PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGANMENGGUNAKAN MODIFIKASIALAT PADA SISWA KELAS VDI SD NEGERI 2 DADAPAN ,KECAMATAN SUMBEREJO ,KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYA BERJALAN DI UDARA DENGANMENGGUNAKAN
MODIFIKASIALAT PADA SISWA KELAS VDI SD
NEGERI 2 DADAPAN ,KECAMATAN SUMBEREJO
,KABUPATEN TANGGAMUS
T.P 2011/2012

(Skripsi)

Oleh :
Triyanto
NPM.1013126035

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT
JAUH

GAYA BERJALAN DI UDARA DENGANMENGGUNAKAN
MODIFIKASIALAT PADA SISWA KELAS VDI SD
NEGERI 2 DADAPAN ,KECAMATAN SUMBEREJO
,KABUPATEN TANGGAMUS
T.P 2011/2012

(Skripsi)

Oleh :
Triyanto
NPM.1013126035

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta.
Bahagia, yoyo, dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi
Cabang Olahraga. Depdikbut : Jakarta.
Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa oleh
Suyono Danusayogo. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan
Atletik PASI. Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Propesi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Muller, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa
oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi
IAAF. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Sugiyanto.1993. Belajar Gerak. Jakarta: KONI Pusat

Surisman. 1997. Laporan PTK : Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui
Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar matematika di SD. 2
Segalamide Bandar Lampung.
Tarigan, Herman. 2010. Belajar Motorik. Universitas Lampung:Bandar Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Toho Cholik Motohir dan Gusril. 2004. Perkembangan Motorik Pada Masa Anakanak. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga,
Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas. Jakarta.
Universitas Lampung. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.
Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT Gramedia.
Jakarta.

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Untuk memecahkan suatu permasalahan sangat diperlukan suatu cara atau
metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan
keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan

penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang akan
dilaksanakan di SD Negeri 2 Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten
Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah kajian sistemtik dari upaya perbaikan pendidikan oleh sekelompok
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut (Ebbut dalam
Kusnandar, 2009: 43).
Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan
baik dan benar. Penelitian tindakan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.
b. menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.
c. dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan
beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan,
pengamatan (Observasi) dan tahap refleksi. Putaran spiral tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :


Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008: 70)
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 2
Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012, yaitu berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 putra dan 11 putri.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus.

2. Waktu Pelaksanaan penelitian
Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah
bulan dan terdapat 3 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 2 kali
pertemuan.

D. Pelaksanaan tindakan
1. Tes awal
2. Siklus Pertama
a) Rencana
1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus
pertama, yaitu penggunaan keset dan bilah bambu.
3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.
b) Tindakan
1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan
modifikasi alat yang telah disediakan.
2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu menolak pada keset dan melompati bilah bambu. Guna
memperbaiki gerakan menolak dan melompat pada lompat jauh
yang dipelajari.
3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang
dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c) Observasi
1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat
apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan
modifikasi alat keset dan bilah bambu dapat berjalan dengan baik
dan efektif.


2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus
pertama.
d) Refleksi
1) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua
3. Siklus II
a) Rencana
1) Membuat skenario pembelajaran.
2) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus
kedua, yaitu penggunaan bola yang digantung.
3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b) Tindakan
1) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan
modifikasi alat yang telah disediakan.
2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu melakukan gerakan menolak dan lompat dengan berusaha
menyentuh bola yang digantung guna memperbaiki gerakan
melompat dan saat melayang di udara pada lompat jauh yang

dipelajari.
3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang
dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.
c) Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat
apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan
modifikasi alat berupa bola yang digantung dapat berjalan dengan
baik dan efektif.
2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan.
d) Refleksi
1) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga.
4. Siklus III
a) Rencana
1) Membuat skenario pembelajaran.
2) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus
ketiga, yaitu penggunaan bola plastik yang diletakkan di atas pasir

dalam bak lompatan.
3) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
ketiga.

