2.3 Tanaman Manggis
Garcinia mangostana Linn
Indonesia merupakan negara yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah eksotis yang sangat terkenal adalah manggis yang dijuluki sebagai si hitam
manis. Di dunia buah-buahan manggis sering dijuluki queen of fruits Gambar 2.
16
Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu Jawa Barat, Manggus Lampung, Manggusto Sulawesi Utara, Manggista
Sumatera Barat. Berdasarkan taksonominya, tanaman manggis termasuk dalam:
•
Divisi : Spermatophyta
•
Subdivisi : Angiospermae
•
Kelas : Dicotyledonae
•
Famili : Guttiferae
•
Genus : Garcinia
•
Spesies : Garcinia mangostana Linn.
30
Gambar 2. Buah manggis Garcinia Mangostana L
Gambar 3. Kulit buah manggis yang sudah dikeringkan
Manggis merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan, mulai dari daging buah, kulit buah, daun, batang dan akar. Buah
manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirupsari buah. Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan,wasir dan
luka. Kulit buah Gambar 3 dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Menurut Prihatman 2000
batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar kerajinan.
18
Kulit manggis yang dahulu hanya dibuang saja ternyata menyimpan sebuah harapan untuk dikembangkan sebagai kandidat obat.
Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi
misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, antijamur bahkan untuk pengobatan atau terapi penyakit HIV. Berbeda dengan jenis
buah-buahan lain, keunggulan buah manggis terletak pada kulit buahnya.
18,19
2.4 Nilai Farmakologis Kulit Buah Manggis
Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Menurut Mahabusarakam et al 1987, kulit buah manggis secara tradisional
digunakan pada berbagai pengobatan di negara India, Myanmar, Sri langka, dan
Thailand. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawa-senyawa yang bertanggungjawab terhadap
efek-efek tersebut.
18,19
Hasil penapisan fitokimia ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan oleh Masniari Poeloengan dan Praptiwi 2010 menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah
manggis mengandung komponen kimia yang mempunyai aktivitas antibakteri, yaitu saponin, tanin, alkaloid dan flavonoid.
18
Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel, apabila saponin
berinteraksi dengan sel bakteri, bakteri tersebut akan pecah atau lisis. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk
mengikat protein, sehingga mengganggu proses metabolisme. Mekanisme kerja alkaloid dihubungkan dengan kemampuan alkaloid untuk berikatan dengan DNA sel,
sehingga mengganggu fungsi sel diikuti dengan pecahnya sel dan diakhiri dengan kematian sel. Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan
bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi, tanin bekerja sebagai antibakteri dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri sehingga terbentuk
ikatan yang stabil dengan protein bakteri dan pada saluran pencernaan, tanin diketahui mampu mengeliminasi toksin.
18,19,29
Kulit buah manggis juga diketahui mengandung senyawa xanthone yang berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antimikrobial yang tidak ditemui
pada buah-buahan lainnya.
16
Senyawa xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis3- metil-2-butenil- 9H-xanten-9-on and
1,3,6,7- tetrahidroksi-2,8-bis3-metil-2-butenil- 9Hxanten-9-on. Menurut Jinsart 1992 keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-
mangostin.
18,19,21,29
2.5 Kerangka Konsep