. 016.1 Klausa relatif adalah sebuah klausa yang ditandai dengan

konjungsi yang.

017.1 Klausa relatif adalah klausa yang ditandai dengan konjungsi yang.

Pada data di atas tampaklah bahwa kemampuan awal pembelajar terhadap konsep klausa relatif terfokus pada pemarkah yang (data 02.1, 04.1, 06.1, 07.1,


(56)

199

013.1, 014.1, 016.1, dan 017.1). Tidak satupun pembelajar yang mengungkapkan pemarkah tempat sebagai pemarkah yang menandai kehadiran klausa relatif. Satu di antara pembelajar mengungkapkan fungsi-fungsi sintaksis S-P-O-K sebagai unsur pembentuk klausa relatif (data 015.1). Namun demikian, masih terdapat delapan pembelajar yang tidak memahami konsep klausa relatif (data 01.1, 03.1, 05.1, 08.1, 09.1, 010.1, 011.1, 012.1). Artinya, setengah dari jumlah pembelajar tidak mengetahui konsep klausa relatif. Sementara itu, pembelajar yang mengetahui konsep klausa relatif pun hanya dipahami melalui pemarkahnya yang. Fungsi klausa relatif sebagai penjelas nomina inti yang menduduki fungsi-fungsi sintaksis tertentu belum dipahaminya.

Aspek evaluasi kedua adalah aspek pemarkah. Untuk mengungkapkan kemampuan awal pembelajar mengenai aspek ini, pertanyaan yang digunakan adalah pemarkah apa sajakah yang menandai klausa relatif. Dengan pertanyaan tersebut pembelajar klausa relatif tidak satu pun menjawabnya. Hal ini menunjukkan ketakterpahaman pembelajar terhadap pemarkah klausa relatif.

Aspek evaluasi yang ketiga adalah fungsi-fungsi sintaksis dalam klausa

relatif. Adapun pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan

awal pembelajar terhadap aspek ini adalah analisislah fungsi-fungsi yang ada

dalam klausa relatif tersebut dengan menggunakan rekursif-diagram.

Kemampuan awal pembelajar terhadap fungsi-fungsi sintaksis dalam klausa relatif tersebut seperti tampak pada saat pembelajar menganalisis klausa relatif di bawah ini.


(57)

01.3 subjek : umumnya

predikat : membutuhkan

objek : bantuan dana

02.3 konjungsi : yang

predikat : membutuhkan

03.3 subjek :yang umumnya

predikat : membutuhkan

objek : bantuan dana

04.3 konjungsi : yang

keterangan :umumnya

predikat : membutuhkan

objek : bantuan dana

keterangan : dari negara-negara maju 05.3 konjungsi : yang

predikat : umumnya membutuhkan dana

keterangan : dari negara-negara maju

06.3 Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis

07.3 konjungsi : yang

predikat : umumnya membutuhkan dana

objek : dari negara-negara maju

08.3 Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis 09.3 Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis 010.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis


(58)

201 011.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis

012.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis 013.3konjungsi : yang

predikat : membutuhkan

keterangan : bantuan dana dari negara-negara maju 014.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis 015.3konjungsi : yang

predikat : umumnya membutuhkan

objek : bantuan dana

konjungsi : dari

keterangan : negara-negara maju

016.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis 017.3Fungsi sintaksis dalam klausa relatif tidak dianalisis

Data di atas menunjukkan kemampuan pembelajar memahami fungsi-fungsi sintaksis sangat rendah. Dari kelima fungsi-fungsi sintaksis sebagai unsur pembentuk klausa relatif, hanya predikat dan objeklah yang cukup baik dipahaminya. Beberapa pembelajar mencampuradukkan konsep keterangan dengan predikat seperti tampak pada data (05.3), (07.3), (015.3). Begitu halnya mengenai konsep keobjekan yang masih dipertukarkan dengan keterangan (data 013.3). Fungsi objek sering pula digabung dengan fungsi predikat seperti tampak pada data (05.3) dan (07.3). Di samping itu, pembelajar belum memahami penggunaan rekursif-diagram untuk menganalisis klausa relatif.


(59)

Aspek analisis yang keempat berkaitan dengan tipe-tipe klausa relatif. pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan ini adalah

klasifikasikanlah klausa relatif yang anda temukan pada data di atas berdasarkan tipenya. Adapun kemampuan awal siswa terhadap aspek ini adalah seperti tampak

pada pemerian berikut.