b) Tindakan
1) Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan
modifikasi alat yang telah disediakan.
2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu melakukan keseluruhan rangkaian gerak dasar lompat jauh
gaya Berjalan di udara dari awalan sampai sikap dengan berusaha
menyentuh bola yang diletakkan di atas pasir dalam bak lompat

jauh guna memperbaiki sikap mendarat pada lompat jauh yang
dipelajari.
3) Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan
yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih
salah.
c) Observasi
1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi

dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran
dengan penggunaan bola yang diletakkan di atas pasir dalam bak
lompat jauh dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.
d) Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning
ham dalam Muhajir (1997: 58) menyatakan alat untuk ukur instrument dalan
PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memec

Alat ukur itu pada penelitian ini berupa indikator-indikator dari penilaian
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di udara yang terlampir
pada lampiran 1.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data

dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut

P=

100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan.
f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

MOTTO

1. Keberhasilan setinggi apapun apabila cara mencapainya
mengaburkan nilai-nilai kebenaran ,menjadi sia-sia
belaka

2. Ketidak setiaan adalah jika seseorang melompat dari
satu hal ke hal lain , sedangkan kesetiaan adalah
memilih,berpihak dan menuntaskan satu hal

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan setiap manusia dalam
proses kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut,
sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
dan meningkatkan pribadi seseorang agar menjadi sosok manusia yang
beriman, cerdas, disiplin, terampil serta bertangggung jawab secara jasmani
maupun rohani yang dibentuk melalui proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pembelajaran pendidikan
secara langsung sebagai faktor pendukung dalam mencerdaskan anak bangsa.
Saat ini bangsa Indonesia menghadapi berbagai permasalahan pendidikan
antara lain tentang perluasan dan pemerataan memperoleh kesempatan belajar,
peningkatan mutu pendidikan, rendahnya mutu lulusan khususnya pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah telah berupaya agar mutu
pendidikan dapat meningkat, diantaranya dengan mengadakan berbagai
pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru, pengadaan
buku, penambahan dan perbaikan sarana prasarana sekolah.
Untuk mencerdaskan anak bangsa dapat disalurkan melalui pelajaran
Pendidikan Jasmani, karena Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata
pelajaran yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran setiap jenjang

pendidikan, baik SD, SMP ataupun SMA. Pendidikan Jasmani memberikan
sumbangsih dalam proses membentuk watak, perkembangan serta
pertumbuhan setiap peserta didik melalui pembelajaran aktivitas jasmani yang
dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana agar peserta didik memilki
jasmani dan rohani yang sehat secara mental maupun spiritual yang baik.
Selain itu, mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk
mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritualsosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Oleh karena itu, setiap
tujuan-tujuan pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani telah disusun dalam
sustu program pembelajaran yang terdiri dari berbagai macam cabang
olahraga, seperti bola basket, bulu tangkis, senam, atletik, aktivitas aquatik
(renang) bahkan aktivitas luar kelas (outdoor).
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah atletik, materi yang diajarkan
terdiri dari nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Nomor-nomor pada atletik
tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat,
sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien dan
efektif. Dalam cabang olahraga atletik terdapat beberapa nomor yaitu lari,
lompat, lempar. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat tinggi, lompat
galah dan lompat jangkit.
Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat dan mengangkat kaki ke
atas depan sambil melayang di udara melalui tolakan satu kaki untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat jauh memiliki tiga gaya atau
sikap melayang di udara, yaitu gaya berjalan di udara , gaya lenting

