Bahan Penelitian Metode Penelitian

1. PENDAHULUAN

Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sudah banyak diketahui manfaat dari buah manggis untuk kesehatan. Menurut Tambunan 1988 dan Subroto 2008 bahwa kulit buah manggis memiliki aktivitas sebagai anti penuaan dini, anti hipertensi, antivirus dan antibakteri. Kandungan kimia yang terkandung pada kulit buah manggis meliputi saponin, tanin, flavonoid, triterpenoidsteroid, xanthone dan zat warna kuning yang berasal dari metabolit sekunder yaitu mangostin, α-mangostin dan β-mangostin. Menurut Cowan 1999 senyawa pada tumbuhan yang memiliki aktivitas antimikroba antara lain: senyawa fenol, polipeptida, terpen dan alkaloid. Senyawa fenol yang memiliki aktivitas antimikroba antara lain: piroganol, katekol, asam fenolat, kuinon, flavonoid, kumarin, tanin dan xantone. Linuma, et al. 1996 melaporkan α-mangostin yang merupakan senyawa xantone yang diisolasi dari kulit buah manggis memiliki daya antimikroba terhadap Staphylococcus aureus . Karena xanthone dari kulit buah manggis banyak memiliki khasiat, sehingga banyak produk kesehatan yang telah memanfaatkan khasiat xhantone terutama α-mangostin dengan menggunakan crude extract dari kulit buah manggis. Biasanya pelarut yang digunakan pembuatan crude extract adalah etanol 96, namun belum dapat ditentukan apakah senyawa alfa mangostin yang terkandung pada kulit buah manggis dapat terekstraksi seluruhnya dalam etanol 96. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengetahui kadar α-mangostin pada ekstrak etanol kulit manggis dan aktivitas antibakteri dari ekstrak tersebut terhadap Staphylococcus aureus .

2. Bahan dan Metode

2.1 Bahan Penelitian

Kulit buah manggis Garcinia mangostana L., etanol 96, metanol, kloroform, standar baku alpha mangostin, plat silika gel 60 GF 254 , alkohol 70, Muller Hilton Agar Lab, Nutrient Broth NB, NaCl 0,9, kertas whatman no. 41, klindamisin, dan stok murni bakteri Sthaphylococcus aureus