01.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 02.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 03.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 04.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 05.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 06.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 07.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 08.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 09.2 Klausa relatif data A : yang dianggap

Klausa relatif data B : yang menentukan Klausa relatif data C : yang berbisnis Klausa relatif data D : yang umumnya Klausa relatif data E : yang mewujudkan 10.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan

11.2 Klausa relatif adalah bertipe klausa positif 12.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan

13.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 14.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan


(60)

203 15.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan

16.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan 17.2 Klausa relatif tidak diklasifikasikan

Data di atas menunjukkan ketakterpahaman pembelajar terhadap tipe-tipe klausa relatif.

Aspek evaluasi yang kelima berkaitan dengan perbedaan antara dua tipe

klausa relatif. Pertanyaan yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan awal

pembelajarsekaitan dengan aspek ini adalah analisislah perbedaan klausa relatif

data A dengan data B dan perbedaan perbedaan klausa relatif data D dengan data F. Namun demikian, tidak satu pun pembelajar klausa relatif menjawab

pertanyaan tersebut. Hal ini menunjukkan ketakterpahaman pembelajar terhadap perbedaan dua tipe klausa relatif.

Aspek evaluasi yang keenam adalah simpulan karakteristik klausa relatif

dilihat dari fungsinya dalam kalimat luas. Pertanyaan yang digunakan untuk

mengungkapkan kemampuan awal pembelajar sekaitan dengan aspek ini adalah

bagaimanakah kesimpulan Anda mengenai karakteristik klausa relatif klausa relatif dilihat dari fungsinya dalam kalimat luas. Pertanyaan ini seperti halnya

pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tidak dipahami pembelajar. Oleh karenanya, tidak satu pembelajar pun yang menjawabnya. Hal ini berarti kemampuan awal pembelajar mengenai aspek keenam pun masih rendah.

Aspek evaluasi yang ketujuh adalah simpulan karakteristik klausa relatif

dilihat dari tipenya. Untuk mengungkapkan kemampuan pembelajar terhadap


(1)

Abu Bakar seorang sahabat sejati Rasulallah saw sejak remaja. Ia menjadi orang yang pertama kali beriman.

Hampir dalam berbagai hal, Rasulallah saw menunjuk Abu Bakar sebagai penggantinya jika beliau berhalangan. Oleh karena itu, maka setelah Rasulallah meninggal, umat Islam menunjuk Abu Bakar sebagai pengganti Rasulallah. Abu Bakar menjadi pemimpin mereka.

Abu Bakar Ash-Shidiq sesungguhnya seorang pengusaha yang berjualan di pasar. Abu Bakar tidak memiliki penghasilan kecuali dari berdagang. Suatu hari setelah pembaiatannya oleh kaum muslimin sebagai khalifah pengganti Rasulallah saw, ia masih memanggul karpet. Ia tidak mau menggunakan harta kaum muslimin yang ada di baitul mal sebagai bekal hidupnya.

Kejadian tersebut dilihat para sahabat. Bermusyawarahlah mereka. Akhirnya, mereka bersepakat bahwa harta baitul mal digunakan untuk keperluan hidup Abu Bakar. Hal ini diputuskan agar Abu Bakar dapat memikirkan pemerintahan kaum muslimin dengan baik. Dengan alasan ini, meskipun Abu Bakar merasa berat, ia menyetujuinya.

Soal:

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Tulislah pengertian klausa relatif disrtai contohnya!

2. Tentukanlah nomina inti dan klausa relatif dari setiap wacan di atas dengan menggunakan rekursif-diagram!

3. Klasifikasikan nomina inti dan klausa relatif berdasarkan: a. referennya

b. jenis pronominanya

c. fungsi sintaksisnya dalam klausa utama

4. Analisislah fungsi sintaksis yang membentuk klausa relatif dengan menggunakan rekursif-diagram!


(2)

5. Pemarkah apasajakah yang menandai kehadiran klausa relatif dalam kalimat luas?

6. Klasifikasikanlah klausa relatif-klausa relatif yang Anda temukan dari wacana di atas berdasarkan referen nomina intinya

7. Klasifikasikanlah klausa relatif-klausa relatif yang Anda temukan dari wacana di atas berdasarkan fungsinya dalam kalimat luas dengan menggunakan rekursif-diagram