(menggantung) dan gaya duduk luncur (jongkok). Ketiga gaya lompat jauh
tersebut merupakan dasar gaya yang dipergunakan dalam perlombaan atletik.
Lompat jauh gayaberjalan di udara adalah gaya yang diperkenalkan pada
tingkat pemula hingga senior. Gaya ini lebih mudah dibandingkan dengan
gaya lainnya, sehingga akan memudahkan siswa untuk mengetahui,
mempelajari dan melakukan konsep gerak dasar awalan, menolak, melayang
di udara dengan cara berjalan di udara dan mendarat dengan baik dan benar,
serta mempraktikkan nilai-nilai disiplin, percaya diri, semangat, sportivitas
dan kejujuran.
Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SD Negeri 2 Dadapan
Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus, di sekolah tersebut masih
memiliki banyak kendala dalam proses pembelajaran, terutama pada proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal yang paling mendasar dalam menjadi
suatu kendala saat proses pembelajaran berlangsung adalah kurangnya sarana
dan prasarana yang tersedia di sekolah tersebut, sehingga proses
pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang optimal. Begitu pula yang
terjadi saat proses pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya
Berjalan di udara dalam cabang olahraga atletik, karena kurangnya sarana dan
prasarana yang tersedia menyebabkan peserta didik di sekolah tersebut
memiliki hasil pembelajaran yang rendah dalam materi pembelajaran atletik
khususnya nomor lompat jauh gaya Berjalan di udara dan masalah itu begitu
terlihat pada siswa kelas V di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan oleh penulis selama proses pembelajaran lompat jauh gaya
berjalan di udara berlangsung, penulis masih banyak menemui siswa kelas V

yang sulit dalam hal melakukan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya
berjalan di udara secara baik dan benar, terutama saat proses mendarat, yaitu
sebagian besar ketika tahap mendarat siswa masih menggunakan satu kaki
sebagai tumpuan sehingga keseimbangan badan yang dimiliki peserta didik
tidak tekontrol dengan baik, selain itu ada juga peserta didik yang terlihat
meletakkan posisi tangan di belakang badan saat melyang di udara, padalah
dalam proses melayang yang benar adalah kedua kanan berada di depan dan
ketika mendarat menggunakan kedua kaki untuk bertumpu sehingga
keseimbangan badan menjadi stabil. Didukung pula dengan sarana dan
prasarana yang kurang memadai, sehingga proses pembelajaran yang terjadi
di sekolah tersebut menjadi tidak bervariasi dan tidak kreatif bahkan peserta
didik terlihat pasif, hingga akhirnya tujuan pembelajaran yang diharapkan
tidak tercapai optimal. Selain itu, berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan
penulis secara objektif, penulis hanya mendapatkan siswa yang dapat
dikatakan tuntas dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh
gaya Berjalan di udara, yaitu hanya 20% atau 4 orang siswa yang dikatakan
tuntas dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya
Berjalan di udara
Bertitik tolak dari permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran
atletik terutama pada nomor lompat jauh gaya Berjalan di udara pada kelas V
di SD Negeri 2 Dadapan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus,
maka penulis tergerak untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul
Gaya Berjalan di
udara Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V di SD

Negeri 2 Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurang memadainya sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus.
2. Rendahnya kemampuan gerak dasar sikap badan di udara lompat jauh
gaya Berjalan di udara r pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012.
3. Rendahnya kemampuan gerak dasar mendarat lompat jauh gaya Berjalan
di udara pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan, Kecamatan
Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah melalui penggunaan modifikasi alat berupa keset dengan bilah
bambu dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya Berjalan di udara r pada siswa kelas IV di SD Negeri 2
Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun
Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah melalui penggunaan modifikasi alat berupa bola yang digantung
dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran gerak dasar lompat jauh

gaya Berjalan di udara pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012?
3. Apakah melalui penggunaan modifikasi alat berupa bola plastik yang
diletakkan di atas pasir dalam bak lompatan dapat meningkatkan
keterampilan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di
udara r pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan, Kecamatan
Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012?
D. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah siswa kelas V di SD Negeri 2
Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 2
Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus.
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya Berjalan di udara dengan menggunakan modifikasi alat
berupa keset dengan bilah bambu, bola yang digantung serta bola plastik
yang diletakkan di atas pasir dalam bak lompatan.
E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya
Berjalan di udara dengan model atau pendekatan melalui penggunaan
modifikasi alat yang tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar lompat
jauh gaya Berjalan di udara dengan modifikasi alat yang tepat dan
menyenangkan.
2. Bagi guru
Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran
yang bermakna dan berkualitas, menentukan modifikasi alat yang sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak
dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya sehingga tercapailah
keberhasilan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
3. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui mengenai usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa.

