Ishafan Persia Istanbul Turki

Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Shalah Al-Din, seorang pahlawan Islam yang terkenal pada perang salib. Ia tetap mempertahankan lembaga- lembaga ilmiah yang didirikan oleh Fathimiah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syiah kepada Sunni. Ia juga mndirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama mesjid yang dilengkapi dengantempat belajar teologi dan hokum. Karya-karya yang muncul pada saat itu dan sesudahnya adalah kamus biografi, compendium sejarah, manual hukum dan komentar- komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan dirumah-rumah sakit. Prestasi yang lain adalah didirikannya sebuah rumah sakit bagi ornag yang cacat pikiran. Setelah itu kekuasaan diambil alih oleh dinasti Mamamik. Dinasti ini mampu mempertahankan pusat kekuasaannya dari serangan bengsa Mongol dan mengalahkannya di Ayn Jalut dibawah pimpinan Baybars. Baybars dapat dikatakan sebagai pendiri dinasti ini. Ia juga pahlawan Islam pada saat perang salib. Pada masa itu, Kairo menjadi satu-satuya pusat peradaban Islam yang selamat dari serangan Mongol. Oleh karenanya, Kairo menjadi pusat peradaban dan kebudayaan Islam terpenting. Pada tahun 1261 M mengundang keturunan Abbasiah untuk melanjutkan Khalifahnya di Kairo. Kemudian banyak bangunan didirikan dengan arsitektur yang indah. Namun pada tahun 1517 M, dinasti Mamalik dikalahkan oleh kerajaan Usmani yang berpusat di Turki dan sejak itu Kairo hanya menjadi ibu kota provinsi dari kerajaan Usmani tersebut.

2.3 Ishafan Persia

Isfahan ialah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota kerajaan Safawi.Ardasir, raja Persia pernah membangun irigasi untuk pengaturan air dari sungai Zandah, bernama Zirrin Rod, berarti sungai emas. Hingga sekarang perekonomian negeri ini sangat bergantung kepada pertanian kapas, candu, dan tembakau. Kota ini, sebelum barada dibawah kerajaan Safawi, sudah beberapa kali mengalami pergantian penguasa: Diansti Samani tahun 301 H, kemudian direbut oleh Mardawij tahun 316 H dan memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad. Setelah itu jatuh ketangan penguasa Bani Buwaih dan pada tahun 421 H direbut oleh Mahmud Al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiah. Dari penguasa Ghaznawiah ini, Isfahan lepas ketangan penguasa Saljuk dan dijadikan sebagai tempat tinggal sultan Maliksyah. Pada tahun 625 H, terjadi pertempuran disini, ketika tentara-tentara Mongol menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam, kota ini ikut jatuh ketangannya tahun 790 H dan sekitar 7000 orang penduduknya terbunuh. 5 Setelah itu kota ini dikuasai oleh kerajaan Usmani tahun 955 H dan pada tahun 1134 H, terjadi pertempuran antara Husein Syah, Raja Safawi dengan Mahmud Al-Afgani, yang mengakhiri riwayat kerajaan Safawi sendiri. Pada tahun 1141 H, kota ini berada dibawah kekuasaan Nadir Syah. Ketika raja Safawi , Abbas I menjadikan Isafan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini menjadi kota luas dan ramai dengan penduduk. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas I, merupakan salah stu mesjid terindah di dunia. Pintunya dilapisi dengan perak. Di samping itu, ada lapangan dan tanaman yang terawat baik dan menawan.

2.4 Istanbul Turki

Istanbul adalah ibu kota kerajaan Turki Usmani yang sebelumnya merupakan ibu kota kerajaan Romawi Timur, yang bernama Konstantinopel. Jauh sebelum Turki Usmani dibawah sultan Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel, para pemimpin Islam sejak zaman Al-Khalifah Al-Rasyidah, kemudian khalifah bani Umayah dan Khalifah bani Abbas berusaha kearah itu. Namun, baru pada masa kerajaan Turki Usmani usaha itu berhasil. Setelah Muhammad Al-Fatih menjadikan Istanbul sebagai Ibu kota kerajaan Turki Usmani, ia melakukan penataan hal-ihwal orang Kristen Yunani Romawi. Dalam penataan tersebut ia tetap memberikan kebebasan tehadap pihak gereja, seperti yang dilakukan para pendahulunya dan mengakui agama lain sesuai dengan ajaran Islam yang menghormati keyakinan suatu agama. Sultan memberi kebebasan kepada penganut agama Kristen, misalnya untuk memilih dan menentukan agamanya. Penduduk Istanbul memang heterogen dalam bidang agama. Menurut sensus tahun 1477 adalah sebagai berikut: Muslim 8951 rumah tangga 60, penganut Kristen Ortodoks Yunani 3151 rumah tangga 21,5, Yahudi 1647 rumah tangga 11, dan lain-lain 1054 rumah tangga 7.5. Kehidupan keagamaan merupakan bagian terpenting dalam system sosial dan politik Turki Usmani. Pihak penguasa sangat terikat dengan syariat islam. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidupan rnegara dan masyarakat usmani. Mufti sebagai pejabat tinggi agama, berwenang menyampaikan fatea resmi mengenai problematika keagamaan. Tanpa legitimasi mufti, keputusan hokum kerajaan tidak bisa berjalan. Ilmu pengetahuan seperti fiqh, tafsir, kalam dan lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa usmani cenderung bersikap taqlid dan fanatic terhadap satu madzhab dan menentang madzhab-madzhab lainnya . 1 1 H.Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam,Semarang: Karya Toha Putra 2010 hlm 154 6 Kerajaan Turki Usmani dengan ibu kota Istanbul itu menjadi sebuah Negara adi daya pada masa jayanya. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Sebagai sebuah kerajaan Islam terbesar pada saat itu, maka raja- rajanya juga memakai gelat khalifah. Istana khalifah terletak di kota ini. Sebagai ibu kota, disinilah tempat berkembangnya kebudayaan Turki yang merupakan perpaduan bermacam- macam kebudayaan. Mereka banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, kebudayaan Bizantium banyak mempengaruhi kerajaan Turki Usmani ini. Kemudian sejak mereka pertama kali masuk Islam, Arab sudah menjadi guru mereka dalam bidang agama, ilmu, prinsip-prinsip kemasyarakatan, dan hokum. Huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan. Kekuasaan tertinggi memang berada di tangan sultan, tetapi roda pemerintahan dijalankan oleh Shadr Al-A’zham perdana menteri yang berkedudukan di ibu kota. Jabatan-jabatan penting, termasuk perdana menteri, seringkali justru diserahkan kepada orang-orang asal Eropa, dengan syarat menyatakan diri secara formal masuk Islam. Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid yang dibangun disana membuktikan kemajuannya. Gereja Aya Sophia, setelah penaklukan diubah menjadi sebuah masjid agung yang terpenting di Istanbul. Masjid-masjid yang penting lainnya adalah Masjid Agung Al-Muhhamadi, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari, Masjib Bayazid dengan gaya Persia, dan masjid Sulaiman Al-Qanuni. Di samping masjid, para sultan juga mendirikan istana- istana dan villa yang megah, sekolah, asrama, rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian umum, pusat-pusat tarekat, dan sebagainya.

2.5 Delhi India