Jenis-jenis Protein Sumber protein

18 mengalami disrupsi sehinnga komponen-komponen molekul tersebut mudah berdisiosasi. Ikatan jenis ini sudah dapat dipecah, misalnya dengan menambahkan alkohol pada larutanya atau dengan sedikit dipanaskan.

2.3.2 Jenis-jenis Protein

Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan berbagai cara. Berdasarkan komponen-komponen yang menyusunnya protein dapat dibedakan sebagai berikut. a. Protein bersahaja simple protein. Hasil hidrilisa total protein jenis ini merupakan campuran yang hanya terdiri atas asam-asam amino. b. Protein kompleks complex protein, conjugated protein. Hasil hidrolisa protein jenis ini, selain terdiri atas berbagai jenis ini selain terdiri atas berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen lain, misalnya unsur logam, gugusan phospat dan sebagainya, contoh : hemoglobin, lipoprotein dan sebagainya. c. Protein derivat protein derivative. Ini meripakan ikatan antara intermediate product sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native misal : albumosa, peptone dan sebagainya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1 Protein Hewani Yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang seperti protein dari daging, protein susu dan sebagainya. 2 Protein Nabati. Ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan seperti protein dari jagung, beras dan sebagainya. 19 Klasifikasi protein dapat pula dilakukan berdasarkan fungsi fisiologiknya, berhubungan dengan daya dukungnya bagi pertumbuhan badan dan bagi pemeliharaan jaringan : 1 Protein sempurna Bila protein ini sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. anak-anak yang sedang tumbuh dan kelompok rentan gizi memerlukan sumber protein yang mengandung kualitas protein lengkap, yaitu protein hewani. Protein yang tidak lengkap tidak sanggup memberi kesehatan gizi Achmad Djaeni, 2000:69. 2 Protein setengah sempurna. Bila sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung perkembangan badan. 3 Protein tidak sempurna. Bila sama sekali tidak mampu menyokong pertumbuhan badan, maupun pemeliharaan jaringan Achmad Djaeni, 2000:69.

2.3.3 Sumber protein

Dalam kualifikasi protein berdasarkan sumbernya, telah kita ketahui yaitu protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging, dan alat-alat seperti hati, pankreas, ginjal, jantung dan jeroan, yang terakhir seperti iso, gaster, babat. Susu dan telur termasuk sumber protein hewani kelas tinggi. Seperti protein hasil laut sangat sedikit mengandung lemak dan ini baik untuk program diet tapi kebanyakan orang banyak yang alergis terhadap protein hasil laut, dan seperti kerang-kerangan banyak mengandung kolestrol, 20 ayam, dan jenis burung lain serta telurnya juga merupakan sumber protein yang baik tapi bagian merahnya banyak mengandung kolestrol Sunita almatsier, 2001:100. Beberapa hal mengenai protein yaitu, protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, sedangkan protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein hewani lebih tinggi nilainya daripada protein nabati, sebab mengandung 10 macam amino utama. Kesepuluh asam amino harus masuk kedalam tubuh, sebab apabila tidak tubuh akan mengalami gangguan. Protein berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh, untuk pertumbuhan, mengganti bagian sel tubuh yang rusak, pertumbuhan enzim hormon, dan penghasil kalori Achmad Djaeni, 2000:70.

2.3.4 Fungsi Protein

Dokumen yang terkait

Hubungan Ketersediaan Sumberdaya Keluarga dan Tingkat Kepedulian Ibu dengan Status Kurang Energi Protein (KEP) Anak Balita

0 12 93

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA SISWA PUTRI DI SMA Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta.

0 2 4

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEk) Pada Siswa Putri Di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, DAN LEMAK DENGAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN, DAN LEMAK DENGAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KARTASURA 1, KECAMATAN KARTASURA, K

0 0 14

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI, PROTEIN DAN ZAT GIZI MIKRO ANTARA ANAK BALITA STUNTING DAN NON Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein Dan Zat Gizi Mikro Antara Anak Balita Stunting Dan Non Stunting Di Kelurahan Kartasura Kecamatan Kartasura Kabupa

0 0 17

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI PROTEIN HEWANI DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

0 1 2

SKRIPSI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEJADIAN BALITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI WILAYAH KECAMATAN KENJERAN SURABAYA

0 0 17

HUBUNGAN KURANG ENERGI PROTEIN DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI DESA BOWONGSO KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Kurang Energi Protein dengan Perkembangan Anak Balita di Desa Bowongso Kecamatan Kalikajar Kabupa

0 0 15