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama

: Triyanto

NPM

: 1013126035

Tempat tanggal lahir

: Dadapan 26 Februari 1967.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul Peningkatkan gerak dasar
lompat Jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan modifikasi alat
pembelajaran pada siswa kelas V di SDN 2 Dadapan,Kecamatan Sumberejo
Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah benar hasil karya
penulis, bukan menjiplak/plageat hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung,

Triyanto

Juni 2012

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobgil Alamin
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
anugrahdanrezeki kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan
karya terbaik kepadaBapakku Mukino dan Kinem yang sangat berarti dalam
hidup penulis.
Istriku Rusminiati ,anakku Novi Listiyasari dan Firanika Anggraini yang
penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga
membuat penulis menjadi kuat dan tegar untuk berusaha memberikan karya
terbaik ini.
Almamater FKIP Unila

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekon Dadapan Kecamatan
Sumberejo pada tanggal 26 Februari 1967. Sebagai putra
keenem dari sepuluh bersaudara dari pasangan bapak
Mukino dan Ibu Kinem. Penulis telah menyelesaikan
Pendidikan Formal Sekolah Dasar di SDN 1
Simpangkanan tamat pada tahun 1981, kemudian melanjutkan pendidikan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Margoyoso tamat pada tahun 1984
dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di Sekolah Guru Olahraga (SGO)
Siliwangi dan tamat pada tahun 1987.Penulis tercatat menjadi mahasiswa
Universitas Terbuka dan tamat tahun 2003, dan pada tahun 2010 penulis tercatat
menja di mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan melalui
Program S1 dalam jabatan. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Pemantapan
Kemampuan Belajar (PKM) di SDN 2 Dadapan Kecamatan Sumberejo
Tanggamus.

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat
dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang
mulia.Skripsi dengan judul Peningkatkan gerak dasar lompat Jauh gaya
berjalan di udara dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran pada siswa
kelas V di SDN 2 Dadapan,Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun
Pelajara 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2.

Drs. Baharrudin Risyak , M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.

3.

Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan FKIP Universitas Lampung yang juga selaku penguji telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis.

4.

Drs.Akor Sitepu , M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani
studi.

6.

Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7.

Bapak Puji Santoso AMa Pd selaku Kepala SDN 2 Dadapan,Kecamatan
Sumberejo yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada
siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8.

Siswa-siswi kelas V SDN 2 Dadapan,Kecamatan Sumberejo tahun pelajaran
2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9.

Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 dalam jabatan, ayo sukseskan
program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Tanggamus, 10 Juni 2012
Penulis,

Triyanto

I.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan
:
1. Melalui penggunaan modifikasi alat berupa keset dengan bilah bambu
dapat meningkatkan keterampilan pembelajaran gerak dasar lompat jauh
gaya Berjalan di udara pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan,
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Melalui penggunaan modifikasi alat berupa bola yang digantung dapat
meningkatkan keterampilan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
Berjalan di udara dara pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Dadapan
Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran
2011/2012.
3. Melalui penggunaan modifikasi alat berupa bola plastik yang diletakkan
di atas pasir dalam bak lompatan dapat meningkatkan keterampilan
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di udara pada siswa
kelas IV di SD Negeri 2 Dadapan, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten
Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai
berikut :
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar lompat
jauh gaya Berjalan di udara sebaiknya siswa melakukan proses
pembelajaran dalam lompat jauh gaya Berjalan di udara dengan
menggunakan modifikasi alat yang tepat dan menyenangkan.
2. Bagi guru
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumbangan
pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran yang bermakna dan
berkualitas, menentukan modifikasi alat yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat
mengoptimalkan segenap kemampuannya sehingga tercapailah
keberhasilan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani.
3. Bagi peneliti
Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
mengenai usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
gerak dasar lompat jauh siswa.