2.2 Metode Penelitian

2.2.1. Pengumpulan dan Pengolahan Simplisia Sampel dikumpulkan secara purposif dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Sampel kemudian diidentifikasi di Pusat Penelitian Determinasi Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Tabanan, Bali. Simplisia dicuci hingga bersih, kemudian dikeringkan pada temperatur ruang, setelah kering simplisia diserbuk menggunakan blender dan diayak. Hasil ayakan dikeringkan dalam oven dengan temperatur 40°C. Serbuk yang diperoleh, kemudian ditetapkan kadar airnya menggunakan moister analyzer Shimadzu pada temperatur 105°C. 2.2.2. Proses Maserasi Serbuk Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. Sampel dimaserasi dalam pelarut etanol 96 dengan perbandingan 1:10 bv selama 3 hari. Ampas yang diperoleh diremaserasi menggunakan etanol 96 dengan perbandingan 1:4 bv selama 24 jam. Maserat kemudian diuapkan pelarutnya dengan rotavapor temperatur 50°C, lalu dilanjutkan dengan penangas air temperatur 50°C hingga diperoleh ekstrak kental. 2.2.3 Penetapan Kadar Air Ekstrak Etanol 96 Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. Penetapan kadar air ekstrak etanol 96 kulit buah manggis dilakukan dengan metode gravimetri pada Materia Medika Indonesia Depkes RI, 1995. 2.2.4 Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96 Kulit Buah Manggis Skrining fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96 kulit buah manggis meliputi identifikasi saponin, flavonoid, alkaloid dan fenolik Depkes RI, 1995; Farnworth, 1966 2.2.5 Penetapan Kadar a. Pembuatan larutan sampel ekstrak etanol 96 kulit buah manggis Ditimbang 200 mg ekstrak kulit buah manggis dalam botol vial lalu dilarutkan dalam 2 mL etanol 96 dan disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian diencerkan kembali dengan perbandiangan 1:100 vv dilarutkan dengan etanol PA larutan sampel. b. Pengukuran Kadar alpha mangostin pada ekstrak etanol 96 kulit buah manggis Seri standar baku alpha mangostin dibuat dengan larutan standar konsentrasi 100 µgmL. Larutan standar ditotolkan sebanyak 1 µL, 4 µL, 8 µL dan 12 µL, 16 µL dan 20 µL. Larutan sampel ditotolkan sebanyak 4 µL. Plat dielusi dengan kloroform : metanol 10:0,1 dengan jarak pengembangan 8 cm. Plat dikeringkan dan spot diamati di bawah sinar Ultraviolet 254. Luas area dibawah kurva alpha mangostin diukur dengan Spektrofoto- densitometer. Kadar alfa mangostin dalam isolat ditentukan dari hasil regresi linier terhadap larutan standar alpha mangostin. c. Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Garcinia Mangostana L. Ekstrak etanol kulit buah manggis dibuat konsentrasinya menjadi 10, 1, 0,1, dan 0,01 bv gml. Konsentrasi tersebut dibuat dengan cara melakukan pengenceran pada ekstrak etanol kulit buah manggis, yaitu dengan menimbang ekstrak 100 mg kemudian dilarutkan dengan alkohol 70 hingga volumenya menjadi 1 ml. Untuk konsentrasi 1 dibuat dengan cara diambil 1 ml larutan uji konsentrasi 10 kemudian dilarutkan dengan alkohol 70 hingga volumenya 10 ml dan seterusnya untuk pembuatan konsentrasi 0,1 dan 0,01. 2.2.6 Pembuatan Suspensi Bakteri Kultur murni bakteri Staphylococcus aureus yang telah diremajakan dalam media Natural Broth NB diambil 1 ml dan disentrifuse dengan kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit. Bagian media yang terpisah dengan bakteri dicucikan dengan menggunakan NaCl 0,9 higga volumenya 1 ml. Suspensi tersebut divortex selama 5 menit hingga bakteri tersuspensi homogen. 2.2.7 Pengujian Aktivitas Antibakteri Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit manggis menggunakan metode disk difusion tes Kirby Bauer dengan bakteri uji Staphylococcus aureus dan media Muller Hilton Agar MHA. Sebanyak 100 µ l suspensi bakteri S. aureus disebarkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media MHA. Cakram difusi yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan larutan uji untuk masing-masing cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa cakram yang diisi alkohol 70, kontrol positif berupa cakram yang diisi klindamisin konsentrasi 1, dan kontrol media berupa cakram tanpa perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam media MHA yang telah disebar bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada temperatur 37 C selama 24 jam secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap zona hambat yang terbentuk. 2.2.8 Penentuan Konsentrasi Hambat minimum KHM dan Konsentrasi Bunuh minimum KBM Penentuan nilai KHM dan KBM dari ekstrak etanol kulit buah manggis menggunakan metode cakram difusi dengan konsentrasi larutan uji dibuat seri 0,1, 0,08, 0,06, 0,04 dan 0,02 bv gml media Muller Hilton Agar dan bakteri S. aureus. Cakram difusi yang terbuat dari kertas whatman, diisi dengan larutan uji untuk masing-masing cakram, dibuat juga kontrol negatif berupa cakram yang diisi alkohol 70, kontrol positif berupa cakram yang diisi klindamisin konsentrasi 0,02, dan kontrol media berupa cakram tanpa perlakuan. Cakram tersebut ditempatkan ke dalam media MHA yang telah disebar bakteri S. aureus kemudian diinkubasi pada temperatur 37 C selama 24 jam secara aerob. Pengamatan dilakukan terhadap zona hambat yang terbentuk dan ada tidaknya daerah bening. 3. Hasil 3.1 Pengumpulan dan pengolahan simplisia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Formulasi dan Karakterisasi Mikropartikel Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode Semprot Kering (Spray Drying)

2 44 87

Penetapan Kadar Alfa Mangosten dan Uji Aktivitas Antibakteri S. auerus Pada Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).

0 0 11