8. Klasifikasikanlah klausa relatif-klausa relatif yang Anda temukan dari wacana di atas berdasarkan letaknya dalam kalimat luas dengan menggunakan rekursif-diagram

9. Klasifikasikanlah klausa relatif-klausa relatif yang Anda temukan dari wacana di atas berdasarkan kategori unsur predikatnya dengan menggunakan rekursif-diagram

10. Bagaimanakah kesimpulan Anda mengenai karakteristik klausa relatif? B. Susunlah sebuah kalimat luas yang mengandung klausa relatif kemudian

Anda analisis berdasarkan hal-hal berikut

1. Tentukan nomina intinya dengan menggunakan rekursif-diagram

2. Tentukan fungsi-fungsi sintaksis yang terdapat dalam klausa relatif tersebut dengan menggunakan rekursif-diagram

3. Klasifikasikanlah klausa relatif-klausa relatif tersebut berdasarkan: a. referen nomina intinya

b. fungsinya dalam kalimat luas c. letaknya dalam kalimat luas


(3)

d. kategori unsur predikatnya.

VIII. Sumber Belajar

1. Alwi, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

2. Givon, T. 1990. Sintax: A Fuctional Typological Introduction Volume II. Amsterdam: John Benyamins Publishing Company.

3. Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1985. Tata Bahasa Deskrptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Dikbud.

4. Keenan. 1985. “Relative Clause” dalam Thymothy Shopen (Ed). Language Typology and Syntactic Description. New York: Cambride University Press.

5. Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Kanisius.

6. Ramlan, M. 1996. Sintaksis. Jogjakarta: Karyono.

7. Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudauya. 8. Sneddon, James Neil, 1996. Indonesian Reference Grammar. Australia:

Allen & Unwin.

9. Sudaryanto. 1994. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan.

10. Sugono, Dendy. 1995. Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

11. Verhaar. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamied, Fuad. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Depdiknas.

Alwasilah, A. Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku-Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cangelosi, James S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Terjemahan Lilian D. Tedjasudhana. Bandung: Penerbit ITB.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. (Peny.) 1990. Model-model Mengajar: Beberapa Alternatif Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Deponegoro.

Fadhilah. 2002. Klausa Relatif Bahasa Jepang: Suatu Kajian Sintaktik dan Semantik. Tesis pada Program Pascasarjana Bidang Ilmu Pengetahuan Budaya FIBUI.

Keenan, Edward L. 1985. “Relative Clauses,” dalam Timothy Shopen. (Ed.). Language Typology and Syntactic Description. London: Cambridge University Press.

Kemp, Jerold E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan Asri Marjohan. Bandung: Penerbit ITB.

Kridalaksana, Harimurti, dkk. 1995. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Depdikbud.

Givon, T. 1990. Syntax: A Functional-Typological Introduction. Volume II. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.

Haryanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Joyce, Bruce, dkk. 2000. Models of Teaching. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon.


(5)

Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia: Suatu Tinjauan Sintaktik dan Semantik Yogyakarta: Kanisius.

Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Terjemahan I. Soetikno. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton. (Peny.). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nunan, David. 1991. Language Reaching Methodology. New York: Prentice Hal. Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Ramlan, M. 1996. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: Karyono. Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya. Simatupang, Togar M. 1995. Pemodelan Sistem. Klaten: Mindita.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (Ed.). 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sneddon, James Neil. 1996. Indonesia Reference Grammer. Brisbane: Allen and Unwim.

Sudaryanto. 1990. “Data dalam Penelitian Kebahasaan Secara Linguistis: Pokok-pokok Pikiran,” dalam Aminuddin. (Ed.). Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: YA3.

Sudaryanto. 1994. Predikat-objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola-urutan. Jakarta: Djambatan.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugono, Dendy. 1995. Pelesapan Subjek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.


(6)

Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda.

Thornbury, Scott. 1999. How to Teach Grammar. Essex: Pearson Education Limited.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Uhlenbeck, E.M. 1982. Kajian Morfologi Bahasa Jawa. Penerjemah Soenarjati Djajanegara. Jakarta: Djambatan.

Wojowasito, S. 1976. Pengantar Sintaksis Indonesia: Dasar-dasar Ilmu Kalimat Indonesia. Bandung: Sinta Dharma.

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yuwono, Untung. 2004. Konstruksi Asindetis dalam Kalimat Bahasa Indonesia. Disertasi pada Program Pascasarjana FIB UI.