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesegaran jasmani, kemampuan, keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam
rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di
sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan
melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah membantu peserta
didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani (Depdikbud, 1993: 1).
Aktivitas Pendidikan Jasmani merupakan gejala yang kompleks. Artinya
kegiatan Pendidikan Jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan
budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang
terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku
manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut

memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang berdaya guna dan berhasil.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman
tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang profesional dari
domain belajar yaitu psikomotor, kognitif dan afektif. Oleh karena itu,
aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik
peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor.
B. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk
hidup. Selain itu, belajar juga merupakan suatu usaha untuk menambah dan
mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan berdasarkan
pengalaman yang didapat oleh seseorang.
Menurut A Tabrani Rusyan (1989: 7) mengatakan bahwa;
diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau
mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam
Kegiatan belajar itu sendiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut(Noehi,
Nasution, 1994:2) :
a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial;

b. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan baru
yang berlaku untuk waktu yang relatif lama;
c. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha, bukan karena proses
kematangan.
Dalam hal belajar tentunya tidak terlepas dari proses pembelajaran. Menurut
Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Mendiagnosis faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar. Dengan
demikian diharapkan pengajaran remedial akan meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa
penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah serangkaian proses
interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan
suatu pengalaman sehingga terjadinya suatu perubahan tingkah laku

seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu ataupun dari yang tidak bisa
menjadi bisa.
C. Belajar Gerak
Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang
mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan. Cholik (2004:1) mengatakan bahwa belajar keterampilan dan
kemampuan motorik merupakan sesuatu yang berkembang secara terus
menerus sesuai dengan tingkat perkembangan. Dengan demikian tugas utama
peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan
menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari
kemudian mengolah dan menginformasikan informasi tersebut sedemikian
rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk
keterampilan.
Sedangkan menurut Sugiyanto,dkk (2004:19) belajar gerak adalah
serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan
pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam
keterampilan.
Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan belajar yang harus dilalui oleh
peserta didik untuk dapat mencapai tingkat keterampilan yang sempurna
(otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan,
karena tahap belajar prasyarat untuk taraf barikutnya. Apabila ketiga tahapan
belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan
Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini

mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang
ideal.
Adapun tahap-tahapan dalam belajar gerak adalah sebagai berikut :
a. Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan
gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53)
adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang
apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa
memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara
melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam
benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual
dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap
kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar
gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil
mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar
berikutnya.
b. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsepkonsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini
juga sering disebut sebagai tahap latihan. Winkel (1984: 54) tahap latihan
adalah tahap dimana siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang
hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan
karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu
gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau

gerak tertutup? Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan
dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah
maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan
telah memiliki keterampilan yang memadai.
c. Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil,
karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya siswa dapat
merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru
untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki
tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas
gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan
dengan hasil yang baik dan benar. Winkel (1984: 55).
D. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada
keterampilan yang sifatnya kompleks dan berkembangnya sejalan dengan
pertumbuhan dan tingkat kematangan.
Menurut Sugiyanto (1993:13) keterampilan gerak adalah kemampuan untuk
melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan
perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang
telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan
semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan,
dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

Rusli Lutan dalam Herman Tarigan (2010:23) membagi tiga gerakan dasar
yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, 2) gerak non lokomotor, 3)
manipulatif. Gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan
tubuh ke atas, misalnya jalan, lari, lompat dan berguling. Gerak non
lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh
dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong
dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan
suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau
bagian tubuh yang lain, misalnya menggiring bola basket dan shooting bola.
Gerak dasar dalam lompat jauh gaya berjalan di udara adalah termasuk gerak
lokomotor kerena dilakukan dengan memindahkan tubuh dari satu tempat ke
tempat yang lain.
E. Atletik
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari
bahasa Yunani "athlon" yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang
olahraga yang diperlombakan pada olympiade pertama pada 776 SM. Induk
organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia).
Atletik merupakan cabang atau induk dari seluruh cabang olahraga, karena
dalam atletik terdapat segala aktivitas yang diperlukan dalam cabang olahraga
lainnya, seperti jalan, lari dan lompat. Nomor yang diperlombakan dalam
atletik ada beberapa macam, diantaranya adalah lari, lempar, lompat, dan

tolak. Nomor lari jarak pendek adalah 100, 200, 400 m, sedangkan jarak
menengah yang dilombakan adalah 800 m dan 1500 m. Untuk jarak jauh
adalah 300, 5000, 10000 m dan marathon (42,195 km). Sedangkan untuk
lempar adalah lempar cakram, lempar martil, untuk tolak adalah tolak peluru
dan lompat adalah lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit.
F. Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara
Lompat jauh termasuk dalam salah satu cabang atletik untuk nomor lompat.
Dalam cabang olahraga atletik, lompat jauh ini merupakan olahraga yang
menggabungkan kecepatan (speed), kekuatan (stenght), kelenturan
(flexibility), daya tahan (endurance) dan ketepatan (acuration) dalam upaya
untuk memperoleh jarak lompatan sejauh-jauhnya. Para peneliti
membuktikan bahwa suatu keterampilan melaksanakan rangkaian gerak dasar
atletik lompat jauh bergantung pada kecepatan daripada awalan atau ancangancang. Oleh karena itu, di samping memiliki kemampuan sprint yang baik
juga harus didukung dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
Dalam atletik lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para
pelompat, di antaranya gaya Berjalan di udara, gaya menggantung atau gaya
lenting, dan gaya jongkok. Dalam hal melakukan gerak dasar lompat jauh,
seperti awalan, tolakan, melayang, dan mendarat, ketiga gaya ini pada
prinsipnya sama saja. Namun, perbedaan dari ketiga gaya dalam atletik
lompat jauh ini dapat dilihat dari kondisi sikap tubuh pelompat pada saat
melayang di udara. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi bahan penelitian
adalah gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di udara

Adapun pelaksanaan lompat jauh gaya Berjalan di udara adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Lari Awalan
Tujuan dari lari awalan adalah guna mencapai kecepatan maksimum
yang terkontrol. Pada saat melakukan awalan pelompat harus
memperkirakan langkah lari sepanjang lintasan awalan lompat jauh.
Karena jika pelompat tidak memperkirakan langkah dan ragu-ragu
dalam melakukan sprint maka akan menimbulkan langkah akhir yang
tidak teratur, dan kemungkinan besar mengalami kerugian dalam
melakukan tolakan.
Karakteristik gerak dasar :
a. Panjang lari awalan bervariasi antara 10 langkah (untuk pemula)
b. Gerakan saat lari sama dengan lari sprint
c. Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai balok
tumpuan.
2. Tahap Bertolak/Bertumpu
Tujuan tolakan dalam lompat jauh adalah untuk memaksimalkan
kecepatan vertikal dan guna memperkecil hilangnya kecepatan
horizontol. Pada lompat jauh, tolakan dilakukan menggunakan kaki
yang terkuat sehingga menimbulkan gerakan ke atas depan sebagai
akibat reaksi. Saat menolak kaki tolak menginjak di papan tolak dengan
sekuat mungkin.
Karakteristik gerak dasar :
a. Kaki menolak pada balok tumpu dengan aktif dan cepat dengan

b. Waktu bertolak adalah dipersingkat, pembengkokkan minimum
dari kaki penumpu.
c. Paha kaki didorong ke posisi horizontal.
d. Sendi-sendi mata kaki, lutut, dan pinggang diluruskan penuh.
3.

Tahap Melayang Gaya Berjalan di udara
Sikap badan di udara merupakan sikap setelah kaki tolak
menolak/menumpu pada balok tumpuan, badan terangkat cepat
sehingga melayang di udara bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke
depan atas. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang
dilakukan oleh si pelompat, maka akan semakin dapat membawa titik
berat badan melayang di udara. Tahap melayang dalam lompat jauh
gaya Berjalan di udara dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan.
Pada saat melakukan gerakan melayang, keseimbangan badan harus
terjaga. Sangat penting gerakan tangan dan kaki dalam hal menjaga
keseimbangan dan persiapan untuk mendarat. Oleh karena itu, ayunan
kedua tangan bisa membantu keseimbangan. Dalam tahap melayang
dalam lompat jauh gaya Berjalan di udara, sikap berjalan di udara, saat
menumpu, kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya, disusul oleh
kaki tumpu. Kemudian sebelum mendarat, kedua kaki dibawa kearah
depan.
Karakteristik gerak dasar :
a. Tungkai ayun dipertahankan pada posisi tolak
b. Tungkai tolak mengikuti selama waktu melayang
c. Tungkai tolak ditekuk, ditarik ke depan dan ke atas mendekati
akhir gerak melayang

d. Kedua tungkai diluruskan ke depan untuk mendarat
4. Tahap Pendaratan
Tujuan dari tahap mendarat adalah untuk memperkecil hilangnya jarak
lompatan. Dalam tahap pendaratan ini, pelompat harus berupaya
mendarat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai badan atau lengan
jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu
pendaratan harus dilakukan dengan dua kaki dan yang perlu
diperhatikan saat mendarat dalam cabang atletik lompat jauh adalah
kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti dengan dorongan
pinggul ke depan. Sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang
yang bisa berakibat merugikan si pelompat itu sendiri. Karakteristik
gerak dasar :
a. Kedua kaki hampir sepenuhnya diluruskan
b. Badan dibengkokkan ke depan
c. Kedua lengan ditarik ke depan
d. Pinggul didorong ke depan menuju titik pendaratan

Gambar 1. Rangkaian keterampilan gerak dasar lompat jauh
gaya Berjalan di udara.
G. Modifikasi Alat

Alat merupakan alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan
pendidikan. Alat dalam proses pembelajaran dinilai penting karena dengan
adanya alat ini maka dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut
berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah
dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga
dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses pembelajaran lebih
efektif dan efesien.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
pendidikan menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi
dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka seorang guru dalam dunia pendidikan
khususnya dalam Pendidikan Jasmani dituntut agar dapat menciptakan serta
menggunakan alat pembelajaran yang dimodifikasi, baik dari segi bentuk
ataupun ukurannya, dalam hal tersebut modifikasi berarti proses pengubahan
bentuk asli ke dalam bentuk yang lebih sederhana, namun dalam proses
pengubahan tersebut tidaklah mengubah fungsi dan keguanaan dari alat yang
sebenarnya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia modifikasi adalah pengubahan dan
berasal dari kata ubah yang berarti lain atau beda, mengubah dapat diartikan
dengan menjadikan lain dari yang sebelumya sedangkan dari arti pengubahan
adalah proses, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat
juga diartikan pembaruan. Sedangkan menurut Bahagia dan Suherman

(2000: 1) modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat
memperlancar dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah keterbatasan ataupun kurang memadainya sarana
dan prasarana yang dimiliki setiap sekolah, maka dengan cara memodifikasi
alat pembelajaran yang akan digunakan dapat dijadikan suatu solusi alternatif
dari masalah yang dihadapi oleh setiap tenaga pengajar. Dalam hal tersebut
proses modifikasi sangatlah diperlukan untuk menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk
aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam
belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan
membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat
keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih
tinggi.
Selain itu, menurut Bahagia, Yoyo. Dkk. (2000:1) modifikasi merupakan
salah satu usaha yang dilakukan oleh para guru agar pembelajaran
mencerminkan DAP (developmentally appropriate practice), artinya tugas
ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan
dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh sebab itu DAP
termasuk didalamnya ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip
utama dalam memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat
pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat
pembelajaran yang sesungguhnya kedalam bentuk yang lebih sederhana

dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik dalam melakukan
rangkaian pembelajaran gerak yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan
hasil pembelajaran keterampilan peserta didik dalam melaksanakan gerak
yang diajarkan.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan modifikasi alat
pembelajaran berupa keset dengan bilah bambu yang dibuat sepanjang bak
lompat jauh, agar lebih menarik bambu dilapisi dengan cat berwarna cerah.
Bambu ini dipancangkan pada dua buah tiang penyangga dengan tinggi 30
cm dan dikolaborasikan dengan penggunaan keset. Bilah bambu ini juga
berfungsi agar siswa tertarik untuk melompat, dan memperbaiki sudut
tolakannya, sedangkan keset berfungsi sebagai patokan bagi peserta didik
untuk melakukan tolakan. Pada siklus kedua peneliti berencana menggunakan
bola yang digantung diatas bak lompat jauh, penggunaan modifikasi alat
tersebut bertujuan untuk memotivasi siswa dalam melakukan gerak dasar
melayang dan berjalan di udara dengan baik dan maksimal. Kemudian penulis
juga akan menggunakan bola plastik sebagai modifikasi alat pada siklus
ketiga dengan tujuan untuk memperbaiki gerak dasar mendarat siswa.
Pemilihan modifikasi alat bola plastik ini selain praktis dan mudah
penggunaannya, diharapkan modifikasi alat ini dapat menarik minat siswa
agar tertarik dan melakukan tugas gerak dengan baik. Dalam pelaksanaan
pembelajaran disediakan 1 buah bola, yang diletakkan di atas pasir dalam bak
lompat jauh sebagai posisi pendaratan siswa. Tujuan penempatan bola
tersebut adalah untuk memotivasi agar anak membungkukkan badan (posisi
jongkok) dan berusaha menyentuh bola yang ada di depannya sehingga tidak
mendarat dengan pantat.

H. Kerangka Pikir
Kemampuan gerak secara efesian adalah awal yang perlu dilakukan untuk
penampilan yang terampil. Penampilan gerak dasar adalah hasil dari kerja otot
yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan gerakan yang diharapkan.
Keberhasilan dalam belajar gerak dasar tergantung kekhususan unsur kondisi
fisik yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen
fisik dasar seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan dan koordinasi yang baik.
Selain itu, segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar siswa sangatlah
bergantung pada tingkat kreativitas seorang guru dalam menentukan model
pembelajaran dengan menggunakan alat pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan.
Bagi guru Pendidikan Jasmani, dalam permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa akibat keterbatasan alat pembelajaran semestinya bukanlah menjadi
kendala bagi seorang guru, karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat sangat menuntut guru Pendidikan Jasmani
untuk dapat memodifikasi alat pembelajaran serta menggunakan modifikasi
alat yang diharapkan dapat mempermudah dan membantu siswa dalam
menyerap segala materi pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan.
Begitu pula dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya Berjalan di udara,
banyak sekali ditemui siswa yang masih belum bisa mempraktikkan rangkaian
gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di udara dengan baik dan benar, semua
itu disebabkan akibat keterbatasan alat pembelajaran yang tersedia, selain itu
seringkali seorang guru Pendidikan Jasmani menggunakan alat pembelajaran
yang tidak disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan diri

siswa, sehingga hasil pembelajaran lompat jauh gaya Berjalan di udara siswa
belum mencapai tingkat optimal.
Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di udara siswa melalui
penggunaan modifikasi alat berupa keset dan bilah bambu, bola yang
digantung dan bola plastik yang diletakkan di atas pasir dalam bak lompat
jauh, karena peneliti yakin melalui pemberian tidakan tersebut dapat
membantu siswa dalam memperbaiki kualitas gerak dasar lompat jauh gaya
Berjalan di udara siswa secara keseluruhan, yaitu mulai dari sikap awalan
hingga sikap mendarat, sehingga hasil belajar lompat jauh gaya Berjalan di
udara siswa pun akan meningkat juga.
I. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
gaya Berjalan di udara diajarkan
dengan menggunakan modifikasi alat berupa keset dan bilah bambu, bola
yang digantung dan bola plastik yang diletakkan di atas pasir dalam bak
lompat jauh maka hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya Berjalan di
udara siswa

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 45

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHU PELAJARAN 2011/2012

0 16 45

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 1 KELAWI BAKAUHENI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 45

PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

1 9 42

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJOPRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 29 36

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

0 6 13

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

0 3 16

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMBER MULYO, KECAMATAN SUMBEREJO, KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

1 4 27

PENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGANMENGGUNAKAN MODIFIKASIALAT PADA SISWA KELAS VDI SD NEGERI 2 DADAPAN ,KECAMATAN SUMBEREJO ,KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

0 14 44

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 45